SKRIPSI
Oleh
150905011
ANTROPOLOGI SOSIAL
MEDAN
2019
PERNYATAAN ORIGINALITAS
BROKOHAN
(Studi Etnografi tentang Tradisi Selametan Kelahiran Lembu pada Masyarakat
Jawa di Desa BandarPulauPekan, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara)
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan
disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar
kesarjanaan saya.
Penulis
Nim. 150905011
ii
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi
dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adapun judul skripsi penulis adalah:
Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Selama
motivasi dari dosen pembimbing dan berbagai pihak, oleh sebab itu penulis
Rosmawati yang selalu banting tulang untuk pendidikan penulis, terimakasih telah
memberikan yang terbaik untuk masa depan penulis dan telah memberikan
motivasi setiap hari tanpa mengenal lelah. Terimakasih atas nasehat yang telah di
berikan kepada penulis, didikan, motivasi selama penulisan, doa yang selulu
menyertai penulis, dan dana yang selalu diberikan kepada penulis sampai pada
saat ini. Semoga selalu sehat dan murah rejeki. Penulis juga mengucapkan
iii
waktu, tenaga, materi, dan pikiran selama penulisan skripsi mulai dari penulisan
proposal sampai skripsi ini selesai. Dorongan yang selalu diberikan supaya
penulisan skripsi ini cepat selesai. Segala ilmu dan dukungan berharga
disampaikan dengan tulus, sabar dan canda tawa yang diberikan mendorong
Zulkifli Lubis, MA, Drs. Lister Berutu, MA, Drs. Zulkifli, MA, Dra. Tjut
Syahrini, M.SOC, Sc, Dra. Sabariah Bangun, M.Soc, Sc, Dra. Nita Savitri,
M.Hum, Alm. Drs. Ermansyah, M.Hum, Drs. Yance, M.Si, Dra. Rytha
Tambunan, M.Si, dll, yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan
kepada kak Nur dan Kak sry yang telah membantu dalam hal pengurusan berkas
maupun surat-surat.
Desa dan para staffnya serta semua masyarakat Desa Bandar Pulau Pekan, begitu
juga dengan para informan penulis yang telah banyak membantu berjalannya
semester 1(satu) hingga saat ini yang meberikan perhatian, bantuan, dukungan,
dan dorongan yang sangat membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini: Mia
Kaban, Alifathul Jannah, Niki Setriyani, Intan Anggraini, Rupitha Sary, penulis
iv
seluruh teman-teman stambuk 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu. Sangat bangga bisa bersama menuntut ilmu di Antropologi Sosial ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman satu kost: Tiwi, Nur,
Faizah, Kak Selly yang selalu menanyakan perkembangan skripsi penulis, dan
Penulis
Nim.150905011
Kabupaten Asahan pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Antropologi Sosial melalui jalur
Penulis memiliki pekerjaan sampingan selain fokus untuk kuliah yakni terjun
langsung ke dunia bisnis yang dimulai sejak semester 4 kuliah hingga sekarang
ini. Bisnis yang dikerjakan bergerak di dalam bidang pemasaran produk dan
marketing plan MLM (Multi Level Marketing) berupa produk Health dan Beauty
vi
tahun 2017.
vii
viii
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS ............................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR FOTO ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
ix
BAB V. KESIMPULAN................................................................................. 86
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 86
5.2 Saran........................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90
LAMPIRAN
xi
xii
xiii
PENDAHULUAN
kemampuan untuk berfikir dan berkarya. Manusia mempunyai akal untuk berfikir
tentang baik dan buruk, benar dan salah, bahkan untuk memikirkan tentang
sesuatu yang diluar panca indera. Manusia juga harus memiliki kemampuan untuk
Salah satu hasil karya manusia adalah kebudayaan. Hal ini sesuai dengan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat dijadikan milik diri manusia dengan belajar.3 Pada dasarnya definisi
kebudayaan itu sangat luas dan banyak tokoh budaya (budayawan) yang
kali berkaitan dengan agama. Dengan demikian kebudayaan tidak dapat terlepas
11
Lailatul Munawaroh, Makna Tradisi Among-Among bagi Masyarakat Desa Alasmalang Kemranjeng
Banyumas, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun2015.
2
Lailatul Munawaroh, Makna Tradisi Among-Among bagi Masyarakat Desa Alasmalang Kemranjeng
Banyumas, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun2015.
3
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Hal 144
membicarakan tentang agama yang ada di masyarakat tidak terlepas dari tradisi-
tradisi ataupun ritual keagamaan (upacara) yang dilakukan dalam komunitas suatu
masyarakat tertentu. Hingga saat ini, ritual keagamaan atau upacara keagamaan di
Jawa, ritual semacam itu sangat sulit untuk ditinggalkan, bahkan dapat dikatakan
sudah mendarah daging. Hal itu dikarenakan sebagian masyarakat sulit untuk
membedakan mana yang agama dan mana yang bukan agama (budaya) 4.
akhirnya membentuk adat istiadat. Dan adat istiadat diwujudkan dalam bentuk
tata upacara adat. Tiap-tiap daerah mempunyai adat istiadat sendiri-sendiri sesuai
Indonesia merupakan Negara yang besar dan kaya akan nilai-nilai budaya,
masyarakat tersebut. Dari ciri khas yang dimiliki masyarakat itu dapat terlihat
dan dapat menjadi adat istiadat yang diwujudkan masyarakat dalam bentuk
4
Lailatul Munawaroh, Makna Tradisi Among-Among bagi Masyarakat Desa Alasmalang Kemranjeng
Banyumas, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun2015
5
Bratawijaya, Mengungkap dan Mengenal Budaya Jawa hal.117
hidup senantiasa dalam keadaan selamat6. Hal tersebut antara lain adalah seperti
halnya tradisi turun temurun yang masih berkembang dalam masyarakat di Desa
Bandar Pulau Pekan, yakni tradisi brokohan bayi manusia dan brokohan lembu.
kelahiran bayi manusia. Kata brokohan sendiri berasal dari kata brokoh-an, yang
artinya memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi manusia. Siklus
kehidupan ini sangat dihormati dan ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami
istri. Kelahiran seorang anak merupakan kebahagiaan yang tak terkira bagi
upacara penting yang biasa dilakukan. Berbagai upacara ini bertujuan sebagai rasa
syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa
momongan yang menjadi harapan setiap keluarga. Selain sebagai salah satu
bentuk syukur, berbagai tradisi Jawa dalam menyambut kelahiran bayi manusia
biasanya juga dilangsungkan sebagai salah satu bentuk doa agar si jabang bayi
dan keluarganya selalu diberi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan bagi yang
Kuasa7.
6
Payerli Pasaribu dan Desi Amanda Sitepu, Kajian Antropologi Religi Masyarakat Karo tentang Upacara
Mesai Nini di Kampung Kemiri Binjai, Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan,
Tahun 2015.
7
Listiyani Widiyaningrum, Tradisi Adat Jawa Dalam Menyambut Kelahiran Bayi, Jom Fisip Vol. 4 No. 2 –
Oktober 2017
Mengubur Ari-ari
Bagi masyarakat Jawa ari-ari memiliki jasa yang cukup besar sebagai batir
bayi (teman bayi) sejak dalam kandungan. Oleh karena itu sejak fungsi utama ari-
ari berakhir ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian
rupa agar tidak dimakan binatang ataupun membusuk di tempat sampah. Upacara
mendhem ari-ari biasanya dilakukan oleh sang Ayah, berada di dekat pintu utama
rumah, diberi pagar bambu dan penerangan lampu minyak selama 35 hari.
Brokohan
kelahiran bayi manusia yang dilaksanakan sehari setelah bayi manusia iu lahir.
Kata brokohan sendiri berasal dari kata brokoh-an, yang artinya memohon berkah
dan keselamatan atas kelahiran bayi manusia. Acara ini biasanya para tetangga
dekat dan sanak saudara berdatangan berkumpul sebagai tanda turut bahagia atas
Sepasaran
Sepasaran menjadi salah satu upacara adat Jawa yang dilakukan setelah lima
hari sejak kelahiran bayi manusia. Dalam acara ini pihak keluarga mengundang
tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk mendoakan atas bayi manusia yang
kenduri, bagi yang memiliki rezeki biasanya dilaksanakannya seperti orang punya
hajat (mantu). Adapun inti dari acara sepasaran ini adalah upacara selametan
Upacara puputan dilakukan ketika tali pusar yang menempel pada perut bayi
manusia sudah putus. Pelaksanaan upacara ini biasanya berupa kenduri memohon
pada Tuhan Yang Maha Esa agar si anak yang telah puput puser selalu diberkahi,
diberi keselamatan dan kesehatan. Orang tua zaman dahulu melaksanakan upacara
puputan dibuat bersamaan dengan upacara sepasaran ataupun selapanan, hal ini
Aqiqah
yang dilakukan setelah tujuh hari kelahiran bayi manusia ini biasanya
Apabila anak yang dilahirkan laki-laki biasanya menyembelih dua ekor kambing
dan apabila anak yang dilahirkan perempuan maka akan menyembeli satu ekor
kambing.
Selapanan
(kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi manusia hingga gundul dan
pemotongan kuku bayi manusia. Pemotongan rambut dan kuku bayi manusia ini
bertujuan untuk menjaga kesehatan kulit kepala bayi manusia dan jari bayi
syukur atas kelahiran bayi manusia, sekaligus sebuah doa agar kedepannya si
kebaikan lainnya8.
keberagamaan yang unik, seperti tradisi kelahiran bayi manusia yang telah
dipaparkan diatas. Selain itu keunikan lain yang dapat di temui pada masyarakat
Jawa salah satunya di Desa Bandar Pulau Pekan, yakni tradisi brokohan lembu.
Brokohan disini bukan hanya tradisi untuk menyambut kelahiran bayi manusia
saja, akan tetapi juga digunakan untuk menyambut kelahiran anak hewan,
misalnya lembu dan kambing, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di
Desa Bandar Pulau Pekan. Tujuan dilakukannya tradisi brokohan lembu ini
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu terdapat
juga harapan dari diadakannya tradisi ini yakni lembu yang di brokohan-kan
yang di brokohan-kan ini berasal dari jenis hewan raja kaya, yaitu hewan yang
berkaki empat, seperti kambing, sapi atau kerbau. Mengapa dikatakan hewan raja
kaya? Hal ini dikarenakan hewan-hewan tersebut dari daging, kulitnya, susunya
jarang ditemui. Akan tetapi masyarakat di Desa Bandar Pulau Pekan masih rutin
karena ada beberapa faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari luar seperti
munculnya teknologi dan perubahan gaya hidup. Faktor dari dalam seperti
8
Listiyani Widiyaningrum, Tradisi Adat Jawa Dalam Menyambut Kelahiran Bayi, Jom Fisip Vol. 4 No. 2 –
Oktober 2017
beda terhadap menilai sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Selain itu
Berdasarkan hal ini, maka peneliti begitu tertarik untuk meneliti lebih lanjut agar
Asahan.
Aktivitas selametan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa hal ini
banyak mempergunakan doa-doa Islami. Ketika agama Islam masuk ke Jawa, para
wali mengadakan pendekatan. Oleh para wali, unsur-unsur dalam upacara tidak
dihapuskan seluruhnya, tetapi beberapa doa diganti dan disesuaikan dengan doa
Islami.
