Anda di halaman 1dari 23

BAB II

STATISTIKA

I. Pengertian

A. Statistika dan Statistik

Di saat sekarang, banyak sekali keputusan dan kebijakan baik pemerintah,

lembaga swasta maupun perorangan yang memerlukan statistik dan statitika.

Pertanyaan yang mungkin muncul sekarang adalah: Apa yang dimaksud dengan

statistik dan statistika itu? Apa perbedaan kedua istilah itu? Kata statistika berakar

dari kata Latin status yang berarti negara (bahasa Inggris: state). Pada mulanya

statistika semata-mata hanya dikaitkan dengan pemaparan fakta-fakta dengan

angka-angka atau gambar yang menyangkut situasi kependudukan dan

perekonomian untuk mengambil keputusan politik di suatu negara. Hal tersebut

sampai sekarang masih dilakukan.

Pada perkembangannya, makna statistika menjadi ilmu tentang sekumpulan

konsep serta metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyajikan dan

menganalisis data serta menarik kesimpulan berdasar hasil analisis data tersebut.

B. Pengertian Data dan Macamnya

Untuk membuat keputusan ataupun kebijakan yang tepat, diperlukan dan

dibutuhkan suatu gambaran umum tentang karakteristik dari hal-hal yang berkait

dengan persoalan itu. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan, pencacahan maupun

pengukuran. Himpunan hasil pengamatan, pencacahan ataupun pengukuran

sejumlah objek disebut data. Ada juga yang menyatakan bahwa data adalah segala

keterangan, informasi atau fakta tentang sesuatu hal atau persoalan. Sedangkan

3
datum adalah keterangan yang diperoleh dari satu pengamatan. Jadi data adalah

bentuk jamak dari datum. Untuk selanjutnya akan digunakan istilah data saja karena

dengan hanya satu pengamatan saja, sangatlah sulit untuk mengambil kesimpulan.

Sebagai contoh, data yang terkait dengan Bapak Rudi antara lain, warna rambutnya

hitam, isterinya 1 orang, banyaknya anak 5 orang, tinggi badannya 167 cm, dan

berat badannya 71,4 kg.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa ada data yang berbentuk angka dan ada juga

yang berbentuk kategori (atribut). Contoh data berbentuk angka adalah data yang

berkait dengan tinggi badan maupun banyak anak. Data berbentuk angka tersebut

biasa disebut dengan data numerik atau data kuantitatif. Sedangkan data warna

rambut yang dapat berkategori hitam, putih, coklat maupun pirang disebut data

kategorik atau data kualitatif. Secara teknis, dalam statistika hampir semua data

diusahakan berbentuk kuantitatif (berupa angka)..

C. Populasi dan Sampel

Perhatikan ilustrasi berikut. Pak Radi akan membeli sekarung duku. Ia lalu

mengambil segenggam duku dari karung tersebut, mengamati kulit duku-duku yang

diambilnya, menguliti satu-dua duku lalu mencicipinya. Setelah itu, ia lalu

memutuskan untuk tidak membeli sekarung duku tersebut. Pertanyaan dapat

dimunculkan adalah: Mengapa Pak Radi lalu memutuskan untuk tidak jadi membeli

duku tersebut setelah ia mengamati kulit beberapa duku dan mencoba mencicipi

satu-dua duku? Apa yang terjadi jika ia mencoba mencicipi seluruh duku tersebut?

Bagaimana jika karena kelihaian penjualnya, duku yang dipilih tadi kebetulan

4
merupakan beberapa duku yang manis, padahal kenyataannya, sebagian besar

duku tersebut berasa asam?

Memang benar bahwa Pak Radi hanya mengambil segenggam duku dari

sekarung duku yang akan dibelinya. Namun segenggam duku tadi telah dianggap

benar-benar mewakili sekarung duku yang akan dibeli. Hasil pengamatan terhadap

kulit duku maupun fakta tentang rasa satu-dua duku telah cukup bagi Pak Radi

untuk tidak membeli sekarung duku tadi.

