Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini merupakan hasil kajian perusahaan konsultan
dan penelitian di bidang energi dan perubahan iklim asal Denmark Ea Energy
Analyses. Dalam kajian itu, matahari di NTB bisa dimanfaatkan menjadi sumber
energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Potensi listrik yang bisa
dihasilkan dari pembangkit berbasis tenaga matahari itu bisa mencapai 903 Mega
Watt (MW). Selain potensinya yang besar, kajian Ea Energy Analyses itu
menyebutkan, penyinaran matahari di NTB setiap jamnya bisa konstan sepanjang
tahun. Apalagi, periode Mei hingga Oktober. Pada musim itu, matahari bersinar
paling konstan. "Radiasi matahari di NTB sepanjang tahun konstan," kata
Konsultan Ea Energy Alberto Dalla Riva, di Jakarta, Kamis (13/12). Konsultan
perusahaan jasa profesional asal Inggris KPMG Bjarne Bach juga menyatakan
PLTS baik yang dipasang di atap atau tidak, memiliki tingkat kerusakan terendah
dibandingkan pembangkit lainnya. Ini karena, teknologinya lebih sederhana.
"Tingkat kerusakannya hanya sekitar 7-14%," kata dia