Sapi/lembu adalah hewan ternak. Sapi yang telah dikebiri dan biasanya
sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk
penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain
Brokohan berasal dari kata “brokoh” yang berarti kenduri untuk anak. Jadi,
bisa dikatakan bahwa Brokohan adalah selametan untuk anak. Brokohan atau
Bancaan secara etimologi berasal dari Bahasa Arab Baraka atau berkah di dalam
Bahasa Indonesia. Manurut Syam10 Bancaan berasal dari baca dalam bahasa Jawa
rasa syukur kepada Allah atas kelahiran bayi manusia yang selamat (selamatan
dilaksanakan pada siang dengan membagikan nasi berkat (nasi dilengkapi dengan
urap, telur, peyek) kepada tetangga menandakan telah lahir seorang bayi manusia
dalam keadaan sehat walafiat dan malam hari berupa kenduri dengan mengundang
pada hari bayi manusia dilahirkan. Jika bayi manusia lahir di rumah bersalin atau
rumah sakit, ritual dapat dilaksanakan pada hari kelahiran, atau hari pertama
sepulangnya bayi manusia dari rumah sakit. Brokohan merupakan salah satu
selamatan sebagai simbol ritual dan sebagai simbol spritual yang menggunakan
sarana tumpeng dengan berbagai macam ubarampe12 seperti ayam yang dimasak
9
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sapi.
10
Retnia yuni safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di desa Jepara Kecamatan Way
Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi. Tahun 2015
11
Retnia Yuni Safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Universitas Lampung, Tahun 2018
12
Ubarampe artinya perlengkapan (https://kamuslengkap.com/kamus/jawa-indonesia/arti-kata/ubarampe)
umumnya, dalam Brokohan disajikan tumpeng beserta lauk pauknya dan berbagai
macam buah-buahan. Maksud selamatan ini ialah menyatakan rasa syukur kepada
menanam ari-ari setelah dibersihkan dari darah dan dimasukkan ke dalam kwali
yang dilengkapi dengan jarum, benang dan secarik kertas bertuliskan aksara Jawa.
Untuk ari-ari anak laki-laki ditanam di sisi kanan pintu rumah depan, sedangkan
ari-ari anak perempuan ditanan di sisi kiri pintu rumah depan. Upacara selamatan
yang diselenggarakan bagi bayi yang baru saja lahir disebut Brokohan.
siklus hidup manusia. Slamatan siklus hidup manusia sendiri dibagi menjadi
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa Brokohan adalah sebuah upacara
yang dilaksanakan pada saat kelahiran bayi dan sebagai rasa syukur kepada Tuhan
13
Ingkung artinya ayam yang dimasak utuh, leher dan kakinya diikat (https://kamuslengkap.com/kamus/jawa-
indonesia/arti-kata/ingkung)
14
Retnia Yuni Safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Universitas Lampung, Tahun 2018
15
Retnia Yuni Safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Universitas Lampung, Tahun 2018
keselamatan16.
diberi doa (berupa pembacaan ayat-ayat Al-qur‟an seperti Al Fatiha, Al- Insyiroh,
Al- Qadr, serta doa keselamatan dan sholawat nabi) sebelum dibagi-bagikan.
upacara tidak memiliki roh, yang berarti akan mudah ditinggalkan oleh
masyarakat suku Jawa dengan maksud dan tujuan memperoleh keselamatan dari
digolongkan ke dalam empat macam sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam
16
Retnia Yuni Safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Universitas Lampung, Tahun 2018
17
Retnia Yuni Safitri, Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kecamatan
Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, Skripsi, Universitas Lampung, Tahun 2018
18
Eka Yuliani, Makna Tradisi “ Selametan Petik Pari” sebagai Wujud Nilai-nilai Religius Masyarakat Desa
Petungsewu Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Skripsi.Universitas Negeri Malang. Tahun 2010
10
tanah pertama kali, upacara menusuk telinga, sunat, kematian, serta saat-
menolak bahaya (ngruwat), janji kalau sembuh dari sakit (kaul) dan lain-
lain.
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama
dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari
suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu
Sumber tradisi pada umat bisa disebabkan karena sebuah „Urf (kebiasaan)
yang muncul di tengah-tengah umat kemudian tersebar menjadi adat dan budaya
19
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=tradisi%20adat%20dan%20budaya%20sedekah%20kamppn
gka%20barat%20-%20Indonesia&&nomorurut_artikel=333/2014/08/20/09:46
11
Penelitian ini merupakan sebuah Kajian Budaya yang membahas tentang salah
satu tradisi yang masih ada di Indonesia, khususnya pada Masyarakat Jawa yaitu
tradisi Selametan Brokohan Lembu yang berupa suatu tradisi acara makan
karena telah lahirnya seekor anak lembu milik masyarakat Jawa di Desa Bandar
Pekan serta tata cara merawat lembu oleh masyarakat Jawa di Desa Bandar
Lembu?
20
Nurul Huda (2016) Makna Tradisi Sedekah Bumi dan Laut (studi kasus di Desa Betahlawang Kecamatan
Bonang Kabupaten Demak). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
12
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia memiliki suatu tujuan tertentu yang
ingin dicapai seperti halnya penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah di atas,
lembu yang ada pada masyarakat Jawa di Desa Bandar Pulau Pekan.
Jawa di Desa Bandar Pulau Pekan serta tata cara merawat lembu oleh
bagi masyarakat.
13
Bandar Pulau Pekan agar dapat lebih memahami tujuan dari selametan
utamanya bagi yang meneliti pada hal yang sama dan sesuai dengan
di Indonesia.
berbagai macam cara kerja yang disesuaikan dengan objeknya terhadap studi-studi
mengadakan suatu penelitian agar dapat memahami objek yang menjadi sasaran-
ilmiah mempunyai peranan yang sangat penting karena akan memberikan aturan-
aturan yang harus ditaati sebagai standar penulisan skripsi sehingga akan
21
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: PT.Gramedia, 1985). Hal. 7
14
merupakan metode yang mengutamakan bahan yang diambil secara nyata dari
masyarakat dan tidak diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain
secara akademik dan ilmiah, maka penelitian ini menggunakan metode sebagai
berikut:
Sumber data
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membaginya ke dalam dua sumber data,
yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Data Primer: adalah sumber
data peneliti yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa
wawancara, jejak pendapat dari individu atau kelompok maupun dari observasi
dari suatu obyek. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data
dengan cara menjawab pertanyaan riset. Kelebihan dari data primer adalah data
lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat dan didengar
Data Sekunder: adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, jurnal, catatan, bukti yang
22
Lailatul Munawaroh, Makna Tradisi Among-Among bagi Masyarakat Desa Alasmalang Kemranjeng
Banyumas, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun2015.
15
secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data atau
sumber data yang akan diperoleh dan metode pengumpulan data yang tepat.
Observation (pengamatan)
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan
16
Adapun observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yakni observasi
tradisi selametan brokohan lembu yang berada di Desa Bandar Pulau Pekan,
mengenai konsep lembu bagi masyarakat Jawa serta tata cara merawat lembu,
Wagiman untuk memperoleh data yang sesuai. Dimulai dari observasi kondisi
17
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek
informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni ; 1). Mengenalkan diri, 2).
langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa
disiapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang sesuai
24
Payerli Pasaribu dan Desi Amanda Sitepu, Kajian Antropologi Religi Masyarakat Karo tentang Upacara
Mesai Nini di Kampung Kemiri Binjai, Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Medan,
Tahun 2015.
18
mendapatkan data sedetailnya dengan dibantu oleh Bapak Wagiman. Hal ini
mereka lebih fasih berbahasa jawa. Sedangkan penulis kurang paham bahasa
jawa, oleh sebab itu penulis meminta bantuan Bapak Wagiman untuk
wawancara untuk menjadi acuan dalam memperoleh data yang terstruktur. Setelah
menyusun perlahan. Hal yang pertama kali dilakukan adalah menerjemahkan hasil
• Informan Pangkal
Informan Pangkal merupakan informan yang bisa memberi petunjuk dan arah
misalnya Kepala Desa dan para Staffnya. Disini informan pangkal penulis
berjumalah 3 orang.
• Informan Kunci
tersebut. Informan Kunci di dalam penelitian ini adalah orang tua terdahulu yang
19
Informan Biasa merupakan informan yang umum atau informan yang sedikit
mengerti tentang tradisi selametan brokohan lembu. Informan biasa ini meliputi
Untuk dapat melakukan semua metode tersebut yang paling penting adalah
dan yang ingin penulis wawancari merasa nyaman sehingga mereka akan
apapun.
Dokumentasi
variabel yang berupa catatan, transkip, prasasti dan lain sebagainya. Dengan
dokumen ini dapat diperoleh data monografi dan demografi penduduk guna
Selain itu dokumentasi yang peneliti lampirkan adalah semua real mengenai
kondisi seketika berada di lapangan tanpa ada rekayasa. Oleh sebab itu penulis
disini lebih banyak melampirkan hasil dokumentasi untuk menjadikan hasil dari
Pengumpulan informasi dan pencarian data tidak akan bisa dilakukan tanpa alat
20
Rekaman: digunakan untuk merekam hasil wawancara yang dilakukan agar hasil
dari wawancara dapat di dengar dan tidak lupa, dan menjadi bukti dari penelitian.
Alat tulis: digunakan untuk mencatat hal yang perlu agar tidak lupa dan hilang,
mencatat apa yang ingin kita tanyakan, agar pertanyaan yang diajukan tidak
kabur.
Hal pertama yang akan peneliti lakukan adalah membaca, mempelajari, dan
menelaah data yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dan hasil observasi
yang terkumpul serta data-data lainnya. Langkah kedua, mereduksi data secara
keseluruhan dari data yang telah dibaca, dipelajari, dan ditelaah agar dapat
dikategorikan sesuai tipe masing-masing data. Dan selanjutnya akan ditulis dalam
bentuk laporan dari hasil yang diperoleh secara deskriptif analisis, yaitu penyajian
dalam bentuk tulisan yang menerangkan apa adanya sesuai dengan yang diperoleh
dari penelitian.
Penelitian ini penulis mulai pada bulan Desember 2018 sampai Februari 2019.
Penulis sebelumnya sudah dua kali datang untuk menyampaikan ide atau tema
yang akan penulis angkat untuk menjadi tugas akhir penulis, hanya saja belum
menemukan titik yang baik. Pertemuan kedua penulis dengan ketua jurusan
akhirnya menemukan solusi untuk tugas akhir yang penulis ingin tulis. Setelah itu
21
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Lokasi penelitian ini adalah tempat
mengangkat judul skripsi di desa penulis karena menurut penulis banyak gejala
ekonomi kreatif, tradisi, dan sistem sosial serta ekonomi masyarakat di desa ini.
Melakukan penelitian bukanlah hal yang mudah bagi penulis, karena dalam
peneliti yang harus dapat berbaur dengan masyarakat. Menjadi peneliti berarti
menjadi seseorang yang mau tidak mau harus bersifat ramah dan berperilaku
santun untuk dapat memulai komunikasi yang baik dengan calon informan.