Sekarung duku yang mau dibeli Pak Radi merupakan populasi sedangkan

segenggam duku merupakan sampel atau contoh. Pada suatu penelitian, peneliti

harus menentukan himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran

penelitiannya. Himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitian itu

disebut populasi. Namun, pada umumnya, jika ukuran populasinya ‘relatif’ besar

atau kondisinya tidak memungkinkan, orang lalu mengamati atau meneliti sebagian

populasi yang disebut sampel. Kesimpulannya, populasi adalah himpunan semua

objek yang menjadi bahan studi, penelitian atau pembicaraan. Sampel adalah

himpunan bagian populasi.

Latihan 2.1

1. Jelaskan perbedaan antara:

a. Statistika dan statistik.

b. Data kuantitatif dan data kualitatif.

c. Data kategorik dan data numerik.

2. Majalah “Indo Baru” yang merupakan majalah resmi “Partai Indonesia” mengirim

kuesioner kepada para pelanggan majalah tersebut untuk memprediksi

5
Presiden Indonesia pada masa kerja 2004 – 2009 mendatang. Menurut Anda,

apa yang dapat menjadi penyebab kekurang-akuratan hasilnya berkait dengan

pemilihan sampelnya?

3. Dengan mata telanjang, bintang yang bisa dilihat di langit tidak lebih dari 3.000

buah. Jika menggunakan teropong binokular, jumlah bintang yang ditemukan

mencapai 50.000 buah. Jika Anda yang diminta untuk menghitung banyaknya

bintang tersebut dengan menggunakan teropong tele yang canggih, apa yang

akan anda lakukan?

II. Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

A. Cara Penyajian Data

Ada beberapa cara menyajikan data, yang tergantung antara lain pada jenis dan

keperluan penyajiannya. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyajian data

adalah bagaimana suatu data yang cukup besar jumlahnya itu dapat tersaji dalam

bentuk yang ringkas namun tanpa harus kehilangan beberapa ciri pentingnya.

B. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Berikut ini adalah adalah penjelasan dan cara menyajikan data dalam bentuk

tabel.

1. Penyajian Data dengan Pengelompokan

Perhatikan data usia 15 anak (dalam tahun) berikut ini:

8 12 4 3 6 7 7 2

2 5 7 4 4 5 5

6
Penyajian data di atas sangat kurang efektif karena akan memerlukan waktu yang

relatif lebih lama bagi seseorang untuk menyimpulkan hal-hal penting yang berkait

dengan usia anak tersebut dan akan menjadi sangat tidak efektif jika ukuran

datanya cukup besar. Jika data itu diurutkan susunnya menjadi:

2 2 3 4 4 4 5 5

6 7 7 7 7 8 12

Dengan mengurutkan data seperti di atas, nampaklah bahwa usia termuda pada

kumpulan siswa tersebut adalah 2 tahun, sedangkan usia tertuanya 12 tahun. Data

terkecil (2) ini disebut statistik peringkat pertama atau statistik minimum atau nilai

minimum. Data terbesar (12) disebut statistik peringkat ke-n atau statistik

maksimum atau nilai maksimum. Untuk lebih memudahkan menyimpulkan data tadi,

data di atas dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dengan mengurutkan

dari usia paling muda sampai usia paling tua, sehingga didapat Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Banyak Anak Usia 2 – 12 th. di RT 08 Kota X

Usia Turus Frekuensi


2 // 2
3 / 1
4 /// 3
5 // 2
6 / 1
7 //// 4
8 / 1
12 / 1

7
Dari Tabel 3.1, terlihat banyaknya anak balita, data terkecil, maupun data

terbanyak. Untuk sampel yang cukup besar, penyajian data seperti tabel di atas

tidaklah menguntungkan karena akan didapat tabel yang sangat panjang. Untuk

meringkas atau memperpendek tabel dilakukan dengan mengelompokkan data

dalam interval dan selanjutnya tabel seperti itu biasa juga disebut dengan tabel

distribusi frekuensi dengan kelas interval atau distribusi frekuensi data

berkelompok.

2. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dari suatu data yang ukurannya besar

maka akan sangat mudah kalau data tadi dikelompokkan terlebih dahulu menjadi

beberapa kelas interval, baru ditentukan frekuensi dari tiap kelasnya. Sebagai

contoh, data suatu hasil pengukuran tinggi dengan n = 40 siswa adalah sebagai

berikut:

119 125 126 128 132 135 135 135 136 138

138 140 140 142 142 144 144 145 145 146

146 147 147 148 149 150 150 152 153 154

156 157 158 162 163 164 165 168 173 176

Data tersebut dapat dikelompokkan sehingga tersusun daftar distribusi

frekuensi data berkelompok dengan banyak kelas 7 dan panjang kelas interval 9,

seperti terlihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

8
Tabel 3.2. Tabel tinggi siswa kelas 2 SMK Handayani Solo

Tinggi (cm) Titik Tengan (xi) Frekuensi (fi)


Turus
119 – 127 123 III 3
128 – 136 132 IIII I 6
137 – 145 141 IIII IIII 10
146 – 154 150 IIII IIII I 11
155 – 163 159 5
164 – 172 168
IIII 3
III
173 – 181 177 2
II

Untuk dapat memahami dengan baik cara menyusun tabel distribusi seperti di atas,

sebelumnya kita perlu memahami beberapa istilah pada tabel distribusi dengan

kelas interval berdasar tabel di atas, yaitu:

a. Kelas interval, pada contoh di atas data dikelompokkan ke dalam 7 kelas. Kelas

pertama (119 – 127), kelas kedua (128 – 136), kelas ketiga (137 – 145), dan

seterusnya.

b. Batas kelas interval, yaitu nilai-nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas. Nilai

ujung bawah pada suatu kelas disebut batas bawah kelas dan nilai ujung atasnya

disebut batas atas kelas.

Pada kelas pertama, batas bawah 119 dan batas atas 127, pada kelas kedua,

batas bawah 128 dan batas atas 136.

c. Tepi kelas, di mana untuk data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan

ketelitian sampai satuan ukuran tertentu maka:

Tepi bawah = batas bawah – 0,5  satuan ukuran terkecilnya;

9
Tepi atas = batas atas + 0,5  satuan ukuran terkecilnya.

Pada kelas pertama (119 – 127), tepi bawahnya 118,5 dan tepi atasnya 127,5

karena satuan ukuran terdekatnya adalah 1 cm.

d. Panjang, lebar, atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas dan tepi bawah

suatu kelas. Pada tabel di atas, panjang kelas = tepi atas – tepi bawah = 127,5 –

118,5 = 9.

e. Titik tengah kelas, yaitu nilai yang dianggap mewakili kelas itu. Titik tengah kelas

= ½ (batas bawah + batas atas), sehingga titik tengah kelas pertama (119 – 127)

adalah 123; dan titik tengan kelas kedua 128 – 136 adalah 132.

Adapun cara membuat tabel distribusi dengan kelas interval dapat dilakukan

melalui langkah-langkah berikut:

a. Menentukan nilai terkecil dan nilai terbesar, kemudian menentukan

jangkauannya (range). Pada contoh di atas:

Jangkauan (J) = 176 – 119 = 57.

b. Menentukan banyak kelas (5 sampai 20, atau menurut keadaan datanya), atau

dengan menggunakan kaidah empiris Sturgess:

K = 1 + 3,3 log n, dengan k = banyak kelas dan n = banyak data. Jika hasil dari

k bukan merupakan bilangan bulat maka k dibulatkan ke atas.

J
c. Menentukan panjang kelas dengan aturan: Panjang kelas = . Panjang kelas
K

biasanya dipilih bilangan ganjil agar titik tengahnya merupakan bilangan yang

baik.

d. Menentukan kelas-kelasnya sedemikian sehingga mencakup semua nilai data.

e. Menentukanlah frekuensi tiap kelas dengan menggunakan turus.

10
Berdasar pada keterangan yang dipaparkan tadi, dapatlah disimpulkan

bahwa banyaknya karakteristik dari data yang akan disajikan akan merupakan

dasar pemikiran dalam menyusun banyaknya kolom dalam tabel yang akan dibuat.

Latihan 3.1

1. Perhatikan tabel absensi siswa SMK “ Y “ pada tahun pelajaran 2005/2006

berikut ini.

