PENAGIHAN PAJAK
A. Utang Pajak
1
B. Penanggung Pajak
Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban
Wajib Pajak atau orang yang nyata-nyata ikut dalam menjalankan jalannya perusahaan
walaupun tidak ada dalam susunan pengurus perusahaan, menurut peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Tindakan penagihan pajak berupa sita dapat dilakukan terhadap harta pribadi milik
penanggung pajak apabila petugas pajak (jurusita pajak) tidak dapat menemukan harta
yang dapat disita ditempat kedudukan dan atau tempat usaha Wajib Pajak.
F. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak atau Penanggung Pajak selama Penagihan
Wajib Pajak/Penanggung Pajak
a. Meminta Jurusita Pajak memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal Jurusita
Pajak.
b. Menerima Salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan.
c. Menentukan urutan barang yang akan dilelang
3
d. Sebelum pelaksanaan lelang, Wajib Pajak/Penanggung Pajak diberi
kesempatan terakhir untukmelunasi utang pajak termasuk biaya
penyitaan, iklan dan biaya pembatalan lelang dan melaporkan pelunasan
tersebut kepada Kepala KPP yang bersangkutan.
e. Lelang tidak dilaksanakan apabila Penanggung Pajak melunasi utang
pajak dan biaya penagihan pajak sebelum pelaksanaan lelang.
Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah Penagihan pajak yang dilaksanakan oleh
Jurusita Pajak kepada penanggung pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan
Tahun Pajak.
Dilaksanakan karena;
1. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama- lamanya
atau berniat untuk itu;
2. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang
dikuasai dalam rangka menghentikan/ mengecilkan kegiatan perusahaan,
atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia
3. terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan
usaha, atau menggabungkan usaha, atau memekarkan usaha, atau
4
memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya,
atau melakukan perubahan bentuk lainnya
4. badan usaha akan dibubarkan oleh negara
5. terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh Pihak ketiga atau
terdapat tanda-tanda kepailitan
H. Hak Mendahulu
Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi maka kurator,
likuidator, atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan dilarang
membagikan harta Wajib Pajak dalam pailit, pembubaran atau likuidasi kepada
5
pemegang saham atau kreditur lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk
membayar utang pajak Wajib Pajak tersebut.
Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
diterbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
I. Daluwarsa Penagihan
Saat daluwarsa penagihan pajak perlu ditetapkan untuk memberi kepastian hukum
kapan utang pajak tersebut tidak dapat ditagih lagi, yaitu :
1. Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan
biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta
Putusan Peninjauan Kembali.
2. Daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.
3. Daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal surat permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran utang pajak diterima oleh Direktur Jenderal Pajak.
4. Sejak tanggal surat keberatan Wajib Pajak diterima Direktur Jenderal Pajak.
5. Daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak
tersebut.
6. Daluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penerbitan ketetapan pajak tersebut
K. Bunga Penagihan
Apabila atas yang terutang SKPKB atau SKPKBT dan tambahan yang harus
dibayar berdasarkan SK Pembetulan, SK Keberaratan atau Putusan Banding, pada saat
jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa buga sebesar 2 % sebulan
untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan pembayaran
atau tanggal diterbitkannya STP dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.