Anda di halaman 1dari 26

PERLUASAN PASAR PRODUK UMKM DI KABUPATEN KEDIRI

SELAMA PANDEMI COVID-19 MELALUI MARKETPLACE SHOPEE

RISET AKUNTANSI

Oleh :
KELOMPOK 4

Dhimas Yudistira NIM : 2019310066


Silvia Dian Aristiani NIM : 2019310195
Widya Andri Nurlita NIM : 2019310575

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS


SURABAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas proposal yang
berjudul “Perluasan Pasar Produk UMKM di Kediri Selama Pandemi Covid-19 Melalui
Marketplace Shopee” ini dengan baik. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dr. Diyah
Pujiati, S.E., M.Si., selaku Dosen Mata Kuliah Riset Akuntansi yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga proposal sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan proposal ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 22 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1..............................................................................................................................
Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2..............................................................................................................................
Perumusan Masalah............................................................................................3
1.3..............................................................................................................................
Tujuan Penelitian................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4

2.1. Penelitian Terdahulu..........................................................................................4


2.2. Landasan Teori...................................................................................................7
2.2.1. Perekonomian Indonesia...........................................................................8
2.2.2. UMKM......................................................................................................8
2.2.3. Marketplace...............................................................................................9
2.3. Kerangka Pemikiran...........................................................................................15
2.4. Hipotesis Penelitian............................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................17

3.1..............................................................................................................................
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..................................................18
3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................18
3.1.2. Definisi Operasional Variabel...................................................................18
3.2..............................................................................................................................
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...........................................19
3.2.1. Populasi Menurut Sugiyono (2011:80)......................................................19
3.2.2. Sampel.......................................................................................................19
3.3.............................................................................................................................. Data
dan Metode Pengumpulan Data..........................................................................19

iii
3.4..............................................................................................................................
Teknik Analisis Data...........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Munculnya pandemi covid-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan
berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, covid-19
telah menjangkiti sekitar 4.008.166 orang (per tanggal 24 Agustus 2021) sejak kasus
pertama diumumkan pada bulan Maret 2020 dan sebanyak 128.252 nyawa terenggut
akibat terjangkit virus covid-19. Pemerintah terus melakukan upaya untuk mencegah dan
memutus rantai penyebaran virus covid-19. Namun sayangnya, upaya tersebut secara
tidak langsung juga menghambat kegiatan perekonomian dan berdampak pada tingkat
kesejahteraan sosial. Setelah mencapai penurunan tingkat kemiskinan beberapa tahun
belakangan ini, kini tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi covid-19.
(Smeru.or.id, 2021).
Pertumbuhan ekonomi yang memburuk sejak tahun 2020 tak terlepas dari daya beli
masyarakat yang melemah selama pandemi. Kebijakan PPKM untuk mencegah
penyebaran pandemi covid-19 menyebabkan terbatasnya mobilitas dan aktivitas
masyarakat yang berdampak pada penurunan permintaan (Prihatiningtias et al., 2021;
Purwanto, 2021).
Pandemi covid-19 ini sangat berdampak pada keberlangsungan bisnis UMKM.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku usaha atau UMKM mengaku telah
merasakan dampak negatif pandemi covid-19 (sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713
pelaku usaha UMKM). Sebanyak 75% diantaranya mengalami dampak penurunan
pendapatan atau penjualan yang cukup signifikan. Tidak hanya itu, sebanyak 51% pelaku
usaha memprediksi bahwa bisnis atau usaha yang dijalaninya hanya akan bertahan
hingga beberapa bulan kedepan saja. Sebanyak 67% pelaku usaha mengalami
ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% pelaku usaha tidak
mengerti bagaimana membuat kebijakan atau strategi untuk mempertahankan bisnisnya
di masa krisis seperti pandemi saat ini. Sementara itu, hanya 13% pelaku usaha yang
yakin karena mereka memiliki rancangan strategi dalam penanganan krisis dan solusi
untuk mempertahankan bisnis atau usaha mereka (Soetjipto, 2020).
Meskipun di tengah pandemi covid-19, peluang bisnis UMKM tetap tidak terbatas
dan apapun bidangnya tetap berpotensi, asalkan para pelaku UMKM memiliki ide

1
kreatif, keahlian, dan keterampilan yang bisa dijual secara offline maupun online.
Sementara, tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah persaingan pasar
yang menuntut mereka untuk harus terus berinovasi serta mengikuti perkembangan
teknologi agar dapat tetap bertahan di tengah persaingan pasar (Marlinah, 2020). Apalagi
saat ini daya beli masyarakat yang menurun dikarenakan berbagai bentuk pembatasan
kegiatan, sehingga banyak masyarakat yang saat ini beralih ke pembelian secara digital
(online). Dampaknya, banyak UMKM yang terhambat atau terhenti usahanya
dikarenakan menurunnya penjualan dan selama ini masih bergantung pada penjualan
secara offline, hal tersebut juga disebabkan karena masih minimnya pengetahuan
teknologi dan mindset bahwa media digital atau online itu sulit dioperasikan.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini ditandai dengan munculnya internet
dan perkembangan teknologi berupa internet ini telah mengubah pola atau proses bisnis
(Cahya, dkk (2021)).
Hal tersebut salah satunya terdapat dalam suatu sistem yang telah diciptakan
sedemikian rupa seperti pada marketplace. Marketplace merupakan sebuah pasar digital
yang menjajakan produk-produk dengan berbagai jenis produk dan label/merek dari
berbagai vendor atau produsen, dimana marketplace ini sebagai perantara yang
menghubungkan antara penjual dengan pembeli. Adanya berbagai macam marketplace
seperti shopee, lazada, tokopedia, bahkan grab dan gojek yang dulunya hanya fokus di
layanan transportasi kini dapat menjadi perantara antara penjual dan pembeli seperti
yang tersedia pada fitur grabfood, grabmart, gofood, dan sejenisnya.
Bagi para pelaku UMKM, adanya marketplace saat ini dapat dijadikan sebagai
suatu pilihan untuk memudahkan mereka dalam bertransaksi, memperluas pasar,
melakukan promosi, hingga meningkatkan penjualan produk mereka. Tentunya dengan
adanya berbagai macam platform e-commerce ini mempermudah para pelaku ekonomi,
baik dari sisi penjual maupun konsumen atau pembeli. Namun tidak semua UMKM
ataupun pelaku usaha memiliki pengetahuan atas pemanfaatan teknologi maupun
marketplace.
Saat ini, hanya 13% atau sekitar 8 juta UMKM yang telah terhubung dengan digital
marketing. Adapun e-marketplace menjadi salah satu pilihan yang sering digunakan oleh
UMKM untuk memulai digital marketing dan sering digunakan oleh konsumen untuk
berbelanja online. Menteri Koordinator Bidan Perekonomian mencatat bahwa di tengah
pandemi Covid-19 saat ini, sebanyak 301.115 UMKM mulai menggunakan platform
digital e-marketing. Jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan

2
jumlah UMKM di Indonesia dan besarnya potensi pasar online di Indonesia. Kurangnya
pemahaman pelaku UMKM terhadap pengaplikasian e-marketing di Indonesia menjadi
salah satu faktor penyebab banyaknya UMKM yang gagal beradaptasi di tengah krisis
pandemi Covid-19 saat ini sebagaimana yang telah disampaikan pada pemaparan di atas.
Oleh karena itu, melihat kondisi saat ini diperlukan percepatan adaptasi e-marketing bagi
UMKM di Indonesia sehingga ekonomi Indonesia kembali bangkit, karena UMKM
memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

Berdasarkan pemaparan fenomena-fenomena yang terjadi selama pandemi covid-19


di Indonesia, maka perlu untuk melakukan pengkajian melalui penelitian terhadap
bagaimana “Perluasan Pasar Produk UMKM di Kabupaten Kediri Selama Pandemi
Covid-19 Melalui Marketplace Shopee”.

1.2. Perumusan Masalah


- Bagaimana dampak yang disebabkan oleh pandemic covid-19 di Indonesia terhadap
perekonomian Indonesia?
- Bagaimana perkembangan UMKM di Indonesia selama pandemic Covid-19 hingga
penelitian ini dilakukan?
- Bagaimana strategi yang dilakukan oleh UMKM di Indonesia untuk bertahan dan
mengembangkan bisnisnya ditengah-tengah wabah Covid-19?
- Bagaimana strategi marketplace dalam membantu UMKM untuk bertahan dan
mengembangkan bisnis selama pandemic Covid-19 di Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian


- Mengetahui dampak yang disebabkan oleh pandemic Covid-19 di Indonesia terhadap
perekonomian Indonesia.
- Mengetahui perkembangan UMKM di Indonesia selama pandemic Covid-19 hingga
penelitian ini dilakukan.
- Mengetahui strategi yang dilakukan oleh UMKM di Indonesia untuk bertahan dan
mengembangkan bisnis nya ditengah-tengah wabah Covid-19
- Mengetahui pemanfaatan strategi marketplace dalam membantu UMKM untuk
bertahan dan mengembangkan bisnis selama pandemic Covid-19 di Indonesia.
-

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Nama dan Variabel


No. Topik Penelitian Sampel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1. Rahmi Pengaruh Variabel UMKM yang Metode Deskriptif Hasil penellitian menunjukkan bahwa UMKM adalah jenis
Rosita Pandemi Covid- independen terdampak covid19, Kualitatif usaha perekonomian yang paling banyak terdampak dari
(2020) 19 Terhadap yang digunakan yang penulis amati pandemic covid-19 meliputi indusri automotif, industri
UMKM di adalah Pengaruh berdasarkan riset baja, peralatan listrik, industri tekstil, kerajinan dan alat
Indonesia Pandemi Covid- penelitian (research berat, pariwisata. Sedangkan industri yang mampu
19 di Indonesia article), maupun bertahan di masa pandemic covid-19 adalah
dan untuk jurnal jurnal 1. UMKM yang mampu mengadaptasikan bisnisnya
variable penelitian. Lama dengan produk-produk inovasi
Dependen yang penelitian dilakukan 2. Industri ritel yang mampu bertahan , hal ini dikarenakan
digunakan sejak bulan April sebagian memanfaatkan penjualan melalui marketing
adalah UMKM hingga pertengahan digital
yang mampu Agustus 2020. 3. Industri lain yang mampu bertahan dimasa pandemi
bertahan di covid 19 adalah industri yang terkait dengan pemenuhan
Masa Pndemi kebutuhan dasar, antara lain listik, air bersih, pertanian,
Covid-19. peternakan, perkebunan, perikanan, otomotif dan
perbankan. Industri yang mengalami perkembangan
selama masa pandemic covid-19 adalah pangan, farmasi,
teknologi Informasi dan Komunikasi.
2. Demaz Strategi Digital Variabel Secara umum peneliti Metode Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih sedikit
Fauzi Hadi, Marketing Bagi independen menemukan sumber dengan pendekatan UMKM yang memanfaatkan digital marketing (15,08%)
Kiki Zakiah UMKM Untuk yang digunakan data primer dan Deskriptif Analisis sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan dan
(2021) Bersaing di Era adalah Strategi sekunder untuk memerlukan pemahaman digital marketing. Berdasarkan
Pandemi Digital mendukung analisis penelitian, UMKM yang sudah menggunakan
Marketing dan pelaksanaan digital marketing mampu bertahan bahkan meningkatkan
untuk variable penelitian. penjualan tanpa mengandalkan toko konvensional.

4
Dependen yang 1. Sumber primer
digunakan didapatkan melalui
adalah wawancara dengan
Persaingan beberapa pelaku
UMKM di Era UKMK yang telah
Pandemi menggunakan digital
marketing untuk
memasarkan
produknya dan
berhasil
meningkatkan
penjualan 2. Sumber
sekunder didapatkan
dari jurnal, buku dan
kajian pustaka yang
berhubungan dengan
digital marketing bagi
UMKM.
3. Firman Mengenalkan Variabel UMKM yang berada Analisis kualitatif UMKM yang bergerak menggunakan cara konvesional
Mansir, dan menerapan Independen di Balecatur Gamping deskriptif UMKM memiliki kontribusi PDB (Produk Domestik
Muh.Naim digital Aplikasi DIY Bruto) paling besar dari pada pengusaha besar. Selain itu,
Majid marketing kelompok UMKM juga bagian dari sektor yang terkena dan
(2020) melalui sosial aplikasi berbasis terdampak dengan adanya pandemic COVID-19 karena
media dalam internet yang adanya batasan-batasan pada kegiatan perdagangan,
menghadapi dirancang atas terutama bagi pedagang konvensional atau offline
adaptasi dasar paradigma
kebiasaan baru dan teknologi
bagi UMKM di Web 2.0
kondisi pandemi Variabel
covid-19 yang Dependen
melanda bahwa terdapat
Indonesia. enam jenis
aplikasi sosial

