Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No.

1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

ANALISIS KESALAHAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH


KOMBINATORIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Yunis Sulistyorini1, Dian Fitri Argarini2, Nok Izatul Yazidah3


1,2,3
IKIP Budi Utomo Malang
E-mail: yunis.sulistyorini@gmail.com1)
kejora.subuh14@gmail.com2)
izatulyazidah@gmail.com3)

Abstract
Error analysis is integral part of mathematics learning. This qualitative research aims to describe the
types and causes of student errors in solving combinatorics problem based on cognitive style. Subjects
are high school students with field independent (FI) and field dependent (FD) cognitive style. Error
analysis refers to Newman's error analysis. FI and FD students have same errors that are comprehension
error at stage of understanding problem; processing skills error and encoding error at the stage of
carrying out the plan. The causes of the errors are viewed from the cognitive factors, namely
understanding students' concepts in solving problems. FI students have a deeper understanding and make
careless error while the FD students have a lack of understanding of the concept which cause more error.
The cause of errors in both students is also due to the accumulation of errors at stage of understanding
problem.

Keywords: error analysis, problem solving, combinatorics, cognitive style

PENDAHULUAN dan mengaplikasikan konsep atau


Kombinatorika merupakan salah algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
satu cabang ilmu matematika yang dan tepat, dalam pemecahan masalah.
mempelajari pengaturan objek-objek. (2) Menggunakan penalaran pada pola
Dalam hal ini pengaturan merupakan dan sifat, melakukan manipulasi
penentuan banyaknya cara matematika dalam membuat
menempatkan objek-objek tersebut. generalisasi, menyusun bukti, atau
Pemecahan masalah kombinatorika menjelaskan gagasan dan pernyataan
memerlukan kemampuan berfikir matematika. (3) Memecahkan masalah
analitik dan siswa cenderung merasa yang meliputi kemampuan memahami
kebingungan dalam memecahkan masalah, merancang model matematika,
masalah-masalah kombinatorika menyelesaikan model dan menafsirkan
tersebut. Analisis kombinatorika solusi yang diperoleh. (4)
memberikan keterampilan menghitung Mengkomunikasikan gagasan dengan
banyak objek yang merupakan salah simbol, tabel, diagram, atau media lain
satu kemampuan dasar yang diperlukan untuk memperjelas keadaan atau
dalam memecahkan masalah. Begitu masalah. (5) Memiliki sikap
pentingnya kemampuan memecahkan menghargai kegunaan matematika
masalah matematika yang merupakan dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
salah satu tujuan pembelajaran ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
matematika. mempelajari matematika, serta sikap
BSNP (2006) menyatakan bahwa ulet dan percaya diri dalam pemecahan
tujuan dari pembelajaran matematika masalah. Hal ini berarti bahwa dalam
SMA adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran matematika siswa dituntut
Memahami konsep matematika, untuk mempunyai salah satu
menjelaskan keterkaitan antar konsep kemampuan dalam pembelajaran