Selain itu, penampilan juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam
pakaian yang sopan dapat menjadi salah satu faktor penentu kita bisa diterima
dengan baik atau tidak oleh calon informan penelitian kita. Pada saat saya
penelitian untuk melihat dan mengamati lebih jelas lagi bagaimana sebenarnya
mendokumentasi kan hal-hal yang menurut penulis dibutuhkan. Selain itu penulis
juga menjumpai kepala desa dan menyampaikan tujuan saya serta memohon
22
yang digunakan. Oleh sebab itu penulis selalu mengajak ayah penulis sebagai
seseorang penerjemah yang mengerti tentang bahasa yang digunakan oleh calon
informan penulis. Penulis memang suku bangsa Jawa, hanya saja penulis tidak
terlalu memahami bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan ketika penulis lahir, suasana
di lokasi penelitian sudah berbaur antar berbagai suku bangsa sehingga bahasa
lembu. Ternyata jika lembu sudah melahirkan lembu tersebut akan berusaha
melindungi anaknya dan sedikit sensitif. Kejadian ini membuat penulis sedikit
takut, karena lembu ini ukuran badannya lebih besar dibandingkan penulis, bisa
saja karena mereka sensitif penulis di pukul dengan ekornya atau dengan kakinya.
Selain itu kesulitan lainnya adalah tradisi brokohan sapi sudah dilakukan sebelum
penulis hadir di lapangan, beberapa kali menemui informan ternyata mereka sudah
membuat tradisi brokohan ini. Beruntung saja ada salah satu informan yang
lembunya akan melahirkan kurang lebih dalam waktu sebulan, untuk itulah
fakta yang penulis dapatkan di lapangan lembu itu memiliki persamaan dengan
manusia yakni lama mengandung pada umumnya 9 bulan 10 hari bahkan bisa 1
tahun lamanya.
penulis kepada pemilik lembu. Alhamdulillah pemilik lembu siap membantu dan
brokohan lembu. Pada hari ke-3 setelah lembunya melahirkan, pemiliknya pun
23
hingga selesai. Dimulai dari pagi meracik semua bumbu yang diperlukan,
Dalam proses mencetak cendol agak lumayan lama waktu yang saya perlukan,
selain itu harus dicetak dalam keadaan panas, karena jika adonan sudah dingin
akan lebih sulit lagi mencetaknya. Setelah itu sambil menunggu telur matang serta
rebusan sayur mayur empuk, penulis membantu menggoreng krupuk dan peyek.
Semua persiapan siap pada pukul 5 sore, lalu kami buru-buru menemui induk
lembu beserta anaknya. Dengan membawa dua baskom besar yang isinya cendol
serta urap (campuran dari sayur-mayur yang direbus serta kelapa yang dimasak
dan diberi bumbu). Induk lembunya menyambut kami dengan ramah, tanpa basa
basi dia langsung menyantap cendol kemudian memakan urap dengan lahap dan
habis tanpa sisa. Beruntungnya lembu yang penulis jumpain ini dia tidak sensitif
bahkan dia mau penulis elus-elus meskipun penulis sendiri ketakutan karena
badan nya yang besar. Begitulah pengalaman penulis seketika berada di lapangan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Silvana Diah (2015) yang berjudul: “Nilai
Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karang
penerapan enam rukun iman), nilai Ibadah (Dalam perspektif Islam, membagi-
24
pembahasan yang sama mengenai tradisi masyarakat Jawa yakni brokohan. Hanya
saja tradisi brokohan yang dibahas di penelitian ini mengenai kelahiran seorang
anak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Retnia Yuni Safitri (2018) yang berjudul:
mengenai persepsi masyarakat tentang tradisi brokohan dari kalangan muda dan
Dari beberapa karya yang telah penulis paparkan diatas, belum ada yang
dimaksudkan oleh penulis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang
tradisi selametan brokohan lembu. Selain itu, penulis juga memandang perlu
brokohan lembu sebagai sebuah warisan nenek moyang yang perlu dipahami
25
penulisan.
Pekan.
BAB 3 berisi tentang bagaimana lembu itu bagi masyarakat Jawa di Desa Bandar
Pulau Pekan.
BAB 4 berisi tentang jawaban atas rumusan masalah, yakni tentang maksud dan
BAB 5 berisi kesimpulan dari semua bab tentang keseluruhan hasil penelitian dan
26
Indonesia. Bandar Pulau mekar menjadi 3 kecamatan pada tahun 2008 yaitu Aek
Songsongan, Bandar Pulau dan Rahuning. Kecamatan Bandar Pulau dialiri oleh
sungai Asahan yang berhulu di Danau Toba dan berakhir di Tanjung Balai.
Melalui sungai itulah Bandar Pulau menjadi kawedanan25 yang maju pada zaman
orang Toba yang membawa sayur mayur dengan orang Melayu dari Tanjung
Balai yang membawa hasil laut. Banyak tempat wisata yang terdapat di Bandar
Desa Bandar Pulau merupakan salah satu desa di Kecamatan Bandar Pulau
Kabupaten Asahan. Desa ini terdiri dari 4 dusun : Dusun 1 dan 2 Bandar Pulau,
25
Kawedanan (“ke-wedana-an”, bentuk bahasa Jawa) artinya wilayah administrasi kepemerintahan
yang berada di bawah kabupaten dan di atas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia Belanda.
27
Secara Administratif desa Bandar Pulau berbatasan dengan wilayah lain yaitu
berbatasan dengan Desa Bukit Kijang. Sebelah barat berbatasan dengan Desa
RGM (Raja Garuda Mas). Sebelah timur berbatasan dengan Desa Padang Pulau.
Jalan yang akan ditempuh jika menggunakan sepeda motor, mobil pribadi atau
angkutan umum adalah jalanan yang sama dan rute yang sama, tidak ada jalan
pintas yang membuat perjalanan kita lebih cepat sampai. Keuntungan jika
mengendarai kendaraan pribadi tidak akan berhenti karena tidak ada penumpang
lain yang diturunkan di tempat yang berbeda-beda dan keuntungan lain jika
menggunakan kendaraan pribadi bisa sampai ke lokasi tanpa harus berjalan kaki
atau menumpang-numpang.
28
menuju ke terminal Amplas. Angkutan yang biasa masuk ke desa Bandar Pulau
adalah Bus mini KUPJ dengan tarif Rp. 50.000 dari Medan ke Aek Song-songan
sekitar 5-6 jam jika tidak macet. Di Aek Song-songan kita bisa berjalan kaki atau
Angkutan umum lain ada juga ada misalnya bus besar Medan Jaya, akan tetapi
mereka hanya lewat di pasar lintas Sumatera Utara saja, dan untuk menuju ke
Bandar Pulau kita harus berhenti di simpang seperti foto diatas kemudian kita
harus naik angkutan umum lagi seperti KUPJ, Opranto, dan Motor Genk (motor
grobak angkat buah sawit). Ketika masih pertama kali ke desa Bandar Pulau lebih
baik menggunakan KUPJ karena kita tidak akan tersesat di jalan, setelah turun di
loket KUPJ Aek Song-songan kita hanya perlu berjalan tanpa takut tersesat.
29
dan kiri jalanan berisikan rumah penduduk dan juga pepohonan sawit milik
yakni, penghisapan pasir dari dasar sungai, kemudian pemindahan krikil dari
kapal ke daratan, masyarakat yang menggunakan air sungai Asahan untuk mandi
dan mencuci, anak-anak yang terjun bebas dari titi ke sungai karena mereka hoby
berenang. Air sungai Asahan memiliki arus yang sedang jadi anak-anak dan
remaja mereka sering terjun dari titi ke sungai dengan berbagai gaya dan mereka
ahli berenang. Ada juga beberapa orang yang memancing di sungai Asahan ini.
Tentunya selama perjalanan ke desa Bandar Pulau kita tidak akan merasa jenuh.
Selain itu ada juga warung-warung di pinggir jalan, jika haus atau kita lapar, kita
kurang lebih 2100 Ha. Lahan Desa secara umum dipakai sebagai sarana
bercocok tanam rambung dan sawit. Sesuai dengan data statistik Kantor Kepala
Desa Bandar Pulau Pekan tahun 2018, menurut pendayagunaan areal pedesaan
dan pembagian daerah di Desa Bandar Pulau Pekan dibagi kepada beberapa
kategori seperti yang telah dijelaskan penulis akan dipaparka pada tabel berikut
ini.
30
Total 2100 Ha
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
Pulau Pekan sangat baik untuk pertanian atau perkebunan. Hal ini dapat dilihat
masih khas rumah pada masa penjajahan dan juga sudah terdapat bangunan rumah
yang permanen. Model bangunan rumah tidak terlalu menunjukkan strata sosial di
desa Bandar Pulau ini. Apabila mereka ingin mengganti model bangunan rumah
rumah mereka.
31
Tabel 4.2
Keadaan Penduduk Desa Bandar Pulau Pekan Di Lihat Dari Jenis Kelaminnya.
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan tahun 2018.
Desa Bandar Pulau Pekan adalah 1.834 jiwa, namun bila di bandingkan dengan
luas wilayahnya (tabel 3.1) yang berukuran 2.100 Ha, maka daerah ini termasuk
32
yang diadakan pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jum‟at dan Sabtu. Pasar tradisional
ini selalu ramai dikunjungi pada hari Selasa yang bertempat di Desa Manis Pulau
Raja, pada Hari Rabu di Desa Gunung Sari, pada hari Jum‟at di Desa Aek Song-
songan, dan pada hari Sabtu di Desa Aek Song-songan dekat dengan Kantor Balai
pasar tradisional sekitar 10-30 menit paling lama untuk masyarakat yang tinggal
Desa Bandar Pulau Pekan merupakan kota perjuangan, yang mana Desa
Bandar Pulau Pekan merupakan tempat kedua pengibaran bendera merah putih
setelah Jakarta. Beberapa tokoh yang menjadi pelopor pengibaran bendera merah
33
Sejarah Desa Bandar Pulau jika ditelusuri secara aslinya, masyarakat Bandar
Pulau tidak tahu sejarahnya, masyarakat Bandar Pulau hanya mendengar dari
orangtua terdahulu saja. Masyarakat yang masih hidup pada zaman penjajahan
hingga merdeka sekarang ini hanya dua orang yang dapat saya jumpai, salah
satunya yakni nek ongah. Beliau adalah saksi mata yang melihat kejadian
peperangan demi menegakkan bendera merah putih di Desa Bandar Pulau. Beliau
ketika ditanya hanya mengingat bagian bagian intinya saja, hal ini dikarenakan
ketika itu beliau masih kanak-kanak dan juga faktor umurnya yang sudah
34
Beliau mengatakan bahwa untuk mendapatkan sebuah bendera merah putih itu
sangat susah. Nek Ongah mengatakan sebelum penegakkan bendera putih itu
berhasil, semua masyarakat yang tinggal di daerah Bandar Pulau ditangkap satu
pahlawan itu (Hasbullah Panjaitan, Lobe Mustafa, Darmin, Sukimin, Guru Husin,
Bahmat Panjaitan, Amat Kelontong) menjahit kain merah dan putih untuk
kain merah dan putih kemudian mereka satukan kedua kain tersebut. Dengan
mampu menegakkan bendera merah putih dan Bandar Pulau adalah tempat saksi
35
Tugu juang yang ada di Desa Bandar Pulau Pekan yang letaknya tepat di jalan
besar Desa Bandar Pulau merupakan sebuah peninggalan dari peperangan pada
sebagai tanda menghormati jasa pahlawan yang telah gugur di medan peperangan
demi memerdekakan bangsa Indonesia, di tugu juang ini setiap tahunnya sering
diadakan sebuah drama serta doa bersama. Drama yang dimainkan berupa cerita
yang di ambil pada zaman dahulu mengenai bagaimana perjuangan para pahlawan
dengan diperankan oleh para remaja sekitar yang saling bekerja sama agar
terciptanya sebuah drama yang hikmat ketika di tonton oleh banyak orang. Tujuan
dibuat drama ini adalah untuk mengingatkan anak bangsa mengenai perjuangan
para pahlawan yang telah gugur. Selain itu, doa bersama juga digelar untuk para
pahlawan yang telah gugur. Sewaktu drama ini akan berlangsung semua lampu
disekitar tugu ini akan di padamkan dan selama acara ini berlangsung hanya
36
dimulai tepat pada pukul 22.00 malam dan berakhir pada pukul 01.00 wib. Setelah
acara ini selesai, para hadirin yang ikut hadir dan berpartisipasi berkelilingi
Sumber : Google
tanam terutama sektor perkebunan sawit, getah dan berladang semangka, cabai,
sayur mayur, melon, dll, selain itu juga berternak hewan misalnya, sapi/lembu,
kambing, kerbau dan ayam. Sebagian dari masyarakat lebih banyak yang memiliki
ternak sapi/lembu sekitar 40% dari semua masyarakat yang bertempat tinggal di
desa ini. Peternak sapi disini bukan hanya suku bangsa Jawa saja, akan tetapi suku
bangsa batak dan lainnya juga berternak sapi. Hanya saja tujuan berternak yang
berbeda. Kalau masyarakat suku bangsa Jawa bertenak sapi untuk dipelihara dan
37
suku bangsa jawa maupun batak. Jenis sapi/lembu rata-rata yang dipelihara oleh
masyarakat di Desa Bandar Pulau Pekan adalah sapi/lembu bali dan sapi/lembu
jawa. Ada juga satu atau dua orang masyarakat di desa ini yang memiliki ternak
kerbau, kambing, dan ayam.Masyarakat di desa Bandar Pulau Pekan ada juga
yang berladang, hanya saja tidak semua masyarakat yang melakukan berladang itu
lain, mereka sering pergi pagi-pagi sekali ke ladang mereka yang berada di desa
lain bahkan jika mendekati musim panen mereka tidak pulang kerumah.
Selain itu ada juga masyarakat di Desa Bandar Pulau Pekan yang mengerjakan
suatu bisnis besar yang bergerak di dalam penyediaan sumber daya, yakni tanah
putih. Di desa Bandar Pulau Pekan, setiap 1 tahun sekali bisnis tanah putih ini
pasti ada. Jika proyek tanah putih ada, maka tidak akan turun hujan, debu dimana-
pengangkut tanah putih lewat-lewat di desa Bandar Pulau Pekan dan pada saat itu
juga debunya luar biasa. Pagi-pagi sekali ada truk yang menyiramin jalanan agar
tidak banyak debu, sekitar 2-3 jam jalanan disiram kembali begitulah seterusnya.
mereka terhadap proyek tanah putih, beberapa diantaranya setuju jika melakukan
suatu penegasan agar tidak melakukan proyek tanah putih di desa Bandar Pulau.
Akan tetapi sebagian lagi berpendapat bahwa rumah-rumah yang jalannya selalu
38
lainnya oleh pemilik proyek tanah putih, oleh karena itu bagi mereka yang diberi
sembako dengan adanya proyek tanah putih jelas tidak mengganggu mereka. Jika
tidak ada proyek tanah putih desa Bandar Pulau Pekan rasanya adem dan tentram
karena debu tidak berlebihan seperti jika ada proyek tanah putih, jalanan juga
tidak becek karena setiap pagi sebelum truk-truk datang untuk mengangkat tanah
putih jalanan yang dilewatin disiram oleh air, pada siang hari pun akan disiriam
kembali hingga sore nanti. Oleh karena itulah jalanan menjadi becek.
KecamatanBandar Pulau dapat dilihat dari sisi baik segi latar belakang etnis,
Bandar Pulau, sejak desa tersebut dihuni oleh masyarakat sampai saat ini telah
Bandar Pulau, sampai saat ini ada beberapa suku, untuk lebih jelasnya dapat
39
3 Minang 45 Jiwa
4 Cina 5 Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
Berdasarkan tabel di atas, maka suku bangsa yang terbanyak di Desa Bandar
Pulau Pekan adalah Suku Jawa dengan jumlah penduduk mencapai 1.089 jiwa,
sedangkan yang paling sedikit adalah Etnis Minang dengan jumlah penduduknya
Selain itu pula, agama merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
40
Keadaan Penduduk Desa Bandar Pulau Pekan Di Lihat Dari Segi Agamanya
2 Kristen 45 Jiwa
3 Budha 5 Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
yang ke dua, dengan jumlah pemeluknya 45 jiwa, kemudian Agama Budha pada
sebagai kebutuhan rohani, masyarakat Desa Bandar Pulau Pekan juga melakukan
Dalam hal ini mereka melakukan berbagai macam usaha dan menggeluti
berbagai macam bentuk pekerjaan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
41
Keadaan Penduduk Desa Bandar Pulau Pekan Di Lihat Dari Mata Pencahariannya
5 Karyawan 15 Jiwa
6 Wiraswasta 26 Jiwa
7 Bidan 20 Jiwa
9 Pedagang 56 Jiwa
10 TNI/POLRI 4 Jiwa
11 Nelayan 3 Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
buruh tani, berternak, pedagang, dan pegawai negeri sipil, dan yang paling sedikit
42
Sarana jalan yang terdapat di daerah penelitian berada dalam kondisi yang
sangat baik. Sarana transportasi yang di gunakan adalah transportasi umum, untuk
bepergian misalnya mobil L300 yang senantiasa setiap pagi berkeliling untuk
43
utama untuk mengatur sistem hidup manusia agar dapat tertata dengan baik, sebab
tanpa pendidikan kehidupan manusia tidak akan dapat berjalan secara baik dan
orang tersebut tidak akan dapat hidup dengan sukses. Dari segi maknanya sendiri
kelompok sosial.
dan 1 buah Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA) di desa Bandar Pulau tidak ada, bangunan Sekolah Menengah Atas (SMA)
bertetanggaan dengan desa Bnadar Pulau hanya saja beda desa dan kecamatan,
44
ke kecamatan lain. Jarak tempuhnya tidak terlalu jauh sekitar 10-15 menit saja.
hasil penelitian penulis termasuk masyarakat yang memiliki minat yang baik
meningkat. Namun disamping hal itu juga masih terdapat dari beberapa
ekonomi yang kurang mampu, dan menurunnya minat anak setelah tumbuh
meranjak remaja, dan dewasa. Menurunnya minat anak setelah tumbuh remaja
beberapa sebagian disebabkan oleh faktor adanya diantara mereka yang sudah
mengenal narkoba, sudah mengenal lingkungan pekerja jadi mereka lebih memilih
untuk bekerja agar menghasilkan uang, dan lain sebagainya. Sehingga jika
45
1 PAUD 5
8 Sarjana S1 52 Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
Desa Bandar Pulau Pekan memiliki 2 mesjid dan 2 mushola untuk keseluruhan
wilayah desa Bandar Pulau, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk desa Bandar
Pulau Pekan beragama Islam. Sedangkan untuk penduduk yang beragama Nasrani
atau Budha mereka jika ingin berubadah harus ke desa tetangga, yang
46
adalah pemeluk Agama Islam, dan mereka masih menjunjung tinggi nilai
keagamaan atas islam tersebut. Hal ini dapat di perhatikan dari jumlah penduduk
Islam, dan penulis memperoleh informasi dari hasil wawancara dengan Kepala
Desa bahwa penduduk asli daerah tersebut semenjak di bentuknya Desa Bandar
Pulau Pekan adalah orang-orang yang memeluk Agama Islam, sementara sebagian
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
tidak dapat terpisah antara yang satu dengan yang lainnya. Ide dan adat istiadat
mengatur dan memeberikan tujuan kepada tindakan dan karya manusia. Baik
kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama
26
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Hal 144
47
gotong royong ini dalam rangka pembersihan daerah jalanan atau selokan setiap
hari Jum‟at, gotong royong dalam rangka pesta, kenduri, atau kemalangan (sakit
atau kematian), acara wirit setiap hari Kamis dan Jum‟at. Sesama tetangga juga
masih ada tolong menolong, sikap saling memberi jika memiliki sesuatu yang
satu kebudayaan dari masyarakat yang tinggal di desa ini, yang maksudnya adalah
bagian dari mereka dengan tujuan untuk mengumpulkan dana bantuan bagi orang
yang sedang memiliki hajat, ataupun bagi orang yang baru saja mengalami duka.
Selain itu, among-among atau kenduri merupakan salah satu kebudayaan juga
dari masyarakat yang tinggal di desa Bandar Pulau Pekan, hal ini dimaksudkan
dengan adanya selametan atau syukuran akan sesuatu hal yang sudah tercapai atau
Bandar Pulau rata-rata berasal dari daerah Wonogiri dan Banyumas. Masyarakat
di Desa Bandar Pulau Pekan pada umumnya ikut program kerja kontrak di
Sumatera mulai tahun 1965 dan akhirnya menetap hingga sekarang di desa ini.
27
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta, Jakarta
48
permanen, dengan kondisi jalanan untuk kegiatan transportasi sudah cukup baik.
Di Desa Bandar Pulau ada Mbah Tukimen namanya, beliau adalah salah satu
orang tertua di desa ini dan beliau adalah informan kunci penulis. Beliau berasal
dari Wonogiri. Melihat dari kondisi kediaman semuanya masih khas dan
menandakan suku bangsa Jawa asli. Jika berkunjung di rumah Mbah Tukimen
dapat kita jumpain pernak pernik aktor wayang yang di letakkan di depan pintu
dan tebal. Selain itu, Mbah Tukimn juga setiap harinya mendengarkan musik
gamelan. Hal inilah yang menjadi penanda ke khasan masyarakat Jawa asli di
desa Bandar Pulau Pekan. Mbah Tukimen/Gareng sudah tidak bekerja lagi. Beliau
tinggal dirumahnya sendiri bersama istri dan diurusin oleh anak perempuannya.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa di desa Bandar Pulau adalah
sebagian bahasa Jawa dan sebagian lagi bahasa Indonesia. Akan tetapi jika
mereka bertemu dengan orang yang tidak paham bahasa Jawa mereka akan
menggunakan bahasa Indonesia. Miris rasanya jika tidak paham bahasa Jawa
apalagi keturunan orang Jawa. Hal itulah yang penulis rasakan, karena
berbagai suku yang datang, keberadaan bahasa Jawa mulai terpinggirkan oleh
sebab itu bahasa jawa hanya digunakan oleh masyarakat Jawa ketika bertemu
Masyarakat di desa Bandar Pulau Pekan ada juga yang berladang, hanya saja
tidak semua masyarakat yang melakukan berladang itu di daerah tempat mereka
tinggal. Beberapa diantaranya memiliki ladang di desa lain, mereka sering pergi
49
musim panen mereka tidak pulang kerumah. Untuk hasil panen dari berladang
biasanya mereka menjualnya ke pedagang buah dan sayur serta untuk hasil panen
Selain itu ada juga masyarakat di Desa Bandar Pulau Pekan yang mengerjakan
suatu kegiatan ekonomi kreatif (home industri), berupa pembuatan gula merah
dari kelapa sawit. Masyarakat Jawa yang ikut kegiatan ini sekitar 7 kepala
sekali mobil pengangkut gula merah yang sudah jadi akan datang dan membawa
Tabel 4.7
Total Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan tahun 2018.
jumlah terbanyak yakni 1.089 jiwa, memiliki kurang lebih 700 Kartu Keluarga per
50
Desa Bandar Pulau Pekan terlihat cukup baik, karena seiring perkembangan
zaman minat masyarakat Jawa untuk sekolah bahkan ke jenjang yang lebih tinggi
pemahaman bahwa anak laki-laki saja yang boleh bersekolah tinggi, dan anak
perempuan hanya sebagatas SMA saja. Hal ini juga terjadi pada diri penulis.
Penulis sempat dilarang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
lebih tinggi.
51
Latar Belakang Pendidikan Anak Masyarakat Jawa di Desa Bandar Pulau Pekan
1 PAUD 5 Jiwa
4 SMP 90 Jiwa
5 SMA 85 Jiwa
8 Sarjana S1 10 Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
Jika berbicara mengenai mata pencaharian masyarakat Jawa di desa Bandar Pulau
Pekan lebih condong kepada buruh tani dan petani. Hal ini disebabkan karena
wilayah Bandar Pulau Pekan merupakan wilayah yang bersifat agraris. Lahan di
desa ini cukup baik untuk kegiatan bertani/berladang. Ada juga yang menjadi
pedagang dan pegawai negeri sipil, serta wiraswasta. Dapat kita lihat pada tabel
berikut ini:
52
Keadaan Masyarakat Jawa di Desa Bandar Pulau Pekan Di Lihat Dari Mata
Pencahariannya
1 Petani 80 Jiwa
4 Karyawan -
5 Wiraswasta 10 Jiwa
6 Bidan -
8 Pedagang 8 Jiwa
9 TNI/POLRI 1 Jiwa
10 Nelayan 0
11 Berternak Jiwa
Sumber Data : Data dari Kantor Kepala Desa Bandar Pulau Pekan Tahun 2018.
Selain itu, kegiatan masyarakat Jawa di desa Bandar Pulau Pekan yang dapat
dijumpain adalah berternak lembu dan kambing. Sekitar 50% masyarakat Jawa di
desa Bandar Pulau memiliki ternak berupa lembu atau kambing. Ada ternak yang
dirawat sendiri oleh pemiliknya, ada juga yang di titipkan ke peternak lain untuk
dirawat.
dengan pola pikir hidup saling menghormati. Dengan hidup saling menghormati
53
rumah tangga atau di dalam masyarakat luas. Prinsip kerukunan hidup adalah
mencegah terjadinya konflik, karena bila terjadi konflik bagi masyarakat Jawa
akan berkesan secara mendalam dan selalu diingat atau sukar melupakan. Budaya
Jawa yang telah dianut dan diakui secara nasional adalah prinsip gotong royong
masyarakat tidak mungkin gotong royong akan terwujud. Di desa Bandar Pulau
desa ini sudah modern. Beberapa diantaranya kegiatan gotong royong yang masih
sering dilakukan adalah bersih kampung setiap hari Jum‟at, gotong royong
kematian. Budaya masyarakat Jawa tidak dapat dipisahkan dengan sumber budaya
yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang masyarakat Jawa dan
Meskipun masyarakat tampak lekat dengan tradisi leluhur, bukan berarti lepas
sama sekali dari penghayatan dan pengamatan agama Islam. Mereka juga aktif
kamis dan jum‟at, kemudian pada setiap hari-hari besar Islam, khususnya Maulid
Nabi, Isra‟ Mi‟raj juga diadakan pengajian umum yang diadakan di mesjid. Jika
diamati secara seksama, pemeluk agama Islam di Desa Bandar Pulau Pekan dapat
Jawa Muslim lebih menonjolkan aspek syariat Islam, tetapi bukan berarti steril
sama sekali dari aspek hakekat. Karakteristik Muslim Jawa lebih terkesan kental
dengan aspek hakekat, tetapi bukan berarti meniadakan aspek syariat Islam. Hal
54
sesuai syariat sebagaimana yang dilakukan Jawa Muslim, meskipun mereka juga
melakukan puasa-puasa yang lain. Ditinjau dari sudut keislaman, Jawa Muslim
dan Muslim Jawa mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jawa Muslim memiliki
kelebihan pada sisi kemurnian ajaran agama Islam, tetapi lemah dalam
agama Islam.
Seperti beberapa tradisi yang ada pada masyarakat Jawa di Desa Bandar Pulau
Pekan dan masih dilaksanakan hingga saat ini diantaranya, tradisi brokohan
lembu. Tradisi brokohan lembu dimaknai sebagai bentuk rasa syukur pemilik
hewan ternak mereka kepada tetangga disekitar mereka. Adapun dari pelaksanaan
tradisi brokohan lembu ini terdapat harapan agar kelak lembu mereka tetap sehat
Pada masyarakat Jawa di Desa Bandar Pulau Pekan diantaranya juga masih
adalah untuk mengirim doa-doa kepada arwah yang sudah meninggal dan mereka
menganggap bahwa ada waktu-waktu tertentu arwah orang yang sudah meninggal
dikarenakan arwah orang yang sudah meninggal meminta untuk dikirimin doa-
55
beberapa diantaranya yang masih melaksanakan puasa weton, puasa ini dimaknai
sebagai sebuah kegiatan memperingati hari lahir diri kita sendiri. Mengikuti jejak
Nabi Muhammad yang setiap hari kelahirannya diperingati oleh seluruh umat,
bedanya disini untuk puasa weton hanya diperingati bagi diri sendiri saja.
Berdasarkan fakta di lapangan jika kita berhasil melakukan puasa weton selama
kita di dunia. Fakta lain yang penulis temukan jika kita melakukan puasa weton
Sumber budaya Jawa adalah berpusat pada pendidikan budi pekerti, budi luhur,
budi utama, sopan santun, lemah lembut, ramah tamah, sabar, menerima apa
kekeluargaan yang penuh kedamaian. Oleh sebab itu lingkaran hidup masyarakat
Jawa penuh dengan tradisi dan upacara yang ditujukan kepada Allah SWT dan
lebih baik lagi. Berbagai tradisi dan upacara masyarakat Jawa dapat kita jumpain
di desa Bandar Pulau Pekan, salah satunya tradisi selametan brokohan lembu.
56
PULAU PEKAN
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Taylor, dalam
agama, ideologi, kesenian dan semua unsur hasil ekpresi jiwa manusia.
Dimulai dengan hubungan manusia dengan Allah, dan setiap detik kegiatan
manusia dalam kerangka mencari ridho Allah. Apakah hubungan itu hubungan
dengan manusia atau hubungan dengan makhluk lainnya, semua itu dnegan
berlandas pada mencari ridha Allah. Ridha Allah itu dikejar karena keinginan
28
Muchhtarom Zaini : Islam untuk Disiplin Ilmu Antropologi. Hal 114-116
29
Muchhtarom Zaini : Islam untuk Disiplin Ilmu Antropologi. Hal 114-116
57
jasmaniah, cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam tabiat, yang
secara khas membedakan seseorang dengan orang lain, suatu bangsa dengan
kebudayaan adalah bentuk “luar” suatu bangsa. Kebudayaan berwujud pada pola
membentuk kebudayaan 30. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, ada suatu hari
dimana dikatakan hari itu hari baik dan juga hari tidak baik. Maksud tidak baik
disini adalah pada hari tersebut dipercayai akan memberikan suatu dampak yang
kurang baik. Akan tetapi tidak semua masyarakat percaya akan hal tersebut dan
tidak semua masyarakat yang ingin memelihara lembu masih memilih hari yang
30
Muchhtarom Zini: Islam untuk disiplin ilmu antropologi. Hal. 118
58
Salah satu informan kunci saya, Mbah Tukimen namanya. Beliau berusia 101
tahun, beliau orang tua di Bandar pulau, beliau masih percaya akan hal tersebut.
Beliau awal mula membeli lembu itu pada hari Jum‟at Wage. Pada hari tersebut
dipercaya akan membawa keberuntungan jika ingin merawat lembu. Jika ditanya
mengapa hari itu, beliau mengatakan itulah hari baiknya menurut perhitungan
masyarakat Jawa dan beliau disarankan oleh kakek buyutnya. Akan tetapi semua
kembali kepada Yang Maha Kuasa, manusia hanya bisa berencana akan tetapi
ilmu ghaib yang disebut „primbon‟. Hubungan asosiasi menjadi dasar untuk
31
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta. Tahun 1997. Hal.
223-224
59
primbon, baik itu akan memulai maupun berupa hasil. Primbon berasal dari
bahasa Jawa yang terdiri dari kata “bom” (“mbon” atau “mpon”) berarti induk,
lalu mendapat awalan “pri” yang berfungsi meluaskan kata dasar. Berarti,
primbon dapat diartikan sebagai induk dari kumpulan, catatan pemikiran orang
yang memuat system perhitungan atau ramalan, meliputi: (1) perhitungan baik
perhitungan menurut hari kelahiran, (3) perhitungan watak manusia menurut hari
kelahirannya, (4) perhitungan yang bersifat gaib seperti mimpi, keduten, adanya
gerhana, gempa bumi, gunung meletus, (5) perhitungan baik buruk tempat
tinggal32.
warna putih (karena cahaya datangnya dari arah timur), watak serba cocok
dikelaskan dalam kategori yang sama, karena warna putih bersifat netral, tak
memihak. Demikian juga bertani termasuk dalam kategori ini pula, mungkin
karena pekerjaan itu sudah pada pagi hari, saat fajar yang putih menyingsing di
langit timur. Makanan pun termasuk kategori ini, karena makanan dengan mudah
Dengan demikian terbentuk 5 rangkaian konsep seperti pada tabel di atas 33.
32
Zaini Muchtarom, Santri dan Abangan di Jawa, (Jakarta: INIS, 1998), II/hal. 28
33
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta. Tahun 1997. Hal. 223-224
60
1 2 3 4 5
Angin
Warna
Cocok Berbicara
Hewan
Sumber: Zaini Muchtarom, Santri dan Abangan di Jawa, (Jakarta: INIS, 1998),
II/hal. 28.
tinggal, misalnya lembu. Kandang adalah struktur atau bangunan dimana hewan
menempatinya, ada yang hanya berupa satu bangunan satu hewan, satu bangunan
61
sekat34.
peternak lembu yang membuat kandang. Hal ini dikarenakan dengan adanya
kandang lembu disekitar rumah itu akan mengganggu para tetangga. Baik dari
segi kotorannya, bau kotoran, belum lagi tanaman yang dimakan oleh lembu.
dan jauh dari perumahan penduduk setempat agar tidak mengganggu penduduk
kotoran lembu tersebut dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman yang disekitar
lembu tersebut.
Dalam memilih bahan yang akan digunakan untuk membuat kandang lembu
kayu lainnya yang sifatnya kuat serta untuk atapnya ada yang menggunakan atap
darri daun rumbia dan ada juga yang menggunakan seng. Akan tetapi ada hal lain
34
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kandang
62
Bahan pertama adalah pohon kelapa sawit yang sudah atau tersambar petir
Mengapa harus pohon kelapa yang terkena petir? Kemudian beliau menjawab
kayu yang digunakan untuk kandang atau wadah lembu yang kita pelihara akan
tinggal adalah yang sudah tersambar petir. Hal ini dikarenakan kayu yang sudah
tersambar petir dipercaya akan menolak bala atau penyakit pada hewan tersebut.
keturunannya. Semua berasal dari kepercayaan masyarakat Jawa, dan kembali lagi
semua itu demi mengaharapkan Ridha Allah dan tidak ada tujuan untuk
menduakan-Nya.
diantaranya tidak membuat kandang. Hal ini dikarenakan kotoran sapi akan
sebagian masyarakat Jawa di desa Bandar Pulau ada pun yang membuat kandang
untuk sapinya, mereka membangunnya agak jauh dari rumah mereka dan ada juga
sebagian yang ditanami kebun karet (rambung). Oleh sebab itu mereka
sawit supaya kotorannya bisa menjadi pupuk bagi pohon sawit atau pohon karet
63
peliharaan mereka dicuri, mereka menjawab tidak, karena di desa Bandar Pulau
memiliki tingkat solidaritas dan kepercayaan yang tinggi. Bilamana ada yang
percaya akan hari baik begitu juga dengan hari baik untuk membuat kandang atau
wadah untuk tempat tinggal lembu. Fakta yang saya dapat dari lapangan hari baik
untuk membuat kandang itu hari Jumat. Mbah Tukimen salah satu informan saya
yang masih mempercayai hal-hal mengenai hari baik dan ti dak baik. Pada
pembahasan saya diatas juga sudah saya berikan suatu pemaparan mengenai
klasifikasi saat dan hari yang baik untuk memulai suatu kegiatan. Penentuan hari
baik dan kurang baik itu berasal dari pengetahuan masyarakat Jawa sejak zaman
dahulu yang kemudian diwariskan secara turun temurun. Jika dikaitkan dengan
religi atau agama penetuan hari baik ada karena mengikuti sunnah Rasul dan
perhatian dan perlakuan yang baik, jika tidak mereka akan terlantar dan tidak
beraturan. Lembu juga seperti itu. Pada umumnya masyarakat yang memiliki
mereka merawatnya dengan baik lembu ini dapat menjadi aset yang berharga,
64
kemudian menjual semuanya untuk dibelikan ladang dengan harga yang fantastis.
Informan saya yang lainnya, mereka memelihara ternak lembu untuk diperjual
belikan saja. Merawatnya dengan baik dan telaten kemudian menawarkan lembu
mereka kepada orang-orang sekitar ataupun diluar desa. Berikut ini saya
memaparkan pola asuh atau tata cara merawat lembu menurut informan saya.
agar terlihat bersih. Ada juga yang membersihkan kandang lembu dengan
lembu diberi rumput. Tujuan dibersihkan kandang lembunya itu agar lembu
65
Lain halnya jika pemilik lembu tidak memiliki kandang, jelas mereka tidak
terlalu repot. Mereka cukup mengunjungi pagi dan petang hari lembu mereka
seterusnya.
Foto 3.10 Induk lembu yang baru melahirkan sedang diberi makan
Pemberian makanan untuk lembu ini dilihat dari sisi pemilik lembu yang
memiliki kandang dan tidak memiliki kandang. Jika pemilik memiliki kandang
maka mereka mencarikan makanan untuk lembu mereka setiap sore hari.
Makanan ini dicarikkan dan disediakan setiap harinya. Jika pemilik lembu yang
tidak memiliki kandang mereka tidak terlalu repot mencarikan makanan karena
35
Bediang artinya bara api yang sengaja dihidupkan untuk membuat lembu merasa hangat dan tidak digigit
nyamuk
66
yang tidak memiliki kandang, mereka hanya mencarikkan makan bagi lembu
mereka jika lembu mereka itu melahirkan. Hal ini dikarenakan induk dan anak
untuk beristirahat dan tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan berat yang
berhubungan dengan menguras tenaga. Pada foto diatas anaknya belum bisa
bangun karena masih lemah, sementara sang induk mengisi perutnya karena
kelaparan dan kehabisan tenaga mengeluarkan anaknya. Serta jika dilihat lebih
dekat lagi ada ari-ari anak lembu yang belum keluar semua masih menggantung di
67
Pada umumnya induk lembu akan sedikit sensitif apabila ada yang
akan mengambil anaknya. Oleh sebab itu dia menuntun anaknya untuk menjauh
dari orang yang datang, dan induk lembu menakuti orang yang tidak dikenalnya
kalau didekatin. Kecuali induk lembu sudah menandai bau keringat dari
pemiliknya. Jika bau keringat sama dengan pemiliknya induk lembu tidak akan
sensitif dan berusaha menjauhkan dia dan anaknya dari seseorang yang
mendekatinya.
68
adalah untuk merangsang lembu agar mau makan. Air minumnya harus asin jika
tidak lembu tidak akan mau makan rumput. Ada beberapa fakta di lapangan yang
saya dapat, yakni minuman yang diberikan kepada lembu adalah susu SGM (susu
untuk bayi) khusus bagi anak lembu yang belum pandai menyusu kepada
induknya.
Foto 3.13 Anak lembu yang sedang diminumkan susu formula SGM
Pada foto ini penulis mengambilnya pagi hari disaat pemilik sapi mengunjungi
sapi mereka yang ditempatkan di belakang rumah penduduk di dekat kebun sawit.
Anak lembu ini kehilangan induknya seketika dia dilahirkan, oleh sebab itu dia
diberi susu formula sgm untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya karena tidak
memiliki induk. Anak sapi ini sudah berumur 2 bulan namun masih terlihat seperti
baru lahir karena kurang nutrisinya. Terkadang dia mau menyusu kepada induk
lain, hanya saja sang induk mencium bau badan setiap anak lembu dan jika bau
nya ia kenal berarti keturunan si induk tersebut, jika bau nya berbeda si induk
69
keturunannya.
Induk lembu mengenali anaknya dengan cara mencium baunya. Jika induk sapi
baru melahirkan terkadang jika tidak diketahui oleh pemiliknya maka induknya
lah yang membersihkan anaknya dengan menjilatin darah disekitar anaknya. Akan
tetapi jika induk sapi melahirkan diketahui oleh pemiliknya maka pemiliknya
membantu induknya melahirkan dengan cara menarik anak lembu jika sudah
kelihatan dan membersihkan anak lembu tersebut selagi induknya diberi makan
Perawatan sapi selanjutnya adalah pemberian obat cacing dan jamu. Pemberian
obat cacing diberikan setiap 3 bulan sekali. Jika baru lahir maka memasuki usia 2-
3 bulan baru diberikan obat cacing. Kemudian untuk pemberian jamu ini
dilakukan jika lembu sakit. Tanda-tanda lembu sakit itu diantaranya, dia tidak
mau makan, lembu hanya duduk saja tidak mau bergerak kemanapun, lembu
mengeluarkan kotoran berupa cairan dan jika belum diketahui oleh pemiliknya
juga lembu bersuara-suara gelisah menandakan dia sakit dan tidak enak badan.
Ramuan jamu yang diberikan berupa jahe, lengkuas, gula merah, kunyit,
temulawak dan sedikit garam kemudian di haluskan dan ditambah dengan air lalu
Pemiliknya memaparkan jika pada saat pemberian jamu atau obat cacing
mereka langsung memberikan kepada sapi dengan dibantu oleh Pak Mantri untuk
membuka mulutnya. Sewaktu saya berada di lapangan, ada anak lembu yang
70
untuk berdiri. Pemilik lembu memberikan susu kedelai sebagai suplemen agar
anak lembu tersebut dapat berjalan lagi dan memiliki tenaga untuk berdiri.
Keadaan lembunya saya tidak dapat melihatnya karena dia di letak di kebun orang
dan jaraknya agak jauh. Hanya saja saya mewawancarain pemiliknya dan dia
menceritakan kalau anak lembunya sedang sakit. Setiap hari dia memberikan susu
panas supaya badan lembu cepat kering dan setiap minggu kadang hanya sekali
atau dua kali saja. Memandikan lembu ini dilakukan di sunge atau parit 36. Lembu
di masukkan ke sunge atau parit, kemudian badan mereka digosokkan oleh daun-
daun yang langu37 misalnya daun ubi. Tujuan penggunaan dedaunan yang langu
untuk digosokkan ke badan sapi/lembu adalah agar tidak ada kutu dan sapi/lembu
tersebut dalam kondisi yang sehat tidak sakit serta terbebas dari berbagai
penyakit.
36
Parit adalah aliran sungai yang kecil dan tingkat kedalamannya hanya berkisar seukuran lutut
sampai paha manusia dewasa.
37
Langu berarti mengeluarkan bau yang tidak sedap
71
seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Ritual tertentu yang dianggap agama
di era klasik bisa jadi tidak lagi dianggap agama di era pertengahan dan modern.
Demikian juga dengan ritual yang dilakukan oleh komunitas tertentu, belum tentu
dianggap praktek agama oleh komunitas lain. Dengan kata lain, agama yang
era kontemporer seperti sekarang berubah menjadi hal yang bersifat individual.
Asahan merupakan daerah yang masih kental dengan tradisinya. Menurut Jamil39,
bagi orang jawa, hidup ini penuh dengan upacara dan tradisi, baik yang berkaitan
untuk menangkal pengaruh buruk dari daya kekuatan gaib yang tidak dikehendaki
melibatkan banyak orang. Mereka melakukan ritual ini dengan dipimpin oleh
38
Novizal Wendry, Menimbang Agama dalam Kategori Antropologi Telaah Terhadap Pemikiran
Talal Asad
39
Silvana Diah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa
KarangTengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga. Tahun 2015.
Hal. 48
72
lingkungan hidup itu perlu dilestarikan dengan cara ritual-ritual keagamaan yang
kelahiran bayi. Kata brokohan sendiri berasal dari kata brokoh-an, yang artinya
memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi. Di desa Bandar Pulau
manusia saja, akan tetapi tradisi brokohan juga dipersiapkan apabila lembu yang
Tukimen memaparkan bahwa lembu berasal dari keringat Nabi Adam. Sejak
lahirnya lembu disitu juga lah tradisi brokohan ini sudah ada. Menurut beliau dari
pengetahuan yang beliau ketahui tujuan diadakannya brokohan lembu ini adalah
untuk mengucapkan terimakasih kepada Allah dan juga Nabi Sulaiman sebagai
Nabi yang berteman dengan hewan dan memiliki kemampuan untuk berbicara
dengan hewan dan karena telah merawat dan menjaga hewan ternak mereka
dengan baik. Mbah Tukimen juga memaparkan kepada penulis bahwa tradisi
40
Silvana Diah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa
KarangTengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga. Tahun 2015.
