Jawab : Perairan harus cukup tenang. Yaitu daerah yang terlindungi dari angin. Gelombang dan arus sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikapal yang ada dipelabuhan tidak terganggu. Lebar dan kedalaman di perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan. Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak ( Maneuver) . Area harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas. Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar dengan leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerak memutar melingkar yang tidak terputus. Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka air surut terendah.
2. Faktor yang mempengaruhi lebar, panjang dan kedalaman kolam pelabuhan:
Jawab : Lebar mulut pelabuhan tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal- kapal yang menggunakan pelabuhan. Biasanya untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhan besar adalah 160 m sampai 260 m. apabila mulut berada diantara pemecah gelombang dengan sisi miring maka lebarnya diukur pada air rendah, yaitu sama dengan lebar yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan pada kedalaman tersebut. Misalnya jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut berada diantara pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3, maka untuk pelabuhan dengan kedalaman 10 m, lebar pada muka air rendah adalah 210 m. Gelombang dari laut dalam akan masuk ke pelabuhan melalui mulut pelabuhan. Dalam perjalanannya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang secara berangsur-angsur karena adanya proses difraksi, yaitu menyebarnya energi gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan rumus Stevenson. Rumus tersebut hanya memberikan hasil perkiraan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kondisi gelombang di kolam pelabuhan diperlukan tes model hidraulis. Panjang / Luas minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar (turning basin) yang terletak didepannya. Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan kemudahan gerak berputar kapal Kedalaman laut / Kolam Pelabuhan sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami pasang surut variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Menurut pengalaman, tinggi pasang surut yang kurang dari 5 m masih dapat dibuat pelabuhan terbuka. Bila lebih dari 5 m, maka terpaksa dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan dan mengeluarkan kapal. Di sebagian besar perairan Indonesia, tinggi pasang surut tidak lebih dari 2 m sehingga digunakan pelabuhan terbuka. Untuk pelayaran, kapal-kapal memerlukan kedalaman air yang sama dengan sarat (draft) kapal ditambah dengan suatu kedalaman tambahan. Kedalaman air untuk pelabuhan didasarkan pada frekuensi kapal-kapal dengan ukuran tertentu yang masuk ke pelabuhan. Jika kapal-kapal terbesar masuk ke pelabuhan hanya satu kali dalam beberapa hari, maka kapal tersebut hanya boleh masuk pda waktu air pasang. Sedang kapal-kapal kecil harus dapat masuk ke pelabuhan pada setiap saat
3. Bagaimana menentukan Letak dari kolam pelabuhan
Jawab : Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan di bongkar muat, jalan-jalan untuk transportasi, dan daerah industri di belakangnya. Tetapi biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya terpenuhi, sehingga diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan hasil optimal. Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai berikut : Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan. Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan.