Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pengawasan (controlling) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk mengendalikan pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang, agar proses pekerjaan tersebut sesuai dengan hasil

yang diinginkan. Kontrol atau pengawasan adalah fungsi didalam manajemen

fungsional yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan semua unit/satuan

kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan, yang bertujuan agar tidak terjadi

penyimpangan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokoknya

masing-masing.

Para pimpinan hendaknya memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

 para bawahannya, untuk meminimalisir kesalahan ataupun penyimpangan yang

terjadi. Maka dari itu, diperlukan pengembangan pegawai melalui pengawasan.

Dengan kata lain bahwa pengawasan merupakan fase untuk menilai apakah

sasaran-sasaran yang ditetapkan telah dicapai dengan memuaskan atau tidak.

Proses akhir dari pengawasan akan membatu dalam pengembangan sumber

daya manusia. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman mengenai pengawasan

agar dapat membantu proses pengembangan sumber daya manusia. Setiap

 perusahaan pasti memiliki divisi pengembangan SDM dalam struktur

organisasinya. Divisi pengembangan SDM pada dasarnya memiliki tugas dan

1
tanggung jawab untuk membantu karyawan dalam mengembangkan kepribadian

 personal dan keterampilan organisasional mereka.

Pengembangan SDM pada sebuah perusahaan pasti membutuhkan proses

 pengawasan. pengembangan SDM adalah proses di mana karyawan dalam

sebuah perusahaan dibantu secara terencana untuk meningkatkan kemampuan

sehingga bisa menyelesaikan berbagai macam tugas yang berhubungan dengan

 peran mereka di masa depan. Kegagalan suatu pengawasan merupakan kegagalan

 perencanaan dan keberhasilan perencanaan tersebut adalah merupakan

keberhasilan dari tindakan pengawasan tersebut. Pengawasan yang efektif akan

membantu usaha-usaha untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk

memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai rencana.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi ini berusaha untuk menjamin

kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya. Dengan adanya fungsi

 pengawasan, dapat diketahui apakah pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana

semestinya atau terjadi kesalahan atau penyimpangan. Jika telah diketahui,

tindakan lebih lanjut dapat dilaksanakan. Kemudian, dapat diusahakan untuk

meningkatkannya dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan perbaikan.

1.2.  Rumusan Masalah

1.2.1. Apa itu pengawasan ?

1.2.2.  Bagaimana mengembangkan Sumber Daya Manusia melaui

 pengawasan ?

1.3.  Tujuan

1.3.1.   Untuk mengetahui apa itu pengawasan.

2
1.3.2.   Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan Sumber Daya

Manusia melalui pengawasan.

1.4.  Manfaat.

1.4.1.   Mengetahui apa itu pengawasan.

1.4.2.   Mengetahui bagaimana mengembangkan Sumber Daya Manusia

melalui pengawasan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus

dilaksanakan oleh seorang controller  (pengawas). Pengawasan dilakukan untuk

menemukan dan mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang

telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan, pada setiap

tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan pengawasan. Sebab apabila terjadi

 penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi atau perbaikan.

Seorang controller (pengawas) harus menyelaraskan tingkat jaminan sumber

daya dengan kebutuhan rencana-rencana yang pasti dengan proses mencatat atau

dengan pengendalian perkembangan ke arah tujuan pokok dan sasaran serta metode

 pencapaiannya yang memungkinkan seorang pengawas melihat lebih awal adanya

 penyimpangan. Oleh karena itu, pengawasan berkaitan erat dengan perencanaan.

Pengawasan (Controlling)  dapat diartikan secara negatif, positif, dan dalam

arti luas. Dalam arti negatif pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-

cari kesalahan kemudian memberikan sanksi, dan melakukan larangan-larangan.

Dalam arti positif pengawasan ialah tindakan-tindakan agar organisasi atau

 perusahaan berjalan terarah, tidak terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau

kebocoran di segala bidang. Sedangkan dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas

controller  untuk melakukan pengamatan, penelitian dan penilaian dari pelaksanaan

4
seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan yang sedang atau telah berjalan untuk

mencapain tujuan yang telah ditetapkan.

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang

terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan merupakan suatu

usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan

 perencanaa, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan

nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur

 penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang

diperlukan. 2.1.1 Jenis-jenis Pengawasan

1.   Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan

yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.”

Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan

langsung atau

 pengawasan melekat (built in control)  atau pengawasan yang dilakukan secara

rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah

untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah

 pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit

 pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di

Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga

tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam

menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan

aparat
5
 pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya

6
 perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses

harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak

memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2.   Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang

dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga

dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini

dilakukan

 pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan

 pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara

lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem

 pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki.

Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh

atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan

terdeteksi lebih awal.

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan

terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini

lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah

ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan

 pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya

 penyimpangan.

3.   Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang

7
dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan

8
 pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan

 pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti-

 bukti penerimaan dan pengeluaran. Di sisi lain, pengawasan berdasarkan

 pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah pemeriksaan

terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan

hak itu terbukti kebenarannya. Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan

kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah

 pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi,

yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.

2.1.2   Proses Tahap-Tahap Pengawasan

1.   Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)

Tahap pertama dalam pengendalian adalah penetapan standar pelaksanaan.

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan

sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Standar adalah kriteria-kriteria

untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut dapat dalam bentuk

kuantitatif ataupun kualitatif. Standar pelaksanaan (standard performance) adalah

suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu

 pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.

Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut kriteria:

ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang umum adalah:

a)   Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah

langganan, atau kualitas produk.

9
 b)  Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup

 biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan,

dan lain-lain.

c)  Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu

suatu pekerjaan harus diselesaikan.

2.   Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.

Penentuan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk

mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam

 pengendalian adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara

tepat. 3.  Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata

Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan pengukuran

 pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus.

Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan

(observasi), laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan

 pengambilan sampel.

4.   Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan

nyata

dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

5.  Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus

diambil. Tindakan koreksi mungkin berupa:

a.  Mengubah standar mulu-mulu (barang kali terlalu tinggi atau terlalu

10
rendah)

11
 b.  Mengubah pengukuran pelaksanaan

c.  Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan

 penyimpangan-penyimpangan.

2.1.3   Fungsi Pengawasan

1.   Membantu mencapai tujuan dari organisasi

Proses pengendalian adalah proses mengawasi dan mengawasi hasil

implementasi dari suatu rencana organisasi. Dengan adanya controlling  dapat

membantu menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dan selanjutnya

dapat diatasi dengan mengambil tindakan korektif sehingga membantu

mencapai tujuan dari organisasi.

2.   Menilai standar akurasi

Seorang manajer harus membandingan kinerja yang dilakukan oleh

karyawannya. Apakah kinerja karyawannya sudah sesuai dengan standar yang

 berlaku sehingga manajer bisa men\getahui kualitas kinerja dari

karyawannya. 3.  Mengefisiensi penggunaan sumber daya

Sumber daya yang ada seperti SDM dan physical resources dapat di kelola

dengan baik dan efisien dikarenakan proses controlling memastikan karyawan

 berkerja sesuai standar yang ada.

4.   Meningkatkan motivasi karyawan

Proses controlling  membuat karyawan yang berkerja di suatu perusahaan

 berkerja secara maksimal dikarenakan mereka tahu bahwa kinerja mereka akan

dinilai apakah pekerjaan mereka sudah sesuai dengan standar, sudah memuaskan

atau tidak yang dimana penilaian tersebut berefek pada karir mereka.

12
5.   Menjamin tidak adanya kecurangan

Proses controlling akan memastikan semua aktifitas kecurangan-

kecurangan tidak terjadi seperti mencuri,korupsi, menunda-nunda pekerjaan,

berperilaku

yang buruk, dan lain-lain.

6.   Menyelaraskan koordinasi antar departemen

Proses controlling akan memastikan koordinasi antar semua departemen

organisasi selaras karena koordinasi sangat diperlukan agar tercapai tujuan

organisasi dengan baik.

2.1.4  Tujuan dan Manfaat Pengawasan

Kegiatan pengawasan yang telah diterangkan sebelumnya merupakan suatu

salah satu cara yang digunakan untuk dapat mengendalikan aktivitas perusahaan

agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

Maka untuk itu dengan pengawasan yang dilakukan akan mencerminkan suatu

alternatif yang dilakukan perusahaan agar rencana yang dijalankan sesuai dengan

 prosedur yang ditetapkan.

Adanya pengawasan yang dilakukan sangat berpengaruh bagi kegiatan

 perusahaan serta mempunyai manfaat yang sangat besar bagi keberlangsungan

kegiatan perusahaan. Oleh karena sebagai bagian yang berperan dalam

mengaktifkan bagian pengawasan dalam kegiatan operasionalnya maka seluruh

tujuan dari pengawasan yang ditetapkan dapat mencapai sasaran.

