Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL MANOKWARI
SATKERPELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH V PROVINSI PAPUA BARAT (FAKFAK)

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PENANGANAN LONGSORAN RUAS HURIMBER – KOKAS (2021)

TAHUN ANGGARAN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN ANGGARAN 2021

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE


PAKET : PENANGANAN LONGSORAN RUAS HURIMBER KOKAS (2021)
( KM. 35+200 dan KM 39+500 )

Kementerian Negara/Lembaga: (033) Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I/II : (04) Direktorat Jenderal Bina Marga
Program : (083.04.GA) Program Infrastruktur Konektifitas
Hasil (Outcome) : (02) Panjang Jalan Yang dibangun
Kegiatan : (2409) Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas
Jalan Nasional
Indikator Kinerja Kegiatan : (2409.CDC) Prasarana Bidang Konektivitas Darat (Jalan)
Keluaran (Output) : (2409.CDC.002) Preservasi, Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan
Volume : 410,00 (empat ratus sepuluh)
Satuan Ukur : M (Meter)

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
Jalan dan jembatan sebagai public goods / sarana umum merupakan prasarana transportasi
darat dimana seluruh masyarakat memiliki hak untuk menggunakannya. Prasarana tersebut
memiliki peran yang sangat penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah. Seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding dengan
pertumbuhan prasarana transportasi, peningkatan kinerja jalan harus lebih dipacu salah
satunya adalah menjaga jalan agar tetap fungsional.

Dalam penyusunan KAK ini didukung beberapa landasan hukum antara lain:

1. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
3. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstuksi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian
Pekerjaan Umu m dan Perumahan Rakyat.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
8. Peraturan LKPP No. 14 Tahun 2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (UKPBJ) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 08/PRT/M/2018
Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
131/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019.
10. Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) 119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2021.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2020
Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
13. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/SE/M/2020
Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa
Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
14 Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui
Penyedia.
14. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi
Umum Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
15. Surat Direktur Jenderal Bina Marga Nomor HK.0101-Db/11 tanggal 07 Januari 2020 hal
Penyesuaian Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 05/SE/Db/2019
tentang Pelaksanaan Pengadaan dan Pelaksanan Kontrak Pekerjaan Jasa Konstruksi di
Direktorat Jenderal Bina Marga.

Dengan berlakunya UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimana penyelenggara jalan
wajib melayani pengguna jalan dengan lancar, aman, dan nyaman sehingga kegiatan
pembangunan jalan dan jembatan harus selalu dilaksanakan prasarana jalan dapat mencapai
tingkat pelayanan tertentu dan sesuai fungsinya sebagai penghubung dari suatu daerah ke
daerah lain bisa berjalan dengan baik dan lancar.
2. Gambaran Umum
Pemeliharaan infrastruktur jalan pada Ruas Jalan Hurimber – Kokas yang merupakan bagian
dari ruas jalan prioritas Konektivitas menuju Trans Papua, dari Distrik Fakfak hingga ke Distrik
Kokas, memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Papua Barat, khususnya kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni dan
Kabupaten Sorong.

Pada KM. 35+200 s.d. KM.35+550 dan KM.39+500 s.d KM.39+560 atau total panjang
penanganan 410,00 Meter pada ruas jalan menuju Distrik Kokas ini adalah 2 titik longsoran dari
4 titik longsoran yang membutuhkan penanganan secara intens / urgent karena jika tidak
tertangani maka dapat menyebabkan terputusnya jalan sehingga menjadi penghambat bagi
mobilisasi massa, barang maupun jasa baik dari kota Fakfak menuju Distrik Kokas atau
sebaliknya, yang mana sebagian dari massa / masyarakat ada juga yang memilih melakukan
perjalanan ke Sorong atau Babo / Bintuni dengan moda transportasi laut melalui Pelabuhan
Kokas.

Adapun program Penanganan Longsoran pada Ruas Jalan Hurimber – Kokas antara lain :
No. Uraian Target

A Longsoran KM. 35+200 350,00 M


1. Pemasangan Jaring Kawat Pasif
2. Pemasangan angkur puncak baja ulir 25mm

B Longsoran KM. 39+500 60,00 M


1. Pemasangan Bronjong Angkur setinggi 8 meter
2. Geogrid (kelas III) sepanjang 7 meter

Pelaksanaan program penanganan yang dijelaskan diatas mengunakan jenis Kontrak Regular
SYC (Single Year Contract), dampak positif yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah :

a. Meningkatkan perekonomian di Papua Barat khususnya Kabupaten Fakfak dan sekitarnya


yang dapat mendukung jalur distribusi barang / jasa dalam kegiatan perekonomian;
b. Meningkatkan aksebilitas dan mobilitas barang dan jasa dari dan menuju Kabupaten
Fakfak, Kabupaten Sorong, Kabupaten Teluk Bintuni (Babo) dan sekitarnya melalui
Pelabuhan Laut Distrik Kokas;
c. Meningkatkan pengembangan pariwisata di daerah sekitar, khususnya di Distrik Kokas;
d. Mengurangi kesenjangan pembangunan.
3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah :

 Bertambahnya panjang jalan nasional pada ruas jalan ini yang berkategori mantap dan
berkeselamatan yang mana bisa meningkatkan konektivitas antar wilayah dan
mendukung tumbuh dan berkembangnya perekonomian baru masyarakat sekitar,
khususnya masyarakat Kabupaten Fakfak dan Teluk Bintuni yang berbatasan langsung
dengan Provinsi Papua mempunyai posisi yang sangat strategis untuk perkembangan
Papua Barat.
 Mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas
sehingga umur rencana jalan dan jembatan bisa tercapai.