5
media.
4. Evie Untuk Variabel Pelaku Usaha Kecil, Analisis kualitatif Mitra memiliki idealisme dan komitment
Ariadne membantu Mitra Independen Kerajinan Tangan, deskriptif yang sangat kuat dalam memelihara nilai-
, Benazir memperluas Memberi Seni Batik, Aksara nilai budaya sunda, dan itu menjadi
Bona jaringan pelatihan Sunda landasan filosofis pendirian Galery Leuit.
Pratamawaty komunikasi agar komunikasi t di Desa Sukagalih Nilai-nilai sunda yang dimaksud adalah
, Putri karya-karyanya visual di Kabupaten komitment untuk melestarikan benda-
Limilia bisa dikenal dan media social Sumedang bernama benda seni kriya yang merupakan benda-
(2020) dimanfaatkan Variabel Galery Leuit benda yang biasa digunakan oleh
oleh masyarakat dependen masyarakat Sunda jaman dulu yang nyaris
membangun sudah tidak digunakan lagi dalam
komunikasi kehidupan masyarakat Sunda sehari-hari
dengan saat ini.
pemerintah
daerah
untuk membuka
peluang karya
seni yang
dihasilkan oleh
mitra agar
dapat dibeli,
digunakan dan
juga dipasarkan
oleh
pemerintah dan
seluruh
stake holders

5. Implementing a Variabel Sample UMKM yang Analisis Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha
Harianto, business Independen nya diambil dari Kualintatif UMKM yang dilakukan dengan menggunakan strategi
RA, & Sari, digitization adalah MSMEs KatadataInsight konvensional (Offline System) berkontribusi terhadap
PN (2021) strategy so that that apply Center (KIC) pada penurunan omzet penjualan lebih dari 30%. Sementara itu,
micro, small conventional Juni 2020 di wilayah kegiatan usaha UMKM yang dilakukan dengan strategi

6
and medium strategies Jabodetabek. digitalisasi usaha UMKM (Online System) seperti Ponsel
enterprises (Offline System) Pintar (PC atau Lap) top yang terkoneksi internet hanya
(MSMEs) can dan untuk sebesar 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan omzet
survive the Variabel penjualan.
COVID-19 Dependen nya
pandemic. adalah MSME
business
activities that
implement a
digitalization
strategy (Online
System)

7
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Perekonomian Indonesia
Indonesia merupakan negara berkembang terbesar di Asia Tenggara dan
terbesar. Kegiatan perekonomian di Indonesia mencakup seluruh kegiatan dan
kondisi ekonomi Indonesia. Sistem perekonomian yang dianut oleh Indonesia
adalah sistem ekonomi Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang dijiwai oleh
ideology Pancasila yang merupakan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan nasional.
Sistem perekonomia adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Indonesia memiliki potensi pekerbangan
perekonomian yang tinggi dan memiliki sejulah karakteristik yang menempatkan
negara iini untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.

2.2.2. UMKM
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian UMKM adalah sebagai
berikut:
a. Pertama, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. Memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000.
b. Kedua, Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang idmilik,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai paling banyak Rp500.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai paling banyak Rp2.500.000.000.

8
c. Ketiga, Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp2.500.000.000 sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000

Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis


berdasarkan banyaknya jumlah pekerja, yaitu:
1. Usaha Mikro memiliki jumlah karyawan 10 orang;
2. Usaha Kecil memiliki jumlah karyawan 30 orang); dan
3. Usaha Menengah memiliki jumlah karyawan hingga 300 orang.

2.2.3. Marketplace
Menurut Strauss Marketplace adalah pemakaian data elektronik serta
aplikasi perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga sebuah ide, distribusi
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang sesuai dengan tujuan.
Smith dkk menyatakan online marketplace adalah penerapan teknologi digital
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pemasaran.Menurut Opiida, pengertian
online marketplace adalah media online berbasis internet yang digunakan
sebagai tempat transaksi bisnis, dimana pembeli bisa mencari penjual
sebanyak mungkin sesuai kriteria dengan harga pasar.

a. Jenis Marketplace
Marketplace sendiri terbagi dalam beberapa jenis baik berdasarkan
tipe kesepakatan kerjasama maupun jenis produk yang ditawarkan.
Berikut penjelasan mengenai 5 jenis marketplace.

