Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVOLUSI

TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI HILMAYANA

NIM : E1A019097

KELAS : D/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji
dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami
haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang
bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan. Dengan pertolongan-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Teori Evolusi Kebudayaan”.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Evolusi. Makalah ini
adalah karya yang tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat, Bapak
Dr. Syachruddin AR., DRS. MS selaku dosen pengampu mata kuliah Evolusi yang telah banyak
memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.

Selong, 24 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1

C. Tujuan...................................................................................................................................... 1

D. Manfaat ................................................................................................................................... 2

E. Batasan Masalah ...................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Evolusi Kebudayaan.................................................................................... 5

B. Teori Evolusi Kebudayaan Secara Universal .......................................................................... 5

C. Konsep Evolusi Social Universal H.Spencer .......................................................................... 6

D. Teori Evolusi Keluarga JJ BACHOFEN……………………………………………………7

E. Teori Evolusi Kebudayaan Diindonesia…………………………………………………….8

F. Menghilangnya Teori-Teori Evolusi Kebudayaan………………………………………….9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 10

iii
B. Saran ....................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 12

iv
Abstract

Evolution is one of the biological studies that poses a riddle that needs to be revealed, because
some say evolution is a theory and some say evolution is a fact. The theory of evolution is a
biological science that deals with changes in species from one generation to the next gradually
and requires a long period of time. The theory of evolution until now has not found clarit y,
because of the many opinions of experts and various theories found. However, that does not stop
us from finding out how the origin of life on earth was formed. Thus, various sources and
accurate information are needed to determine the emergence of the theory of evolution. Various
reasons by experts both for and against the occurrence of evolution have been expressed in their
respective works. One expert who is well known as the father of evolution is Charles Darwin in
his book The Origin of Species.

Abstrak

Evolusi merupakan salah satu kajian biologi yang menimbulkan teka-teki yang perlu diungkap,
karena ada juga yang menyebutkan evolusi merupakan teori dan adapula yang menyebutkan
evolusi fakta. Teori evolusi merupakan ilmu biologi yang membahas terkait perubahan spesies
dari satu generasi ke generasi berikutnya secara bertahap dan membutuhkan jangka waktu yang
cukup lama. Teori evolusi sampai saat ini belum ditemukan kejelasannya, karena banyaknya
pendapat para ahli dan beragam teori yang ditemukan. Namun, hal itu tidak menjadikan kita
untuk berhenti mencari tahu bagaimana asal muasal terbentuknya suatu kehidupan di bumi.
Dengan demikian, diperlukan berbagai sumber dan informasi yang akurat untuk mengetahui
munculnya teori evolusi. Berbagai alasan oleh para ahli baik yang pro ataupun kontra akan
terjadinya evolusi telah diungkapkan dalam karyanya masing-masing. Salah satu ahli yang
sangat dikenal sebagai bapak evolusi adalah Charles Darwin dalam bukunya the origin species.

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Koentjaraningrat budaya merupakan kompleksitas yang terdiri dari ide,
tindakan dan hasil tindakan manusia yang dilakukan secara terus – menerus juga diwariskan
kepada generasi selanjutnya melalui proses belajar. Menurut Koentjaraningrat budaya
diwariskan melalui proses belajar bukan dari aspek genetik, dalam proses belajar tersebut
suatu budaya yang diturunkan kepada generasi selanjutnya pasti mengalami perubahan.
Perubahan ini sebagai bentuk adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Jika perubahan ini
berlangsung secara alami maka akan bersifat lambat, inilah yang disebut sebagai evolusi
budaya. Beberapa ahli seperti Spencer dan A. Comte telah meneliti tentang evolusi budaya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai teori evolusi budaya yang
dikemukakan oleh para antropolog inggris yakni H Spencer, JJ Bachofen, LH Morgan, E.B
Tylor, J.G. Frazer. Bukan hanya pendukung dari teori evolusi budaya, kami juga akan
membahas penyebab dari hilangnya teori ini pada abad ke-19.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori evolusi kebudayaan?
2. Bagaimana proses teori evolusi kebudayaan secara universal ?
3. Bagaimana konsep evolusi sosial universal H.Spencer ?
4. Bagaimana proses teori evolusi keluarga J.J Bachofen ?
5. Bagaimana proses teori evolusi kebudayaan di Indonesia ?
6. Bagaimana proses menghilangnya teori – teori evolusi kebudayaan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori evolusi kebudayaan
2. Mengetahui proses teori evolusi kebudayaan secara universal.
3. Mengetahui konsep evolusi sosial universal H.Spencer.
4. Mengetahui teori evolusi keluarga J.J Bachofen.
5. Mengetahui teori evolusi kebudayaan di Indonesia.
6. Mengetahui proses menghilangnya teori – teori evolusi kebudayaan.
D. Manfaat

1
1. Secara teoritis, dapat menambah khasanah pemikiran tentang teori evolusi kebudayaan.
Dan juga dapat di jadikan referensi penelitian yang selanjutnya secara mendalam guna
mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan secara khususnya dapat
dijadikan sebabgai referensi dalam pengkajian tentang teori evolusi.
E. Batasan Masalah
1. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam makalah ini adalah mengenai bentuk teori
evolusi kebudayaan yang ada di masyarakat dan membahas tentang contoh bentuk teori
evolusi kebudayaan terkait dengan perubahan budaya yang terjadi di masyarakat.
2. Materi yang disampaikan dalam makalah ini yaitu konsep teori evolusi kebudayaan
dengan sub materi pengertian teori evolusi kebudayaan, teori evolusi memandang
perubahan budaya yang ada didalam masyarakat. dan teori-teori yang menjelaskan
tentang evolusi perubahan budaya.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Teori evolusi sosial dan kebudayaan mempunyai empat anggapan dasar yaitu : (1) umat
manusia adalah bagian dari alam, dan harus bekerja sesuai dengan hukum alam pula, (2) hukum
alam yang menguasai perkembangan, tidak mengalami perubahan sepanjang zaman, (3) proses
alamiah bergerak secara progresif dari yang sederhana menuju ke arah yang lebih kompleks, dari
yang tidak terorganisasikan menuju kepada yang diorganisasikan secara lengkap, (4) manusia di
seluruh dunia mempunyai potensi yang sama akan tetapi berbeda secara fundamental dalam
perkembangan kuantitatif mengenai inteligensi dan pengalamannya. Ditinjau dari sudut pandang
evolusi, bahwa masyarakat yang memiliki kebudayaan yang masih sederhana dan masyarakat
dengan kebudayaan yang kompleks tidah berbeda secara kualitatif, hanya berbeda secara
gradual, terutama dalam alam pikirannya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh pengembangan
yang lebih intensif dari potensi mental dan inteligensia. Berdasarkan atas empat dasar anggapan
itu, kaum evolusi melihat perkembangan evolusi bergerak dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat dan kebudayaan. Secara psikologik manusia berkembang dari alam nafsu kepada
alam pikiran yang terkendalikan. Jadi, anggapan dasar yang dipergunakan ialah semakin rasional
manusia, semakin tinggi pula kedudukannya dalam tangga evolusi.

Kaum evolusi ingin menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan alam dalam


menyusun teorinya tentang perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Dengan keberhasilan
mereka menyusun psiko-historik manusia secara kronologik maka dapatlah diikuti sejarah
manusia yang merupakan lanjutan dari pada sejarah alam. Dengan demikian menurut anggapan
kaum evolusi terdapatlah landasan yang kuat bagi teori tentang perkembangan masyarakat dan
suatu kebudayaan. Semua teori evolusi menilai bahwa perubahan masyarakat dan kebudayaan
melalui urutan penahapan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju ke
tahap perkembangan terakhir. Teori-teori evolusi menyatakan bahwa perubahan masyarakat dan
kebudayaan memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat, dan manakala tahap
terakhir telah dicapai maka pada saat itu, perubahan evolusi pun berakhir.

Salah satu tokoh pendukung teori evolusi dengan karyanya yang diringkaskan, yaitu
Lewis Henry Morgan (1818-1881), seorang ahli antropologi Amerik, ilmuan pertama yang

3
menerapkan ide evolusi pada perkembangan sosial dan menelusuri evolusi kebudayaan manusia
secara berurutan mulai dari tingkat kekejaman, kebiadaban, hingga ke tingkat peradaban.
Perhatian Morgan ditujukan untuk mengkategorisasikan masyarakat menurut perbedaan ciri-ciri
sosial yang dimiliki bersama oleh anggotanya pada tingkat organisasi sosial tertentu dan untuk
memperhatikan rentetan perkembangan setiap tipe organisasi sosial itu. Berbeda dari antropolog
lain, Morgan menyadari bahwa penyebaran (difusi) unsur-unsur dari kebudayaan lain, dapat
mengganggu urutan perkembangan dan mengubah kebudayaan tertentu.

