Anda di halaman 1dari 5

PEMBIAYAAN DAERAH

“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Utara”

Nama : Sherina Nihe

NIM : 19061102063

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2021

A. Latar Belakang Masalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri merupakan pencerminan kemandirian dari suatu daerah dalam
memenuhi kebutuhan dan mensejahterahkan masyarakat daerahnya. Pendapatan asli daerah biasanya
diperoleh dari adanya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya asli yang telah dimiliki daerah tersebut.
Setiap daerah pasti memiliki pendapatan asli daerah yang berbeda-beda. Daerah yang kaya akan sumber
daya alam dan maju dibidang industri cenderung memiliki pendapatan daerah yang tinggi dibandingkan
dengan daerah yang tertinggal.

Apabila suatu daerah tidak mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti, meskipun terjadi
peningkatan penerimaan PAD mungkin disebabkan karena tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah
satu indikator penting pemerintah daerah dalam memperlihatkan sejauh mana daerahnya mengalami
kemajuan dalam hal pengelolaan kekayaan yang telah dihasilkan oleh daerah. Dalam penciptaan
kemandirian daerah, pemerintah daerah harus beradaptasi dan berupaya meningkatkan mutu pelayanan
publik dan perbaikan dalam berbagai sektor yang berpotensi untuk di kembangkan menjadi sumber PAD.
Dalam upaya peningkatan kemandirian daerah pemerintah daerah juga dituntut untuk mengoptimalkan
potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar
untuk pembagunan pada sektor – sektor yang produktif di daerah.

Alasan digunakannya PDRB sebgai indikator pertumbuhan ekonomi daerah.

1. PDB/PDRB adalah jumlah dari nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari seluruh aktivitas
perekonomian.
2. PDB/PDRB dihitung atas dasar aliran barang-barang dan jasa-jasa dalam serta faktor-faktor
produksi dalam periode tertentu.
3. PDB/PDRB menyangkut hasil aktivitas ekonomi keseluruhan dalam suatu wilayah

Tingkat kesejahteraan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi karena suatu daerah
dapat dikatakan lebih maju dibandingkan daerah lain bila mempunyai tingkat pendapatan atau upah per
jam kerja yang lebih tinggi dari pada upah per jam kerja di daerah lain untuk jenis pekerjaan yang sama.
Tenaga kerja dan pengangguran dapat menjadi indikator pertumbuhan ekonomi daerah karena
pengangguran merupakan selisih antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah:

1. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara?
2. Apakah dana alokasi umum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara?
3. Apakah dana alokasi khusus berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara?

C. Pembahasan

Pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan masyarakat
yakni kesejahteraan yang adil dan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai kegiatan
pembangunan nasional diarahkan kepada pembangunan yang merata ke setiap daerah, khususnya daerah
yang cenderung masih memiliki kelemahan dalam penerimaan pendapatan.
Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang
direvisi dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi dengan UU Nomor 33 Tahun 2004, telah
membawa konsekuensi tersendiri bagi daerah untuk bisa melaksanakan pembangunan disegala bidang,
dengan harapan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh daerah.
Implikasi dari pemberian kewenangan otonomi daerah adalah menuntut daerah untuk
melaksanakan pembangunan yang diharapkan dapat dilaksanakan secara mandiri, oleh daerah baik
dari sisi perencanaan pembangunan, serta pembiayaannya.

Bank Dunia (1997) dalam Sumarsonodan Utomo (2009:67) menyebutkan bahwa antara
desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi mempunyai kemampuan kondisi sebagai berikut : (1)
Desentralisasi fiskal akan meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah sehingga berdampak positif
terhadap pertumbuhan, (2) desentralisasi fiskal mempunyai dampak meningkatkan instabilitas makro
ekonomi sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan, (3) desentralisasi fiskal untuk suatu daerah
bisa berdampak positif ataupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, hal tersebut tergantung
kesiapan kelembagaan daerah tersebut dalam menjalankan kebijakan desentralisasi fiskal. Dampak
positif di berlakukakannya desentralisasi fiskal pada pertumbuhan ekonomi, dapat di lihat dari
perkembangan ekonomi di Sulawesi Utara Tahun 2014-2018