4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan program penanganan longsoran tahun anggaran 2021 berada ruas jalan
nasional, yaitu :
 Hurimber – Kokas dengan panjang penanganan 410,00 meter

KOKAS KM 125+500
KM 45+000 KINAM KM 110+800
(141+300) KM 61+850 KM 107+800
JBT WOS III
J BT KINAM II 103+962
63+971

TELUK PATIPI
KM 107+000

TEL. PATIPI PASIR


KM 90+000
KAYUNI
KM 27+500 KM 50+500
(123+800)
KM 48+500

HURIMBER
KM 26+646

KM 17+660

KM 13+660
KM 12+000

KM 10+380 Ket :
Aspal
KM 9+500
Pemel. rutin kondisi
KM 6+500 Holding
Longsoran

Pemel. berkala jembatan

FAKFAK SANGGRAM
SIPATNANAM KM 0+000
KM 49+000 WERBA
KM 18+000

Gambar 1. Peta Lokasi Pekerjaan


SIBORU
KM 41+000
Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021) : 410,00 M
Lokasi Pekerjaan
Panjang
Ruas (Km.) Ket
(m)
Awal Akhir
Hurimber-Kokas 035 + 200 35 + 300 100
Hurimber-Kokas 035 + 300 35 + 400 100
Hurimber-Kokas 035 + 400 35 + 500 100
Hurimber-Kokas 035 + 500 35 + 550 50
Hurimber-Kokas 039 + 500 39 + 560 60
PanjangTotal (M) 410.00

B. PENERIMA MANFAAT
Dengan dilaksanakannya Paket Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021) ini
diharapkan dapat mencapai target kinerja RPJM Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dan mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat,
khususnya Kabupaten Fakfak.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


Paket Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021) yang direncanakan sepanjang
total 410 M dimulai pada KM.35+200 – KM.35+550 dan KM 39+500 – KM 39+560 di Ruas Jalan
Hurimber – Kokas. Pelaksanaan pekerjaan tersebut akan dikontrakkan ke pihak rekanan jasa
konstruksi (Penyedia Jasa). Tahapan – tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan secara garis
besar meliputi:

1. Lingkup Penanganan
Kegiatan Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021) mencakup ruang lingkup
pekerjaan dengan rincian sebagai berikut :

a. Divisi 1 Umum
- Seksi 1.2 Mobilisasi
- Seksi 1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
- Seksi1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Seksi1.21 Manajemen Mutu

b. Divisi 2 Drainase
- Seksi 2.1.(1) Galian untuk selokan drainase dan saluran air
- Seksi 2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar
- Seksi 2.4.(1) Bahan Drainase Porous atau Penyaring (Filter)
- Seksi 2.4.(5) Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan
Drainase Bawah Permukaan, diameter 8 inch
c. Divisi 3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik
- Seksi 3.1.(1) Galian Biasa
- Seksi 3.1.(3) Galian Batu
- Seksi 3.1.(4) Galian Struktur dengan kedalaman 0 – 2 meter
- Seksi 3.2.(1b) Timbunan Biasa dari hasil galian
- Seksi 3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian
- Seksi 3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
- Seksi 3.5.(2a) Geotekstil Separator Kelas 1
- Skh. 1.3.11(1) Geogrid Uniaxial Tipe 1

d. Divisi 5. Perkerasan berbutir


- Seksi 5.3.(1.a) Perkerasan Beton Semen (PPC)

e. Divisi 7 Struktur
- Seksi 7.1.(6c) Beton struktur, fc’20 Mpa
- Seksi 7.1.(10) Beton, fc’10 Mpa
- Seksi 7.3.(1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280
- Seksi 7.3.(2) Tulangan Sirip BjTS 280
- Seksi 7.6.(1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan
- Seksi 7.9.(1) Pasangan Batu
- Seksi 7.10.(3a) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis
- Seksi 7.10.(4) Tambahan Biaya untuk Anyaman Penulangan Tanah
dengan Kawat yang Dilapisi PVC
- Seksi 7.16.(3a) Pipa Drainase PVC diameter 150 mm

f. Divisi 9 Pekerjaan Harian & Pekerjaan lain-lain


- Seksi 9.2.(7) Rel Pengaman

g. Spesifikasi Khusus
- Skh.1.3.16(1)d Jaringan Kawat kekuatan tinggi hexagonal dilapisi Zn-Al
dan pvc untuk mode pasif
Lereng Kanan
Lereng Kiri
- Skh.1.3.16(5)d Jaringan Kawat kekuatan tinggi hexagonal dilapisi Zn-Al
Lereng Kanan (puncak lereng) S=3m, L=2m
Lereng Kiri (puncak lereng) S=3m, L=2m
- Skh.1.3.16(5)c Angkur pin dari batang baja sirip BjTS 50 diameter ….. mm
Lereng Kanan (dasar lereng) S=3m, L=2m
Lereng Kiri (dasar lereng) S=3m, L=2m
- Skh.1.3.17(1)e Matras perkuatan dengan tanaman tipe standar 5A
- Skh.1.3.17(3)c Penanaman biji vegetasi dengan teknik taplok (mulching)

