Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PEMANGKU ADAT DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

ZIARAH KE GOBAH DI NAGARI SUNGAI SIRAH


KABUPATEN PESISIR SELATAN

PROPOSAL

OLEH:

SALMI QAULI
NIM: 18058244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki keaneka-ragaman suku bangsa, agama,

bahasa, dan adat istiadat yang berbeda satu sama lainnya (Januar, 2015).

Negara Indonesia merupakan negara multikultur, yang artinya ditempati atau

diduduki oleh masyarakat yang memiliki bermacam-macam kebudayaan, dan

tradisi. Itu semua di karenakan adanya falsafah Indonesia yang disebut

Pancasila, dimana dalam sila ketiga telah disebutkan, yang berbunyi

Persatuan Indonesia.

Negara memajukan tradisi Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan

nilai-nilai tradisi (Andriyani, 2019).

Nurmaliza, et al, (2013) menjelaskan bahwa Negara menghormati dan


memelihara bahasa daerah, adat istiadat, tradisi sebagai kekayaan tradisi
Indonesia. Pemerintah berkewajiban untuk mengambil segala langkah
dan upaya dalam usaha memajukan tradisi bangsa dan negara agar tidak
punah dan luntur karena merupakan unsur nasionalisme dalam
memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan negara Indonesia.

Pemerintah berkewajiban untuk melestarikan tradisi dan bangsa

Indonesia adalah Negara yang begitu kaya akan budaya dan tradisi, termasuk

dalam ritual adat. Tidak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat berbagai adat

dan tradisi khas suku-suku di Indonesia. Berikut beberapa tradisi di Indonesia

yaitu, di Minangkabau lamaran dari mempelai perempuan (Uang Japuik),

Ogan (Pengadangan), Betawi, (Palang Pintu), Osing (Kawin Colongdi)


Banyuwangi, (Sasak Kawin Culik) Gunung Kidul (Kromojati), dan di

Mandailing tradisi tuor, (Alus, 2014).

Alus, (2014) menjelaskan bahwa tradisi merupakan sesuatu yang

dimiliki oleh suatu wilayah, yang sudah melekat dalam masyarakat dan sudah

turun temurun sejak dulu, beberapa hal yang termasuk tradisi diantaranya

cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, tata cara pernikahan adat istiadat

daerah dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan sebagai (Nurmaliza, et al

2013) tradisi merupakan sesuatu yang bersifat superorganic, karena tradisi

bersifat turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, yang satu dengan

yang lainnya walaupun manusia yang ada di dalam masyarakat senantiasa silih

berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Tradisi yang meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang

kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat

istiadat (Kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota

masyarakat salah satunya adalah masyarakat di Nagari Sungai Sirah

Kabupaten Pesisir Selatan wujud hasil dari suatu tradisi yang diwariskan

secara turun temurun tersebut biasanya dapat berbentuk perbuatan, acara adat

yang dapat memupuk kebanggan nasional dan memperkokoh kesadaran jati

diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila.

Disamping itu penyebaran tradisi ziarah ke Gobah di Nagari Sungai

Sirah Kabupaten Pesisir Selatan bersifat lisan dan penyampain informasi

semakin berkurang, sehingga menjadikan tradisi ziarah ke Gobah di Nagari

Sungai Sirah Kabupaten Pesisir Selatan terancam punah. Pemangku adat


dalam mempertahankan tradisi ziarah ke gobah di Nagari Sungai Sirah

bertujuan untuk memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh

kesadaran jati diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila, juga untuk

kepentingan masyarakat setempat, ilmu pengetahuan, dan tradisi serta

pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional.

Namuan kenyataanya yang terjadi Tradisi ziarah ke Gobah di Nagari

Sungai Sirah Kabupaten Pesisir Selatan tersebut menjadi tugas berat bagi

pemangku adat. Karena tradisi ziarah ke Gobah di Nagari Sungai Sirah bagi

generasi muda engan untuk melakukan tradisi pada umumnya hanya

masyarakat dengan pemangku adat saja yang melaksanakan.

Tradisi ziarah ke Gobah di Nagari Sungai Sirah dilakukan masyarakat

setiap suku yang ada di Nagari Sungai Sirah, pada malam harinya mereka

bermusyawarah antar suku untuk merencanakan pergi ziarah ke makam suku

masing-masing. Maksud diadakannya musyawarah adalah agar acara ziarah di

suku masing-masing tidak berbenturan dengan suku lainnya. Pada ziarah

tersebut masyarakat membawa makanan dari rumah untuk berdoa dan makan-

makan bersama disekitaran makam nenek moyang masyarakat. Acara ini

diadakan 1 atau 2 minggu setelah lebaran Idul Adha, dimana masyarakat

menyembelih sapi atau kambing yang lansung diamasak di lokasi pemakaman.