114 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

matematika yaitu kemampuan menurut Suyitno (2015) dibagi menjadi


memecahkan masalah. lima yaitu membaca masalah,
Kemampuan pemecahaan masalah memahami masalah, transformasi
ini memiliki peran penting dalam masalah, keterampilan proses dan
pembelajaran matematika. Kemampuan penulisan jawaban. Kelima tahapan ini
pemecahan masalah bukan hanya dapat dipergunakan untuk mengetahui
dianggap sebagai tujuan pembelajaran bagaimana, mengapa dan dimana siswa
matematikan namun juga sebagai alat melakukan kesalahan dalam
utama untuk mengukur perfoma siswa memecahkan masalah matematika.
dalam pembelajaran matematika Analisis kesalahan ini penting untuk
(Eviyanti, dkk, 2017). Penerapan dilakukan guna mengetahui letak
pemecahan masalah dalam kesalahan siswa dalam mengerjakan
pembalajaran matematika juga mampu soal (Cahyani & Sutriyono, 2018).
meningkatkan kemampuan berpikir Tujuan penelitian ini adalah untuk
tingkat tinggi siswa (Abdullah, dkk, mendeskripsikan jenis dan penyebab
2015; Ersoy, 2016). Kemampuan kesalahan siswa dalam memecahkan
pemecahan masalah dalam penelitian ini masalah kombinatorika ditinjau dari
mengacu pada langkah Polya yang gaya kognitif.
terdiri dari empat tahap yaitu
memahami masalah, membuat METODE PENELITIAN
perencanaan, melaksanakan Jenis penelitian merupakan
perencanaan dan memeriksa kembali penelitian kualitatif deskripstif. Subjek
(Ayllon, dkk, 2016). penelitian merupakan siswa SMA di
Berdasarkan observasi yang kota Malang yang dipilih secara acak.
dilakukan pada siswa diperoleh fakta Subjek penelitian terdiri dari dua orang
bahwa siswa masih banyak yang siswa masing-masing siswa bergaya
kesulitan dalam memecahkan masalah kognitif field dependent (FD) dan
kombinatorika. Kesulitan ini berdampak bergaya kognitif field independent (FI).
pada terjadinya kesalahan dalam Pertimbangan pemilihan subjek juga
memecahkan masalah tersebut. didasarkan pada kemampuan
Kesulitan dan kesalahan merupakan dua komunikasi siswa. Siswa yang memiliki
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kemampuan komunikasi yang baik
pembelajaran matematika. Kesalahan dibutuhkan dalam melakukan tahap
merupakan salah satu hal yang tidak wawancara.
dapat dipisahkan dalam pembelajaran Instrumen yang dibutuhkan adalah
matematika (Sulistyorini, 2017a). soal tes GEFT, soal tes pemecahan
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan masalah dan pedoman wawancara. Soal
siswa dalam memecahkan masalah tes GEFT ditujukan untuk
kombinatorika perlu dianalisis agar guru mengelompokkan siswa menjadi siswa
dan orang-orang yang berkecimpung bergaya kognitif field dependent (FD)
didunia pendidikan dapat mengetahui dan dua siswa bergaya kognitif field
kesalahan apa saja yang sering muncul independent (FI). Soal tes GEFT
atau dilakukan oleh siswa. divalidasi kembali kepada ahli bahasa.
Analisis kesalahan siswa yang Validasi bertujuan untuk mengetahui
digunakan untuk menganalisis apakah instrumen sudah memenuhi
kesalahan siswa yang biasanya ejaan yang disempurnakan dan sesuai
digunakan adalah analisis kesalahan dengan tingkat perkembangan bahasa
Newman. Analisis kesalahan Newman subjek penelitian. Soal tes GEFT terdiri

Aksioma | 115
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

dari tiga bagian dengan rincian waktu memecahkan masalah merupakan salah
yang dibutuhkan pada bagian pertama 2 satu kemampuan yang penting dan
menit, bagian kedua 5 menit dan bagian harus dimiliki peserta didik mulai dari
ketiga 5 menit. memahami masalah hingga menemukan
Soal tes pemecahan masalah suatu solusi atas masalah tersebut
kombinatorika yang diberikan terkait (Katon & Arigiyati, 2018).
dengan aturan pencacahan dalam Kemampuan pemecahan masalah
menentukan banyak plat nomor yang siswa dapat diketahui dengan pemberian
terbentuk sedemikian sehingga angka soal. Soal matematika menjadi masalah
dalam plat nomor tersebut membentuk matematika jika siswa tidak mampu
bilangan genap. Rincian masalah menemukan suatu solusi untuk
kombinatorika tersebut adalah “Plat menyelesaikan permasalahan tersebut
mobil wilayah Malang diawali dengan tetapi mempunyai keinginan untuk
huruf N yang diikuti empat angka dan menyelesaikannya (Katon & Arigiyati,
diakhiri dua huruf. Berapa banyak plat 2018). Tes diperlukan untuk
mobil yang terbentuk jika empat angka mengetahui kemampuan yang dimiliki
tersebut membentuk bilangan genap dan siswa serta kesalahan siswa dalam
tidak ada angka yang sama?”. Pedoman menjawab soal yang selanjutnya
wawancara berisi pertanyaan- digunakan untuk mengetahui tercapai
pertanyaan pokok untuk menggali lebih atau tidaknya tujuan pembelajaran
dalam jenis dan penyebab kesalahan matematika (Nurhikmah & Febrian,
siswa dalam memecahkan masalah 2016).
kombinatorika. Rincian langkah pemecahan
Analisis data kualitatif mengacu masalah kombinatorika dalam
pada Creswell (2009) yang terdiri dari penelitian ini mengacu pada langkah
(1) mengolah dan mempersiapkan data pemecahan masalah Polya yang
untuk dianalisis, (2) membaca disajikan di bawah ini.
keseluruhan data, (3) mengkoding data Tahap Memahami Masalah
dan menerapkan proses koding untuk Diketahui plat nomor mobil terdiri
mendeskripsikan data yang akan dari tiga bagian yaitu bagian pertama
dianalisis, dan (4) menarasikan terdiri dari 1 huruf, bagian kedua terdiri
deskripsi data yang dianalisis. Dalam dari 4 angka, dan bagian ketiga terdiri
analisis data ini juga dilakukan analisis dari 2 huruf. Masalah yang dipecahkan
kesalahan Newman untuk adalah menyusun plat nomor yang
mendeskripsikan jenis kesalahan dan bagian angkanya membentuk bilangan
penyebab kesalahan siswa dalam genap dengan angka yang berbeda.
memecahkan masalah kombinatorika. Tahap Membuat Perencanaan
Untuk menyelesaikan masalah
HASIL PENELITIAN DAN tersebut dapat menggunakan aturan
PEMBAHASAN perkalian dengan membuat empat kotak
Pemecahan Masalah Kombinatorika berisi angka dan dua kotak berisi huruf.
Pemecahan masalah sangat Tahap Melaksanakan Perencanaan
penting dalam pembelajaran Berdasarkan yang diketahui plat
matematika. Pemecahan masalah nomor dapat diilustrasikan dalam kotak
merupakan aktivitas yang dapat di bawah ini.
meningkatkan kemampuan berpikir I II III IV V VI VII
II
tingkat tinggi (HOTS) pada siswa Bagian pertama merupakan kotak
(Abdullah, dkk, 2015). Kemampuan ke-1 yang hanya dapat diisi 1 pilihan