Hal. 48
41
Silvana Diah, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa
KarangTengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. IAIN Salatiga. Tahun 2015.
Hal. 48
73
dan berterimakasih kepada Allah SWT karena telah menambah rezeki pemilik
lembu. Jika pemilik lembu tidak membuat atau mempersiapkan tradisi brokohan
lembu tidak akan terjadi apa-apa. Semua kembali kepada pemilik lembu itu
sendiri, apakah dia mau berbagi kebahagiaan yang dia rasakan atau tidak.
Tradisi brokohan merupakan tradisi yang tidak diketahui kapan pastinya tradisi
mistik dengan tradisi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tradisi jawa mengenai
brokohan lembu sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Lalu oleh wali songo
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan rezeki
dengan bertambahnya hewan ternak mereka. Dengan adanya rasa syukur tersebut
dibagikan kepada para tetangga sekitar dan juga lembu peliharaan mereka. Tradisi
brokohan lembu diadakan karena lembu adalah salah satu hewan dari jenis Raja
dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman. Oleh sebab itu lembu memiliki
keistimewaan. Lembu juga dapat digunakan untuk kendaraan pada zaman dahulu
42
Wawancara dengan mbah tukimen
74
sebagai alat untuk membajak sawah selain itu juga ada kerbau.
pelaksanaan tradisi tersebut atau sehari sebelum hari yang ditentukan untuk
Bumbu dapur, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan sayuran berupa
75
beras, garam, dan pewarna makanan. Setelah adonan disatukan, kemudian adonan
dimasak di kompor dalam keadaan suhu sedang. Selama proses memasak kita
tidak boleh berhenti untuk mengaduk-aduk adonan agar tidak lengket dan gosong.
Setelah adonan matang, dalam keadaan panas kita harus langsung mencetaknya.
Jika dicetak dalam keadaan dingin tingkat kesulitan pencetakan akan lebih rumit
dalam tradisi brokohan lembu dimaknai agar induk lembu itu terus berkembang
biak dan menghasilkan banyak keturunan sesuai dengan hasil dari adonan cendol
Foto 3.15 Kondisi cendol yang sudah dimasak dan siap untuk dicetak
76
Bahan-bahan untuk membuat air gula cendol yakni gula merah, santan kelapa dan
garam. Gula merah di panaskan hingga mencair, kemudian santan kelapa dan
Foto 3.17 Gula merah yang dicairkan dan dicampur cendol yang sudah dicetak
77
Bahan-bahan untuk membuat peyek, yakni udang halus, tepung beras, dan garam.
78
Nasi urap terdiri dari nasi putih melambangkan niat yang tulus dan
bersih, wujud kesyukuran tertinggi kita dikarenakan merupakan
makanan pokok kita sebagai hasil bumi, tempat asal muasalanya
diri kita. Kemudian jenis sayur-mayur melambangkan berbagai
bentuk karakter manusia, pola pikir dan perbedaan yang ada.
Disajikan dengan merebusnya terlebih dahulu tanpa tambahan
bumbu apapun, disini bermakna bahwa semua ego, karakter dan
berbagai macam perbedaan hendaknya dilebur (direbus) dalam satu
posisi yang sama tanpa mengedepankan “bumbu” kekayaan,
kepangkatan dan lain-lain, semua sama dan setara. Setelah itu
seluruh rebusan sayur-mayur tersebut dicampur secara merata
dengan parutan kelapa melambangkang harmonisasi
keanekaragaman, kesetaraan yang merata, sama dirasa dan dibagi
dan siap berkarya bersama-sama43.
43
Wawancara dengan wak Iyat
79
Brokohan lembu pada umumnya dilaksanakan setelah 3-7 hari induk lembu
melahirkan. Menurut informan saya wak Jumana, jika saat itu memiliki rejeki
yang lebih maka dapat dilaksanakan ketika induk lembu melahirkan. Selain itu
bisa saja ketika induk melahirkan ada kesulitan mencari bahan-bahan untuk
melaksanakan tradisi brokohan lembu. Ada juga informan saya mbah Ngapak
brokohan lembu maka beliau cukup membeli nasi yang lauk pauknya berisikan
urap serta membeli cendol yang dijual oleh pedagang keliling dan
80
Waktu kegiatan tradisi ini adalah sesudah semua persiapan selesai serta bahan-
bahan matang dan siap untuk di sajikan. Menurut informan saya mbah Tukimen,
beliau mengatakan waktu kegiatan tradisi selametan brokohan sapi ini diadakan
sebelum jam 12 siang. Akan tetapi beberapa informan saya, ketika saya bertanya
mengenai waktu kegiatan mereka menjawab setelah semua selesai baik dari segi
Jika semua persiapan sudah selesai, maka langkah yang harus dilakukan yakni
memberikan cendol dan makanan yang sudah matang terlebih dahulu untuk induk
lembu. Hal ini dikarenakan tradisi selametan brokohan lembu ditujukan untuk
Nabinya lembu, penjaga lembu sekaligus pemilik lembu. Setelah itu barulah
rumah atau di tempat induk lembu dan anaknya berada, tidak ada tempat khusus
untuk melaksanakan tradisi ini. Penulis disini ikut berpartisipasi langsung untuk
memberikan cendol dan urap. Sebelum diberikan kepada induk lembu, pertama-
ini, kemudian pemilik lembu juga memberikan nama untuk anak lembunya yang
baru. Nama anak lembu milik wak Jumana ini Raju. Biasanya wak Jumana ini
memberikan nama anak lembunya itu berdasarkan hari lahir, bulan lahirnya, atau
44
Angon lembu artinya membawa lembu ke suatu kebun yang ada rumputnya dan membiarkan
mereka untuk memakan rumput yang ada di sekitarnya secara bebas namun terarah tidak merusak
tanaman lainnya
81
tradisi ini dimulai dari penyiapan perlengkapan serta memasak bahan-bahan yang
akan disediakan bagi lembu dan juga para tetangga, serta teman-teman angon.
Pakaian yang digunakan juga sekedar pakaian biasa yang terpenting tertutup dan
bertambahnya rejeki pemilik lembu juga tidak apa. Namun hal ini sudah jarang
pemilik lembu.
Di acara tradisi brokohan lembu milik wak Jumana ini, orang-orang yang ikut
berpartisipasi adalah, wak Jumana dan Istrinya, penulis, ibu penulis, dan kedua
82
masing bagian berisikan nasi, urap, dan cendol. Pemisahan menjadi dua bagian ini
diperuntukkan satu bagian untuk dibagikan kepada para tetangga dan orang-orang
sedangkan satu bagian lagi diperuntukkan kepada induk lembu yang baru
melahirkan. Satu bagian yang diperuntukkan kepada para tetangga dan orang-
jika memiliki daun pisang dibungkus dengan daun pisang. Di dalam bungkusan
tersebut berisikan nasi, urap, peyek, kerupuk. Untuk cendol dibungkus di dalam
83
Setelah pemisahan menjadi dua bagian selesai, hal yang selanjutnya dilakukan
adalah pergi menuju tempat dimana induk lembu melahirkan. Sebelum bungkusan
lembu melahirkan. Hal yang pertama kali dilakukan di tempat induk lembu
melahirkan adalah membawa bagian yang sudah dipersiapkan untuk induk lembu
“hari ini aku sengaja membuat brokohan lembu karena suka cita ku dan
rasa bersyukur ku kepada ALLAH SWT bertambah lembuku dan semoga
induk lembu beserta anaknya sehat-sehat terus serta bisa melahirkan
atau berkembang biak dengan baik lagi dan karena suka citaku ini aku
mau membagikan kepada para tetangga supaya mereka juga ikut
merasakan suka cita yang sedang aku rasakan ini”
kemudian setelah itu beliau juga mengumumkan nama anak lembu yang baru
lembu ini. Setelah itu diberikanlah induk lembu cendol terlebih dahulu untuk
diminum, kemudian di sebelah wadah cendol ada wadah nasi yang dipersiapkan
untuk di makan induk lembu hingga habis.Setelah induk lembu selesai memakan
nasi dan meminum cendol barulah bungkusan yang telah disiapkan sebelumnya
dibagikan kepada para tetangga serta orang-orang yang ikut berpartisipasi dalam
Dalam tradisi selametan brokohan lembu ini praktis sekali persiapannya dan
84
hubungan silahturahmi pun terjalin dengan baik, karena bisa bertemu denga
85
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
tetapi dalam kepercayaan dan tradisi warisan nenek moyang masih kerap
dilaksanakan oleh sebagian masyarakatnya. Salah satu tradisi yang masih tetap
selametan brokohan lembu yang berupa sedekah dengan harapan apa yang
tersebut harus terlebih dahulu mempersiapkan nasi dan lauk pauknya. Tradisi ini
bisa dikatakan sifatnya cukup sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama.
Satu hal yang terpenting adalah tradisi selametan brokohan bayi manusia harus
patokan harus dilaksanakan dan kedua tradisi ini tidak tergantung pada aspek
kemewahan.
Zaman dahulu lebih tepatnya zaman prasejarah, tradisi selametan semacam ini
masih menggunakan sesaji dan masih memuja roh-roh nenek moyang. Setelah
hadirnya wali songo, tradisi selametan brokohan lembu untuk sekarang ini sudah
86
nama among-among lembu yang berisi nasi, urap, telur, peyek, kerupuk merah
sendiri, akan tetapi mereka lebih memilih untuk membeli beberapa bungkus di
kegiatan tradisi selametan brokohan sapi masih dianggap baik dan relevan oleh
masyarakat. Tradisi semacam ini perlu diambil nilai positif yang terkandung oleh
dengan yang lain agar terciptanya hubungan yang erat demi kepentingan bersama
serta sebagai ucapan rasa terimakasih atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa.
Selain itu penulis juga menyimpulkan beberapa pengaruh positif bagi kehidupan
87
5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian ini penulis menyadari masih banyak lagi yang
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pihak-
terutama yang berkaitan dengan tradisi selametan brokohan lembu semoga lebih
beberapa hal yang akan menjadi saran atau rekomendasi, adapun saran dan
dalam mengenai makna-makna dan keterkaitan antara religi yang dianut oleh
masyarakat, serta mewariskan tradisi-tradisi yang diketahui oleh orang tua jawa
kepada anak dan cucunya, sehingga hal tersebut dapat berguna untuk
membangkitkan rasa pemuda desa untuk lebih mengenal tradisi yang telah turun
temurun ini dan dengan dengan diadakannya penelitian ini diharapkan menambah
88
orang jawa dengan mempelajari dan mencari makna-makna yang terdapat pada
tradisi tersebut.
tersebut meskipun di era globalisasi ini. Selain itu, penelitian ini dapat menambah
dan memperluas pengetahuannya tentang tradisi yang berkaitan dengan mitos atau
kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing daerah yang dianggap unik dalam
Jawa.
89
Buku/Literatur
Jurnal
Agustina, Ira Audia dan Andryanto Wibisono, Analisis Sinkretisme Agama dan
Budaya Melalui Transformasi Elemen Visual Bernilai Sakral
pada Gereja Katolik Ganjuran. Vol. 2, No. 2, Desember 2017.
Aminulah. 2017. Sinkretisme Agama dan Budaya dalam Tradisi Sesajen di Desa
Prenduan. Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan
Sumenep.
Diah, Silvana. 2015. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan di
Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Huda, Nurul. 2016 Makna Tradisi Sedekah Bumi dan Laut (Studi kasus di Desa
Betahlawang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak).
Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
Kusumo Eko, Sulistyo. 2015. Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Mesjid Sunan
Ampel Surabaya. Program Studi Sastra Inggris. Universitas
Trunojoyo.
Munawaroh, Lailatul. 2015. Makna Tradisi Among-among bagi Masyarakat Desa
Alasmalang Kemranjen Banyumas. Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Pasaribu, Payerli dan Desi Amanda Sitepu. 2015. Kajian Antropologi Religi
Masyarakat Karo tentang Upacara Mesai Nini di Kampung
Kemiri Binjai. Program Studi Pendidikan Antropologi.
Universitas Negeri Medan.
90
91
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
tersedia?
lembu?
atau bagaimana?
10. Menu atau ramuan yang biasa disediakan itu apa saja? Apakah makna dari
11. Siapakah yang mempersiapkan menu atau ramuan tradisi brokohan lembu?
15. Siapa sajakah yang ikut berpartisipasi di dalam tradisi brokohan lembu?
dilaksanakan?
sudah ada?
Informasi Informan
Informan 1
Deskripsi:
Mbah Tukimen adalah informan kunci saya, biasa sering disapa orang Mbah
Gareng, beliau adalah orang yang pertama kali membuka desa ini. Mbah Gareng
memiliki 9 orang anak, 2 diantaranya sudah meninggal dunia. Mbah Gareng dan
Istrinya tinggal di sebuah rumah yang sampai sekarang masih memiliki ke-khasan
budaya Jawa, salah satunya adalah musik gamelan yang senantiasa di dengarkan
dan wayang kulit diantaranya beberapa tokohnya yakni, Hanoman, Petruk, dan
lain sebagainya. Mbah Gareng adalah orang yang senantiasa melaksanakan tradisi
Jawa hingga sekarang, bahkan mewariskan tradisi Jawa kepada anak hingga
Mbah Gareng awal mula memiliki 2 ekor sapi/lembu yang kemudian terus
sapi/lembu yang dimiliki Mbah Gareng adalah sapi Jawa (sapi biasa). Mbah
bahwa sapi nya akan melahirkan. Beberapa tanda diantaranya adalah, puting susu
si sapi lengket jika dipegang dengan tangan. Jika hal ini sudah terjadi maka di
haruskan untuk tidak membawa sapi jauh dari kandangnya karena induk sapi akan
melahirkan.
Dalam pengasuhan ternak sapi, mbah Gareng sangat telaten di dalam mengasuh
ternak sapinya. Beliau mengatakan kepada saya bahwa hari yang baik untuk
membeli sapi/lembu adalah hari Jum‟at (Wage). Menurut beliau hari itu adalah
hari yang baik untuk membeli sapi/lembu, terkadang tidak jatuh di hari Jum‟at
juga, semuanya berasal dari kepercayaan turun temurun yang diwariskan, serta
berkembang biak). Selain itu, dalam pemilihan kayu untuk membuat kandang juga
harus kayu kelapa yang sudah disambar petir, hal ini dikarenakan agar si sapi itu
Mbah Gareng mengatakan bahwa Tradisi Brokohan sudah diketahui sejak zaman
dahulu dan diturunkan oleh Nabi. Mbah Gareng pun masih rutin melakukan
tradisi ini, bahkan beberapa hari sebelum saya datang beliau baru saja mem
brokohan kan sapinya. Beliau mengatakan bahwa asal mula sapi itu adalah dari
keringatnya nabi Adam. Makna dari tradisi brokohan ini adalah untuk
mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT dan Nabi nya sapi yakni
Nabi Sulaiman serta berterimakasih kepada orang-orang yang ikut merawat sapi.
tradisi ini agar kelak anak dan cucunya tidak melupakan tradisi ini dan senantiasa
ikut melaksanakannya juga. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa orang-orang
Informan 2
Umur : 46 Tahun
Deskripsi:
Wak Ijok adalah salah satu informan saya. Wak ijok berusia 46 tahun. Beliau
adalah orang asli dari Jawa yang ikut trasnmigrasi ke Sumatera Utara dan sampai
Keseharian wak ijok adalah petani lembu dan juga tukang panen di kebun orang.
Wak Ijok juga sering dipercaya sebagai penjaga lembu. Maksudnya adalah
pemilik lembu tidak tahu tata cara merawat lembu tapi ingin memiliki lembu, oleh
sebab itu pemilik lembu menitipkan lembunya kepada Wak Ijok dan pembagian
upah berupa anak lembu. Jika lembu pertama melahirkan untuk pemiliknya dan
lembu melahirkan untuk yang kedua kalinya anak lembu tersebut menjadi milik
Wak Ijok. Di dalam merawat lembu Wak Ijok tidak membedakan kasih sayangnya
kepada lembu yang milik dia dan lembu yang titipan orang. Mengenai tradisi
brokohan juga wak Ijok tidak membedakannya. Semua lembu yang tinggal
bersama Wak Ijok dibuatkan brokohan. Lembu yang dimiliki oleh Wak Ijok
adalah lembu jawa dan lembu biasa. Wak Ijok sudah lama mengenal tradisi
Informan 3
Pekerjaan : Wiraswasta
Deskripsi:
Wak Jumana dan Wak Ros adalah penduduk yang sudah lama menetap di Desa
Bandar Pulau sebelum kedua orangtua penulis datang. Wak Jumana adalah suku
bangsa Batak sedangkan wak Ros adalah suku bangsa Jawa. Mereka memiliki 1
anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Mereka pemilik lembu sekaligus orang yang
masih melakukan tradisi brokohan lembu. Mereka memiliki jenis lembu yakni
lembu Bali dan lembu biasa. Lembu bali yang dimiliki mereka lah yang penulis
liput untuk melengkapi tugas akhir penulis. Lembu bali yang mereka punya
adalah lembu bali tertua dan hanya mereka yang memiliki lembu bali di desa
Bandar Pulau Pekan. Lembu yang dimiliki mereka tidak garang, bahkan sangat
ramah sekali. Maksudnya ramah adalah menerima oranglain dengan baik dan
Informan 4
Umur : 58 Tahun
Deskripsi:
Wak Iyat adalah ketua perwiritan perempuan di desa Bandar Pulau Pekan.
Keseharian wak Iyat adalah membuat sapu lidi dari sawit. Selain itu dia juga
merawat lembu. Awal mulanya wak Iyat memiliki 2 lembu dan sekarang sudah
menjadi 12 lembu. Lembu yang tinggal bersama wak Iyat ada beberapa lembu
milik anaknya. Wak Iyat memiliki 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Wak
Iyat berkata kepada penulis bahwa beliau selalu mengingatkan dan mewariskan
kepada anak-anaknya mengenai tradisi jawa yang ada. Wak Iyat mengetahui
tradisi Jawa dari kedua orangtuanya. Wak Iyat mengetahui tradisi brokohan bayi
dan tradisi brokohan lembu, selain itu wak Iyat juga mengetahui ada sebuah
tradisi tentang memperingatin hari kelahiran kita sendiri (weton). Biasanya wak
Iyat mempersiapkan brokohan lembu itu setelah 3-7 hari lembunya melahirkan
dan wak Iyat biasa membagikan makanan kepada tetangga dan juga anak yatim
piatu yang terdekat dengan rumahnya. Untuk perawatan lembu wak Iyat hampir
sama seperti Mbah Tukimen, Wak Ijok dan Wak Jumana. Tidak ada yang
berbeda.
Informan 5
Umur : 80 Tahun
Deskripsi:
Ngapak. Mbah Ngapak informan saya selanjutnya. Beliau adalah peternak lembu
dan juga informan saya yang masih melaksanakan tradisi brokohan lembu.
Terdapat perbedaan oleh mbah Ngapak. Beliau mengatakan karena rentan usia
yang sudah mulai lanjut terkadang beliau hanya lebih memilih untuk membeli
hidangan yang sudah jadi untuk prosesi brokohan lembunya. Akan tetapi jika
apa-apa saja yang dibutuhkan untuk prosesi brokohan lembu. Untuk perawatan
lembu sama dengan peternak lembu lainnya. Jika beliau rajin lembunya akan
dimandikan sesering mungkin. Akan tetapi pada umumnya hanya 2 kali dalam
seminggu saja.
Informan 6
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Deskripsi:
Wak Udin informan saya selanjutnya. Beliau pemilik lembu dan masih
Beliau mengetahui tradisi ini dari kedua orangtua beliau. Beliau memiliki lembu
yang berbadan besar-besar namanya lembu brenggolo. Wak Udin sangat rajin
mengangon lembunya setiap hari. Biasanya wak Udin mengangon lembunya pada
bebas namun tetap berarah agar tidak memakan tumbuhan milik masyarakat. Pada
baru saja sakit dan alhamdulillah sudahh sembuh. Lembu wak Udin ditanduk oleh
induk lembu lainnya, oleh sebab itu lembu wak Udin tidak bisa berdiri. Beliau
mengantisipasi dengan memberikan jamu dan susu kedelai setiap harinya. Dan
akhirnya lembunya dapat berdiri dan berjalan dengan normal kembali. Untuk
perawatan lembu wak Udin sama dengan informan saya yang lainnya.
Informan 7
Nama : Anton
Umur : 38 Tahun
Deskripsi:
Pak Anton adalah seorang peternak lembu di desa Bandar Pulau. Beliau memiliki
lembuu dengan tujuan untuk dijual. Memberikan perawatan sama dengan peternak
lembu lainnya, dan jika sudah kelihatan ukurannya besar beliau menjualnya
kepada orang lain. Pak Anton dan keluarganya pernah mengetahui tradisi
brokohan lembu, hanya saja dia tidak pernah berpartisipasi dan ikut melaksanakan
tradisi ini. Beliau berkata kepada penulis pernah sekali melaksanakan tradisi ini
namun sekarang sudah tidak lagi, kemungkinan bakalan dilakukan lagi tapi tidak
tahu kapan. Mengingat waktu yang beliau miliki hanya fokus ke perawatan lembu
Informan 8
Pekerjaan :-
Deskripsi:
Nek Ongah adalah informan kunci saya yang berkaitan dengan sejarah desa.
Beliau tidak mengetahui tradisi brokohan lembu. Banyak hal yang dapat kita
perbuat untuk bersyukur kepada Allah SWT. Hal-hal yang kita lakukan itu
sebaiknya bertalian kepada Al-Quran dan Hadis. Beliau memaparkan bahwa kita
ini harus selalu bersyukur kepada Allah SWT karena dengan Kuasa-Nya lah
berkembang, dan kematian) manusia ini berjalan sesuai dengan porsinya masing-
masing.