Anda di halaman 1dari 18

MARKETING PUBLIC RELATIONS II

Disampaikan Oleh : Tika Ristia Djaya, S.I.Kom., M.I.Kom.


SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PR

Konsep dasar Public relations diperkenalkan pada tahun


1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik
buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal
sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar)
yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data
dan fakta
• Di Indonesia Public Relations dikenal pada tahun 1950 an
dengan tugas PR menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap
kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain-lain.
• Pada abad 17 mulai muncul kebutuhan untuk memfasilitasi
komunikasi antara pemerintah dengan rakyat. Seiring dengan
informasi yang menyebar dalam bentuk baru—seperti
penerjemahan kitab suci (injil) dari Latin ke dalam berbagai
bahasa, melalui buku cetakan massal, dan surat kabar—
komunikasi publik semakin marak. Pada 1792, Dewan Nasional
Prancis mendirikan kementrian propaganda yang merupakan
salah satu institusi pemerintahan. Institusi ini merupakan
bagian dari lembaga kementrian negara Prancis. Yang
mempekerjakan para editor dan pegawai ke berbagai wilayah
untuk memenangkan Revolusi Prancis.
• Meskipun sejarah PR bisa dimulai sejak abad XV, namun baru
pada abad XIX atau permulaan abad XX dunia PR mengalami
perkembangan pesat. Perusahaan-perusahaan mulai
memahami arti penting publisitas dalam menarik pelanggan
dan penanaman modal. Perusahaan di seluruh pelosok
Amerika Serikat mendirikan biro pers untuk menangani
penyebaran berita yang nyaman buat mereka, dan yang tidak
menyenangkan untuk pesaing mereka. Perusahaan yang saling
bersaing ini menyiarkan kepentingan masing-masing melalui
peran PR.
• Pada tahun 1900-an Public Relation berkembang dari agen
pers perseorangan dan penerbit menjadi firma konsultasi yang
memberikan jasa pelayanan sebagai ahli pada bidang tersebut.
Perusahaan publisitas pertama adalah Biro Publisitas yang
didirikan di Boston pada tahun 1900.
• Pada awal 1900 an pada kantor-kantor di level lokal dan
nasional mulai terdapat departemen hubungan masyarakat.
Pada tahun 1970-an hampir semua lembaga nonkomersial
memiliki bagian PR yang merupakan bagian dari lembaga
tersebut. Bidang PR di lembaga nonkomersial ini lebih kecil
daripada perusahaan-perusahaan korporat, namun memiliki
peran yang sama pentingnya. Mereka membantu organisasi
dalam membangun kepedulian masyarakat, meningkatkan
pendapatan, mempengaruhi pembuatan undang-undang, dan
lain-lain.
• Public Relations di Era Modern
• Pada akhir tahun 1990-an ketika terjadi era booming dot.com,
praktisi PR menggunakan berbagai peralatan dan teknologi mulai
dari pensil, kertas hingga internet. Pada tahun 1990-an alat dominan
yang dipergunakan adalah siaran pers dan press kit. Press rilis
digunakan untuk menyampaikan berita-berita informasi umum
terhadap para editor dan reporter. Meskipun alat dan teknologi
konvensional tetap mendominasi praktik PR, namun peralatan dan
teknologi baru yang mendasari perkembangan terakhir bisa dalam
bentuk video, audio, dan komunikasi komputer dengan cepat
menggantikannya. Berbagai bentuk teknologi baru tersebut
memungkinkan praktisi PR mendapat kesempatan yang tidak
mereka duga dalam menjangkau jutaan orang. Jarak jangkau jutaan
orang tersebut merupakan sesuatu yang tidak mungkin bisa
dijangkau pada waktu itu.
• Beberapa metode baru yang digunakan oleh praktisi PR
diantaranya adalah; Video News Releases (VNRs) yang
merupakan cerita siap tayang di televisi yang disiapkan untuk
program berita gratis selama penanyangan. Rilis berita video
seringkali digunakan bagi penyebaran informasi kesehatan,
layanan pelanggan, kemajuan teknologi, serta cerita bisnis.
Metode lain adalah webscast yang merupakan produksi siaran
yang menggabungkan video streaming dan audio.
Biasanya webcast digunakan untuk mengirimkan press
conference langsung atau even-even lain dengan target massa
tertentu.
• Rilis interaktif merupakan informasi yang dikirim melalui email atau
ditampilkan pada situs untuk dilihat oleh masyarakat secara umum.
Biasanya rilis interaktif ini berisi 5w+1H dari siapa, apa, kapan,
dimana, dan mengapa dari topik yang disiarkan, serta biasanya
ditambah dengan link yang mengarahkan penerima rilis pada
informasi tertentu seperti brosur atau foto-foto. Fungsi PR juga
berkaitan dengan komunikasi organisasi dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mempengaruhi layanan masyarakat