116 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

yaitu huruf N. Bagian kedua dapat diisi Tahap Memeriksa Kembali


empat angka berbeda dengan aturan Pada tahap ini siswa memeriksa
bahwa kotak ke-5 harus diisi dulu jawaban yang sudah diperoleh pada
karena kotak ini merupakan digit langkah sebelumnya.
terakhir dari bilangan genap yang harus
dibentuk. Kotak ke-5 terdiri dari 5 Analisis Kesalahan dalam
pilihan yaitu 0, 2, 4, 6 atau 8 karena Memecahkan Masalah
bilangan yang terbentuk haruslah Pemecahan masalah yang
merupakan bilangan genap. Oleh karena melibatkan masalah non rutin
itu kotak terakhir harus diisi dengan memungkinkan siswa untuk melakukan
angka yang merupakan bilangan genap kesalahan. Kesalahan dapat dipandang
atau yang habis dibagi dengan 2. sebagai hasil tindakan tidak tepat yang
Pengisian bagian kedua ini dibagi menyimpang dari aturan yang sudah
menjadi dua pilihan, yaitu jika kotak ke- ditentukan (Katon & Arigiyati, 2018).
5 diisi dengan 0 atau selain 0. Jika kotak Kesalahan siswa dalam mengerjakan
diisi dengan angka 0 maka kotak ke-5 soal atau pemecahan masalah dapat
terdapat 1 pilihan yaitu angka 0, kotak menjadi salah satu petunjuk untuk
ke-2 terdapat 9 pilihan yaitu angka mengetahui sejauh mana siswa
selain 0, kotak ke-3 terdapat 8 pilihan menguasai materi (Cahyani &
yaitu angka selain di kotak ke-2 dan ke- Sutriyono, 2018; Katon & Arigiyati,
5, dan kotak ke-4 terdapat 7 pilihan 2018; Priyati, 2018). Jadi dengan
yaitu angka selain di kotak ke-2, ke-3 mengetahui kesalahan siswa, pendidik
dan ke-5. dapat menentukan solusi dan perbaikan
yang selanjutnya dapat meningkatkan
9 8 7 1 kualitas pembelajaran matematika.
Jika kotak kelima diisi dengan angka Pendidik mempunyai peranan
selain 0 maka kotak ke-5 terdapat 4 penting dalam memperbaiki kesalahan
pilihan yaitu angka 2, 4, 6 atau 8, kotak siswa. Untuk membantu siswa
ke-2 terdapat 8 pilihan yaitu angka memperbaiki kesalahan sekaligus
selain di kotak ke-5 dan 0, kotak ke-3 meningkatkan kualitas pembelajaran,
terdapat 8 pilihan yaitu angka selain di pendidik dapat melakukan analisis
kotak ke-2 dan ke-5 dan kotak ke-4 kesalahan. Analisis kesalahan adalah
terdapat 7 pilihan yaitu angka selain di suatu upaya penyelidikan untuk melihat,
kotak ke-2, ke-3 dan ke-5. mengamati, mengetahui, menemukan,
memahami, menelaah, mengklasifikasi
8 8 7 4
dan mendalami serta
Jadi bagian kedua terdiri dari menginterpretasikan fenomena
mengenai kesalahan siswa dalam
pilihan. Bagian ketiga menyelesaikan masalah (Katon &
masing-masing kotak terdapat 26 Arigiyati, 2018). Analisis kesalahan
pilihan karena huruf yang terbentuk penting untuk dilakukan guna
boleh sama. Jadi bagian ketiga terdapat mengetahui letak kesalahan siswa dalam
pilihan. Berdasarlan mengerjakan soal (Cahyani &
aturan perkalian maka plat nomor yang Sutriyono, 2018) dan penyebab
terbentuk adalah kesalahan tersebut (Katon & Arigiyati,
pilihan. 2018).
Analisis kesalahan dalam
memecahkan masalah ini mengacu pada

Aksioma | 117
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Newman. Analisis kesalahan Newman Subjek 1


merupakan metode untuk menganalisis Subjek 1 (S1) merupakan siswa
kesalahan ketika memecahkan masalah bergaya kognitif field independent.
berupa kalimat atau cerita (Jha, 2012). Jawaban S1 bukanlah jawaban yang
Jenis kesalahan Newman menurut tepat untuk masalah yang diberikan.
Suyitno (2015) terdiri dari lima yaitu: Uraian jawaban S1 dapat dilihat pada
(1) reading error (kesalahan dalam gambar di bawah ini.
membaca), jika siswa dapat membaca
tetapi salah memahami arti dari
masalah, (2) comprehension error
(kesalahan dalam memahami), jika
siswa tidak dapat menulis apa yang
Gambar 1 Uraian Jawaban S1
diketahui dan apa yang ditanyakan pada
masalah, (3) transform error (kesalahan
dalam transformasi), jika siswa tidak S1 mengalami beberapa kesalahan
dapat memilih dan menentukan rumus dalam memberikan jawaban tersebut.
matematika, operasi dan prosedurnya. Kesalahan pertama yaitu pada tahap
Kesalahan transformasi juga dapat memahami masalah. Siswa hanya
ditunjukkan jika siswa tidak dapat mampu menyebutkan bahwa yang
mengubah soal ke dalam bentuk diketahui adalah terdapat empat kotak
matematika, (4) process skill error bagian angka dari plat nomor yang perlu
(kesalahan dalam keterampilan proses), diperhatikan untuk membentuk bilangan
jika siswa tidak dapat melakukan proses genap tanpa memperhatikan bahwa
matematis secara benar, dan (5) terdapat dua kotak bagian huruf yang
encoding error (kesalahan penulisan harus dilibatkan dalam pemecahan
jawaban), jika siswa tidak dapat masalah. Pada tahap wawancara, S1
menunjukkan jawaban yang tepat. menyatakan bahwa sebenarnya
Pemecahan masalah mengetahui bahwa dalam soal
kombinatorika pada penelitian ini disebutkan tentang dua huruf dalam plat
mengacu pada langkah Polya. Langkah nomor namun S1 tidak melibatkan
pemecahan masalah tersebut yang kedua huruf tersebut. S1 menyatakan
terdiri dari (1) memahami masalah, (2) bahwa untuk membentuk bilangan
membuat perencanaan, (3) genap maka bagian huruf tidak perlu
melaksanakan perencanaan, dan (4) dilibatkan. Dalam hal ini S1 mengalami
memeriksa kembali (Ayllon, dkk, kesalahan dalam memahami
2016). Kesalahan pada tahap memeriksa (comprehension error).
kembali tidak diperhatikan dalam Selanjutnya dalam tahap membuat
penelitian ini. Analisis kesalahan rencana, S1 sudah mampu menentukan
Newman dengan mengacu pada langkah aturan yang tepat untuk memecahkan
pemecahan masalah Polya dijabarkan masalah. S1 menyebutkan bahwa aturan
sebagai berikut. Kesalahan pada tada yang digunakan adalah aturan
tahap memahami membaca yaitu permutasi. Aturan permutasi yang juga
kesalahan membaca, pada tahap menerapkan aturan perkalian ini
membuat perencanaan yaitu kesalahan digunakan untuk menentukan banyak
transformasi, dan pada tahap cara menyusun empat angka. Pada tahap
melaksanakan perencanaan, yaitu melaksanakan perencanaan, S1
kesalahan dalam keterampilan proses mengalamai kesalahan dalam
dan penulisan jawaban. keterampilan proses. S1 tidak
mengikutkan bagian yang memuat huruf