Absensi Siswa
No Bulan Sakit (S) Ijin (I) Alpa (A) Jumlah
1. Juli 2005 5 7 4 16
2. Agustus 2005 6 6 3 15
3. September 2005 8 7 4 19
4. Oktober 2005 12 5 2 19
5. Nopember 2005 10 15 6 31
6. Desember 2005 4 16 8 28
7. Januari 2006 11 8 7 26
8. Februari 2006 9 6 10 25
9. Maret 2006 7 6 1 14
10. April 2006 3 11 5 19
11. Mei 2006 4 8 2 14
12. Juni 2006 2 9 2 13
Jumlah 81 104 54 239

a. Tentukan banyaknya siswa yang sakit, ijin dan yang alpa pada bulan Juli

2005.

b. Tentukan jumlah siswa yang absen pada bulan Agustus 2005.

c. Tentukan banyaknya siswa yang sakit pada bulan Oktober 2005.

d. Tentukan banyaknya siswa yang ijin pada bulan Nopember 2005.

e. Tentukan banyaknya siswa yang alpa pada bulan Desember 2005.

f. Tentukan jumlah siswa yang sakit pada tahun pelajaran 2005/2006.

g. Tentukan jumlah siswa yang ijin pada tahun pelajaran 2005/2006.

2. Menurut Anda, mana yang lebih baik, penyajian data dalam bentuk laporan dengan penuh kata-

kata dibanding dengan bentuk tabel? Berikan alasan Anda!

11
3. Perhatikan data nilai ulangan matematika 40 orang siswa kelas 2 B SMK MOJO

berikut?

40 51 86 72 65 32 54 62 68 69

62 53 47 91 75 67 60 71 64 70

60 63 79 52 77 68 76 62 65 87

46 61 55 60 78 54 72 69 68 66

Buatlah tabel distribusi frekuensi data nilai 40 orang tadi.

III. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram

A. Pengertian Diagram

Ada pepatah Cina yang menyatakan bahwa “satu gambar sama nilainya dengan

seribu kata”. Karena itu, di samping tabel, cara lain dalam menyajikan data adalah

dengan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa pesan yang akan disampaikan

melalui penyajian data dalam bentuk gambar (diagram) akan lebih cepat ditangkap

atau dimengerti dari pada dengan kata-kata. Seorang manajer perusahaan atau

pejabat tinggi pemerintah akan lebih mudah mengetahui perkembangan harga

dengan melihat grafik yang menunjukkan trend (kecenderungan) yang turun atau

naik dari pada harus membaca laporan yang penuh dengan kata dan kalimat yang

bagus, akan tetapi kurang sistematis penyusunannya. Itulah sebabnya dalam suatu

laporan sering harus disertai dengan tabel-tabel atau diagram, untuk memudahkan

membaca data. Diagram merupakan gambar-gambar yang menunjukkan secara

visual suatu data yang berupa angka yang biasanya berasal dari tabel yang telah

dibuat.

12
B. Beberapa Macam Diagram

Ada beberapa macam diagram untuk menyajikan data, antara lain: diagram

batang (bar chart), diagram garis (line chart), diagram lingkaran (pie chart), diagram

gambar (piktogram), histogram, dan poligon frekuensi. Berikut ini akan dijelaskan

berbagai macam penyajian data dengan diagram tersebut.

1. Diagram Batang (Bar Chart)

Pembuatan diagram batang diawali dengan membuat dua buah sumbu yang

tegak lurus satu sama lain. Skala pada tiap sumbu harus sama panjang, sedangkan

skala pada sumbu datar tidak perlu sama dengan skala pada sumbu tegak. Diagram

perlu dilengkapi dengan judul, skala maupun penjelasan terhadap satuan yang

digunakan. Dalam menggambar diagram batang, batangnya dapat dibuat tegak

lurus sumbu mendatar (dengan batang vertikal atau tegak), atau batangnya dibuat

tegak lurus sumbu tegak (diagram batang horizontal atau mendatar). Setiap batang

lebarnya harus sama sedangkan tinggi batang harus sesuai dengan frekuensi

masing-masing komponen.

