Anda di halaman 1dari 6

Nama : Benjilius Salin

Nirm : 19311633

Semester: IV

JUDUL BUKU : ANTROPOLOGI BUDAYA

PENULIS : Prof. Dr. I Gede A.B. Wiranata, S.H., M.H.

PENERBIT : PT CITRA ADITYA BAKTI

TAHUN TERBIT : 2002

JUMLAH HALAMAN: 182

ANTROPOLOGI BUDAYA

Pendahuluan

Buku yang berjudul Antropologi Budaya ini ditulis oleh; Prof. Dr. I Gede A.B. Wiranata, S.H.,
M.H. yang diterbitkan oleh PT Citra Aditya Bakti, Cetakan pertama pada Tahun 2002, Cetakan
ke dua pada Tahun 2011. Buku ini merupakan tekad sang penulis untuk membuahkan beberapa
penelitian tentang masyarakat Bali transmigrasi dilampung. Secara keseluruhannya buku ini
mengungkapkan secara seksama sifat disiplin tentang ilmu antropologi, sejarah perkembangan,
hubungan dengan ilmu lain sarana bantu dalam penelaahan ilmu ini, dan diakhiri dengan uraian
kajian manfaat dari antropologi dalam aktivitas umat manusia. Dengan tujuan untuk
mewujudkan bagaimana bekerjanya hukum dalam masyarakat dan apa peranan antropologi
terhadap hukum, dan penulis berharap agar buku ini akan memberikan gambaran secara jelas
bagaimana fungsi dan pernanan hukum serta model pendekatan antropologi terhadap hukum dan
menjadi pelengkap bagi orang-orang yang berminat terhadap bidang studi ini.

BAB I
Mengenal Antropologi

Antaropologi sendiri berasal dari kata Latin; antropos yang berarti manusia dan logos
atau akal. Antaropologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang manusia, yang mempelajari
manusia dari sudut cara berpikir serta pola prilakunya. Ilmu antropologi juga sering disebut juga
sebagai ilmu bangsa-bangsa karena di dalamnya menjelaskan manusia cenderung bergabung
dalam kesatuan, baik kesatuan kecil maupun kesatuan besar, sama seperti bangsa ataupun suku
bangsa. Bahkan seorang ilmuan yang bernama “William A. haviland” mengatakan bahwa ilmu
antropologi merupakan ilmu yang paling luas cakrawalanya, antropologi tidak hanya
membongkar anggapan yang keliru menenai superioritas ras dan kebudayaannya, tetapi juga
ketekunan dalam mempelajari semua bangsa, tanpa memperdulikan dimana dan bilamana
mereka itu hidup, yang telah memberikan banyak kejelasan tentang sifat manusia dari semua
pemikiran para filsuf atau studi para ilmuan di laboratorium.