9
1. Marketplace Murni
Berdasarkan konsep ini, marketplace adalah tempat atau sarana
yang disediakan bagi penjual untuk mengiklankan barangnya dengan
menyediakan foto produk dan deskripsinya secara mandiri.
Online marketplace murni memberi lebih banyak keleluasaan bagi
penjual dibandingkan konsinyasi. Dalam jenis marketplace murni,
penjual dan pembeli dapat saling menerima penawaran harga. Sehingga
saat melakukan pembayaran ke rekening online marketplace, kedua
belah pihak telah sepakat akan satu harga yang sama.
Ada beberapa brand ternama yang menerapkan jenis ini, contoh
marketplace adalah berikut:
 Bukalapak
 Tokopedia
 Lazada
 Shopee
 Blibli
 Amazon

2. Marketplace Konsinyasi
Berbeda dengan jenis marketplace murni, jenis kerjasama yang
ditawarkan konsinyasi menggunakan sistem titip barang. Dengan
konsep konsinyasi, contoh marketplace adalah Zalora dan Sociolla.
Perbedaannya terletak pada peran penjual dan alur transaksinya.
Disini, penjual hanya perlu menyediakan produk beserta deskripsinya.
Setelahnya, marketplace adalah pihak yang akan mengurus penjualan.
Mulai dari foto produk, penyediaan gudang, pengemasan dan
pengiriman barang hingga fasilitas pembayaran. Sehingga, seluruh alur
transaksi ditangani langsung oleh pihak online marketplace.

3. Marketplace Horizontal
Horizontal marketplace adalah website dan aplikasi yang menjual
berbagai barang dan jasa dari beragam kategori. Biasanya, marketplace
horizontal melabeli dirinya sebagai toko serba ada dengan
mengandalkan kenyamanan sebagai nilai jual utamanya.

10
Jenis marketplace horizontal menyediakan beraneka macam
barang, mulai dari kosmetik, pakaian, makanan, minuman, elektronik,
buku hingga perabot kebutuhan rumah tangga. Contoh marketplace
horizontal buatan anak bangsa yang terkenal adalah Tokopedia dan
Bukalapak.

4. Marketplace Vertikal
Berbeda dengan jenis horizontal yang menawarkan berbagai
macam produk, konsep vertikal marketplace adalah situs dengan
spesialisasi tersendiri. Marketplace vertikal hanya akan memasarkan
produk dari satu kategori tertentu saja melalui situs webnya.
Mengangkat konsep vertikal, salah satu contoh marketplace
adalah Sociolla yang berfokus pada produk kosmetik dan perawatan
tubuh.

5. Marketplace Global
Sesuai namanya, global marketplace adalah website yang dapat
menjadi tempat transaksi jual beli beragam jenis produk dari banyak
sumber di seluruh dunia.
Tipe ini merupakan jenis yang paling banyak diketahui oleh
masyarakat. Contoh global marketplace adalah

 Shopee (Southeast Asia)


 Etsy
 Amazon
 eBay.

b. Penggunaan Marketplace
Marketplace adalah sebuah platform, baik berupa website atau
aplikasi, yang dikelola oleh suatu perusahaan (pihak ketiga) untuk
memfasilitasi bertemunya penjual dan pembeli secara online. Kita bisa
membayangkan marketplace seperti sebuah department store. Banyak
penjual dengan berbagai jenis barang dagangan dalam satu lokasi yang
sama.
Penggunaan marketplace dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian :

11
1. Jual Produk Sendiri
Jika sudah memiliki produk sendiri. Sudah mengerti betul
apa kelebihan yang membedakan dengan produk pesaing. Juga,
sudah punya bagian produksi yang setiap saat bisa diandalkan
berjualan langsung dengan sistem online juga sudah bisa
dilakukan.Kelebihan dari menjual produk sendiri: kualitas
produksi bisa dikendalikan, stok barang mudah dikelola, bisa
menjaring reseller dan dropshipper untuk membantu Anda
berjualan. Kekurangannya, butuh waktu dan tenaga lebih untuk
meriset pasar, meracik produk, dan menguatkan brand lewat
kegiatan pemasaran.

2. Menjadi Reseller
Reseller, mudahnya ialah menjual produk milik orang lain.
Dalam hal ini, supplier besar yang sudah punya pasar dan reputasi
baik di mata pelanggan. Tugas kita tinggal menjualnya kembali.
Dengan syarat membeli terlebih dahulu produk mereka sejumlah
minimum order. Barulah, nanti bisa mendapatkan potongan harga
reseller. Dan bisa menjualnya dengan mark-up tertentu, sesuai
kesepakatan dengan supplier. Kelebihannya adalah tidak perlu
membangun brand dari nol, stok mudah dikelola,mark-up harga
biasanya lebih besar. Kekurangannya, modal yang dikeluarkan di
awal untuk membeli produk minimum order cukup besar.