118 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

sebagai akibat dari kesalahan pada terdapat dua kotak bagian huruf yang
tahap sebelumnya. S1 sebenarnya harus dilibatkan dalam pemecahan
mampu menentukan bahwa kotak yang masalah. Pada tahap wawancara, S2
harus pertama kali diisi adalah kotak menyatakan bahwa sebenarnya
keempat. S1 juga membagi penyusunan mengetahui bahwa dalam soal
plat nomor menjadi dua bagian disebutkan tentang dua huruf dalam plat
berdasarkan pilihan angka yang nomor namun S2 tidak melibatkan
membentuk bilangan genap, yaitu kedua huruf tersebut. S2 menyatakan
pilihan pertama dengan memperhatikan bahwa untuk membentuk bilangan
angka 0 saja dan pilihan kedua dengan genap maka bagian huruf tidak perlu
memperhatikan angka selain 0 (yaitu 2, dilibatkan. Dalam hal ini S2 mengalami
4, 6 atau 8). Namun, S1 hanya terpaku kesalahan dalam memahami
bahwa karena angka tidak boleh (comprehension error).
berulang maka pilihan pada kotak Selanjutnya dalam tahap membuat
berikutnya akan berkurang satu secara rencana, S2 sudah mampu menentukan
terus menerus. Padahal seperti dilihat aturan yang tepat untuk memecahkan
pada kotak kedua bagian kedua masalah. S2 tidak menyebutkan secara
seharusnya terdapat 8 pilihan pada langsung bahwa aturan yang digunakan
kotak kedua karena angka yang dapat adalah aturan perkalian. Namun dapat
dimasukkan adalah angka selain pada dilihat pada tahap melaksanakan
kotak pertama dan kedua. Pada akhirnya rencana, S2 menerapkan aturan
S1 memberikan jawaban yang belum perkalian untuk memecahkan masalah.
tepat yaitu 504 + 1.344 = 1.848 pilihan S2 juga memikirkan bagaimana
plat mobil yang dapat terbentuk, dengan menempatkan angka 2, 4, 6, 8, dan 10
504 merupakan hasil dari perhitungan untuk membentuk bilangan genap. Pada
pada pilihan pertama dan 1.344 hasil tahap melaksanakan perencanaan, S2
dari perhitungan pada pilihan kedua. mengalamai kesalahan dalam
Kesalahan ini merupakan kesalahan keterampilan proses. S2 tidak
encoding sebagai akibat dari kesalahan mengikutkan bagian yang memuat huruf
pada tahap-tahap sebelumnya. sebagai akibat dari kesalahan pada
Subjek 2 tahap sebelumnya. S3 juga hanya
Subjek 2 (S2) merupakan siswa berfokus pada angka 4, 6, 8 dan 2 pada
bergaya kognitif field dependent. S2 penyusunan plat nomor. Angka 4, 6, 8
juga mengalami beberapa kesalahan. dan 2 pada masing-masing kotak bukan
Uraian jawaban S2 dapat dilihat pada menyatakan bahwa terdapat 4, 6, 8 dan
gambar di bawah ini. 2 pilihan pada masing-masing kotak
namun memang benar hanya angka
tersebut yang dimasukkan. Karena S2
sudah menentukan aturan perkalian
dalam memecahkan masalah ini maka
Gambar 2 Uraian Jawaban S2 S2 mengalikan setiap angka dalam
kotak tersebut sehingga diperoleh
Kesalahan pertama yaitu pada jawaban 384 pilihan plat nomor yang
tahap memahami masalah. Siswa hanya terbentuk. Dan pada akhirnya S2
mampu menyebutkan bahwa yang mengalami kesalahan encoding sebagai
diketahui adalah terdapat empat kotak akibat dari kesalahan pada tahap-tahap
bagian angka dari plat nomor yang perlu sebelumnya.
diperhatikan untuk membentuk bilangan Pembahasan
genap tanpa memperhatikan bahwa

