Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTEK SISTEM KENDALI KONTINYU

PARAMETER ELEMEN PROPORSIONAL

Dosen Pengampu:

Renny Maulidda, S.T., M.T.

Disusun oleh:

Kelompok 5

Deva Markinashella 061940340248


M. Widad 061940341932
M. Yuda Alphidah 061940341936
Rinaldi 061940341939

Kelas: 4 ELA

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2021
PARAMETER ELEMEN PROPORSIONAL

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum Parameter Elemen Proporsional,


diharapkan praktikan:
a. Dapat mengetahui parameter elemen proporsional
b. Dapat memahami parameter elemen proporsional
c. Dapat menganalisis parameter elemen proporsional

2. Teori Dasar

Elemen Aksi-Proporsional (elemen P) merupakan elemen transfer linear


yang paling sederhana diantara semua elemen transfer linear. Output variabel
x dan input variabel y dikombinasikan berdasarkan rumus matematika

Pada elemen P, variabel input y(t) berdampak langsung terhadap


variabel output x(t), elemen P merupakan transfer elemen tanpa delay
(penundaan). Parameter Kp merupakan koefisien proporsional.

Grafik berikut menunjukkan step response dan block symbol dari


elemen P. Dan gambar terakhir memuat step response yang dapat
memudahkan kita untuk mengidentifikasi sebuah elemen kontrol dalam
bentuk struktur control loop.

Gambar 1. Step response dan block symbol dari elemen proporsional

Pada sistem output kita akan mendapatkan kembali sinyal input tetapi
sinyalnya sudah dikuatkan atau dilemahkan oleh faktor Kp. Dengan
demikian, elemen P merupakan elemen transfer dengan penggantian
(compensation). Perhatikan bagan berikut.
Gambar 2. Bagan elemen transfer linear untuk elemen proporsional

Contoh untuk Elemen P

Jaringan listrik di bawah ini merupakan contoh elemen P dalam


pengertian secara teknis.

Gambar 3. Jaringan listrik contoh elemen proporsional

Pada gambar di atas, jika memilih arus i sebagai variabel masukan dan
tegangan u sebagai variabel keluaran, jaringan listrik yang ditampilkan
merupakan elemen P yang berperilaku sesuai dengan hukum Ohm u = R× i.
3. Langkah Kerja

Langkah kerja dari percobaan parameter elemen proporsional antara


lain sebagai berikut.
a. Hubungkan modul pengendali UniTrain Interface SO04203-2A ke
UniTrain Experimenter SO4203-2B, lalu buat rangkaian sesuai dengan
perintah gambar.
b. Agar hasil grafik step response dapat terlihat, hubungkan USB pada modul
SO04203-2A ke laptop yang digunakan.
c. Buka software L@Bsoft pada laptop untuk melihat grafik step response
hasil percobaan.

Gambar 4. Step response pada Labsoft

d. Aktifkan plotter step response dan konfigurasikan seperti tabel di bawah


ini.
Tabel 1. Tabel konfigurasi untuk elemen proporsional
Settings Input
Channel A Meas. range: 10 V Coupling: DC
Channel B Meas. range: 10 V Coupling: DC
Other Range: 100 Offset: 0
Settings Output
Step change from ... to ...
0 50%
Delay time/ms 0
Measurements 300
Settings Diagram
Display Channel A
x-axis from ... to ... 0 1s
y-axis from ... to ... 0 100
e. Klik kanan pada laptop untuk memunculkan menu Properties yang bisa
digunakan untuk mengatur display, scale, grid, zero lines dan font sesuai
dengan yang kita inginkan.

Gambar 5. Tampilan pengaturan display

Gambar 6. Tampilan pengaturan scale


Gambar 7. Tampilan pengaturan grid

Gambar 8. Tampilan pengaturan zero lines

Gambar 9. Tampilan pengaturan font


f. Jika kabel USB pada UniTrain SO04203-2A sudah terhubung dengan
laptop maka tombol play yang ada di toolbar akan berubah warna menjadi
hijau.

Gambar 10. Perubahan tombol play pada toolbar software Labsoft

g. Setelah menghubungkan kabel USB UniTrain SO04203-2A pada laptop,


software L@Bsoft harus di close terlebih dahulu atau akan terjadi error.
h. Kemudian kita bisa memutar atau mengatur potensiometer yang ada di
modulator untuk mengatur grafik step response yang dapat kita lihat pada
software L@Bsoft.
i. Simpan hasil grafik step response yang ditampilkan pada software
L@Bsoft.
4. Gambar Rangkaian Percobaan
Gambar rangkaian pada percobaan parameter elemen proporsional
dapat dilihat pada gambar-gambar di bawah ini.

Gambar 11. Rangkaian percobaan parameter elemen proporsional dari modul


materi (Labsoft)

Gambar 12. Rangkaian parameter elemen proporsional pada Modul UniTrain


Interface SO04203-2A
Gambar 13. Rangkaian parameter elemen proporsional pada Modul UniTrain
Experimenter SO4203-2B

Gambar 14. Rangkaian parameter elemen proporsional pada modul UniTrain


5. Hasil Percobaan pada Labsoft
Berikut hasil dari percobaan parameter elemen proporsional yang
ditampilkan pada software L@Bsoft.