3. Menjadi Dropshipper
Dropshipper, mudahnya ialah menjual produk supplier tanpa
harus stok terlebih dulu. Cukup mencari pelanggan yang siap
order, lalu mengirim data pesanan ke supplier. Dari sini, akan
mendapat komisi sekian %.

c. Strategi Marketplace
Sebelum memulai suatu bisnis, ada baiknya jika menentukan/
membuat planning yang baik agar bisnis tidak berhenti di tengah jalan
atau yang disebut bisnis plan. Seperti misalnya akan membuat bisnis
dengan menggunakan layanan internet, mendirikan marketplace. Juga

12
harus memperhitungkan biaya ke depan, prospek ke depan, dan lain
sebagainya. Untuk membuat sebuah bisnis plan terdapat kerangka yang
harus perhatikan, yaitu:

1. Ulasan Deskripsi Bisnis


Mendirikan Marketplace, sebuah website online shopping yang
memiliki fitur member yang dapat berjualan didalamnya. Dengan
konsep ini, pemilik utama website tidak berperan langsung sebagai
penjual namun membuka peluang pengusaha-pengusaha dan UKM
untuk secara sistematis dapat menjual produknya masing-masing
dalam satu wadah bersama.
Beberapa contoh situs yang sejenis dengan konsepnya adalah
etsy.com, tokopedia.com, tokobagus.com. Peluang usaha ini sangat
baik, mengingat potensi pasar yang besar dilihat dari perkembangan
penetrasi pengguna internet di Indonesia yang telah mencapai 100
juta. Peluang mendapatkan pasar pun baik, karena dari angka
pengguna tersebut diatas dapat dipastikan sebagian besar adalah
pengguna pemula yang dalam jangka waktu dekat atau menengah
akan mulai mencoba membeli produk secara online, lalu selanjutnya
tergerak untuk berbisnis online sesuai dengan perilaku pengguna yang
umum terjadi dalam dunia internet.

2. Strategi Pemasaran
Strategi pasar yang akan dikembangkan adalah dengan cara
bekerja sama dengan pengusaha kecil, dunia wirausaha dan home
industri. Pengusaha kecil dan pelaku home industri diajak untuk
belajar bisnis online dengan cara praktek langsung di lapangan.
Dengan sistem kerjasama ini otomatis akan tercipta pasar pembeli
khusus dengan memanfaatkan pasar yang telah dimiliki oleh masing-
masing pengusaha tersebut dengan mempromosikan media onlinenya
kepada komunitas pembeli masing-masing. Dengan kata lain, telah
tercipta sebuah strategi differensiasi dan peluang usaha yang
menjanjikan.

13
3.  Analisa Pesaing
Jumlah situs penyedia layanan marketplace di Indonesia di
Indonesia masih sedikit dan didominasi oleh perusahaan bermodal
besar dan menjual produk-produk dengan merek ternama dan telah
dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Karena itu strategi yang
diambil adalah dengan mengoptimalkan pengusaha-pengusaha kecil
dan UKM dengan menjual produk-produk mereka, sehingga tidak
terjadi persaingan langsung dengan pasar penyedia situs marketplace
besar yang telah populer. Namun hanya mengambil konsep dan
sistem yang sama, yaitu situs maketplace.

4.  Rencana Desain dan Pengembangan


Untuk membuat desain dan rancangan usaha, pertama yang
dibutuhkan adalah penyewaan server, hosting, nama domain dan
desain layout website. Rencana penyedia server, hosting dan
penyediaan nama domain: Bekerja sama dengan siapa atau sewa
dengan biaya berapa per tahun
Desain layout website: Pembelian template (Oscommerce, Jomlaa,
atau sejenisnya) Detail-detail fitur-fitur yang akan ditampilkan di
website dibahas dalam bagian ini. Juga rencana pengembangannya.

5.  Rencana Operasional dan Manajemen


Untuk awalnya, kebutuhan operasional dibutuhkan tenaga kerja
minimal 3 orang (Programmer web, Customer support online chat,
Manajemen billing untuk input data dan cek pemasukan dana)
Tugas programmer dan desainer untuk customize, penambahan fitur
dll. Tugas customer support menangani pertanyaan calon member dan
pembeli. Petugas input data akan mendata member dan pembeli
(order) dan menginformasikan pembelian ke member peserta. Tugas
dan wewenang lainnya akan dikondisikan sesuai kebutuhan di
lapangan secara lebih spesifik.