2. K3 dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL)

1.19.1.1 Uraian Pekerjaan


 Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
 Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi
maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang
ditetapkan oleh PengawasPekerjaan.
 Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan
K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika
ada) tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan
No. 004/BM/2006, serta peraturan terkaitlainnya.
 Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protocol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-`19) dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi dan Dokumen Protocolnya.
 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor : 06/SE/M/2020 tentang Penanganan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-`19).
 Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa menurut Seksi ini tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah
Kontrak berakhir.
Penyedia jasa diwajibkan mengimplementasikan sistem manajemen K3
konstruksi dengan melengkapi rencana penerapan K3 konstruksi untuk
seluruh tahapan pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 untuk mengelola K3 yang
berhubungan dengan hal – hal berikut :
1. Tenaga Kerja
2. Keselamatan dalam kegiatan Konstruksi
3. K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
4. Tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan
Satker Pelaksanaan jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua Barat
(Fakfak) adalah sebagai berikut ini :
3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas
(2021) adalah :
a. Tahapan Persiapan dan Lelang direncanakan siap pengumuman lelang bulan April – Mei
2021;
b. Tahapan Pelaksanaan direncanakan siap Kontrak pada Bulan Mei 2021 dengan jangka
waktu pelaksanaan : 166 Hari Kalender
c. Tahap Pemeliharaan : 720 Hari Kalender

D. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

Metode Pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan pada Kegiatan Penanganan Longsoran


Ruas Hurimber Kokas (2021) mengikuti ketentuan yang telah diatur dalam Spesifikasi
Umum Bina Marga 2018 dengan rincian seperti berikut:

1. Divisi 1. Umum
Mobilisasi
Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan bangunan pelengkap
antara lain jembatan untuk pengangkutan alat-alat berat, bila ada) dan Jadwal
Kemajuan Pelaksanaan kepada Pengawas Pekerjaan untuk dimintakan
persetujuannya.
Kecuali disebutkan lain dalam Spesifikasi Khusus, program mobilisasi harus
menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam Pasal
1.2.1.1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut:
 Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detail di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin
pemecah batu, instalasi pencampur aspal, atau instalasi pencampur beton, dan
laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak.
 Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan
yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran,
bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di
lapangan.
 Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
 Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal
mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
 Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuanmobilisasi.

2. Divisi 2. Drainase
Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pada tahap awal selokan harus digali lebih kecil dari penampang yang telah
disetujui oleh direksi . Lokasi yang akan dilaksanaan pekerjaan galian drainase
harus ditandai dengan cermat sehingga kelandaiannya dapat terpenuhi Pekerjaan
ini mencakup pembuatan selokan baru baik dengan pasangan mortar maupun
tidak , pekerjaan ini dilakukan mengunakan excavator dibantu dengan tenaga
harian untuk merapikan hasil galian excavator . Pekerjaan galian ini dilakukan
pada pingiran badan jalan , excavator melakukan galian lalu hasil galian dimuat
pada dump truck dibuang pada lokasi yang telah ditentukan. Galian ini dilakukan
sesuai dengan gambar rencana baik tinggi, lebar maupun kemiringan nya agar air
dapat mengalir secara lancar.

Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini menggunakan bahan semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi
mortar Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir
pasang dan semen. Tahapan pekerjaan sebagai berikut :
Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
Material tersebut dicampur dengan mengunakan concrete mixer dan diberi air bersih
dengan alat water tank truck.
Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan
pemasangan sesuai dengan gambar.
Pemasangan dilakukan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
Membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk
mengetahui karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

Drainase Porous
Pekerjaan ini menggunakan bahan porous untuk landasan drainase beton dalam hal ini
menggunakan pipa berlubang banyak (perforated pipes) dengan maksud untuk
mencegah butiran tanah halus terhanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah.
Sebelum eksekusi di lapangan contoh pipa berlubang banyak (perforated pipes), atau
anyaman penyaring (filter) yang diusulkan untuk digunakan harus diserahkan bersama
dengan spesifikasi dari pabrik pembuatnya serta data pengujiannya kepada Koordinator
Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan penggunaan di lapangan.

3. Divisi 3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik

Galian Biasa, Galian Batu dan Galian Struktur


 Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik
dan bahan perkerasan lama.
 Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang
terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau fondasi dalam keadaan lepas
atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau
dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
 Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan
maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka
bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap
dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos
tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari
15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan
PengawasPekerjaan.

 Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara
atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Pengawas Pekerjaan dapat
melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain,
jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau
struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
 Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang
perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh Pengawas
Pekerjaan.
 Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil
atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik
terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
 Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.
 Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian Perkerasan Beton
tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
 Galian Struktur terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya selain yang
disebut dalam spesifikasi ini. Pekerjaan Galian Struktur juga meliputi :
penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan;
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau
cofferdam berserta pembongkarannya.
 Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran
agar tidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari
struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga
membahayakan seluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah
selesai.