Tabel 1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2014-2018

NO Tahun PDRB Harga Konstan (Miliar Rupiah)


1 2014 53.153.572,18
2 2015 60.039.316,01
3 2016 66.208.907,91
4 2017 72.331.444,92
5 2018 79.193.255,08
Total 330.926.496,1
Rata-rata 66.185.299,22
Sumber : BPS Prov. Sulawesi Utara, data diolah

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah PDRB Prov Sulawesi Utara tiap tahunnya
mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perekonomian Prov Sulawesi Utara secara
keseluruhan mengalami kenaikan. Pertubuhan perekonomian cenderung positif dan kondisi tersebut
akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan di Prov Sulawesi Utara. Untuk menyelenggarakan
ortonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang luas, nyata dan bertanggung jawab diperlukan
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuangan sendiri. Perkembangan PAD di Prov
Sulawesi Utara dapat dilihat pada table 2 berikut:

Tabel 2

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Prov Sulawesi Utara Tahun 2014-2019

NO Tahun Pendapatan Asli Daerah (Rp)


1 2014 937.681.927
2 2015 1.012.945.961
3 2016 1.141.321.190
4 2017 1.146.674.828
5 2018 1.253.804.978
6 2019 1.286.006.930
Total 6.778.435.814
Rata-rata 1.129.739.302,33
Sumber : BPS Prov. Sulawesi Utara, data diolah
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah Prov. Sulawesi Utara
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011.UU Nomor
33 Tahun 2004 Pasal 10 menyatakan bahwa yang menjadi sumber-sumber pembiayaan untuk
pembangunan daerah (capital investment) antara lain berasal dari PAD dan Dana
Perimbangan yang diterima oleh daerah-daerah dari Pemerintah Pusat. Dana Perimbangan itu
sendiri terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

Tabel 3

Realisasi Dana Perimbangan Prov Sulawesi Utara Tahun 2014-2019

NO Tahun PDRB Harga Konstan (Miliar Rupiah)


1 2014 1.093.949.318
2 2015 1.173.041.387
3 2016 1.855.433.464
4 2017 2.508.041.622
5 2018 2.505.846.774
6 2019 2.605.769.430
Total 11.742.081.995
Rata-rata 1.957.013.665,833
Sumber : BPS Prov. Sulawesi Utara, data diolah

Berdasarkan table 3 penerimaan daerah Prov Sulawesi Utara yang bersumber dari dana
perimbangan tahun 2014-2019 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan
bahwa dengan adanya dana perimbangan yang tinggi, maka dapat diartikan bahwa ketergantungan daerah
terhadap dana perimbangan sangat tinggi dan kemandirian penghasil PAD tergolong rendah.

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang berasal dari hasil pajak daerah, retribusI daerah,
bagi hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah (Bratakusuma, 2001:148)

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Arsyad (2004:7), pertumbuhan ekonomi diartikan


sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan,, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Prov. Sulawesi Utara.
2. 2.Dana Perimbangan (DP) memiliki pengaruhyang positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Prov. Sulawesi Utara.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi. Yogyakarta: YKPN.

Bratakusuma, Deddy Supriadi. 2001. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Sumarsono, H., Hadi S. 2009. Deliberate Inflation pada Kebijakan Desentralisasi Fiskal
Jawa Timur dan Dampaknya Bagi Pertumbuhan Daerah. JESP Vol.1 No.3, 2009. Malang:
FE Universitas Negeri Malang.

https://sulut.bps.go.id/indicator/13/622/1/realisasi-pendapatan-daerah-pemerintah-provinsi-
sulawesi-utara-menurut-jenis-pendapatan.html

https://manadokota.bps.go.id/indicator/52/63/1/produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-kota-
manado-atas-dasar-harga-berlaku-rupiah-.html

Anda mungkin juga menyukai