Aktivitas pengawasan memiliki berbagai macam tujuan dalam manajemen

organisasi, diantaranya :

13
1.   Menjamin keberjalanan pekerjaan sesuai dengan perencanaan,

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

2.   Melakukan koordinasi antar aktivitas yang dilaksanakan.

3.   Menghindari terjadinya penyalahgunaan dan pemborosan anggaran.

4.   Melakukan penjaminan akan terwujudnya kepuasan konsumen terhadap

 produk yang dihasilkan (apabila perusahaan nirlaba)

5.   Membangun kepercayaan konsumen/publik pada kepemimpinan

organisasi/perusahaan/pemerintahan.

Tujuan pengawasan juga dapat dilihat dari definisi yang dikemukan Sukarna

(1992, hal. 112) tujuan pengawasan itu adalah :

1.   Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak

2.   Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan

mengusahakan pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan

yang sama atau timbulnya kesalahan-kesalahan yang baru.

3.   Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan

dalam  planning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah

ditentukan. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan

 program (fase/tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam

 planning atau tidak.

4.   Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan dibandingkan dengan yang

telah ditetapkan dalam rencana (standar), dan sebagai tambahan.

5.   Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan

kebijaksanaan yang telah ditentukan.

14
Sementara pengawasan sebagai bagian dari memperlancar kegiatan yang

dilakukan maka akan sangat berpengaruh dalam mencapai sasaran yang ingin

dicapai perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Adapun menurut Terry dan Rue (2000, hal. 240) mengatakan dimana manfaat

dari pengawasan adalah relatif dan tergentung dari pentingnya kegiatan itu,

sumbangan yang dibuat, serta besarnya organisasi.” 

2.2. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Pengawasan

Dalam sebuah perusahaan terutama yang mempekerjakan ratusan hingga

ribuan karyawan, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran yang

 penting. Manajer SDM ini berperan dalam merencanakan, mengarahkan

mengkordinasikan dan khususnya mengawasi fungsi administrasi suatu organisasi.

Mereka mengawasi perekrutan, mewawancarai, dan mempekerjakan

karyawan baru, melakukan konsultasi dengan pimpinan puncak mengenai rencana

strategis, bertindak sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dengan

karyawannya. Berikut ini beberapa cara pengembangan SDM melalui pengawasan :

1.  Manajer SDM akan mengawasi tanggung jawab perekrutan dan penempatan

karyawan yang dilakukan departemen SDM. Mereka sering mengawasi satu tim

 perekrut, dan beberapa diantaranya mengambil tugas perekrutan ketika mencoba

mengisi jabatan yang tinggi. Mereka harus mengembangkan sebuah strategi

 perekrutan yang membantu mereka memenuhi kebutuhan karyawan perusahaan

mereka dan seleksi untuk karyawan terbaik.

15
2.   Seorang Manajer SDM akan melakukan pengawasan relasi karyawan, tata tertib

 peraturan, dan layanan yang berhubungan dengan kepegawaian seperti

 penggajian, pelatihan, dan pemberian keuntungan. Mereka mengawasi

departemen khusus dan mendukung staf dan memastikan kalau tugas diselesaikan

secara akurat dan tepat waktu.

3.   Peran manajer SDM ini juga berkonsultasi dengan pemimpin perusahaan yang

 berkaitan dengan rencana-rencana pemgawasan perusahaan yang strategis.

Mereka mengidentifikasi cara-cara untuk memaksimalkan karyawan dan

memastikan kalau karyawan dipekerjakan seefisien mungkin. Contohnya,

mereka

 bisa jadi menilai produktifitas seorang pekerja dan merekomendasikan

 penggantian struktur perusahaan untuk membantu memenuhi tujuan anggaran.

4.   Beberapa manajer SDM mengawasi semua aspek departemen SDM perusahaan,

termasuk pemberian kompensasi dan keuntungan atau program pelatihan dan

 pengembangan. Di perusahaan yang lebih besar, program ini dipimpin oleh

manajer khusus, seperti Manager Kompensasi dan Keuntungan (compensation

and benefits manager) dan Manager Pelatihan dan Pengembangan (training and

development manager). 

5.   Manager SDM juga mengawasi kebijakan kepegawaian baik yang tergabung

dalam serikat pekerja maupun di luar serikat pekerja. Mereka menyusun,

menegosiasikan, dan dan mengurus kontrak pekerja yang mencakup isu seperti

keluhan, upah, benefit, dan praktek manajemen dan perserikatan. Mereka juga

menangani keluhan antara karyawan.