Timbunan Biasa dari Hasil Galian


Pekerjaan ini meliputi pengambilan bahan timbunan dari Hasil Galian pada Badan
Jalan yang dapat digunakan untuk penimbunan lokasi pekerjaan yang berjarak
max 200 m dari lokasi galian badan jalan . Pengangkutan penghamparan sampai
pemadatan sehingga terbentuk badan jalan yang direncanakan . Sebelum kita
melaksanakan pekerjaan timbunan akan dilakukan survey dengan direksi untuk
menentukan lokasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Material yang
akan digunakan untuk penimbunan harus terlebih dahulu dilakukan pengujian
laboratorium. Setelah diperoleh data bahwa material tersebut masuk dalam
standart yang disyaratkan maka dilakukan pengangkutan menggunakan dump
truk menuju lokasi penimbunan. Penghamparan material ini dilakukan
mengunakan motor greader sampai diperoleh ketebalan yang diisyaratkan dalam
gambar rencana. setelah ketebalan tercapai maka dilakukan pemadatan
menggunakan Vibrator Roller agar mendapatkan kepadatan timbunan secara
maksimal. Pemadatan dengan alat berat dilakukan secara bertahap atau berlapis
disertai dengan penyiraman air menggunakan mobil tangki. Proses pemadatan
dan penyiraman dilaksanakan secara terus menerus sampai tercapai kepadatan
yang disyaratkan dan disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.

Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian


Pekerjaan ini meliputi pengambilan bahan timbunan dari Quarry Timbunan Pilihan,
pengangkutan, penghamparan sampai pemadatan sehingga terbentuk badan jalan
yang direncanakan. Sebelum melaksanakan pekerjaan timbunan, akan dilakukan
survey dengan direksi untuk menentukan lokasi pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Material yang akan digunakan untuk penimbunan harus
terlebih dahulu dilakukan pengujian laboratorium. Setelah diperoleh data bahwa
material tersebut masuk dalam standart yang disyaratkan maka dilakukan
pengangkutan menggunakan dump truk menuju lokasi penimbunan .
Penghamparan material ini dilakukan mengunakan motor greader sampai
diperoleh ketebalan yang diisyaratkan dalam gambar rencana. setelah ketebalan
tercapai maka dilakukan pemadatan menggunakan Vibrator Roller agar
mendapatkan kepadatan timbunan secara maksimal. Pemadatan dengan alat berat
dilakukan secara bertahap atau berlapis disertai dengan penyiraman air
menggunakan mobil tangki. Proses pemadatan dan penyiraman dilaksanakan
secara terus menerus sampai tercapai kepadatan yang disyaratkan dan disetujui
oleh direksi dan konsultan pengawas . Setelah selesai maka akan dilakukan
pengujian mutu timbunan pilihan secara bersama sama antara konsultan
pengawas , direksi teknis dan pihak kontraktor . Dimana pengujian lapangan
dilakukan dengan metode sand cone sehingga kita mengrtahui kepadatan
lapangan apakah memenuhi standar atau belum .

Timbunan Pilihan Dari Galian


Pekerjaan urungan pilihan dari galian dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan penghamparan, pemadatan,
pengujian dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Uraian Pengerjaan
 Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa: pengukuran dan
pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan,
dimana harus bebas dari material organik dan anorganik.
 Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi konsultan dan
pengawasan.
 Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan
dengan drum truk, dan tumpukan dengan jarak tertentu pada lokasi
pekerjaan.
 Timbunan pilihan di hampar dengan mengunakan motor greader.
 Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air mengunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibrator Roller sampai mencapai ketebalan dan
kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik
 Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk
menentukan ketebalan dan timbunan.
 Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut untuk dibuang pada
area yang telah ditentukan.

Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dari galian dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan, Lapis
Fondasi Agregat, Lapis Fondasi Jalan tanpa Penutup Aspal, Stabilisasi Tanah
atau Lapis Fondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas dan di daerah bahu jalan
baru yang bukan di atas timbunan baru akibat pelebaran lajur lalu lintas.

2. Uraian Pengerjaan
 Penyiapan tempat kerja;
 Pemadatan tanah dasar;
 Daya dukung tanah dasar di daerah galian.
Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung
minimum sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-
kurangnya mempunyai CBR minimun 6% jika tidak disebutkan. Pekerjaan
penyiapan tanah dasar baru dilaksanakan bila pekerjaan lapis fondasi
agregat atau perkerasan sudah akan segera dilaksanakan.

Geotekstil Separator Kelas 1


Berfungsi untuk mencegah terjadinya pencampuran antara tanah dasar dengan
agregat penutupnya (Lapis fondasi bawah, lapis fondasi, timbunan pilihan dsb).
Fungsi geotekstil sebagai pemisah (separator) sesuai untuk struktur perkerasan yang
dibangun di atas tanah dengan nilai CBR sama atau lebih dari 3 (CBR>3) atau kuat
geser lebih dari sekitar 90 kPa .Aplikasi separator sesuai untuk kondisi tanah dasar
tang tak jenuh.

Geogrid Uniaxial Tipe 1


Geogrid jenis uniaxial digunakan untuk perkuatan tanah namun khusus pada dinding
penahan tanah, stabilitas lereng, dll. Geogrid Uniaxial ini memberikan perkuatan pada
sistem slope reinforcement sehingga dapat membangun lebih tinggi dan lebih tegak
pada area terbatas..