Aksioma | 119
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Siswa dengan gaya kognitif field kemampuan siswa dalam memahami


independent dan field dependent masalah dengan benar agar siswa
melakukan kesalahan yang sama. Siswa mampu memecahkan masalah dengan
melakukan kesalahan memahami, baik. Dalam hal ini, siswa sebaiknya
kesalahan keterampilan proses dan dilatih dengan lebih banyak
kesalahan penulisan jawaban. memecahkan masalah berupa soal
Kesalahan tersebut terjadi pada tahap cerita. Soal cerita tidak hanya melatih
memahami masalah dan melaksanakan kemampuan matematika siswa namun
perencaaan. Pada tahap membuat juga kemampuan literasi matematika.
perencaaan, siswa sudah bisa Hal ini sesuai dengan pernyataan White
menentukan aturan yang tepat untuk (2010) agar pendidik memberikan
memecahkan masalah. perhatian lebih pada literasi dan
Kesalahan memahami terjadi numerasi yang melibatkan masalah
karena siswa tidak sepenuhnya berupa soal cerita.
menyebutkan apa yang diketahui dalam Penyebab kesalahan siswa dalam
soal tersebut. Kesalahan ini tetap terjadi penelitian ini difokuskan pada faktor
walaupun siswa mampu membaca penyebab kognitif. Faktor kognitif
keseluruhan soal dengan tepat (Jha, meliputi kemampuan intelektual siswa
2012). Siswa seharusnya mampu dalam menyelesaikan soal matematika
menyebutkan bahwa yang diketahui dan yang diberikan (Cahyani & Sutriyono,
digunakan dalam memecahkan masalah 2018). Berdasarkan hasil analisis
adalah tiga bagian yang terdapat dalam diperoleh bahwa faktor penyebab
plat nomor, yaitu bagian huruf N kesalahan dalam memecahkan masalah
(sebenarnya dapat diabaikan), bagian kombinatorika ini adalah akumulasi dari
empat angka dan bagian dua huruf. kesalahan pada tahap sebelumnya dan
Siswa gagal memperhatikan bagian dua ketidaktelitian. Seperti diketahui bahwa
huruf yang perlu diperhitungkan dalam kesalahan memahami pada tahap awal
penyusunan plat nomor. Kesalahan memecahkan masalah menyebabkan
membaca ini dapat diatasi dengan kesalahan pada tahap berikutnya.
meminta siswa membaca soal berulang- Kesalahan, jenis dan penyebab
ulang dengan lebih teliti sedemikian kesalahan siswa diuraikan sebagai
sehingga siswa mampu memahami berikut. (1) Kesalahan memahami
secara utuh apa yang diketahui dan terjadi pada tahap memahami masalah.
digunakan dalam memecahkan masalah. S1 dan S2 sama-sama melakulan
Kesalahan selanjutnya merupakan kesalahan memahami yaitu tidak
akibat dari kesalahan memahami. menyebutkan secara keseluruhan apa
Misalnya kesalahan transformasi dalam yang diketahui. Penyebab kesalahan
tahap melaksanakan perencanaan yang tersebut karena kedua siswa tidak
ditunjukkan dengan kedua siswa tidak memahami masalah dengan baik. (2)
melibatkan bagian yang memuat huruf Kesalahan keterampilan proses terjadi
dalam menerapkan aturan perkalian. pada tahap melaksanakan perencanaan.
Kesalahan ini pada akhirnya juga S1 dan S2 sama-sama melakulan
mengakibatkan kesalahan encoding kesalahan keterampilan proses yang
dalam tahap melaksanakan terdiri dari dua macam, yaitu tidak
perencanaan. melibatkan bagian yang memuat huruf
Kesalahan memahami tersebut dalam penyusunan plat nomor dan tidak
perlu menjadi perhatian mendalam bagi dapat menentukan banyak pilihan angka
pendidik. Begitu pentingnya yang tepat dalam penyusunan plat