16
6.   Manajer SDM juga akan mengawasi pelaksanaan penggajian karyawan

 perusahaan. Mereka memastikan kalau semua aspek penggajian diproses dengan

 benar dan tepat waktu. Mereka melakukan prosedur penggajian, menyiapkan

laporan untuk departemen akunting, dan menyelesaikan setiap permasalahan

 penggajian atau ketidaksesuaian penggajian.

Dengan pengawasan yang disebut di atas manjer dapat menghindari masalah-

masalah yang mungkin terjadi. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen

sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan

karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik dan penyebab

ketidakpuasan karyawan. Departemen SDM bertanggung jawab untuk

mengumpulkan dan menganalisa informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya

digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan perubahan atau

tidak.

Contoh kasus yang sering terjadi di sebuah perusahaan adalah :

Seorang karyawan sering kali terlambat dan tidak tepat waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat diketahui melalui pengawasan manajer

secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, manajer melihat karyawan

tersebut tidak melakukan pekerjaannya saat jam kerja berlangsung. Dan secara tidak

langsung, hasil kerja karyawan tersebut dapat juga dilihat dengan menggunakan

system tentang akurasi waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti laporan-

laporan yang wajib dibuat karyawan tersebut tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh perusahaan.

17
Hal seperti inilah yang menjadi faktor penilaian dalam pengawasan SDM.

Dengan adanya pengawasan seperti ini maka manajer perusahaan dapat melihat

 bagaimana dan kemana pengembangan pola karir karyawan tersebut dapat

dikembangkan.

Maka dari itu seorang manajer akan melakukan coaching saat dalam

 pengawasan dan memberi motivasi dengan periode waktu tertentu sehingga

karyawan sadar bahwa ia sedang dalam pengawasan dan pembinaan agar karyawan

tersebut lebih maju dan berkembang.

Jika karyawan tersebut masih melakukan kesalahan maka perusahaan akan

memberikan punishment.

18
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan dalam setiap

organisasi maupun aktivitas dalam organisasi sangatlah penting karena fungsi ini

 berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak ke arah tujuannya.

Dengan adanya fungsi pengawasan, dapat diketahui apakah pelaksanaan

kegiatan

 berjalan sebagaimana semestinya atau terjadi kesalahan atau penyimpangan.

Jika telah diketahui, tindakan lebih lanjut dapat dilaksanakan. Kemudian, dapat

diusahakan untuk meningkatkannya dan jika terjadi kesalahan dapat dilakukan

 perbaikan. 

19
DAFTAR PUSTAKA

Yodhia Antariksa. 2016. TUGAS POKOK MANAJER SDM DAN PERAN

 DEPARTEMEN HRD. Dikutip 30 Agustus 2019 dari Pakar Kinerja:

http://pakarkinerja.com/tugas-pokok-manajer-sdm-dan-peran-departemen-hrd/ 

Riyan Hakim. 2016.  PENGERTIAN PENGAWASAN, FUNGSI PENGAWASAN

 JENIS DAN FROSES PENGAWASAN. Dikutip 30 Agustus 2019 dari Tugas

Kuliah 0601: http://tugaskuliah0601.blogspot.com/2016/10/pengertian-

Franky Tjong. 2010. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN

SUMBER DAYA MANUSIA. Dikutip 30 Agustus 2019 dari Ftjong :

http://ftjong.blogspot.com/2010/07/tugas-msdm-ii-uas.html 

Yusuf. 2019.  PENGERTIAN PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN BESERTA

 FUNGSI DAN TUJUAN. Dikutip 30 Agustus 2019 dari Jurnal Manajemen :

https://jurnalmanajemen.com/pengertian-pengawasan/ 

Syalimono. 2018.  PENGEMBANGAN SDM MELALUI PENGAWSAN.  Dikutip 30

Agustus 2019 dari Scribd:

https://www.scribd.com/document/392121446/Pengembangan-SDM-Melalui-

Vivit Nuva. 2016.  FUNGSI OPERASIONAL PENGAWASAN MANAJEMEN

SUMBER DAYA MANUSIA. Dikutip 30 Agustus 2019 dari Manajemen Vivit Nufa

:http://manajemenvivitnufa.blogspot.com/2016/06/fungsi-operasional-pengawasan-

20

Anda mungkin juga menyukai