4. Divisi 5. Perkerasan Berbutir


Perkerasan Beton Semen
Persetujuan untuk komposisi campuran harus didasarkan pada hasil rancangan
campuran di laboratorium yang memenuhi thd kekuatan lentur pada umur rencana yang
diisyaratkan. Penghamparan beton secara manual diperlukan harus dilakukan dengan
memakai sekop bukan perlengkapan perata (rakes). Tenaga kerja tidak boleh menginjak
hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang dilekati oleh tanah atau
material lain. Bilamana beton dicor bersambungan dengan jaur perkerasan yang telah
selesai terlebih dahulu, dan bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan melewati
jalur yang ada, penghamparan pada jalur yang bersebelahan dapat dilakukan setelah
kukuatan beton tersebut mencapai 70% dari kekuatan yang diisyaratkan.
Beton harus dipadatkan secara merata dari tepian sepanjang acuan, sepanjang dan
pada kedua sisi setiap sambungan dengan menggunakan vibrator yang dimasukkan
kedalam beton.Vibrator tdk boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau
sisi acuan dan tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.

5. Divisi 7. Struktur

Beton Struktur
Pekerjaan beton ini mencakup pembuatan seluruh struktur beton termasuk
tulangan , bekisting dan perawatannya pasca pengecoran. Bersama sama dengan
direksi teknis mengambil sampel material yang akan digunakan untuk campuran
untuk dilakukan pengujian di dalam laboratorium , sehingga didapatkan job mix
formula untuk setiap kelas mutu beton . Setelah mendapatkan hasil uji lab maka
material batu , pasir kerikil diangkut mengunakan dump truk menuju ke lokasi
pekerjaan . Air yang digunakan dalam campuran , dalam perawatan beton harus
bersih dan bebas dari kotoran serta kandungan garam. Material dicampur
menggunakan Concrete Mixer untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan.
Sebelum dilakukan pengecoran harus disiapkan bekisting atau cetakan beton
yang kuat dan tidak bocor untuk mencegah agar air semen tidak mengair keluar
Bekisting dibersihkan dari segala kotoran . Dengan persetujuan direksi teknis
dilakukan pencampuran material dengan kadar semen portlan yang berbeda
untuk setiap kelas beton yang isyaratkan .Pada saat yang bersamaan diambil
sampel kubus beton untuk dilakukan pengujian kuat tekan beton . Sebelum
dilakukan pengecoran cetakan / mal disiram dengan air terlebih dahulu .
Pengecoran dilakukan sampai selesai atau berhenti / istirahat pada saat
sambungan beton seijin dari direksi teknis . Pengecoran juga dilakukan secara
baik agar terhindar dari segresi atau pemisahan material yang dapat
mengakibatkan kegagalan mutu beton. Dalam waktu 24 jam harus dijaga agar
tidak ada air yang mengalir diatas beton tersebut . Dengan menggunakan vibrator
concrete dilakukan penggetaran campuran beton sehingga terhindar dari beton
yang keropos . Setelah selesai pengecoran dalam jangka waktu 24 jam maka
dilakukan penyiraman dengan air untuk menjaga kelembaban beton . Cetakan
beton dibongkar setelah mendapatkan ijin dari direksi teknis .

Baja Tulangan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan , pengangkutan dan pabrikasi baja tulangan
sesuai dengan gambar rencana . Baja tulangan disimpan di tempat yang aman
sehingga tidak terjadi distorsi , pengotoran , korosi dan kerusakan . Daftar
pemakaian baja tulangan dan diagram pembengkokan disiapkan untuk mendapat
kan persetujuan direksi . Pemotongan dan pembengkokan baja tulangan dilakukan
secara tepat sesuai dengan gambar rencana . Batang tulangan harus diikat
dengan kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak bergesar
saat pengecoran

Fondasi Cerucuk
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemancangan. Semua bahan kayu ini harus
disertai Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH) yang menyatakan
keabsahannya (tidak berasal dari penebangan liar). Cerucuk kayu harus terbuat dari
jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam gambar. Yang mana fondasi cerucuk
adalah susunan tiang kayu dengan diameter tertentu yang dimasukkan dlam tanah
sehingga berfungsi sebagai fondasi.

Pasangan Batu
Pekerjaan ini dilakukan pada lokasi strategis seperti longsoran atau daerah
peninggian badan jalan. Pasangan Batu dengan menggunakan adukan semen ini
dibangun diatas dasar yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan dan
memenuhi dimensi yang sesuai dengan gambar rencana . Batu , pasir , semen
didatangkan mengunakan dump truk menuju lokasi pekerjaan . Setelah lokasi
disetujui oleh direksi teknis maka dilakukan pemasangan bauwplank . Baik batu
maupun pasir yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang
menempel sehingga tidak mengurangi daya lekat campuran. Pasir , Batu dan air
dicampur menggunakan Concrete Mixer agar adukan mortar lebih merata