6. Pembiayaan
Perkiraan biaya, gaji, pengeluaran bulanan dan detilnya dibahas
khusus dalam Rancangan Anggaran dan Biaya. Juga perhitungan ROI

14
dsb, didapat dengan melakukan survey, penelitian dll agar
menemukan perkiraan modal awal yang dibutuhkan.

7.  Kesimpulan Usaha
Yang terakhir disusun adalah kesimpulan dari seluruh kerangka
bisnis plan.Yang dapat menampilkan jadwal waktu tiap komponen
diatas akan dilakukan, perkiraan waktunya dan hal-hal penting
lainnya yang akan mendukung segala aktifitas dalam memulai usaha.

2.3. Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran dimaksudnkan agar penelitian dapat dilakukan secara
sistematis dan teratur. Kerangka pemikiran merupakan sebuah bentuk bagan pemikiran
yang menggambarkan situasi yang akan menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini,
sehingga fokus penelitian dapat terlihat jelas. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
mengacu kepada kerangka pemikiran yang telah disusun sebagai berikut:

15
Pandemi Covid-19 di Indonesia

Mengguncang Perekonomian Indonesia Khususnya UMKM

UMKM Harus Memiliki Strategi

Strategi Jangka Pendek Strategi Jangka Panjang

Menggunakan E-Marketing

Social Media Marketing dan Marketplace

Dari kerangka pemikiran di atas, peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia yang tidak hanya menyerang
kesehatan masyarakat Indonesia, namun juga menyerang perekonomian Indonesia.
2. Pandemi Covid-19 mengganggu perekonomian Indonesia khususnya sektor
UMKM.
3. Terdapat 2 macam strategi UMKM di Indonesia selama pandemi Covid-19 yaitu:
a. Strategi mempertahankan usaha selama pandemi Covid-19 bagi UMKM
b. Strategi mengembangkan bisnis bagi UMKM
4. Kedua strategi yang dibutuhkan UMKM dalam bertahan dan mengembangkan
bisnis dapat menggunakan strategi marketplace
5. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa efektivitas marketplace dalam
memperluas pangsa pasar dan mengembangkan bisnis bagi UMKM.

16
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Diduga Covid-19 sangat berdampak terhadap Perekonomian Usaha Mikro Kecil


dan Menengah.

H2 : UMKM harus mempunyai strategi untuk di masa pandemic Covid-19 agar dapat
bertahan dan berkembang di era yang susah seperti saat ini.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini dilakukan pada usaha mikro, kecil dan menengah. Jenis penelitian ini
bersifat kuantitatif. Mempelajari populasi dan sampel tertentu, mengumpulkan data,
dan menggunakan alat penelitian untuk melakukan analisis data kuantitatif atau statistik
di alam, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini
disebut juga metode penemuan, karena dapat digunakan untuk menemukan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Umumnya alat penelitian
digunakan untuk pengukuran agar data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
sesuai dengan prosedur statistik.Metode ini disebut juga metode kuantitatif karena data
penelitian berbentuk digital dan analisisnya menggunakan data statistik.

3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kawasan Ekonomi Khusus nya
Sektor Bisnis di Kabupaten Kediri . Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah
karena di daerah tersebut sangat berdampak Covid-19 terhadap perekonomian
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

3.1.2. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasi variabel adalah definisi variabel (direpresentasikan dalam
definisi konseptual), yang sebenarnya merupakan operasi sebenarnya dalam
lingkup objek penelitian / objek penelitian. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang terpengaruh, yang menyebabkan
munculnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam hal ini wabah Virus
Corona (Covid-19) telah mempengaruhi perekonomian usaha mikro, kecil,
dan menengah, sehingga wabah Virus Corona (Covid-19) menjadi variabel
independen.
b. Variabel terikat

18
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel
bebas, perekonomian usaha mikro, kecil dan menengah karena dipengaruhi
oleh variabel bebas yaitu pandemi virus corona (Covid-19).

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


3.2.1. Populasi Menurut Sugiyono (2011:80), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
pelaku UMKM di Kota Kediri.

3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81). Sampel dapat dikatakan ideal jika
menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti
serta dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan


sampel non random sampling, tipe yang digunakan adalah pengambilan sampel
berdasarkan metode purposive sampling atau pemilihan sampel dengan
pertimbangan tertentu (judgment sampling). Kriteria yang digunakan dalam
pertimbangan yaitu:
a) UMKM belum menggunakan sistem informasi siklus perluasan pasarnya,
baik E-commers ataupun aplikasi berbasis Online liannya.
b) UMKM belum menggunakan e-commerce dalam kegiatan jual belinya.
Ukuran sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Roscoe
(1975) dalam Uma Sekaran (2006) yang menyatakan dalam penelitian
multivariate (termasuk analisi regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya
10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian. Sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 (tiga puluh) responden.

3.3. Data dan Metode Pengumpulan Data


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif. Prinsip penelitian ini adalah menerangkan, mendeskripsikan secara kritis
atau menggambarkan fenomena interaksi dalam suatu masyarakat dengan tujuan

19
untuk mencari dan menemukan makna dalam konteks yang sesungguhnya. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana fenomena Pandemi Covid-19 yang
terjadi di Indonesia dapat mengganggu kestabilan perekonomian di Indonesia
khususnya bagi pelaku UMKM sehingga dibutuhkan strategi untuk mempertahankan
usaha dan mengembangkan bisnis melalui pemanfaatan marketplace.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research)


atau studi literatur, yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang berkaitan
dengan objek penelitian atau mengumpulkan data yang bersifat kepustakaan dengan
menggunakan jurnal, buku, dan web yang relevan dengan penelitian. Data pustaka
umumnya merupakan sumber data sekunder, artinya peneliti memperoleh bahan dari
tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan. Teknik
Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, oleh karena itu
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah data literatur yaitu bahan-
bahan yang koheren dengan objek penelitian dan pembahasan yang dimaksud. Data
yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan cara:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi
kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu dengan
yang lain.
b. Organizing, yaitu mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka yang
sudah dipersiapkan.
c. Finding, yaitu penemuan hasil penelitian merupakan analisis lanjutan terhadap
hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori-teori dan
metode yang telah ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang
merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.

3.4. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) sebagai teknik
analisis data dalam penelitian ini. Dalam analisis ini peneliti melakukan proses
memilih, membandingkan, menggabungkan dan memilah berbagai informasi sehingga
dicapai sebuah data yang relevan. Berikut langkah-langkah analisis yang peneliti
lakukan:

1. Menetapkan tujuan khusus yang akan dicapai dalam penelitian ini

20
2. Menjelaskan istilah-istilah penting yang digunakan dalampenelitian ini.
3. Menentukan data yang akan dianalisis.
4. Mencari data yang relevan.
5. Membangun hubungan konseptual untuk menjelaskan bagaimana pemanfaatan
marketplace dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis dimasa pandemi
Covid-19.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rosita, R. (2020). Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia. Jurnal


Lentera Bisnis, 9(2), 109-120. (https://plj.ac.id/ojs/index.php/jrlab/article/view/380)

Hadi, D. F., & Zakiah, K. (2021). Strategi Digital Marketing Bagi UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) untuk Bersaing di Era Pandemi_Strategi Digital Marketing Bagi UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk Bersaing di Era Pandemi. Competitive, 16(1), 32-41.
(https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/competitive/article/view/1171/832)

Mansir, F., & Majid, M. N. (2021). PEMBERDAYAAN UMKM DALAM


MENGOPTIMALKAN SOSIAL MEDIA DALAM MENGHADAPI ADAPTASI
KEBIASAAN BARU DI BALECATUR SLEMAN DIY. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat ITK (PIKAT), 2(1), 21-28.
(https://journal.itk.ac.id/index.php/pikat/article/view/334/180)

Ariadne, E., & Pratamawaty, B. B. (2020). PELESTARIAN NILAI BUDAYA LOKAL


MELALUI SENI KRIYA, SEBAGAI INOVASI PELAKU EKONOMI KREATIF DI
MASA PANDEMI COVID-19. LOGISTA-Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat, 4(2), 615-624. (http://logista.fateta.unand.ac.id/index.php/logista/article/view/
410)

Harianto, R. A., & Sari, P. N. (2021). Strategic digitalization of UMKM business as an


alternative to survive the COVID-19 pandemic. Linguistics and Culture Review, 5(S1), 617-
623. (http://lingcure.org/index.php/journal/article/view/1446)

22

Anda mungkin juga menyukai