NIM : 19033118
JURUSAN FISIKA
2022
DIFRAKSI KRISTAL DAN KISI BALIK
Gambar di atas terdiri dari tabung yang dinamakan dengan tabung sinar-.X. Di dalam
tabung terdapat elektroda katoda dan anoda. Katoda K yang dihubungkan dengan
kutub negative suatu sumber listrik tegangan yang tinggi. Katoda ini dipanaskan
dengan suatu filamen agar lebih mudah dapat memancarkan elektron. Kemudian
anoda A yang terbuat dari logam berat dihubungkan dengan kutub positif suatu
sumber listrik tegangan tinggi. Baik katoda maupun anoda ditempatkan didalam
tabung hampa udara, agar perjalanan elektron dari katoda ke anoda tidak terganggu.
Anoda A didinginkan dengan air untuk menyalurkm kelebihan kalor yang timbul
karna benturan berkas elekron dengan permukaan anoda. Apabila pendinginan itu
tidak dilakukan, maka suhu anoda akan terus meningkat sampai terjadinya peleburan.
Beberapa sinar-X akan keluar dari tabung dan digunakan untuk tujuan-tujuan yang
tertentu. Radiasi yang dipancarkan memiliki spectrum kontinu yang lebar, dan
dilapisi oleh garis-garis diskrit. Spectrum kontinu disebabkan oleh pancaran radiasi
electron yang datang, kemudian dibelokkan oleh muatan inti atom sasaran.
Sedangkan garis-garis diskrit disebabkan oleh emisi yang berasal dari atom-atom
dalam sasaran setelah electron-elektron teresksitasi dan kembali kekeadaan semula
lagi.
Jika suatu berkas sinar-X melewati suatu medium, maka sebagian akan diserap oleh
medium. Intensitas berkas sinar-X setelah melewati medium dapat dituliskan dalam
bentuk
Dimana intensitas saat akan menyentuh permukaan medium dan x jarak yang akan
dilalui dalam medium. Parameter dikenal dengan “koefesien daya serap”.
Perumusan intensitas dari persamaan diatas sudah merupakan keharusan untuk
penyerapan dan penghamburan berkas sinar-x oleh atom-atom dalam medium.
2. Electron Cepat
Hamburan electron oleh atom disebabkan oleh medan listrik yang dihasilkan atom-
atom dalam zat padat. Medan listrik ini sangat besar bila dekat inti dan berkurang
dengan cepat dengan bertambah jaraknya dari inti. Di daerah yang jauh dari inti, init-
inti ini diselubungi oleh electron-elektron yang mengitarinya. Perhitungan
memperlihatkan bahwa panjang gelombang hamburan berkaitan dengan hamburan
electron dari atom yang berat. Ini berarti seberkas electron dihamburkan dengan kuat
sekali, karena dia memiliki jarak terdekat dengan inti. Sekalipun berkas electron
hanya dangkal masuk dipermukaan inti, namun electron menembus beberapa laisan
atom, sehingga menimbulkan pola-pola difraksi.
Difraksi yang timbul disebabkan oleh electron-elektron bagian luar maupun electron
bagian dalam. Tipe difraksi yang dihasilkan tidak ada perbedaan apabila berkas
electron tadi melewati Kristal.
3. Neutron
Neutron dapat digunakan untuk menjelaskan struktur dan masalah-masalah lain yang
berkitan dengan Kristal. Persyaratan yang utama ialah:
a. Radiasi memiliki sifat gelombang, sehingga gelombang yang dihamburkan dapat
bersuperposisi koheren, yang mana siperposisi ini akan memunculkan gambaran
tentang struktur medium penghambur.
b. Panjang gelombang radiasi memiliki ordo yang sama dengan jarak antara atom-
atom (a, b, dan c). sedangkan radiasi nutron memenuhi perssyratan ini.
adalah momentum Neutron. Panjang gelombang dapat juga dinyatakan dalam bentuk
energy
Dimana E = (p2/2m), dengan m adalah massa neutron dan h adalah konstanta Planck.
Satuan untuk adalah angstrom dan E adalah kV. Bila dimasukkan panjang
gelombang sekitar 1 angstrom, didapatkan energinya sekitar 0,08 eV. Energy ini sama
ordonya dengan ordo besaran energy termal kT pada suhu ruangan yaitu 0,025 eV,
disebut Neutron Thermal.
Mekanisme hamburan neutron yakni interaksinya dengan inti atom pada Kristal.
Interaksi ini adalah interaksi kuat yang disebabkan kuatnya interaksi inti (neutron dan
proton secara bersama di dalam inti). Karena memiliki muatan netral, neutron tidak
berinteraksi dengan electron-elektron di dalam Kristal. Sehingga tidak seperti sinar-X
yang dihamburkan oleh electron, tetapi neutron dihamburkan oleh electron, tetapi
dihamburkan oleh inti atom dalam zat padat.
a. Untuk atom-atom yang ringan seperti hydrogen lebih baik dijelaskan dengan pola-
pola yang diperlihatkan oleh hamburan neutron, sebab hanya memiliki electron
untuk menghamburkan sinar-X, electron tidak memberikan sumbangan yang
berate pada pola difraksi sinar-X.
b. Pola neutron dapat membedakan atom-atom yang memiliki isotope yang berbeda,
sedangkan difraksi sinar-X tidak.
c. Difraksi neutron dapat memberikan sumbangan yang berate dalam menyelidiki
Kristal yang bersifat magnetic.
d. Menggunakan difraksi neutron lebih baik dari difraksi sinar-X, dalam menyelidiki
getaran-getaran kisi.
B. Hukum Bragg
Bila suatu berkas sinar monokromatis (sinar-X) didatangkan pada permukaan
suatu Kristal, maka dia akan dipantulkan. Pantulan akan terjadi hanya jika sudut-sudut
berkas sinar yang dating memiliki harga-harga tertentu yang bergantung pada panjang
gelombang. Dan jarak atom-atom (a) pada kristal. Dimana ini terjadi apabila panjang
gelombang sinar-X lebih kecil dari pada 2x jarak antara bidang pemantulan dalam kisi
ristal yang dimaksud. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar dibawah yang menggambarkan
Kristal sebagai suatu kumpulan bidang-bidang yang sejajar, sebagai bidang kedudukan
atom-atom. Berkas sinar-X datang dan dipantulkan sebagian oleh masing-masing bidang,
yang bekerja seperti cermin, dan sinar-X yang di pntulakn kemudian terkumpul secara
serentak pada saat pencatat disuatu jarak tertentu.
Sinar-sinar yang dipantulkan berinterferensi saling menguatkan akan terjadi apabila
perbedaan jalan yang ditempuh oleh sinar merupakan kelipatan panjang gelombang. Oleh
karena itu:
Λ adalah panjang gelombang dan n adalah bilangan kelipatan positif. Perbedaan jalan
yang ditempuh oleh sinar 1 dan 2 adalah :
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
Pernyamaan harga ⃗⃗⃗⃗⃗ dengan ⃗⃗⃗⃗⃗ berdasarkan pada anggapan bahwa pemantulan yang
terjadi adalah pemantulan spekuler yaitu apabila sudut berkas yang dating sama dengan
sudut berkas yang dipantulkan, yaitu . Jika jarak antara bidang dinyatakan dengan
d makan harga d ialah
adalah sudut singgung antara berkas sinar datang dengan bidang pemantulan.
Pada sudut lain sinar-sinar pantul berinterferensi saling menghapuskan, akibatnya berkas
sinaryang dipantulkan tidak muncul, dengan kata lain berkas sinar datang melewati
Kristal tidak mengalami gangguan.
Susunan alat percobaan, b) pola difraksi Kristal Mg dengan sinar-X yang datang
sejajar dengan sumbu simetri kelipatan 6.
Seberkas sinar-x yang bewarna putih (suatu spektrum yang memiliki panjang
gelombang yang kontinu) didatangkan pada kristal, yang orientasinya (kristal)
relative tetap terhadap berkas sinar-x yang datang. Plat film diletakkan dibelakang
alat. Karena panjang gelombang yang datang kontinu, kristal akan memilih suatu
panjang gelombang tertentu yang memenuhi persamaan Bragg pada posisi ini, dan
berkas sinar yang didifraksikan dengan sudut tertentu (memenuhi persamaan Bragg).
Berkas sinar yang keluar akan dicata oleh plat film sebagai suatu titik hitam. Tetapi
selama panjang gelombang yang terkait dengan yang menimbukan titik hitam tidak
diketahui, maka tidak dapat dihitung jarak antara bidang, secara aktualnya hanya
perbandingannya. Karena itu yang dapat ditentukan hanya bentuk dan tidaklah ukuran
unit sel yang sebenarnya. Dasar kerja metode Laue dapat dilihat dalam gambar. Perlu
dicatat bahwa jika arah berkas sinar datang searah dengan salah satu sumbu simeteris
kristal maka pola-pola difraksi juga akan simetris. Garnbar memperlihatkan
kesimetrisan keilipatan 6 dari sumbu simetris pada atom Mg yang memiliki struktur
Heksagonal.
Dari hasil pencatatan pola-pola difraksi (sinar dan intensitasnya) dalam berbagai
macam posisi kristal, maka ini merupakan salah satu yang dapat menentukan bentuk
dan ukuran unit sel serta susunan atom di dalarnnya.
3. Metode Serbuk
Metode ini digunakan untuk menentukan struktur kristal, baik beratom tunggal
rnaupun tidak. Kristal dijadikan serbuk yang berjaringan halus kemudian dimasukkan
ke dalam silinder kaca, atau kristal boleh juga berbentuk poli kristalin, dalam hal ini
kristal terdiri dari sejumlah besar kristal yang terdiri dari kristalid-kristalid kecil-kecil
yang tersebar secara acak. Suatu berkas sinar-x monokromatis didatangkan pada
kristal ini, dan berkas sinar yang didfiaksikannya akan dicatat oleh lapisan film yang
ditempelkan pada bagian dalam silinder, yang sumbu putarnya melalui kristal.
Karena sangat besarnya jumlah kristal kecil-kecil ini yang tersebar secara acak, tentu
saja cukup banyak tersedia kristal yang berkedudukan relatif terhadap sinar datang
memenuhi persamaan Bragg. sehingga pola difraksi akan kelihatan keluar dari kristal
dengan sudut tertentu seperti pada gambar
Selama λ dikelatuhi dan dapat diukur, maka jarak antara bidang-bidang dapat
dicari. Kumpulan bidang yang lainnya ditunjukkan oleh adanya berkas sinar difiaksi
yang lain, yang didapatkan jarak antara bidangnya, berbeda dengan menggunakan
panjang gelombang datang yang sama. Sehingga dapat ditentukan secara nyata
parameter kisi a, b, dan c dengan tepat, khususnya jika struktur kristal sebelumnya
sudah diketahui. Perlu diperhatikan bahwa selama kristal simetris pada perputarannya
dan berkas sinar datang sebagai suatu sumbunya, maka berkas sinar yang
didifiaksikan akan membentuk kerucut dengan besar sudut puncak sama dengan 2
dan sumbu kerucut berada sepanjang arah berkas sinar datang.