Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KHUSUS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI INDUSTRI FARMASI LEMBAGA FARMASI PUSAT KESEHATAN ANGKATAN
DARAT
PERIODE 02 MARET 2020– 28 MARET 2020

DISUSUN OLEH :
SHARIFAH SHANIYAH (1902034)
Email :syarifah.shania@yahoo.co.id
No Hp: 085365736552

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2020
ASPEK BANGUNAN DAN FASILITAS
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi, dan
letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan produksi dengan benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa
untuk memperkecil risiko terjadinya pencemaran silang dan memudahkan pembersihan, sanitasi
dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau
kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.
Bangunan produksi Lafi Puskesad terdiri dari bangunan produksi β-laktam, non β-laktam
dan sefalosporin. Bangunan produksi Betalaktam terpisah dengan bangunan Non Betalaktam.
Pemisahan ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi silang dan kesalahan
karena tercampurnya bahan obat. Gedung yang digunakan untuk produksi obat Non Betalaktam
telah memenuhi standar yaitu lantai, dinding dan langit-langit licin dilapisi dengan epoksi, bebas
dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan. Pada gedung ini telah disiapkan
daerah-daerah tertentu untuk kegiatan penerimaan bahan, karantina barang masuk, penyimpanan
bahan awal dan penyerahan, pengolahan, penyimpanan produk ruahan, pengemasan, pengiriman
barang dan pencucian peralatan. Kondisi ruangan bangunan produksi juga telah diatur dengan
adanya sistem tata udara HVAC agar sesuai dengan persyaratan CPOB.
Bangunan instalasi Penyimpanan di Lafi Puskesad dibagi menjadi gudang cairan, gudang
bahan baku obat (suhu sejuk dan suhu ruangan) , gudang obat jadi, gudang bahan pengemas,
gudang peralatan, ruang penimbangan, gudang penyaluran, ruang sampling dan ruang
administrasi. Di samping itu, juga sudah diterapkan klasifikasi kelas ruang E dan F terhadap
ruang-ruang yang ada di dalam gudang. Termasuk dalam ruang kelas E yaitu ruang sampling,
ruang timbang, dan ruang stagging ,yang ditujukan untuk mencegah terjadinya kontaminan yang
terbawa oleh personil. Kemudian termasuk dalam ruang kelas F adalah ruang pengemasan
sekunder dan kelas G yaitu gudang bahan baku, gudang bahan kemas dan gudang sejuk.
Bangunan instalasi pengawasan mutu (Wastu) terdiri laboratorium kimia, laboratorium
fisika, laboratorium mikrobiologi, ruang instrumen, ruang timbang, ruang penyimpanan contoh
pertinggal, ruang staf dan ruang penyimpanan reagen. Untuk area laboratorium harus terpisah
dengan area produksi untuk mencegah terjadinya cemaran yang dapat mempengaruhi hasil
pengujian.

Anda mungkin juga menyukai