Gambar 15. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur pada garis minimum

Gambar 16. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur pada garis keempat
Gambar 17. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur pada garis keenam

Gambar 18. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur pada garis
kesembilan
Gambar 19. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur pada garis maximum

Gambar 20. Saat potensiometer yang ada di modulator diatur naik secara berkala
dari garis minimum ke maximum
6. Analisa dan Kesimpulan
• Analisa

Dalam percobaan ini, input dari rangkaian merupakan analog output


y(t), dan output dari rangkaian adalah analog input x(t). Input y(t) merupakan
set point atau reference, yakni nilai yang kita inginkan untuk tercapai, lalu
y(t) akan menuju ke Kp, dan dari keluaran Kp nilainya dimasukkan kembali
menjadi input, sehingga pada output x(t) kita akan mendapatkan kembali
sinyal input tetapi sinyalnya sudah dikuatkan atau dilemahkan oleh faktor Kp.
Artinya parameter proporsional bekerja dengan menggunakan prinsip closed
loop. Itulah mengapa inputnya merupakan analog output dan outputnya
merupakan analog input, sebagaimana prinsip kerja dari closed loop system
control.

Pada praktikum ini, kami hanya menggunakan satu Channel dari modul
UniTrain Interface SO04203-2A, yakni Channel A. Pertama, kita hubungkan
pin ground yang ada pada ANALOG OUT UniTrain Interface SO04203-2A
ke pin ground yang ada pada UniTrain Experimenter SO4203-2B dan pada
pin S dihubungkan ke pin input Kp yang ada pada UniTrain Experimenter
SO4203-2B, lalu pada ANALOG IN pada Channel A, pin A- dihubungkan ke
pin ground, kemudian pin A+ dihubungkan ke pin output Kp yang ada pada
UniTrain Experimenter SO4203-2B. Setelah rangkaian pada modul UniTrain
selesai, dilanjutkan dengan mengatur parameter input dan outputnya melalui
software L@Bsoft, yakni input Channel A 10V DC range 100, dan output
senilai 50% dengan measurements 300. Lalu mengatur properties display dan
scale, yakni display pada Channel A dengan garis ketebalan bernilai 3, dan
pada X-Axis minimum 0, maksimum 10, dengan division 1. Lalu pada Y-
Axis minimum 0, maksimum 100 dengan division 10.

Setelah pengaturan di software L@Bsoft selesai, kita tinggal


menjalankan programnya dengan meng-klik tombol play pada toolbar,
sehingga dapat terlihat hasil step response dari rangkaian yang kita buat pada
modul UniTrain, lalu untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan di step
response tersebut, kita dapat mengatur potensiometer yang terpasang pada
modul UniTrain kita, nilai yang kita kendalikan melalui potensiometer
tersebut dapat juga disebut dengan gain, dengan mengendalikan gain kita
dapat memperoleh hasil yang kita inginkan melalui trial dan error. Hasil step
response dari parameter proporsional ini dapat dilihat pada gambar-gambar
yang terlampir, berupa garis lurus. Pada gambar yang terlampir
memperlihatkan beberapa sample yang berbeda, yakni pada 0%, 30%, 50%,
80%, 100% dan grafik berbentuk tangga. Bagaimana memperoleh step
response yang beragam seperti itu? Yakni dengan mengendalikan nilai K P
melalui potensiometer yang terdapat pada modul UniTrain Experimenter
SO4203-2B. Dapat dianalisa bahwa input berdampak langsung pada output,
saat kita mengubah-ubah input maka outputnya akan turut berubah, saat gain
diubah maka responnya akan ikut berubah, input yang digunakan adalah input
step, jadi mau diubah sedemikian rupa hasil output akan berupa garis lurus,
keluaran parameter proporsional merupakan perkalian antara konstanta
proporsional dengan masukannya, perubahan pada sinyal masukan akan
segera menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya sebesar
konstanta pengalinya, mengapa parameter ini disebut dengan parameter
proporsional ialah karena outputnya proporsional atau akan sama dengan
inputnya, grafik step response akan berubah apabila potensiometernya
digerakkan, dan parameter proporsional menggunakan prinsip closed loop
control system.
• Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan:

 Bentuk dari step response elemen proporsional adalah berupa garis


lurus, grafik dari step response dipengaruhi oleh nilai Kp atau gain
yakni dengan memutar potensiometer ke arah yang diinginkan, jika
diputar ke arah maksimum maka step response akan berada di level
100%, sedangkan apabila diputar ke arah minimum maka step response
akan berada pada level 0%.
 Input berdampak langsung pada output, saat kita mengubah-ubah input
maka outputnya akan turut berubah, dengan kata lain saat gain diubah
maka responnya akan ikut berubah.
 Input yang digunakan adalah input step, jadi mau diubah sedemikian
rupa hasil output akan berupa garis lurus.
 Keluaran parameter proporsional merupakan perkalian antara konstanta
proporsional dengan masukannya, perubahan pada sinyal masukan akan
segera menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluarannya
sebesar konstanta pengalinya.
 Parameter proporsional menggunakan prinsip close loop control system,
dimana nilai output akan dikembalikan menjadi nilai input untuk
diproses kembali agar mendapat nilai set point yang diinginkan.
 Mengapa parameter ini disebut dengan parameter proporsional ialah
karena outputnya proporsional atau akan sama dengan inputnya.

Anda mungkin juga menyukai