dari perusahaan atau pekerja sebagai pemberitahuan awal dalam
isu-isu yang muncul berkaitan dengan keberhasilan organisasi. PR
juga berfungsi sebagai pendukung manajemen dengan penekanan
pada publisitas, promosi, dan hubungan media.Di antara berbagai
macam peran PR, publisitas dan hubungan media merupakan yang
paling penting. Lebih dari 70 persen dari sepekan para praktisi PR
bekerjasama dengan pers untuk meliput berita bagi klien mereka.
• PR yang baik akan memberikan kontribusi keuntungan seperti
kredibilitas dan akuntabilitas, indentitas publik yang lebih
kuat, dan peliputan pers yang lebih kooperatif, sensitifitas
yang lebih besar terhadap kebutuhan masyarakat. PR yang
jelek bisa bertahan, seringkali karena orang yang bertugas di
bidang PR menjalankan tugasnya kurang baik, atau
perusahaan yang menyewa mereka berjalan diluar
kepentingan publik.
• Beberapa kritik terhadap bidang PR antara lain; PR profesional
diciptakan untuk merancukan pandangan masyarakat dan
untuk mewakili kepentingan dari perusahaan yang besar yang
menggunakan fasilitas masyarakat. Pada masa lalu praktek PR
kadang menggunakan photo atau berita fiktif untuk
mempromosikan apa yang menjadi kepentingan mereka. Pada
saat ini profesi PR menggunakan pendekatan baru untuk
memahami implikasi dan menghindari penyalahgunaan
profesi jurnalistik.
• Public Relations di Indonesia sekarang sudah semakin dikenal.
Berbeda pada masa tahun tujuh puluhan bahkan pada tahun
delapan puluhan, masih banyak masyarakat masih bertanya-
tanya mengenai istilah Public Relations. Bahkan sempat ada
sebuah citra negatif yang terbentuk bagi seorang perempuan
yang berprofesi sebagai PR karena identik dengan kerja lobi,
menemani, dan menyenangkan tamu.
• Apabila ditelusuri dari perjalanan panjang sejarah peradaban,
praktik PR di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman
Mataram atau sejak Panembahan Senopati ketika
mengumumkan bahwa ia dan keturunannya merupakan
pasangan dan mendapatkan lindungan dari Ratu Pantai
Selatan. Ini dibuat untuk menyaingi adipati-adipati pantai
utara yang lebih bisa mendapat restu Para Wali.
• Dalam konteks modern, sejarah PR di Indonesia dimulai sejak
tanggal 18 Agustus 1945 ketika Bung Karno memutuskan
menunda siding PPPKI ketika memberikan keterangan Pers
mengenai pemilihan Presiden sebelum merumuskan UUD.
Tapi para ahli sejarah humas sepakat menyatakan bahwa
Humas Otentik yang berlaku di Indonesia dimulai sejak
proklamasi 17 Agustus 1945. Berikutnya seiring dengan
kemajuan teknologi, proyek mercusuar membentuk citra
dengan adanya Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi
Republik Indonesia (TVRI).
• Menurut Onong Uchjana Effendy (1991: 12), public relations di
Indonesia dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan
masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik
dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia
menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala
perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan
Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran
tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan
dengan menyandang nama PR karena kegiatan yang dilakukan
lebih banyak untuk ke luar organisasi.
• Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan
bahwa PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan
perkembangan PR di dunia atau Asia. Public Relations awalnya
digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti
Olimpiade Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi
1988, dan lain-lain. Olimpiade yang diselenggarakan oleh tuan
rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan salah satu jasa
konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international menyita
perhatian semua orang bahkan samapai saat ini. Sebagai tuan
rumah, Korea Selatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya
yang memang salah satu keinginannya adalah membuka pasar di
dunia untuk memasarakan produk – produknya. Dalam kaitan inilah
PR berfunngsi. Public Relations digunakan oleh pihak swasta di
Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA, sebuah perusahaan
minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak
digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai
sektor. Konsep Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–
pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman dan berbagai
macam bentuk implementasinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai