Al-Hafizh Abu ‘Amr ibn ash-Shalah Nasihat terkait dengan kaum muslimin secara
memberikan penjelasan mengenai hadits ini umum (yang bukan pemimpin) adalah
sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab sebagai membimbing mereka kepada hal-hal yang
berikut: membawa kemaslahatan dan kebaikan bagi
mereka, mengajarkan kepada mereka urusan
“Nasihat adalah kata yang padat makna, agama dan dunia, menutupi keburukan-
mencakup tindakan penasihat terkait yang keburukan mereka dan menyempurnakan
dinasihati dengan berbagai macam kebaikan, kekurangan-kekurangan mereka, membela dan
dalam kehendak dan perbuatan. melindungi mereka dari musuh, tidak dengki
dan iri terhadap mereka, mencintai untuk
Nasihat terkait dengan Allah adalah dengan mereka apa yang dicintai untuk diri sendiri dan
mentauhidkan-Nya, menyifati-Nya dengan sifat- membenci untuk mereka apa yang dibenci untuk
sifat kesempurnaan dan keagungan yang layak diri sendiri, dan hal-hal semacamnya.”
bagi-Nya, menyucikan-Nya dari hal-hal yang
tidak layak bagi-Nya, menjauhi perbuatan- Kaum Muslimin rahimakumullah,
perbuatan maksiat kepada-Nya, melakukan Di antara contoh nasihat adalah apa yang
berbagai ketaatan kepada-Nya dan perkara- dilakukan oleh Imam Syafi’i seperti yang
perkara yang Ia cintai dengan penuh keikhlasan, diceritakan dalam Siyar A’lam an-Nubala’ dan
mencintai dan membenci karena-Nya, mengajak lainnya berikut ini.
serta mendorong orang lain kepada ini semua.
Imam Syafi’i menjadikan Muhammad bin
Nasihat terkait dengan Kitab Allah adalah ‘Abdul Hakam seperti layaknya saudaranya
mengimaninya, mengagungkannya, sendiri. Imam Syafi’i begitu mencintainya,
menyucikannya, membacanya dengan benar, dekat dengannya dan penuh perhatian
tunduk kepada perintah-perintah dan larangan- terhadapnya. Muhammad ini juga mulazamah
larangannya, memahami ilmu-ilmu dan hikmah- kepada Syafi’i, mendalami ilmu fiqh dan
hikmahnya, merenungkan ayat-ayatnya, berbagai ilmu kepadanya, bermadzhab dengan
mengajak orang kepadanya, menjaganya dengan madzhabnya dan banyak berbuat baik
menolak upaya penyelewengan orang-orang kepadanya. Melihat kesungguhan mahabbah dan
yang ekstrem dan upaya penistaan orang-orang persaudaraan antara keduanya, banyak orang
kafir atau ateis terhadapnya. mengira bahwa Imam Syafi’i akan menyerahkan
halaqah ilmunya di Masjid Jami’ ‘Amr bin ‘Ash
Nasihat terkait dengan Rasulullah shallallahu setelah ia wafat kepada Muhammad bin ‘Abdul
‘alaihi wasallam adalah dengan beriman Hakam. Pada saat Imam Syafi’i sedang sakit
kepadanya dan ajaran yang dibawanya, menjelang wafatnya -dan waktu itu Muhammad
memuliakan dan mengagungkannya, berpegang bin ‘Abdul Hakam tengah berada di dekat
teguh dengan ketaatan kepadanya, kepala Imam Syafi’i sehingga mudah untuk
menghidupkan dan menyebarkan sunnahnya, menunjuknya-, dikatakan kepadanya: Kepada
memusuhi orang yang memusuhinya dan siapakah kami belajar setelah anda, wahai Abu
memusuhi sunnahnya, mencintai dan berpihak ’Abdillah?. Imam Syafi’i rahimahullah
kepada orang yang mencintainya dan mencintai menjawab: “Belajarlah kalian kepada Abu
sunnahnya, berakhlak dan beradab dengan Ya’qub al-Buwaithi.” Al-Buwaithi adalah murid
akhlak dan adabnya, serta mencintai keluarga, terbesar Imam Syafi’i dan dinilai oleh Imam
keturunan dan para sahabatnya, dan Syafi’i lebih alim dan lebih utama. Karenanya,
semacamnya. Imam Syafi’i melakukan nasihat dan berbuat
baik terkait dengan Allah ‘azza wa jalla dan
kaum muslimin, dan tidak melakukan
mudahanah (melakukan kesalahan untuk
menjaga hubungan dengan orang tertentu).
Imam Syafi’i tidak lebih mementingkan ridla
makhluk daripada ridla Allah. Ia mengarahkan
orang-orang untuk belajar kepada al-Buwaithi
dan lebih memilihnya daripada Muhammad bin
‘Abdul Hakam. Hal itu dikarenakan dalam
penilaian Imam Syafi’i, al Buwaithi lebih layak
mengajar, lebih dekat kepada sikap zuhud dan
wara’, cepat meneteskan air mata, kebanyakan
hari-harinya diisi dengan dzikir dan
mengajarkan ilmu, dan malamnya kebanyakan
diisi dengan tahajjud dan membaca al-Qur’an.
Imam Syafi’i juga mempercayai al-Buwaithi
untuk berfatwa dan mengarahkan orang yang
meminta fatwa kepadanya.
َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم ،فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُِ ،إنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر
ال َّر ِح ْي ُم
Khutbah II
ص طَفَى، ص لِّ ْي َوُأ َس لِّ ُم َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُم ْ اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَىَ ،وُأ َ
َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَ اَ .أ ْش هَ ُد َأ ْن اَّل إل هَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل
َش ِر ْيكَ لَهَُ ،وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َس يِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُس وْ لُهَُ .أ َّما بَ ْع دُ،
ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم فَيَ ا َأيُّهَ ا ْال ُم ْس لِ ُموْ نَ ُ ،أوْ ِ
الس اَل ِم َعلَى صاَل ِة َو َّ َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْمَ ،أ َم َر ُك ْم بِال َّ
ُص لُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي ،يَ ا َأيُّهَ ا نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَ ا َلِ :إ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَ هُ ي َ
ٰ
ص لِّ َعلَى َس يِّ ِدنَا ص لُّوا َعلَ ْي ِه َو َس لِّ ُموا ت َْس لِي ًما ،اَللّهُ َّم َ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ
ص لَّيْتَ َعلَى َس يِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم آل َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َم ا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ
آل َسيِّ ِدنَاار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َوبَ ِ
ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى َس يِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل َس يِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم،
ٰ
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد .اَللّهُ َّم ا ْغفِ رْ لِ ْل ُم ْس لِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْس لِ َما ِ
ت فِ ْي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإنَّ َ
ت ،اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ت اَأْلحْ يَ ا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ وال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَ ا ِ ْ
الس يُوْ فَ ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَ ا َء َو ْالفَحْ َش ا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َو ُّ
ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ِ ،م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَاِئ َد َو ْال ِم َحنَ َ ،ما َ
َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةًِ ،إنَّكَ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد صةً َو ِم ْن ب ُْلد ِ خَ ا َّ
ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُ رْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن ْأ
إن هللاَ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ هللاَِّ ،
الفَحْ َش ا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي ،يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ .فَ اذ ُكرُوا هللاَ
ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرُ.