Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iyasma Rohanita

Npm : 2010011311026

Kelas : Ak.6B

Matkul : Perekonomian Indonesia

Soal :

1.Coba saudara dapatkan data terbaru hutang luar negeri (ULN) Indonesia 2021.

 Jawab: Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2021 tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia
pada akhir Agustus 2021 tercatat sebesar 423,5 miliar dolar AS atau tumbuh 2,7% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,7% (yoy). Perkembangan tersebut
terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank
Sentral). ULN Pemerintah tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN
Pemerintah di bulan Agustus 2021 sebesar 207,5 miliar dolar AS atau tumbuh 3,7% (yoy), sedikit
meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,5% (yoy). Perkembangan ULN tersebut
disebabkan oleh masuknya arus modal investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) seiring
berkembangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik. Sementara itu, posisi ULN
Pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan seiring pelunasan pinjaman yang
jatuh tempo sebagai upaya untuk mengelola ULN. Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN
Pemerintah secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang
antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8%
dari total ULN Pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan
(16,4%), sektor konstruksi (15,4%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5%). Posisi ULN
Pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa
mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah. ULN Bank Sentral mengalami peningkatan meski tidak
menimbulkan tambahan beban bunga utang. Posisi ULN Bank Sentral pada bulan Agustus 2021
mengalami peningkatan sebesar 6,3 miliar dolar AS menjadi 9,2 miliar dolar AS. Peningkatan ini
berasal dari alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang didistribusikan oleh IMF pada Agustus 2021
kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-
masing. Hal itu ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam
menghadapi dampak pandemi Covid-19, membangun kepercayaan pelaku ekonomi, dan
memperkuat cadangan devisa global dalam jangka panjang. Alokasi SDR dari IMF ini pada dasarnya
merupakan kategori khusus dan tidak dikategorikan sebagai pinjaman, karena tidak menimbulkan
tambahan beban bunga utang dan kewajiban yang akan jatuh tempo ke depan.

2.Layakkah Indonesia saat ini menambah hutang luar negerinya dengan kondisi ekonomi
saat ini?
 Jawab: Layak, Karena Hutang luar negeri digunakan sebagai pelengkap dana dari dalam negeri yang
defisit. Jadi alasan Indonesia menambah hutang luar negeri  adalah karena hutang luar negeri
diperlukan negara  untuk meningkatkan pembangunan ekonominya.

3. Dengan pertimbangan peningkatan pembangunan dan infrastruktur apakah pemerintah


masih harus menempuh cara dengan melakukan hutang luar negeri?
Jawab: iyaa Karena Indonesia membutuhkan utang luar negeri karena sebagai tambahan modal
Negara yang menyangkut terhadap pembangunan prasarana fisik yang telah di ketahui infrastruktur
yang merupakan investasi yang mahal dalam sebuah pembangunan terlebih lagi pembangunan yang
di lakukan tingkat Negara serta utang luar  Negari perlu sebagai penyeimbang neraca pembayaran
Negara  sehingga dalam hal ini pemerintah perlu berusaha dalam menyeimbangkan pada neraca
pembayaran Negara Indonesia. Namun tidak terlepas dari dua alasan juga terdapat beberapa alasan
yang menyebabkan utang luar negeri Indonesia dilakukan yaitu defisit transaksi berjalan yang mana
semakin meningkat  menjadi penyebab utang luar negeri Indonesia yang mana pengeluaran lebih
besar dari pada pemasukan yang diterima Indonesia sehingga solusi yang dilakukan untuk menutupi
itu dengan melakukan utang luar negeri, semakin meningkatnya kebutuhan investasi sedangkan
modal investasinya tidak dimiliki, maka akan memicu Negara untuk melakukan utang luar negeri
yang mana kekurangan modal untuk investasi tiap tahun semakin meningkat dan menyebabkan
utang luar negeri pun juga meningkat, di Indonesia terjadi trand inflasi yang meningkat sehingga
bank Indonesia memangkas suku bunga dengan rendahnya suku bunga menyebabkan minat Negara
lain untuk melakukan investasi di Indonesia semakin rendah, maka pemerintah mengambil tindakan
dalam memenuhi belanja Negara melalui utang luar negeri dan struktur perekonomian yang tidak
efisien. Dalam hal ini Indonesia tampak tidak efesien dalam pemakaian modal sehingga
mengeluarkan investasi besar. Hal ini yang membuat pemerintah mengambil keputusan untuk
melakukan utang luar negeri untuk memenuhi investasi besar akibat modal yang tidak efesien.

4. Apa solusi yang konkret yang harus dibuat sebagai kebijakan oleh pemerintah untuk
mengurangi besarnya hutang luar negeri kita?
Jawab: Dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada di Indonesia adalah dengan cara  BUMN
harus terbebas dari pengaruh dan intervensi politik, melakukan pendekatan entrepreneurial, dan
delink aset BUMN dari UU Keuangan Negara.

Anda mungkin juga menyukai