Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi mengenai pembangunan


proyek LRT Jakarta guna mengkaji terhadap penilaian perspektif Balanced
Scorecard (BSC).

2.1. Deskripsi Instansi/Perusahaan


Secara umum data Pembangunan Proyek LRT Jakarta Koridor 1
(Fase 1) Kelapa Gading – Velodrome adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Deskripsi Umum Proyek LRT Jakarta
Pembangunan Proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1)
1. Nama Proyek : Kelapa Gading – Velodrome – Paket P102 – Pekerjaan
Utama
Jl. Pegangsaan Dua (Depot) – Jl. Raya Kelapa Nias –
Jl. Kelapa Gading Boulevard di Kelapa Gading,
Jakarta Utara;
2. Lokasi :
Jl. Kayu Putih Raya di Pulo Gadung, Jakarta Timur –
Jl. Balap Sepeda (Velodrome) di Rawamangun,
Jakarta Timur
3. Pemilik Proyek : PT. Jakarta Propertindo

4. Konsultan : PT. Mott Macdanald Indonesia

5. Kontraktor : PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk


Pekerjaan Sipil dan Pekerjaan Sistem untuk Main
6. Ruang Lingkup :
Line, 6 Stasiun dan 1 Depo
7. Panjang Alinyemen : ± 5,8 Km

8. Nilai Kontrak : Rp. 5.295.000.000,00

9. Sumber Dana : PT. Jakarta Propertindo (Pemerintah DKI Jakarta)

10. Waktu Pelaksanaan : 610 Hari Kalender

3
Pembangunan proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1) Kelapa Gading –
Velodrome terbagi dalam 5 section yaitu:
- Section 1, sepanjang 1208 m
- Section 2, sepanjang 786 m
- Section 3, sepanjang 1053 m
- Section 4, sepanjang 985 m
- Section 5, sepanjang 1072 m

Gambar 2.1. Pembagian Lokasi Kerja

Progres pelaksanaan pembangunan proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1)


Kelapa Gading – Velodrome status tanggal 16 September 2018 :
Persiapan
: 2,40 %
(Preliminries)
Desain (Design) : 1,03 %
Pekerjaan (Track
: 7,12 %
Work)
Sistem (System) : 18,16 %
Total Progress : 88,82 %

4
Gambar 2.2. Progres Pekerjaan status tanggal 16 September 2018

Pembangunan proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1) Kelapa Gading –


Velodrome terdiri dari 6 stasiun dan 1 depot yaitu:
- Stasiun Velodrome
- Stasiun Pacuan Kuda
- Stasiun Pulomas
- Stasiun Kelapa Gading Boulevard
- Stasiun Kelapa Gading
- Stasiun Depot

Gambar 2.3. Maket Depot

5
Gambar 2.4. Layout Depot

Fasilitas stasiun :
a. Tangga dan eskalator sebagai akses masuk dan keluar bagi
penumpang umum
b. Lift sebagai akses masuk dan keluar khusus untuk manula, ibu hamil
dan penyandang disabilitas
c. Tempat penjualan tiket (Ticket Vending Machine), gerbang otomatis
untuk penumpang umum dan gerbang otomatis khusus untuk
pengguna kursi roda
d. Area Concourse (Lantai untuk gerai komersil) yaitu toilet umum,
ruang menyusui, ruang ibadah, dan ruang pertolongan pertama
e. Peron tempat menunggu kereta dilengkapi tempat duduk dan akses
menuju kereta dengan Platform Screen Door (PSD)
f. Public Announcement (PA), Kantor pelayanan pelanggan, sistem
informasi penumpang berisi status kedatangan dan keberangkatan
kereta, Floor Tactile untuk penyandang disabilitas

6
Fasilitas kereta :
a. Tempat duduk prioritas bagi penyandang disabilitas, manula, ibu
hamil, dan anak-anak balita.
b. Kapasitas 1 rangkaian (4 gerbong) 540 penumpang
c. Ruang kereta ber-AC

2.2. Pengertian Balanced Scorecard (BSC)


Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat manajemen, suatu sistem
pengukuran dan juga sistem manajemen kinerja, yang mampu membantu
berbagai organisasi untuk merencanakan,memfokuskan dan mengelola
strateginya. (Jeny Marmen).
Balanced Scorecard (BSC) adalah suatu sistem manajemen strategi
yang berbasis pengukuran (measurement), menetapkan aktivitas-aktivitas
dalam suatu strategi, dan memonitor kinerja strategi tersebut dalam
mencapai tujuannya. (Robert Kaplan dan David Norton).