Contoh:

Berdasarkan hasil sensus, diketahui bahwa angkatan kerja di Indonesia yang

bekerja diberbagai sektor disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Angkatan Kerja Indonesia

No. Sektor Banyaknya

1. Pertanian 40 juta
2. Jasa 20 juta
3. Perdagangan 15 juta
4. Industri 5 juta

Jumlah 80 juta

13
(Sumber: Pengantar Statistika, Winarno, hal 8)

Apabila data pada Tabel 4.1 tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang

didapat gambar seperti Gambar 4.1 berikut:

Frek
40
40
35
30
25 20
20 15
15
10 5
5
0 Jenis
Pertanian Jasa Perdagangan Industri

Gambar 4.1. Jumlah Angkatan Kerja di Indonesia (Dalam jutaan)

Dapat pula data pada tabel disajikan dalam bentuk diagram batang horisontal

sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50
Frek
Industri 5

Perdagangan 15

Jasa 20

Pertanian 40
Jenis

Gambar 4.2. Jumlah Angkatan Kerja di Indonesia (Dalam jutaan)

a. Banyaknya siswa laki-laki dan perempuan SMK KAHURIPAN tahun 1998/1999

adalah sebagai berikut:

14
Tabel 4.3 Banyaknya Siswa SMK KAHURIPAN tahun 1998/1999

Banyaknya Siswa
Kelas
Laki-laki Perempuan

I 15 15
II 25 15
III 10 20
IV 20 20
V 20 15
VI 25 10
Sumber: Pengantar Statistika, Winarno, hal 10

Apabila data pada Tabel 4.3 tersebut disajikan dalam diagram batang didapat

hasil sebagai berikut:


Frek
30
25
20
Gb.5.5
15 Laki-laki
Perempuan
10
5
0
I II III IV V VI Kelas

Gambar 4.5. Banyaknya Siswa SMK KAHURIPAN (1998/1999)

Diagram batang seperti diTahun


atasPelajaran
disebut 1998/1999
diagram batang berganda, dan dapat

pula disajikan dalam diagram batang berganda berikut:

Frek
40
35
15
30 20 10
15
25
15 Perem puan
20 20
Laki-laki
15
25 25
10 20 20
15
5 10
0 Kelas
I II III IV V VI

Gambar 4.6 Banyaknya Siswa SMK KAHURIPAN

Tahun Pelajaran 1998/1999 15


2. Diagram Garis

Jika terdapat suatu rentetan peristiwa yang mengalami perubahan yang terus-

menerus atau tanpa terputus (kontinu), misalnya berat badan bayi yang selalu

berubah sepanjang waktu, maka pada periode tertentu data seperti itu dapat

disajikan dengan diagram garis. Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari

waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan suatu hal/kegiatan, misalnya

perkembangan produksi, perkembangan penduduk, jumlah kecelakaan lalu-lintas

dan sebagainya, juga sangat cocok jika disajikan dengan diagram garis.

Untuk menggambarkan diagram garis akan lebih mudah jika dikaitkan dengan

pengertian koordinat titik pada bidang kartesius. Oleh karena itu sebaiknya

digunakan kertas berpetak atau kertas milimeter.

Contoh:

a. Berat badan seorang bayi dicatat setiap dua minggu selama enam belas minggu

pertama. Hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.4. Berat Badan Bayi A per 2 Minggu.

0 2 4 6 8 10 12 14 16
Umur (dlm minggu)

Berat dalam kg 3,2 3,3 3,6 3,9 4,1 4,1 4,4 4,9 5,3

(Sumber:Pengantar Statistika, Winarno, hal 11)

Diagram garis dari data pada tabel di atas digambar pada Gambar 4.7. Sumbu

mendatar untuk umur dalam minggu dan sumbu tegak untuk menyatakan berat

badan dalam kg.

16
Berat Badan
6
5
4
3
2
1
0 Minggu ke-

0 2 4 6 8 10 12 14 16
Gambar 4.7 Berat Badan Bayi Pada 16 Minggu Pertama (Dalam kg)

Diagram garis seperti di atas disebut diagram garis tunggal (single line

chart). Terlihat jelas pada diagram di atas, perkembangan berat badan si bayi.