Bronjong
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan Keranjang Bronjong dan batu yang diisikan
kedalam bronjong yang disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar
dan memenuhi spesifikasi. Pemasangan dan pengisian bronjong harus dilakukan pada
lereng timbunan, lereng galian dan permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah
ter-erosi dimana perlindungan terhadap erosi / longsor dikehendaki.
Kawat bronjong harus memenuhi salah satu dari SNI berikut ini : SNI 03-6154-1999, SNI
03-0090-1999, atu SNI 03-3046-1992.
Tahapan pelaksanaan meliputi:
a. Persiapan, yaitu mencakup pekerjaan galian untuk landasan bronjong.
b. Penempatan Bronjong, yaitu mencakup penempatan posisi keranjang brojong,
pengisian batu dalam keranjang bronjong, pekercaan pasca pengisian batu dan
penempatan bronjong pada layer berikutnya.
c. Penempatan pasangan batu kosong, yaitu untuk membentuk lantai (apron)
mendatar.
d. Penimbunan kembali, sesuai dengan ketentuan dari Seksi 3..2, Timbunan.
e. Penepatan pasangan batu kosong yang diisi adukan, celah-celah antar batu dapat
diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil, sedemikian sehingga sisa dari
rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat dan rapi dengan
ketebalan tidak lebih dari 10mm dari permukaan batu-batu tersebut.

6. Divisi 9. Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-lain

Rel Pengaman
Pekerjaan Rel Pengaman (Guard Rail) mencakup memasok, merakit dan memasang
baru atau pergantian yang lama pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Sesuai Spesifikasi 2018 revisi 2, bahan Rel Pengaman harus dari baja yang
digalvanisasi, dibuat di pabrik dari lembaran baja yang memenuhi AASHTO M180-
00(2004) dengan ketebalan minimum 2,67 mm dan sifat-sifat yang dijelaskan dalam
spesifikasi ini.
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan Rel Pengaman harus sesuai dengan arahan
Pengawas Pekerjaan.

7. Spesifikasi Khusus-1.3.16 Jaring Kawat dan Net Kabel


Sebagai Pengaman Lereng Batuan
Spesifikasi ini mencakup pekerjaan penanganan jatuhan batuan dan debris dengan
Metode aktif dan Pasif. Metode Pasif dapat dilakukan dengan memasang Jaring Kawat
(wire mesh) dan Net Kabel (CableNet) yang berfungsi untuk menutupi permukaan
lereng, sehingga batuan yang akan jatuh diarahkan ke tampungan di kaki lereng.
Penanganan runtuhan jatuhan batuan dan material debris dengan Metode Aktif dapat
dilakukan dengan memasang Jaring Kawat atau Net Kabel dengan perkuatan angkur
dengan diameter dan jarak tertentu.
Pekerjaan ini mencakup persiapan, pengadaan dan pemasangan Jaring Kawat atau
Net Kabel dan Angkur.

8. Spesifikasi Khusus-1.3.17
Pengendalian Erosi Lereng
Spesifikasi ini mencakup pekerjaan penanganan erosi lereng dengan menggunakan
Selimut Pengendali Erosi (erosion control blanket) atau Matras Perkuatan (turf
reinforcement mat) dan vegetasi. Vegetasi tanpa Selimut Pengendali Erosi atau Matra
Perkuatan umumnya dapat dilakukan pada kondisi lereng tanah dengan kemiringan
kurang dari 55 derajat dengan kondisi erodibilitas sedang – sangat tinggi atau kondisi
lain sesuai dengan gambar. Pekerjaan penanganan erosi ini hanya dilaksanakan pada
permukaan lereng yang stabil. Bahan dan Persyaratan dapat merujuk kepada tabel-
tabel yang diuraikan dalam SKh.1.3.17.
Dalam pelaksanaan meliputi :
- Tahap persiapan;
- Pemasangan Selimut Pengendali Erosi atau Matras Perkuatan Lereng;
- Penanaman vegetasi;
Penanaman biji vegetasi dengan teknik Taplok meliputi :
o Tahap awal – membuat campuran yang terdiri dari biji vegetasi, mulsa serutan
kayu, perekat PAM, pupuk kandang dan pupuk buatan (anorganik). Beserta air
dalam suatu tangki pencampur yang dilengkapi dengan alat pengaduk
(agitator) atau duduk secara manual. Proses pencampuran minimal
membutuhkan watu sebanyak 30 menit. Kebutuhan biji tanaman, mulsa
serutan kayu, perekat PAM, pupuk dan air dapat dilihat pada table 1.3.17 (3)
dan (5) Spesifikasi Khusus.
o Taplok-kan campuran tersebut pada permukaa lereng yang sudah dipasang
Selimut Pengendali Erosi atau Matras Perkuatan dengan jarak horizontal dan
vertical maksimum 20 cm antara mulsa sesuaidengan Gambar.
o Lakukan penyiraman pada lereng yang sudah ditanami dengan teknik taplok
tersebut setiap 2 hari sekali sampai masa pekerjaan konstruksi berakhir.
Bilamana terjadi hujan, penyiraman dihentikan.
- Pembersihan sampah sisa pekerjaan konstruksi;
- Penyiraman;
- Pemeliharaan; Penyedia wajib memelihara tanaman yang telah ditanam sampai
serah akhir Terima akhir Pekerjaan dilaksanakan.

MANAJEMEN MUTU
1. Setiap Tahapan Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen
mutu. Sebagai bagian dari Program Mutu Penyedia Jasa yang disyaratkan
dalam Syarat-syarat Kontrak, Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab atas
semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan
Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, menginspeksi dan menguji
cara, metode, bahan, kecakapan-kerja, prosesproduk dari semua aspek
Pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan
persyaratan Kontrak.
2. Penyedia Jasa harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana
Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap kepada Pengawas Pekerjaan
minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan yang
dicakup oleh perencanaan.
3. Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) harus mencakup Pekerjaan secara
keseluruhannya, termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang
dipasok Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa, dan semua jenis dan tahap
pelaksanaan pada Kegiatan.
4. Program Pengendalian Mutu Penyedia Jasa dan Pekerjaan harus dilaksanakan
sesuai dengan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola
dengan baik, dengan hasil pengujian yang mewakili pelaksanaan yang aktual.
Hasil-hasil tersebut akan dilaporkan dengan akurat dan dalam suatu waktu
tertentu.

E. RUANG LINGKUP PEKERJAAN UTAMA


No. Lingkup Pekerjaan Target
a. Lingkup pekerjaan di lokasi segmen efektif
1. Jalan 410,00 M
o Penanganan Longsoran KM 35+200 350,00 M
o Penanganan Longsoran KM 39+500 60,00 M
2. Jembatan -

F. PROGRAM PADAT KARYA


Pekerjaan yang dilaksanakan dengan padat karya adalah :
Kebutuhan Tenaga per
No. Jenis Pekerjaan Padat Karya
Hari (Orang/Hari)

1. Bronjong dengan Kawat yang dilapisi Galvanis 25

G. DAFTAR PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN


Kode Klasifikasi
No. Jenis Pekerjaan yang wajib disub-kontrakkan
Pekerjaan Spesialis
Pekerjaan Sub Kontrak yang bukan Pekerjaan Utama
1. Pasangan Batu Mortar -

H. DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL


Pengalaman Sertifikat
Jabatan dalam Tingkat Pendidikan
No. Kerja sesuai Kompetensi Ket.
Pekerjaan ini / Ijazah
Jabatan (Tahun) Kerja
Ahli Teknik Jalan
1. Manajer Proyek Min. S1 Teknik Sipil Min. 4 Tahun
Muda
Ahli Teknik Jalan
2. Manajer Teknik Min. S1 Teknik Sipil Min. 3 Tahun
Muda
Manajer
3. Min. S1 (umum) Min. 2 Tahun -
Keuangan
Ahli Muda K3
4. Ahli K3 Min. S1 Teknik Sipil Min. 3 Tahun
Konstruksi

I. DAFTAR PERALATAN UTAMA MINIMAL YANG DIBUTUHKAN


Jumlah
No Jenis Kapasitas Kondisi Keterangan
(unit)
1. Excavator 3 80 HP Laik Sewa / Sewa beli/ Milik
2. Motor Grader 1 100 HP Laik Sewa / Sewa beli/ Milik
3. Vibrator Roller 2 5T Laik Sewa/ Sewa beli/ Milik
4. Wheel Loader 2 1.0 M³ Laik Sewa / Sewa beli/ Milik
5. Truck Mixer 1 3 Ton Laik Sewa / Sewa beli / Milik
6. Dump Truck 3 3,5 Ton Laik Sewa / Sewa beli / Milik
J. DAFTAR JENIS PEMBAYARAN UTAMA
No Pembayaran Utama Bobot (%)

1 Pasangan Batu dengan Mortar 12,56


2 Galian Batu 4,64
3 Timbunan Pilihan dari sumber galian 3,43
4 Perkerasan Beton Semen (PPC) 9,39
5 Pasangan Batu 6,00
6 Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis 21,54
7 Rel Pengaman 8,83
Jaring kawat kekuatan tinggi hexagonal dilapisi Zn-Al dan pvc untuk 10,89
8
metode pasif
9 Angkur sling (wire rope anchor) dilapisi Zinc/Al 2,95
Total 80.23

K. DAFTAR JENIS PEKERJAAN UTAMA


No Pekerjaan Utama No. Mata Pemb.

1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 2.1.(1)


2 Timbunan Pilihan dari sumber Galian 3.2.(2a)
3 Perkerasan Beton Semen (PPC) 5.3.(1.a)
4 Pasangan Batu 7.9.1
5 Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis 7.10.(3a)
6 Rel Pengaman 9.2.(7)
Jaring kawat kekuatan tinggi hexagonal dilapisi Zn-Al dan pvc Skh. 1.3.16(1)d
7
untuk metode pasif
8 Angkur sling (wire rope anchor) dilapisi Zinc/Al Skh. 1.3.16(5)d
9 Angkur pin dari batang baja sirip BjTS 50 Skh. 1.3.16(5)c
10 Matras perkuatan dengan tanaman tipe standar 5A Skh. 1.3.17(1)e
11 Penanaman biji vegetasi dengan teknik taplok (mulching) Skh. 1.3.16(3)c

L. TATA CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Satuan
No. Mata Pemb. Uraian Item Pekerjaan
Pengukuran

1.2 Mobilisasi LS
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja LS
1.21 Manajemen Mutu LS
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M3
2.4.(1) Bahan Drainase Porous atau Penyaring (Filter) M3
Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk M1
2.4.(5)
Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan, diameter 8”
3.1.(1) Galian Biasa M3
3.1.(3) Galian Batu M3
3.1.(4) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter M3
3.2.(1b) Timbunan Biasa dari hasil galian M3
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian M3
3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan M2
3.5.(2a) Geotekstil separator Kelas 1 M2
Skh. 1.3.11(1) Geogrid Uniaxial Tipe 1 M2
5.3.(1.a) Perkerasan Beton Semen (PPC) M3
7.1.(7a) Beton Struktur, fc’20 MPa M3
7.1.(10) Beton, fc’10 MPa M3
7.3 (1) Baja Tulangan Polos – BjTP 280 Kg
7.3 (2) Baja Tulangan Sirip BjTP 280 Kg
7.6.(1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan M1
7.9 (1) Pasangan Batu M3
7.10.(3a) Bronjong dengan kawat yang dilapisi Galvanis M3
Tambahan biaya untuk Anyaman Penulangan Tanah M2
7.10.(4)
dengan Kawat yang dilapisi PVC
7.16.(3a) Pipa Drainase PVC diameter 150 mm M1
9.1.(1) Mandor Jam
9.1.(2) Pekerja Biasa Jam
9.2.(70 Rel Pengaman M1
Jaring kawat kekuatan tinggi hexagonal dilapisi Zn-Al M2
SKh. 1.3.16(1)d
dan pvc untuk metode pasif
SKh. 1.3.16(5)d Angkur sling (wire rope anchor) dilapisi Zinc/Al M1
SKh. 1.3.16(5)c Angkur pin dari batang baja sirip BjTS 50 M1
SKh. 1.3.17(1)e Matras Perkuatan dengan tanaman tipe standar (5A) M2
Penanaman biji vegetasi dengan teknik taplok M2
SKh. 1.3.17(3)c
(mulching)

M. IDENTIFIKASI BAHAYA
Tindakan
No Jenis / Tipe Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3
Pencegahan

1 Mobilisasi Resiko terpapar virus Covid-19.

Pasangan Batu dengan Kaki tertimpa material batu.


2
Mortar

Galian Biasa, Galian Batu Kecelakaan akibat pengoperasian alat


3
dan Galian struktur berat.

Pekerjaan Struktur
4 (Pembetonan dan Terperosok dan tertusuk besi/paku
Penulangan)
Luka terkena mortar dan Pecahan Batu
5 Pekerjaan Pasangan Batu akibat penempatan material batu yang
kurang baik.

Bronjong dengan Kawat Luka pada saat pemotongan pengikat


6
dilapisi Galvanis bronjong serta resiko kaki tertimpa batu

Kecelakaan tangan terjepit baja saat


7 Rel Pengaman
mobilisasi dan pengerjaan di lapangan.

Kecelakaan tertimpa material saat


Pemasangan Jaring Kawat
8 pemasangan Jaring Kawat atau Net Kabel
atau Net Kabel dan angkur
dan Angkur
Potensi erosi tertimpa material saat
penghamparan dikarenakan
9 Penanaman biji vegetasi
pek.persiapan lahan/lereng yang tdk
sesuai gambar.

N. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK


Satker PJN Wilayah V
Provinsi Papua Barat (Fakfak)

Pejabat Pembuat Komitmen 5.1

O. KURUN WAKTU PENCAPAIN PELAKSANAAN


Masa pelaksanaan kegiatan Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021)
adalah selama 166 hari kalender.

Matriks Kegiatan Pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan :
No. Kegiatan
Nop Des Jan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des
2020 2020 2022

1 Persiapan Lelang

Penanganan
2
Longsoran

P. ANALISIS PASAR TERKAIT KETERSEDIAAN


Kebutuhan bahan material dan Pokok bersumber dari kabupaten Fakfak, Provinsi Papua
Barat. Kebutuhan Upah Minimum untuk para pekerja skill dan non skill mengacu pada perda
Gubernur SK Gubernur Nomor 561/222/10/2018, Provinsi Papua Barat.

Q. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Total Pagu pelaksanaan Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021) pada
Satuan Kerja Pelaksaaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua Barat (Fakfak)
bersumber dari dana APBN Tahun Anggaran 2021 dengan Nilai Pagu Rp. 23.513.000.000,-
( Dua puluh tiga milyar lima ratus tiga belas juta rupiah), dengan rincian sbb :
No. Lingkup Pekerjaan Pagu
1. Jalan 23.513.000.000,-
o Penanganan Longsoran KM 35+200 9.861.000.000,-
o Penanganan Longsoran KM 39+500 13.652.000.000,-
2. Jembatan -

R. P E N U T U P
Dengan pelaksanaan kegiatan Penanganan Longsoran Ruas Hurimber Kokas (2021)
pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Provinsi Papua Barat (Fakfak)
diharapkan meningkatnya kinerja jaringan jalan di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi
Papua Barat. Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Fakfak dan kabupaten sekitarnya.

Fakfak, 12 April 2021

Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional


Wilayah V Provinsi Papua Barat (Fakfak)
Pejabat Pembuat Komitmen 5.1

Anda mungkin juga menyukai