FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 26 27 Februari 2017
BAB I
HAKIKAT BAHASA INDONESIA
A. Deskripsi singkat
Bab ini berisi ulasan singkat mengenai pokok-pokok materi mengenai
1) sejarah bahasa Indonesia, 2) kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia,
dan 3) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
| BAHASA INDONESIA | 1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 26 27 Februari 2017
5. CPMK 5: taat azas terhadap kaidah penggunaan diksi dan kata baku
bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah sebagai perwujudan
warga negara Indonesia yang taat hukum.
6. CPMK 6: taat azas terhadap kaidah penggunaan kalimat efektif
bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah sebagaiperwujudan
warga negara Indonesia yang taat hukum.
| BAHASA INDONESIA | 2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 26 27 Februari 2017
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib
yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan
serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
“dijajah‟ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan
bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-
nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-
masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak
bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat
memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita
ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang
berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran
dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita
tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa
Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu.
Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah
diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi
antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan
kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan
akan cepat tercapai.
| BAHASA INDONESIA | 6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 26 27 Februari 2017
anak didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah
Dasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran yang
berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengalihbahasakan berbagai referensi yang berbahasa
asing ke bahasa Indonesia. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu
peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin pada saat mendatang
bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan
bahasa
Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan
pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman
dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh orang kedua (baca: masyarakat).
Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu,
dan teknologi, bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan
nasional yang beragam itu, yang berasal dari masyarakat Indonesia yang
beragam pula, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada dan
dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa
| BAHASA INDONESIA | 9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 26 27 Februari 2017
2) Ragam Jurnalistik
Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipakai dalam dunia
jurnalistik. Karena fungsi media massa sebagai media informasi, kontrol
sosial, alat pendidikan, dan alat penghibur; ragam bahasa jurnalistik
setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana, dinamis, dan
demokratis.
Ciri komunikatif berarti mudah dipahami dan tidak menimbulkan
salah tafsir kalau dibaca. Ciri ini merupakan ciri utama bahasa jurnalistik
karena fungsi utama media massa memang memberikan informasi.
Dikatakan ciri utama karena ciri-ciri yang lain harus mengacu pada ciri
komunikatif. Bahasa jurnalistik harus bersifat sederhana, dinamis, dan
demokratis. Namun kesederhanaan, kedinamisan, dan kedemokratisan ini
harus mendukung fungsi komunikatif. Seandainya kita memakai bahasa
yang sederhana dan demokratis, misalnya, namun bahasa tersebut tidak
komunikatif, dalam prinsip jurnalistik penggunaan bahasa yang demikian
harus dihindarkan. Bahkan kadang-kadang untuk mewujudkan ciri
komunikatif ini bahasa jurnalistik tidak menaati kaidah bahasa Indonesia
yang benar. Sepanjang penyimpangan itu ditujukan untuk lebih
komunikatif, penyimpangan tersebut diperbolehkan. Misalnya,
| BAHASA INDONESIA | 11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 26 27 Februari 2017
yang masih terasa feodal dalam bahasa jurnalistik juga dikatakan tidak
demokratis. Penyebutan Yang Mulia, kami haturkan, dan sebagainya
merupakan wujud kata-kata zaman feodal.
3) Ragam Ilmiah
Ragam ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah. Ragam inilah yang disebut dengan ragam
baku. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuanketentuan baku, seperti
aturan ejaan, kalimat, atau penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia
kebakuan bahasa dibarometeri oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), Tata Bentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penjelasan lebih
lanjut masalah ragam ilmiah disampaikan pada subbab bahasa dalam karya
ilmiah.
4) Ragam Sastra
Ragam sastra adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya
sastra. Ragam sastra mempunyai ciri khusus dengan adanya licencia
poetica, yakni kebebasan menggunakan bahasa untuk mencapai
keindahan. Oleh karena itu secara umum bahasa sastra selalu disebut
bahasa yang indah. Prinsip licencia poetica adalah memperbolehkan
pemakai bahasa menyimpang atau menyalahi kaidah bahasa demi
keindahan karyanya. Dalam penggunaan licentia poetica ini, misalnya,
penulis bleh menggunakan kalimat yang tidak lengkap, kata-kata yang
| BAHASA INDONESIA | 13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 26 27 Februari 2017
tidak baku, bahasa daerah; membalik susunan kata atau struktur kalimat;
dan sebagainya.
Atas dasar pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
cirri ragam bahasa ilmiah adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan diksi yang tepat
Untuk mendayagunakan diksi atau pilihan kata secara tepat perlu
diperhatikan ketepatan dan kesesuaian diksi.
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata
untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca,
seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis. Ketepatan diksi
akan menyangkut pula masalah makna kata. Ketepatan makna kata
menuntut kesadaran penulis untuk mengetahui bagaimana hubungan
antara bentuk bahasa (kata) dan referensinya, yaitu apakah bentuk yang
dipilih sudah cukup lengkap untuk mendukung maksud penulis atau masih
memerlukan penjelasan tambahan.