Dari data seperti ini, seorang dokter anak akan dengan cepat dapat menentukan

normal tidaknya perkembangan si bayi untuk jangka waktu selama 16 minggu

tersebut.

b. Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas, menurut jenis korban dan waktu di

Jawa Tengah tahun 1973 s.d. 1980 dinyatakan dalam Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Banyaknya Korban Kecelakaan Lalulintas (1973 s.d. 1980)

Jenis korban 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980
Meninggal 882 1.060 1.497 1.648 1.922 1.996 2.042 2.099
Luka berat 1.749 2.320 2.824 3.198 3.361 3.036 3.166 3.025

Luka ringan 3.808 4.136 5.328 5.115 4.343 4.266 4.218 3.588

Jumlah 6.439 7.516 9.649 9.961 9.626 9.298 9.426 8.712

(Sumber: Pengantar Statistika, Winarno, hal 23)

17
Diagram garis dari data pada tabel 4.5 tersebut adalah sebagai berikut:

6000
5500
5000 5328
5115
4500
4136
4000
3808
3500
4343
4266
4218
3361
3198 3588
3166
3036 Meninggal
3025
3000
2500
2000
2824
2320
1749 Frek
1648
1497 Luka
Luka berat
2099
2042
1996
1922 ringan
1500
1060
882
1000
500
01973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980

Tahun
Gambar 4.8. Banyaknya korban kecelakaan lalu lintas (1973-1980)

Diagram garis tersebut dinamakan diagram garis berganda (multiple line

chart). Salah satu kelebihan dari diagram garis berganda adalah kita dapat

melihat perbandingan frekuensi antar tiap kategori dan pada saat yang sama

dapat melihat perkembangan tiap kategori setiap tahunnya.

Kalau kertas yang dipakai para siswa selama proses pembuatan diagram

garis bukan kertas berskala maka disarankan agar para siswa menggunakan

sepasang segitiga. Di samping itu, agar murid merasa terlibat maka kepada

masing-masing siswa dapat diminta untuk membuat diagram rata-rata nilai pada

tiap catur wulan selama duduk di kelas III SMK.

3. Diagram Lingkaran

Jika kita ingin melihat perbandingan dari beberapa macam data yang berbeda

tanpa melihat besarnya tiap-tiap data maka kita cukup menggunakan diagram

lingkaran. Setiap bagian atau setiap kategori ditunjukkan dengan juring

lingkarannya. Karenanya, untuk menggambar diagram lingkaran yang baik

18
diperlukan pengertian sudut pusat juring lingkaran. Yang perlu diingat, sudut pusat

suatu lingkaran adalah 360o, sehingga persentase setiap bagian akan sebanding

dengan besarnya sudut pusat juringnya. Untuk memudahkan siswa selama proses

pembelajaran akan diperlukan alat-alat seperti penggaris, jangka dan busur derajat.

Sebagai contoh akan dibahas cara membuat diagram lingkaran dari data pada

Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kegemaran Siswa SMK Putera Kelas IIIA

Kegemaran Banyaknya
10
Menyanyi 20
6
Olah raga 4
Seni tari
Seni rupa

Jumlah 40

Untuk membuat diagram lingkaran, sebelumnya harus dilakukan perhitungan

terlebih dahulu. Jumlah seluruh siswa 40. Banyaknya siswa yang menggemari

setiap jenis kegemaran harus dibandingkan dengan jumlah seluruh siswa, sehingga

tiap-tiap kegemaran memiliki nilai-nilai perbandingannya masing-masing. Sebagai

misal, siswa penggemar Olah Raga adalah 20  1  50% . Untuk memperoleh


40 2

juring, nilai perbandingan setiap bagian itu dikalikan dengan 360 o. Untuk olah raga

misalnya akan didapat sudut pusat juringnya sebesar ½ x 3600 = 1800. Artinya, akan

didapat ukuran sudut-sudut pusat dari juring-juring lingkaran untuk setiap jenis

kegemaran siswa itu sebagai berikut:

10
 Menyanyi:  360 o  90 o ;
40

19
20
 Olah raga:  360 o  180 o ;
40

6
 Seni tari:  360 o  54 o ; dan
40

4
 Seni rupa =  360 o  36 o .
40

Dengan menggunakan busur derajat sudut-sudut pusat dititik 0 ditentukan

berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas. Maka didapat diagram lingkaran

seperti pada Gambar 4.9.

25% Menyanyi

50%
Olah raga
10% Seni rupa

15% Seni tari


Gambar 4.9. Kegemaran Siswa SMK Putera Kelas IIIA

Jika dihitung persentasinya, akan didapat:kan:

10
 Menyanyi:  100%  25% ,
40

20
 Olah raga:  100%  50% ,
40

6
 Seni tari =  100%  15% , dan
40

4
 Seni rupa =  100%  10% ,.
40

4. Diagram Gambar

Diagram gambar (piktogram) atau diagram lambang. Pada diagram ini banyak

sesuatu dinyatakan dengan gambarnya atau lambangnya. Tiap gambar mewakili

20
suatu jumlah tertentu. Misalnya gambar orang menyatakan 1000 orang, gambar

tabung menyatakan 100 liter minyak goreng. Kelemahan diagram gambar adalah

bila harus menunjukkan sebagian dari skala yang telah ditetapkan. Berikut

contohnya.

Tabel 4.7. Hasil Panen Beras di Indramayu (1996 – 1998)

Tahun Banyaknya
1996
1997
1998
= 100 ton

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa hasil panen beras pada tahun 1996 = 5  100 ton
= 500 ton; tahun 1997 adalah 400 ton; dan tahun 1998 sebanyak 600 ton.

5. Histogram

Perhatikan data pada Tabel 4.8 ini.

Tabel 4.8. Panjang Daun Tumbuhan A


Kelas Titik
Frekuensi
Interval (cm) Tengah
20 – 29 24,5 2
30 – 39 34,5 11
40 – 49 44,5 4 21

50 – 59 54,5 1
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti terlihat pada Gambar

4.10 berikut:

Frek
11

2
1
Panjang (cm)
14,5 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5

Gambar 4.10. Panjang Daun Tumbuhan A

6. Poligon Frekuensi

Poligon frekuensi diperoleh dari histogram dengan langkah berikut:

a. menambah satu kelas sebelum kelas pertama dan satu kelas setelah kelas

terakhir pada awal penyusunan.

22
b. menggambar titik dengan absis adalah titik tengah kelas interval dan ordinat

adalah frekuensi kelas yang bersangkutan

c. menghubungkan titik-titik yang berurutan sesuai urutan absisnya (mulai kelas

tambahan sebelum kelas pertama dan kelas tambahan sesudah kelas terakhir

yang masing-masing absisnya nol).

Poligon frekuensi yang didapat dari Gambar 4.10 di atas adalah:

Frek
11

2
1
Panjang (cm)
14,5 24,5 34,5 44,5 54,5 64,5

Gambar 4.11. Panjang Daun Tumbuhan A

Latihan 4.1
1. Tabel absensi siswa bulan Mei tahun 2002/2003 SMP Bina adalah sebagai

berikut.

No.
Kelas Banyaknya Siswa yang Absen

23
Sakit (S) Ijin (I) Alpa (A)
1. 1A 6 2 1
2. 1B 7 3 2
3. 1C 2 3 2
4. 1D 3 5 1
5. 1E 6 2 3
6. 1F 3 7 2
Sajikan data tersebut dalam diagram batang.

2. Data mengenai banyaknya air minum yang dibutuhkan SMP Garuda pada tahun

2003 adalah sebagai berikut.

Banyaknya Air
Bulan
Januari 300
Februari 250
Maret 400
April 350
Mei 300
Juni 200
Juli 100
Agustus 400
September 250
Oktober 300
Nopember 350
Desember 200
a. Buatlah diagram garisnya!

b. Pada bulan apakah peningkatan kebutuhan air yang paling banyak di SMP

tersebut?

c. Pada bulan apakah kebutuhan air di SMP tersebut paling sedikit?

3. Penggunaan gaji Pak Ali, setiap bulannya sebagai berikut: 3 bagian untuk biaya
5

hidup, 4 bagian untuk tabungan 1 bagian untuk biaya kesehatan dan 1


15 15 15

bagian untuk rekreasi. Buatlah diagram lingkaran data tersebut!

4. Jelaskan perbedaan mendasar antara beberapa macam diagram di bawah ini

dan jelaskan juga karakteristik data yang cocok untuk diagram berikut:

a) diagram batang (bar chart)

b) diagram garis (line chart)

24
c) diagram lingkaran (pie chart)

d) diagram gambar (piktogram)

e) histogram

f) poligon frekuensi,

5. Diagram lingkaran di bawah ini menunjukkan pekerjaan orang tua dari siswa

SMK kelas III. Siswa yang orang tuanya pegawai negeri 5 orang. Berapakah

siswa yang orang tuanya petani?

25,00%

Petani
Pegawai negeri
62,50% Wiraswasta

25

Anda mungkin juga menyukai