Setelah itu masyarakat bergontong royong untuk membersihkan pemakaman

nenek moyang dan melakukan doa bersama dan makan bersama.

Penelitian yang penulis lakukan ini, tidak terlepas dari penelitian

terdahulu yaitu: Amin, (2015) fungsi dan peranan pemangku adat Rantau
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi, Christeward Alus. (2014) peran

lembaga adat dalam pelestarian kearifan lokal suku sahu di Desa Balisoan

Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Firmanda Hengki, (2017)

hukum adat masyarakat petapahan dalam pengelolaan lingkungan sebagai

upaya pemenuhan hak masyarakat adat, Andriyani. 2019. Tradisi timang

turun mandi pada masyarakat kampar: Tinjauan Nilai Budaya Dan Nilai

Pendidikan Karakter, Haryani & Ayi, (2012) peran pengurus lembaga adat

dalam memfungsikan lembaga adat kasepuhan sinaresmi di Desa Sinaresmi

Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Maka dari penelitian di atas,

penulis fokus upaya pemangku adat dalam mempertahankan tradisi ziarah ke

Gobah di Nagari Sungai Sirah.

Berdasarkan wawancara awal penulis malakukan pemangku adat Bapak

LK 1 Maret 2022 menjelaskan bahwa:

“Dari masyarakat pada umunya tidak ada kendala tersendiri, karena


masyarakat sadar bahwa tradisi gobah ini untuk memperingati perjuangan
leluhur. Tetapi untuk saat ini masalah bagi generasi muda hanya sekedar
mengetahui saja tanpa semangat melaksanakan, mereka seaakan-akan
kalau sudah ada orang tua ikut tardisi ziarah ke Gobah, mereka tidak ikut
lagi, begitu juga masalah lain, pada saat sekarang ini belum ada mufakat
dari pemangku adat untuk melaksanakan ziarah kubur ke gobah tersebut
dikarenakan pandemi. Maka dengan itu tugas pemangku adat adalah
menjalankan perintah dari datuk masing-masing suku untuk keperluan
anak keponakan saat itu dan selalu memberikan edukasi kepada generasi
mudah, agar ziarah ke Gobah tidak punah ditelah masa, karean merekalah
suatu saat yang akan melanjutkan tradisi ini”.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis penting dan

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Pemangku Adat

Dalam Mempertahankan Tradisi Ziarah Ke Gobah di Nagari Sungai Sirah

Kabupaten Pesisir Selatan”.


B. Fokus dan Perumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada upaya pemangku adat dalam

mempertahankan tradisi ziarah ke Gobah di Nagari Sungai Sirah Kabupaten

Pesisir Selatan. Permasalahnya adalah tardisi Ziarah Ke Gobah sudah mulai

di abaikan dan pemangku adat hanya penyampain informasi bersifat lisan

semakin berkurang. Maka dapat dirumuskan masalah penelitin ini adalah:

Apa upaya-upaya yang dilakukan pemangku adat dalam mempertahankan

tradisi ziarah ke gobah di Nagari Sungai Sirah Kabupaten Pesisir Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan

pemangku adat dalam mempertahankan tradisi ziarah ke gobah di Nagari

Sungai Sirah Kabupaten Pesisir Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat secara:

1. Manfaat Tioritis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru bagi

perkembangan disiplin ilmu sosial dan digunakan untuk menambah

wawasan perkembangan kehidupan ilmu sosial dalam kajian tradisi yang

ada di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

1) Untuk masyarakat
Memberikan wawasan ilmiah khususnya bagi masyarakat di Nagari

Sungai Sirah Kabupaten Pesisir Selatan mengenai tradisi ziarah ke

gobah dalam dalam mempertahan tradisi setempat.

2) Untuk Para Pemangku Adat.

Dapat memberikan pengetahuan dan kajian dalam memeprtahan

tardisi ziarah ke gobah.

3) Untuk pemerintah

Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam bentuk kajian ilmiah,

untuk dijadikan sebagai arsip dan bahan bacaan sebagai menambah

ilmu dan pengatahuan terkaiat dengan tradisi ziarah ke gobah.

Anda mungkin juga menyukai