Dengan kata lain, evolusi adalah kemajuan yang ditandai gerakan serentak kedua arah. Di
satu sisi, terciptanya keanekaragaman melalui perubahan kemampuan menyesuaikan diri
(bentuk-bentuk baru dibedakan dari yang lama). Di lain sisi, evolusi menimbulkan kemajuan
(bentuk-bentuk yang lebih tinggi muncul dari, dan melampaui yang lebih rendah). Meskipun
kedua proses itu terjadi serentak, namun perlu disadari bahwa perubahan kebudayaan harus
dilihat dari salah satu di antara kedua sudut pandangan tersebut, sehingga dapat menganalisis
perubahan menurut kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi) atau menurut kemajuan umum

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Evolusi Kebudayaan


Evolusi kebudayaan bisa didefinisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan
kebudayaan, seperti perubahan dari bentuk sederhana menjadi kompleks (Syaifudin, 2005 :
99 ). Perubahan itu biasanya bersifat lambat laun, paradigma yang berkaitan dengan konsep
evolusi tersebut adalah evolusionalisme yang berarti cara pandang yang menekankan
perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau lebih maju dan dari sederhana ke kompleks.
Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-
lahan dan bertahap. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang berbeda – beda. Oleh
karena itu, masing – masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yang berbeda – beda.
Salah satu masyarakat dikenal telah maju, sedangkan masyarakat yang lain masih dianggap
atau tergolong sebagai masyarakat yang belum maju.
B. Teori Evolusi Kebudayaan Secara Universal
Bahan etnografi dan etnografika yang tersebut dalam Bab I menimbulkan satu
kesadaran diantara para cendekiawan dan para ahli filsafat di Eopa Barat mengenai besarnya
keanekaragaman dari ciri – ciri ras, bahasa, dan kebudayaan umat manusia di dunia.
Disamping itu kerangka cara berpikir evolusionisme universal tidak hanya diterapkan dalam
ilmu biologi saja, tetapi juga telah menyebabkan timbulnya konsepsi tentang proses evolusi
sosial secara universal. Konsep itu terutama dalam bagian kedua abad ke-19 sangat
mempengaruhi cara berfikir para cendekiawan, para ahli hukum, para ahli sejarah
kebudayaan, para ahli folklor, dan para ahli filsafat mngenai beberapa soal, misalnya soal
asal – mula dan evolusi kelompok keluarga, asal – mula dan evolusi konsep hak milik, asal –
mula dan evolusi negara, asal – mula dan evolusi religi dan sebagainya.
Menurut konsepsi tentang proses evolusi sosial universal, semua hal tersebut harus
dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan
lambat(berevolusi), dari tingkat – tingkat yang rendah dan sederhana, ke tingkat – tingkat
yang makin lama makin tinggi dan kompleks. Proses evolusi seperti itu akan dialami oleh
semua masyarakat manusia dimuka bumi, walaupun dengan kecepatan yang berbeda – beda.
Itulah sebabnya pada masakini masih ada juga kelompok – kelompok manusia yang hidup

5
dalam masyarakat yang bentuknya belum banyak berubah dari sejak zaman mahluk manusia
baru timbul dimuka bumi, artinya mereka baru berada pada tingkat – tingkat permulaan dari
proses evolusi sosial mereka.
C. Konsep Evolusi Sosial Universal H.Spencer
Ahli filsafat Inggeris H. Spencer ( 1820 – 1903 ) dianggap sebagai salah seorang
pendekar ilmu antropologi, semua karya Spencer berdasarkan konsepsi bahwa seluruh alam
itu baik yang berwujud nonorganis, organis, maupun superorganis,[1] berevolusi karena di
dorong oleh kekuatan mutlak yang disebutnya evolusi universal ( Spencer 1876 : 1, 434 ).
Spencer melihat perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari tiap bangsa di dunia itu
telah atau akan melalui tingkat – tingkat evolusi yang sama, namun ia tak mengabaikan fakta
bahwa secara khusus tiap bagian masyarakat atau sub – sub kebudayaan bisa mengalami
proses evolusi yang melalui tingkat yang berbeda – beda.
Suatu contoh misalnya teori Spencer mengenai asal mula religi. Pangkal pendirian
mengenai hal itu adalah bahwa pada semua bangsa di dunia religi itu mulai karena manusia
sadar dan takut akan maut, serupa dengan pendirian ahli sejarah kebudayaan E.B. Tylor. Ia
juga berpendirian bahwa bentuk religi yang tertua adalah penyembahan kepada roh – roh
yang merupakan personifikasi dari jiwa orang – orang yang telah meninggal, teutama nenek
moyangnya. Bentuk religi yang tertua ini pada semua bangsa di dunia akan berevolusi ke
bentuk religi yang menurut Spencer merupakan tingkat evolusi yang lebih kompleks dan
berdiferensiasi, yaitu penyembahan kepada dewa – dewa. Namun, walaupun religi dari
semua bangsa di dunia pada garis besar evolusi universal akan berkembang dari tingkat
penyembahan roh nenek moyang ke tingkat penyembahan dewa – dewa, secara khusus tiap
bangsa dapat mengalami proses evolusi yang berbeda – beda.
Contoh lain mengenai anggapan Spencer tentang perbedaan antara proses evolusi
universal yang seragam dan proses evolusi khusus yang berbeda – beda, tampak dalam
teorinya tentang evolusi hukum dalam masyarakat. Dalam hubungan itu Spencer
berpendirian bahwa hukum dalam masyarakat manusia pada mulanya adalah hukum
keramat, karena merupakan aturan – aturan hidup dan bergaul, yang berasal dari para nenek
moyang. Dengan demikian kekuatan dari hukum dalam masyarakat pada zaman permulaan
itu terdiri dari kelompok – kelompok keluarga luas yang terdiri paling banyak 10 – 20