Di dalam sejarah perkembangan antropologi pada fase pertama pada abad ke-18 ini
disebut sebagai fase penemuan, dan ada juga yang menyatakan sebagai era pencatatan/deskripsi
tentang bangsa-bangsa dan laporan kisah perjalanan misionaris yang menyebarkan agama. Fase
kedua abad ke-19 ini dimulai dengan tahap penyusunan dan penganalisisan bahan etografi pada
fase I diatas, tentang lukisan suku-suku bangsa terutama diluar eropa yang mulai memiliki
kesadaran dikalangan terpelajar eropa barat mengenai beraneka ragam ciri-ciri, ras, Bahasa, dan
fenomena budaya umat manusia. Fase ketiga abad ke-20 perkembangannya sudah mulai erat
kaitannya dengan eksistensi kolonialisme-kolonialisme negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat (walaupun negara ini belum negara kolonial, mereka berkuasa atas negara-negara
bagian). Karena itu, apabila ingin mengenal suatu daerah, hanya ada satu cara, yakni mengenali
dan memahami tabiat serta sikap watak dari suatu wilayah dan suku bangsa yang bersangkutan.
Dan pada fase yang terahir atau yang keempat sesudah kira-kira 1930-an sering di sebbut sebgai
fase ilmiah antropologi, tetapi ada pula yang menyebut sebagai era pembaharuan dan penemuan
ilmu antropologi yang sesungguhnya. Pada fase ini perkembangannya sanagt pesat, dari
bertambahnya koleksi bahan pengetahuan, ketajaman metode ilmiah, timbulnya rasa antipasti,
dan hilangnya bangasa-bangsa primitive. Dari fase pertama sampai kepada fase yang terakhir
kita ketahui bahwa tidak sedikit teori-teori yang mempengaruhi tentang antropologi dan pada
akhinya baru ditemukan antropologi yang sesungguhnya bagi kita semua.
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa ilmu antropologi spesifikasi kajian terhadap
manusia di bandingkan dengan ilmu lain yang juga mengkaji manusia sehingga muncul
pertanyaan, apa yang ingin diketahui dalam kajian ilmu ini? Ada beberapa konsep, teori, dan
metode ilmiah tentang ilmu antropologi untuk menjawabnya yaitu, ada pengumpulan fakta yang
mulai mengumpul data penelitian, penentuan ciri-ciri umum dan system yang di ambil dari hasil
penelitian mulai di pilah atas dasar spesifikasi ciri khas masing-masing fakta yang ada, kemudian
ada verifikasinya. Maka timbullah ilmu-ilmu bagian antropologi berupa, paleoantropologi,
antropologi fisik (antropologi fisik khusus), etnilinguistik, prehistori, dan etnologi yang dibagi
menjadi dua yaitu (diakronis-etnolgi dan sinkronik-antropologi sosial. Ada juga berbagai cabang
kajian ilmu antropologi, yang pertama antropologi ekonomi (pedesaan), yang kedua antropologi
Pendidikan, yang ketiga antropologi psikologi, yang keempat antropologi politik, yang kelima
antropologi hukum, yang keenam antropologi Kesehatan dan yang terakhir antropologi agama.
Berikut antropologi dan beberapa ilmu yang juga mengkaji tentang manusia yaitu; ilmu geologi,
ilmu paleontologi, ilmu antonomi, ilmu Kesehatan masyarakat, ilmu psikiatri, ilmu linguistik,
ilmu arkeologi, ilmu sejarah, ilmu administrasi, politik, geografi, ekonomi, dan hukum.

Perkembangan antropologi di beberapa negara memiliki istilah dan penyebutan tertentu


unutk ilmu antropologi, yaitu sebagagai berikut; Ethography (pelukis), Ethnology (ilmu bangsa-
bangsa), Volkerkunde (ilmu bangsa-bangsa di eropa tengah), Kulturkunde (ilmu budaya),
Anthropology (ilmu tentang manusia), Cultural Anthropology (antropologi budaya), dan Social
Anthropology (antropologi sosial). Berikut Perkembangan Antropologi Di Indonesia pada tahun
1984 mulai pembangunan secara bertahap sampai kepada tahun 1988 baru mulai dinyatakan
sebagai lembaga yang beroperasional secara penuh. Toko utama antropologi Indonesia
Koentjaraningrat yang diangkat pada tahun 1963 sebagai guru besar, yang menekuni ilmu
antropologj di Indonesia.

Demikianlah secara keseluruhan bahwa pengenalan tetang ilmu antropologi adalah secara
gari besarnya, ilmu antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang manusia
sebagai makhluk yang selalu berhubungan dengan masyarakat, yang fokusnya pada sifat khas
ragawi, cara produksi, tradisi dan, nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda
dari pergaulan hidup lainnya. Dengan demikian manusia di pandang sebagai makhluk yang
primaata (biologi) dan juga sebagai makhluk sosiobudaya. Jaji kajiannya adalah kajian secara
holistik terintegrasi, yaitu secara menyeluruh dan mengkabungkan. Dan ilmu antropologi juga
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi tetap memerlukan bantuan dari berbagai disiplin ilmu lain
Karena melalui ilmu lain justru semakin memperkaya khazanah kajian pada ilmu antropologi
sendiri.