Persoalan kedua dalam pendayagunaan kata adalah kecocokan atau
kesesuaian. Perbedaan antara ketepatan dan kecocokan pertamatama
mencakupi soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan
tertentu. Kedua, dalam persoalan ketepatan kita bertanya apakah pilihan
kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak akan
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca;
sedangkan dalam persoalan kecocokan atau kesesuaian kita
mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan
tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir.
| BAHASA INDONESIA | 14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 26 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 26 27 Februari 2017
| BAHASA INDONESIA | 18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 26 27 Februari 2017
mitra tutur dapat menentukan pilihan. Kaidah persamaan atau kesekawanan berarti
buatlah mitra tutur senang.
Brown dan Levinson (dalam Gunarwan, 1992:185) mengemukakan teori
kesantunan berkaitan dengan nosi muka positif dan muka negatif. Muka positif adalah
muka yang mengacu pada citra diri setiap orang yang berkeinginan agar apa yang
dilakukannya, apa yang dimilikinya dan apa yang diyakininya menyenangkan dan
patut dihargai. Sedangkan muka negatif adalah mengacu pada citra diri setiap orang
yang berkepentingan agar ia dihargai dengan jalan penutur membiarkan bebas
melakukan tindakan atau membiarkannya bebas dari keharusan mengerjakan sesuatu.
Tarigan (1986:82) dan Leech (1993:206-207) ada enam maksim kesantunan. Prinsip
kesantunan dalam maksim-maksim tersebut berpasangpasangan. Keenam maksim
tersebut sebagai berikut.
1. Maksim kebijaksanaan
a. Kurangi kerugian orang lain
b. Tambah keuntungan orang lain
Rahardi (2005: 60) mengungkapkan gagasan dasar dalam maksim
kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa para peserta pertuturan
hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya
sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur.
Orangyang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat
dikatakan sebagai orang santun. Wijana (1996: 56) menambahkan bahwa semakin
panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap
sopan kepada lawan bicaranya. Demikian pula tuturan yang diutarakan secara tidak
langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang
diutarakansecara langsung. contoh:
Tuan rumah : “Silakan makan saja dulu, Nak! tadi kami semua sudah
mendahului.” Tamu : “Wah, saya jadi tidak enak, Bu.”
Informasi Indeksial:
Dituturkan oleh seorang Ibu kepada seorang anak muda yang sedang bertamu di
rumah Ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus berada di rumah Ibu tersebut sampai
malam karena hujan sangat deras dan tidak segera reda (Rahardi, 2005: 60).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 26 27 Februari 2017
Dalam tuturan di atas, tampak dengan jelas bahwa apa yang dituturkan si
tuan rumah sungguh memaksimalkan keuntungan bagi sang tamu. Lazimnya,
tuturan semacam itu ditemukan dalam keluarga pada masyarakat tutur desa. Orang
desa biasanya sangat menghargai tamu, baik tamu yang datangnya secara kebetulan
maupun tamu yang sudah direncanakan terlebih dahulu kedatangannya (Rahardi,
2005: 60-61).
2. Maksim kedermawanan
a.Kurangi keuntungan diri sediri
b. Tambahi pengorbanan diri sendiri
Menurut Leech (1993: 209) maksud dari maksim
kedermawanan ini adalah buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin;
buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin. Rahardi (2005: 61) mengatakan
bahwa dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, para peserta
pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. Penghormatan terhadap
orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya
sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Chaer (2010: 60)
menggunakan istilah maksim penerimaan untuk maksim kedermawanan Leech.
Rahardi (2005: 62) memberikan contoh sebagai berikut.
Anak kos A : “Mari saya cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak, kok,
yang kotor.”
Anak kos B : “Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga, kok!”
Informasi Indeksial:
Tuturan ini merupakan cuplikan pembicaraan antar anak kos pada sebuah
rumah kos di kota Yogyakarta. Anak yang satu berhubungan demikian erat
dengan anak yang satunya.
Dari tuturan yang disampaikan si A di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia
berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban
bagi dirinya sendiri. Orang yang tidak suka membantu orang lain, apalagi tidak
pernah bekerja bersama dengan orang lain, akan dapat dikatakan tidak sopan dan
biasanya tidak akan mendapatkan banyak teman di dalam pergaulan keseharian
hidupnya (Rahardi, 2005: 62).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 26 27 Februari 2017
3. Maksim penghargaan
a.Kurangi cacian pada orang lain
b. Tambahi pujian pada orang lain
Menurut Wijana (1996: 57) maksim penghargaan ini diutarakan dengan
kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Dalam maksim ini menuntut setiap peserta
pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan
meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Rahardi (2005: 63)
menambahkan, dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan
kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar para peserta pertuturan
tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak lain. Dalam
maksim ini Chaer menggunakan istilah lain, yakni maksim kemurahan. contoh:
Dosen A : “ Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Bussines
English.”
Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas
sekali dari sini.” Informasi Indeksial:
Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen
dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi (Rahardi, 2005:
63).Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap rekannya dosen B pada contoh
di atas, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai pujian atau penghargaan
oleh dosen A. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam pertuturan itu,
dosen B berperilaku santun (Rahardi, 2005: 63).
4. Maksim kesederhanaan
a.
Kurangi pujian pada diri sendiri
b. Tambahi cacian pada diri sendiri
Rahardi (2005: 63) mengatakan bahwa di dalam maksim kesederhanaan
atau maksim kerendahan hati, peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati
dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Dalam masyarakat
bahasa dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan kerendahan hati banyak
digunakan sebagai parameter penilaian kesantunan seseorang. Wijana (1996: 58)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 26 27 Februari 2017
5. Maksim kemufakatan
a. Kurangi ketidakseesuaian antara diri sendiri dan orang lain
b. Tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dan orang lain
Menurut Rahardi (2005: 64) dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta
tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan
bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan
mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat
dikatakan bersikap santun. Wijana (1996: 59) menggunakan istilah maksim
kecocokan dalam maksim permufakatan ini. Maksim kecocokan ini diungkapkan
dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap
penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka, dan
meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.contoh:
Noni : “Nanti malam kita makan bersama ya, Yun!” Yuyun
: “Boleh. Saya tunggu di Resto.” Informasi Indeksial:
Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang juga mahasiswa
pada saat mereka sedang berada di sebuah ruangan kelas (Rahardi, 2005: 65).Tuturan
di atas terasa santun, karena Yuyun mampu membina kecocokan dengan Noni.
Dengan memaksimalkan kecocokan di antara mereka tuturan akan menjadi santun
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 26 27 Februari 2017
6. Maksim simpati
a.kurangi antipati antara diri sendiri dan orang lain
b. perrbesar simpati antara diri sendiri dan orang lain
Dalam maksim ini diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap
salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. Orang yang
bersikap antipati terhadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis terhadap pihak
lain, akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat
(Rahardi, 2005: 65). Menurut Wijana (1996: 60), jika lawan tutur mendapatkan
kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila
lawan tutur mendapatkan kesusahan, atau musibah, penutur layak turut berduka, atau
mengutarakan ucapan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian. contoh:
Ani : “Tut, nenekku meninggal.”
Tuti : “Innalillahiwainailaihi rojiun. Ikut berduka cita.”
Informasi Indeksial:
Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lain yang sudah
berhubungan erat pada saat mereka berada di ruang kerja mereka (Rahardi, 2005:
66).
Dari tuturan tersebut, terlihat Tuti menunjukkan rasa simpatinya kepada Ani.
Orang yang mampu memaksimalkan rasa simpatinya kepada orang lain akan
dianggap orang yang santun
Dengan menerapkan prinsip kesantunan, orang tidak lagi menggunakan
ungkapan-ungkapan yang merendahkan orang lain sehingga komunikasi akan
berjalan dalam situasi yang kondusif. Selain mengunakan prinsip kesopanan tersebut,
kesantunan berbahasa juga bisa dilakukan dengan menggunakan eufemisne (ungkapan
penghalus) dan pilihan kata honorifik (ungkapan hormat untuk menyapa orang lain).
Eufemisme merupakan ungkapan halus untuk menggantikan acuan yang dirasa
menghina atau merendahkan martabat orang lain. Di mana kamar kecilnya? Kata
kamar kecil digunakan untuk menggantikan kata tempat buang air karena penyebutan
tersebut di rasa kurang sopan. Dalam komunikasi politik, eufemisme diperlukan untuk
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 26 27 Februari 2017
D. Rangkuman
1. Kita harus memahami sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia. Dalam
perkembangnya, bahasa Indonesia yang secara istilah baru lahir memiliki peran
yang sangat strategis dalam upaya mencapai kemerdekaan. Bahasa
Indonesialah yang digunakan sebagai pembangkit semangat kebangsaan dan
rasa nasionalisme bersama. Bahasa Indonesia pula yang menjadi sarana
pencerdasan bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di
tanah air. Bahasa Indonesialah yang akhirnya menjadi sarana perjuangan
merebut kemerdekaan.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, berfungsi sebagai (1)
lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 26 27 Februari 2017
E. Pertanyaan/Diskusi
1. Mengapa pemuda Indonesia memilih bahasa Melayu sebagai bahasa nasional?
2. Sebutkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia!
3. Sebutkan dan berikan contoh prinsip-prinsip kesantunan berbahasa!
4. Suntinglah paragraf berikut agar menjadi paragraf yang kohesi dan koherensi!
Pantai jumiang merupakan sebuah Pantai yang ada di pulau Madura,
tepatnya di desa tanjung, kecamatan pademawu, kabupaten pamekasan. Pantai
ini berjarak sekitan 12 km dari pusat kota pamekasan. Jalan menuju obyek
wisata ini kondisinya beraspal cukup baik. Kendaraan yang berlalu lalang tidak
terlalu banyak, sehingga perjalanan menggunakan mobil dapat di tempuh
dalam waktu 10 menit dari pusat kota pamekasan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 26 27 Februari 2017