6
individu, berlandaskan pada ketakutan warga masyarakat akan kemarahan roh – roh nenek
moyang apabila aturan – aturan tadi dilanggar.
Pada tingkat evolusi sosial selanjutnya timbul masyarakat industri, dimana manusia
lebih bersifat individualis dan dimana kekuasaan raja dan keyakinan terhadap raja keramat
berkurang. Maka timbul lagi suatu sistem hukum yang baru, yang kembali berdasarkan azas
saling butuh membutuhkan antara warga masyarakat secara timbal – balik, prosedur
terjadinya undang – undang adalah dengan perundingan antara wakil – wakil warga
masyarakat dalam badan – badan legislatif.
D. Teori Evolusi Keluarga J.J BACHOFEN
Menurut Bachofen, diseluruh dunia keluarga manusia berkembang melalui empat
tingkat evolusi.
a. Dalam zaman yang telah jauh lampau dalam masyarakat manusia ada keadaan
Promiskuitas, dimana manusia hidup serupa sekawan binatang berkelompok, dan laki –
laki serta wanita berhubungan dengan bebas dan melahirkan keturunannya tanpa ikatan.
Kelompok keluarga inti sebagai inti masyarakat belum ada pada waktu itu. Keadaan ini
dianggap merupakan tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat manusia.
b. Lambat laun manusia sadar akan hubungan antara si ibu dengan anak – anaknya sebagai
suatu kelompok inti dalam masyarakat, karena anak – anak hanya mengenal ibunya,
tetapi tidak mengenal ayahnya. Dalam kelompok – kelompok keluarga inti serupa itu,
ibulah yang menjadi kepala keluarga. Perkawinan antara ibu dan anak laki – laki
dihindari, dengan demikian timbul adat exogami. Kelompok – kelompok keluarga ibu
tadi itu menjadi luas karena garis keturunan untuk selanjutnya diperhitungkan melalui
garis ibu, maka timbulah suatu keadaan masyarakat yang oleh oleh para sarjana waktu
itu disebut matriarchate, ini adalah tingkat kedua dalam proses perkembangan
masyarakat manusia.
c. Tingkat kemudian terjadi karena para pria tak puas dengan keadaan ini, lalu mengambil
calon – calon isteri mereka dari kelompok – kelompok lain dan mebawa gadis – gadis
itu ke kelompok mereka sendiri. Dengan demikian keturunan yang dilahirkan juga tetap
tinggal dalam kelompok pria. Kejadian ini menyebabkan timbulnya secara lambat laun
kelompok – kelompok keluarga dengan ayah sebagai kepala dan dengan meluasnya

7
kelompok – kelompok serupa itu timbulah keadaan patriarchate. Ini adalah tingkat
ketiga dalam proses perkembangan masyarakat manusia.
d. Tingkat terakhir terjadi waktu perkawinan diluar kelompok, yaitu exogami, berubah
menjadi endogami karena berbagai sebab. Endogami atau perkawinan di dalam batas –
batas kelompok menyebabkan bahwa anak – anak sekarang senantiasa berhubungan
langsung dengan anggota keluarga ayah maupun ibu. Dengan demikian patriarchate
lambat laun hilang, dan berubah menjadi suatu susunan kekerabatan yang oleh
Bachofen disebut susunan parental.
E. Teori Evolusi kebudayaan di Indonesia
Teori evolsi kebudayaan, terutama teori evolusi keluarga dari J.J. Bachofen, juga
diterapkan terhadap aneka – aneka warga kebudayaan Indonesia oleh ahli antropologi
Belanda G.A. Wilken (1847-1891). Ia memulai kariernya pada tahun 1869 sebagai pegawai
Pangreh Praja (Pamong Praja) Belanda di Buru (Maluku), Gorontalo dan Ratahan (Sulawesi
Utara), Sipirok dan Mandailing (Sumatra Utara), Karangan-karangannya yang pertama
sudah terbit sewaktu ia menjabat sebagai pegawai Pangreh Praja, yaitu mengenai sewa tanah
dan mengenai adat pemberian nama di Minahasa (Wilken 1873; 1875), karangan etnografi
singkat dari pulau Buru (1875-a), tetapi juga karangan – karangan teori tentang evolusi
perkawinan dan berkeluarga berjudul over de primitieve Vormen van het Huwelijk en de
oorsprong van her Gezin (1880-1881). Dalam karangan yang terakhir ini ia menerangkan
tingkat – tingkat evolusi Bachofen mengenai promiskuitas, mutriarkhat, patriarkhat, dan
keluarga parental terurai di atas, dengan banyak bahan contoh yang diambilnya terutama
dari Indonesia. Dengan demikian ia merumuskan teori – teori tentang sejumlah gejala
kebudayaan dan kemasyarakatannya, misalnya tentang teknonimi ( Wilken 1875 ), tentang
hakekat maskawin, yang menurut Wilken pada mulanya hanya merupakan alat untuk
mengadakan perdamaian antara pengantin pria dan keluarga pengantin wanita setelah
berlangsung kawin lari, suatu kejadian yang sering terdapat dalam masa peralihan antara
tingkat matriarkhat ketingkat patriarkhat ( 1880:662,655-659,662-664 ) dan tentang
sejumlah masalah serta gejala sosial dan kebudayaan lain.
F. Menghilangnya Teori – Teori Evolusi Kebudayaan
Pada akhir abad ke-19 mulai timbul kecaman – kecaman terhadap cara berpikir dan cara
bekerja para sarjana penganut evolusi kebudayaan. Kecaman mulai menyerang detail dan

8
undur – unsur tertentu dalam berbagai karangan dari para penganut teori – teori tersebut,
kemudian meningkat menjadi serangan – serangan terhadap konsepsi dasar dari teori – teori
tentang evolusi kebudayaan manusia. Pengumpulan bahan keterangan baru, terutama
sebagai hasil penggalian – penggalian prehistori, bertambah banyak berkat aktivitas –
aktivitas penelitian para ahli antropologi sendiri.
Dengan demikian, mulai tampak bahwa tingkat – tingkat evolusi dari penganut teori –
teori evolusi kebudayaan itu hanya merupakan konstruksi – konstruksi pikiran saja, yang
tidak sesuai dengan kenyataan dan yang lama kelamaan tak dapat dipertahankan lagi. Pada
permulaan abad ke-20 hampir tidak ada lagi karya antropologi yang berdasarkan konsep
evolusi.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evolusi merupakan salah satu kajian biologi yang menimbulkan teka-teki yang perlu
diungkap, karena ada juga yang menyebutkan evolusi merupakan teori dan adapula yang
menyebutkan evolusi fakta. Teori evolusi merupakan ilmu biologi yang membahas terkait
perubahan spesies dari satu generasi ke generasi berikutnya secara bertahap dan
membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Teori evolusi sosial dan kebudayaan
mempunyai empat anggapan dasar yaitu : (1) umat manusia adalah bagian dari alam, dan
harus bekerja sesuai dengan hukum alam pula, (2) hukum alam yang menguasai
perkembangan, tidak mengalami perubahan sepanjang zaman, (3) proses alamiah bergerak
secara progresif dari yang sederhana menuju ke arah yang lebih kompleks, dari yang tidak
terorganisasikan menuju kepada yang diorganisasikan secara lengkap, (4) manusia di
seluruh dunia mempunyai potensi yang sama akan tetapi berbeda secara fundamental dalam
perkembangan kuantitatif mengenai inteligensi dan pengalamannya.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang “Teori Evolusi Kebudayaan” ini, diharapkan pembaca
dapat memahami lebih lanjut tentang bagaimana teori evolusi kebudayaan masyarakat dan
dapat memanfaatkannya dalam kehiduupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat.1980. Sejarah Teori Antropologi, Jakarta : Universitas Indonesia.


Supardan, Dadan. 2009. Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta : PT Bumi Aksara.
http://sejarahugm2013.blogspot.com/2013/10/sejarah-teori-antropologi

11

Anda mungkin juga menyukai