120 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

nomor. Penyebab kesalahan pertama yang dapat diberikan pada masing-


adalah karena kedua siswa melakukan masing siswa. Perbedaan tersebut
kesalahan memahami pada tahap terjadi pada tahap melaksanakan
sebelumnya. Penyebab kesalahan kedua perencanaan. Siswa FI mempunyai
bagi S1 karena faktor ketidaktelitian, pemahaman yang lebih mendalam
sedangkan bagi S2 karena tidak terhadap konsep dalam memecahkan
memahami bahwa kotak terakhirlah masalah sehingga siswa ini dapat
(keempat) yang dapat menentukan diberikan soal yang lebih menantang
apakah bilangan yang terbentuk untuk semakin memperdalam dan
merupakan bilangan genap atau bukan. mengembangkan pemahaman
(3) Kesalahan encoding yang juga konsepnya. Siswa FD yang belum
terjadi pada tahap melaksanakan mempunyai pemahaman yang
perencanaan. Penyebab kesalahan mendalam membutuhkan latihan soal
tersebut adalah karena kedua siswa yang lebih banyak disertai bantuan
mengalami kesalahan memahami dan secukupnya dari pendidik. Hal ini sesuai
keterampilan proses pada tahap dengan kecenderungan siswa dengan
sebelumnya. gaya kognitif FI yang mempunyai
Kedua siswa tidak memberikan tingkat kemandirian yang tinggi dalam
jawaban yang tepat namun berdasarkan mencermati suatu rangsangan tanpa
hasil wawancara diperoleh bahwa S1 ketergantungan dengan guru dan gaya
yang bergaya kognitif FI mempunyai kognitif FD yang cenderung dan sangat
pemahaman konsep yang lebih bergantung pada sumber informasi dari
mendalam dalam memecahkan masalah pendidik (Lusiana, 2017). Pada
dibandingkan S2 yang bergaya kognitif akhirnya, baik siswa FI dan FD
FD. S1 melakukan kesalahan karena mempunyai kesempatan yang sama
kurang teliti dalam memecahkan untuk memperbaiki kesalahan dan
masalah tersebut. Pemahaman konsep meningkatkan performa dalam
yang lebih mendalam ini ditunjukkan memecahkan masalah matematika.
dengan alasan logis yang diberikan oleh
S1 ketika menjelaskan bagaimana dan KESIMPULAN DAN SARAN
mengapa memecahkan masalah dengan Jenis kesalahan yang dilakukan
langkah yang dipilihnya. S1 dapat oleh siswa FI dan FD sama yaitu
dikategorikan siswa yang berpikir kesalahan memahami pada tahap
pseudo-salah dalam memecahkan memahami masalah; kesalahan
masalah. Siswa yang berpikir pseudo keterampilan proses dan penulisan
ditunjukkan dengan seolah-seolah jawaban pada tahap melaksanakan
memberikan jawaban yang salah perencanaan. Penyebab kesalahan
padahal siswa mampu memberikan tersebut ditinjau dari faktor kognitif,
alasan yang logis (Subanji & Nusantara, yaitu pemahaman konsep siswa dalam
2016). Siswa pseudo-salah mempunyai memecahkan masalah. Siswa FI
kesempatan untuk memperbaiki mempunyai pemahaman yang lebih
kesalahan dengan memperhatikan mendalam dan melakukan kesalahan
proses asimilasi dan akomodasi karena kurang teliti sedangkan siswa
(Sulistyorini, 2017b). FD mempunyai pemahaman yang
Perbedaan penyebab kesalahan kurang terhadap konsep sehingga
antara siswa FI dan FD menjadi banyak melakukan kesalahan. Penyebab
menarik untuk diperhatikan karena kesalahan pada kedua siswa juga
berkaitan dengan langkah perbaikan

Aksioma | 121
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

dikarenakan akumulasi dari kesalahan BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22