BAB II

Makhluk manusia

Secara keseluruhan dari bab ini bahwa manusia adalah salah satu dari makhluk yang ada
dan berkembang di muka bumi ini. Perkembangan manusia dan makhluk lain yang berlangsung
sangat lama ini, menarik para ahli ternyata dalam rentang waktu yang sekian lama ini manusia
dan primata lain pun secara fisik melalui suatu proses evolusi. Secara umum proses evolusi ini di
bedakan atas tiga golongan yaitu; proses mutasi, seleksi dan adaptasi, serta menghilangkan gen
secara kebetulan. Namun sebagai orang yang percaya saya menganggap semua ini hanyalah
sebuah padangan teori saja, karena pada intimya manusia diciptakan oleh Tuhan.

BAB III

Kehidupan Kolektif

Di dalam bab ini menyatakan manusia merupakan salah satu makhluk hidup bersama
kolektif dengan banyak makhluk sejenis lain dengan suatu kesatuan sosial yang artinya bahwa
manusia itu tidak bisa untuk hidup sendiri. Manusia sangat dipengaruhi dengan hasrat dalam
membentuk pola hidup berkeluarga, membentuk guyub dalam suatu struktur masyarakat, dan
akhirnya kepada pola kehidupan yang besar dan modern semacam “negara”. Dalam kesatuan
aksi seperti itu, ada format kerja dan tatanan yang diciptakannya sehingga menuju sasaran akhir,
yaitu pemenuhan tujuan hidupny. Karena antropologi merupakan ilmu yang memiliki peranan
besar dalam mengkaji masyarakat karena pada Lembaga masyarakat itulah segala tingkah laku
dan aktivitas yang berpola dalam realitas akan muncul.
BAB IV

Kepribadian Dan Kebudayaan

Garis besar dari bab ini adalah mendiskripsikan tentang system organisme dalam suatu
spesies binatang, perilaku serta kebiasaannya cenderung dikenal secara mudah. Kelompok
binatang tersebut memiliki kekhususan yang cenderung sama dalam berbagai tingkah lakunya.
Pada manusia pengamatan dan lukisan yang sama, tidak mudah untuk dilakukan. Meskipun pada
satu ras yang sejenis, kebiasaan individu manusia tidak satu pun yang seragam. Hal ini ini
disebabkan oleh semakin berkembangnya akal dan pikirannya. Berbagai sarana diciptakan untuk
mengatasi keterbatasan dirinya. Aneka karakteristik kepribadian manusia mempengaruhi
penggunaan keterampilan otak dan legitimasi budayanya. Keseluruhannya nanti akan
membiasakan individu itu untuk semakin memperkembangkan system nilai. Nilai pada akhirnya
menciptakan tatanan-tatanan baru sehingga memengaruhi pengembangan kerangka system nilai
budaya dalam hidupnya.

BAB V

Perubahan Masyarakat Dalam Kebudayaan

Pada pandangan antropologi kehilangan bahan kajian seiring dengan wacana modernisasi
dalam masyarakat adalah keliru. Pendekatan prilaku dan personifikasi masyarakat secara
keseluruhan dan pendukung khusunya, misalnya, memberikan peluang kajian baru bagi pengkaji
antropologi.

Kesimpulan

Dari saya mengenai buku antropologi yang di tulis oleh Prof. Dr. I Gede A.B. Wiranata,
S.H., M.H. ini sangat bagus bagi para mahasiswa yang memang punya keinginan untuk belajar
lebih dalam lagi tentang ilmu antropologi dan buku ini, akan sangat membantu, karena buku ini
juga merupakan, buku yang sangat terlaris, saya cecara pribadi sangat tertarik dengan buku ini
yang banyak memberikan wawasan kepada saya dalam memahami banyak hal tentang makhluk
hidup dan salah satunya adalah manusia itu sendiri.

Demikian rensensi buku yang bisa saya bagikan maaf apabila ada kesalahan penulisan
maupun kekurangan serta belum sesuai dengan cara pengutipan, saya secara mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Karena resensi buku ini merupakan salah satu untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen dalam bidang Antopologi itu sendiri, trimakasih.

Anda mungkin juga menyukai