I. PRINSIP PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari reaksi-reaksi uji pada
karbohidrat.
B. Bahan
1. Uji molish
2 tetes reagen molish
Ditambahkan ke dalam tabung reaksi yangmasing-
masing telah berisi larutan gula glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa, maltosa, dan amilum.
H2SO4 pekat
Ditambahkan dengan hati-hati melalui dinding
tabung.
Diamati perubahan yang terjadi.
Hasil
2. Uji benedict
8 tetes larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
maltosa, dan amilum
Ditambahkan pada tabung yang
telah berisi 1mL reagen
benedict.
Dikocok dan ditempatkan
semua tabung reaksi dalam
penangas air.
Dibiarkan dingin, dibandingkan
masing-masing larutan tersebut
satu sama lain.
Hasil
4. Uji saliwoff
0,5 mL reagen
Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung yang telah
berisi larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
maltosa, dan amilum.
Ditempatkan semua tabung reaksi dalam penangas air
mendidih sampai terlihat perubahan warna.
Hasil
5. Uji iodin
0,5 mL amilum
Dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi.
2 tetes air
Ditambahkan ke dalam tabung pertama.
2 tetes HCl
Ditambahkan ke dalam tabung kedua.
2 tetes NaOH
Ditambahkan ke dalam tabung ketiga.
NAMA : ALIVIA NAZILLAH
NIM : 2111013220019
KELOMPOK : 1
Dikocok masing-masing tabung.
1 tets iodin
Ditambahkan ke dalamnya.
Diperhatikan warna yang terbentuk lalu dipanaskan
tabung yang mengalami perubahan warna.
Didinginkan dan diperhatikan lagi perubahan yang
terjadi.
Hasil
A. Data pengamatan
1. Uji Molish
Cara Kerja Hasil Percobaan
1mL glukosa + 2 tetes reagen molish Warna larutan keruh dan terdapat
+ 2 tetes H SO
2 4 cincin ungu
3. Uji Barfoed
Cara Kerja Hasil Percobaan
2 tetes reagen barfoed + 0,5 mL Biru muda → kuning kejinggaan
glukosa + dipanaskan selama 1 menit
4. Uji Saliwanoff
Cara Kerja Hasil Percobaan
1 mL glukosa + 0,5 mL reagen Bening, keruh, tidak terjadi
siwanoff+ dipanaskan sampai terjadi perubahan warna setelah dipanaskan
perubahan warna
B. Pembahasan
1. Uji molish
Uji molish ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji senyawa-
senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa
furfural yang tersubstitusi seperti hidrosimetilfurfural. Sampel yang
digunakan pada percobaan ini adalah glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, maltosa, dan amilum. Uji molish merupakan analisis kualitatif
untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam suatu sampel, uji ini
berdasarkan pada reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat
yang membentuk cincin furfural berwarna ungu. Berdasrkan teoritis, uji
molish akan menghasilkan reaksi yang positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan
sampel. Hal ini sejalan dengan percobaan yang telah dilakukan yakni
pada semua sampel positif membentuk cincin ungu. Pembentukan
cincin berwarna ungu di antara lapisan larutan sampel dan larutan asam
menunjukkan terdapat kabohidrat pada larutan asam dan larutan
sampel. Asam sulfat pekat dapat digantikan oleh asam pekat lainnya,
contohnya asam fosfat pekat yang berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan sakarida pada karbohidrat kompleks untuk menghasilkan
furfural. Furfural ini akan bereaksi dengan reagen Molish membentuk
2. Uji benedict
Percoban ini dilakukan dengan pengujian karbohidrat dengan
penambahan reagen Benedict yang dilakukan pada setiap sampel.
Percobaan ini dilakukan untuk mencegah pengendapan dari (Cu2O)
dalam larutan NaOH dengan penambahan zat seperti sitrat. Uji Benedict
digunakan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi pada setiap
sampel. Gula pereduksi meliputi semua monosakarida dan disakarida
tertentu, termasuk laktosa dan maltosa. Tembaga sulfat dalam reagen
Benedict bereaksi dengan gula reduksi, reagen Benedict mengandung ion
tembaga(II) (Cu2+) biru yang direduksi menjadi ion tembaga(I) (Cu+). Hal
ini diendapkan sebagai tembaga(I) oksidasi berwarna merah bata yang
tidak larut dalam air.
Percobaan yang dilakukan yaitu dengan mencampurkan 1mL reagen
Benedict dan 8 tetes larutan sampel pada tabung reaksi. Larutan
kemudian dipanaskan untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Adpun
sampel yang digunakan antara lain larutan glukosa, fruktosa, maltosa,
amilum, laktosa, dan sakarosa. Hasil yang didapatkan pada larutan
glukosa, fruktosa, sakarosa adalah positif menghasilkan warna merah
3. Uji barfoed
Pengujian ini dilakukan dengan menambahkan reagen Barfoed pada
setiap sampel. Reagen Barfoed mengandung tembaga asetat dalam asam
asetat, maka dapat dibedakan antara monosakarida dengan cara
mengentrol kondisi seperti pH dan waktu pemanasan. Pengujian Barfoed
dilakukan untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida.
Prinsip percobaan uji ini adalah pembentukan endapan tembaga(I) oksida
yang memberikan warna merah bata. Reaksi ini tejadi dalam kondisi
asam, oleh karena itu digunakan asam asetat dalam pembuatan reagen
Barfoed menggunakan asam asetat. Penambahan reagen Barfoed akan
membuat sampel teroksidasi, gugus aldehid pada monosakarida atau
disakarida akan berubah menjadi gugus karboksilat (Wahyudi, Lilasari,
& Supriyanti, 2020)
Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa larutan
menghasilkan warna kuning kejinggaan dan juga berwarna biru. Hal ini
membuktikan bahwa percobaan ini tidak sesuai dengan literatur, yang
mana harusnya berdasarkan teoritis larutan akan berubah menjadi merah
bata. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena kekeliruan para praktikan
4. Uji saliwanoff
Uji ini dilakukan bertujuan untuk membuktikan adanya fruktosa
dengan cara larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Saliwanoff
kemudian dipanaskan dan dicatat waktunyanya. Penentuan jenis
monosakrida pada sampel apakah termasuk aldosa atau ketosa
dilakukan dengan uji Saliwanoff. Reagen Saliwanoff terdiri dari
resorsinol dan HCl pekat. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah.
HCl akan mengubah heksona menjadi hidroksi metal furfural yang
kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks yang
berwarna merah (Wahyudi, Lilasari, & Supriyanti, 2020).
Percobaan dilakukan dengan mencampurkan 0,5 mL reagen
Saliwanoff dan 1 mL larutan pada tabung reaksi yang kemudian
dilarutkan dan dipanaskan. Berdasarkan hasil percobaan tidak terjadi
perubahan warna, hal ini menunjukkan hasil percobaan tidak sesuai
dengan teori, di mana seharusnya larutan yang dihasilkan adalah
berwarna merah. Hal ini bisa saja terjadi kesalahan praktikan ketika
melakukan percobaan ini sehingga tidak menghasilkan hasil yang
akurat. Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
Safitri, A., & Roosdiana, A. (2020). Biokimia Bahan Alam : Analisi dan Fungsi.
Malang: Media Nusa Creative.
Wardani, N. B., M., S., Y., M., & E., W. (2021). Hidrolisis RAW Sugar sebagai
Bahan Baku Pembuatan Mono Natrium Glutamat dengan Variasi pH,
Suhu, dan Konsentrasi. Jurnal Teknologi Separasi , 1-5.
1. Uji molish
2. Uji benedict
- Glukosa
- Fruktosa
- Laktosa
- Maltosa
3. Uji barfoed
- Fruktosa
- Amilum
5. Uji iodin