2.3. Perspektif Keuangan (Financial) pada proyek LRT Jakarta


Dalam perspektif keuangan dengan konsep BSC menjelaskan upaya
apa yang harus dilakukan untuk dapat berhasil secara keuangan.Keuangan
organisasi dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu jangka pendek dan
jangka panjang. Keuangan yang bertujuan jangka pendek meliputi upaya –
upaya yang dapat dilakukan agar produktivitas dapat optimal. Keuangan
yang bertujuan jangka panjang meliputi dua hal utama yaitu peningkatan
pendapatan dan peningkatan nilai bagi pelanggan.
Ditinjau dari 2 sudut pandang tersebut, perspektif keuangan pada
Pembangunan Proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1) Kelapa Gading –
Velodrome :
a. Jangka pendek
- Penyediaan anggaran yang memadai untuk pembangunan
insfrastruktur, pemerintah provinsi DKI Jakarta sangat berperan
dalam pembangunan proyek LRT Jakarta, dengan alokasi biaya
sejumlah Rp. 5,295 M. Dengan dana tersebut pembangunan

7
proyek LRT Jakarta dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat
waktu.
b. Jangka panjang
- Proyek LRT Jakarta merupakan salah satu insfrastruktur
pembangunan dibidang transportasi kereta api yang dapat
meningkatan pendapatan daerah, hal ini tidak luput dari peran
serta masyarakat dalam menggunakan fasilitas transportasi
publik ini.

2.4. Perspektif Pelanggan (Customer) pada proyek LRT Jakarta


Perspektif pelanggan dalam konsep BSC bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pelanggan menilai produk atau jasa. Penilaian tingkat kepuasan
pelanggan dalam pembangungan LRT Jakarta dilakukan dengan survey
pada saat uji coba, untuk saat ini masyarakat puas dengan layanan
transportasi umum kereta api LRT Jakarta yang sudah dilengkapi dengan
fasilitas yang nyaman.

2.5. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process) pada


proyek LRT Jakarta
Yang dimaksud dengan perspektif proses bisnis internal adalah
serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis secara internal yang kerap
disebut dengan rantai nilai (value chain). Dalam pembangunan proyek LRT
Jakarta Koridor 1 (Fase 1) Kelapa Gading – Velodrome ini terlibat
beberapa instansi dan organisasi yang terkait.

Gambar 2.5. Instansi yang terkait dalam pembangunan proyek LRT Jakarta

8
Gambar 2.6. Organisasi yang terkait dalam pembangunan proyek LRT
Jakarta

2.6. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)


pada proyek LRT Jakarta
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini berfokus pada
sumber daya, khususnya sumber daya manusia yang ada di dalam
organisasi. Ada 3 kategori utama yang dianalisis dan diukur dalam
perspektif ini, yaitu :
a. kopetensi karyawan
b. daya dukung teknologi
c. budaya, motivasi dan penghargaan
Pada proyek pembangunan LRT Jakarta, karyawan yang terlibat
dalam proyek sudah mengikuti standar kompetensi yang diberlakukan pada
proyek tersebut.
Salah satunya terlihat dari aturan – aturan yang ditaati oleh karyawan,
contohnya karyawan diwajibkan mengenakan atribut K3 (Keamanan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam pelaksanaan pembangunan.

9
Gambar 2.7. Karyawan yang menggunakan K3

Gambar 2.8. Tanda peringatan tersebar dilokasi proyek

Pembangunan Proyek LRT Jakarta Koridor 1 (Fase 1) Kelapa Gading


– Velodrome ikut perperan dalam bidang pendidikan seperti memberikan
kesempatan kepada mahasiswa – mahasiswa yang ingin mengetahui tentang
penerapan dan pembangunan transportasi umum kereta api.

10

Anda mungkin juga menyukai