pada tahap memahami masalah. Tahun 2006 tentang Standar Isi
Selanjutnya siswa FI dapat untuk Satuan Pendidikan Dasar
diberikan soal yang lebih menantang dan Menengah. Jakarta.
untuk semakin memperdalam dan Cahyani, C. A. & Sutriyono. 2018.
mengembangkan pemahaman Analisis Kesalahan Siswa dalam
konsepnya, sedangkan siswa FD dapat Menyelesaikan Soal pada Materi
diberikan latihan soal secara kontinu Operasi Penjumlahan dan
disertai bantuan secukupnya dari Pengurangan Bentuk Aljabar bagi
pendidik. Penelitian selanjutnya dapat Siswa Kelas VII SMP Kristen 2
difokuskan pada pemahaman konsep Salatiga. Jurnal Teori dan
siswa dalam memecahkan masalah, Aplikasi Matematika. Vol. 2, No.
terutama dilihat dari sudut pandang 1, Hal 23-26.
pemahaman relasional. Selain itu, Creswell, J. W. 2009. Research Design:
penelitian mendalam terkait siswa Qualitative, Quantitative, and
berpikir pseudo juga dapat dilakukan Mixed Methods Approaches Third
mengingat bahwa siswa yang Edition. USA: Sage Publication.
memberikan jawaban salah belum tentu Ersoy, E. 2016. Problem Solving and Its
dihasilkan dari proses berpikir yang Teaching in Mathematics. The
salah. Online Journal of New Horizons
in Education. Vol. 6, No. 2, Hal
UCAPAN TERIMA KASIH 79-87.
Terima kasih kami sampaikan Eviyanti, C. Y., Surya, E., Syahputra, E.
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian & Simbolon, M. 2017. Improving
Masyarakat, Direktorat Jenderal the Students’ Mathematical
Penguatan Riset dan Pengembangan Problem Solving Ability by
Kementerian Riset, Teknologi dan Applying Problem Based Learning
Pendidikan Tinggi yang telah Model in VII Grade at SMPN 1
mendukung penelitian kami melalui Banda Aceh Indonesia.
skema Penelitian Dosen Pemula. International Journal of Novel
Research in Education and
Learning. Vol. 4, No. 2, Hal 138-
DAFTAR PUSTAKA 144.
Abdullah, A. H., Abidin, N. L. & Ali, Jha, S. K. 2012. Mathematics
M. 2015. Analysis of Students’ Performance of Primary School
Errors in Solving Higher Order Students in Assam (India): An
Thinking Skills (HOTS) Problems Analysis Using Newman
for the Topic of Fraction. Asian Procedure. International Journal
Social Science. Vol. 11, No. 21, of Computer Applications in
Hal 133-142. Engineering Sciences. Vol. 2, No.
Ayllon, M. F., Gomez, I. A., & Claver, 1, Hal 17-21.
J. B. 2016. Mathematical Thinking Priyati, H. L. M. 2018. Pemberian
and Creativity through Scaffolding untuk Siswa yang
Mathematical Problem Posing and Mengalami Kesalahan dalam
Solving. Propositos y Menggambar Grafik Fungsi
Representaciones. Vol. 4, No. 1, Kuadrat. Jurnal Teori dan
Hal 169-218. Aplikasi Matematika. Vol. 2,
No.1, Hal 76-83.

122 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2089-8703 (Print) Vol. 7, No. 1 (2018)
ISSN 2442-5419 (Online)

Katon, K. S. & Arigiyati, T. A. 2018. Mathematics. Vol. 33, No. 2, Hal


Analisis Kesalahan Siswa dalam 129-148.
Menyelesaikan Persoalan
Matematika Materi SPLDV.
Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Pendidikan Matematika
Etnomatnesia.
Lusiana, R. 2017. Analisis Kesalahan
Mahasiswa dalam Memecahkan
Masalah pada Materi Himpunan
Ditinjau dari Gaya Kognitif.
JPPM, Vol. 10, No.1, Hal 24-29.
Nurhikmah, S. & Febrian. 2016.
Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Permasalahan
Integral Tak Tentu. Jurnal Tatsqif.
Vol.14, No. 2, Hal 218-237.
Subanji & Nusantara, T. 2016. Thinking
Process of Pseudo Construction in
Mathematics Concepts.
International Education Studies.
Vol. 9, No. 2, Hal 17-31.
Sulistyorini, Y. 2017a. Analisis
Kesalahan dan Scaffolding dalam
Penyelesaian Persamaan
Diferensial. Kalamatika. Vol. 2,
No. 1, Hal 91-104.
Sulistyorini, Y. 2017b. Error Analysis
in Solving Geometry Problem on
Pseudo-Thinking’s Students.
Makalah disajikan dalam
International Conference of
Mathematics Education
(INCOMED), Malang, 23
Desember 2017. Dalam Advance
in Social Science, Education and
Humanities (ASSEHR).
Suyitno, A. 2015. Learning Therapy for
Students in Mathematics
Communication Correctly Based-
On Application of Newman
Procedure (A Case of Indonesian
Student). International Journal of
Education and Research. Vol. 3,
No. 1, Hal 529-538.
White, A. L. 2010. Numeracy, Literacy
and Newman’s Error Analysis.
Journal of Science and

Aksioma | 123
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai