Anda di halaman 1dari 3

1.

a. Tidak, karena

koperasi memiliki peran yang besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil
kemanfaatan koperasi, pola pikir yang seragam, adanya tanggung jawab dari para pemimpin
koperasi, keseriusan pemerintah yang harus lebih memberikan aspirasi kepada masyarakat untuk
tetap menggunakan koperasi, maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh karena itu tak
heran jika koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang utama perekonomian di Indonesia.

Koperasi merupakan soko-guru atau tulang punggung perekonomian Indonesia karena koperasi
mengisi baik tuntutan konstitusional maupun secara strategis mengisi tuntutan pembangunan dan
perkembanagannya. Koperasi merangkum aspek kehidupan yang bersifat menyeluruh,
substantive makro dan bukan hanya partial makro. Pada Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus
1982, Presiden mengatakan bahwa koperasi adalah sebuah satu soko-guru perekonomian,
mungkin dimaksudkan beliau dalam arti kuantitatif,  yaitu bahwa koprasi merupakan salah satu
penyumbang pada produksi nasional (Produk Domestik Bruto). Penulis berpendapat bahwa
koperasi adalah soko-guru (bukan salah satu) tidak saja pada pengertian kuantitatif, yaitu bahwa
koperasi merupakan aspek kehidupan social-ekonomis yang sifatnya menyeluruh, substantive
makro dan bukan hanya partial mikro. Koperasi dapat hidup pula di dalam bangun-bangun usaha
non-koperasi tetapi tidak sebaliknya.
Iya, karena
Dengan memperhatikan kedudukan Koperasi tersebut maka peran Koperasi sangatlah
penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam
mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis,
kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu
Koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang
menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi
yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan Koperasi selama ini belum sepenuhnya
menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
1945. Demikian pula peraturan perundang-undangan yang ada masih belum sepenuhnya
menampung hal yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya Koperasi baik sebagai
badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan
dengan perkembangan lingkungan yang dinamis perlu adanya landasan hukum baru yang
mampu mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih kuat dan
mandiri.

  Pembangunan Koperasi perlu diarahkan sehingga semakin berperan dalam


perekonomian nasional. Pengembangannya diarahkan agar Koperasi benar-benar
menerapkan prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan demikian Koperasi akan
merupakan organisasi ekonomi yang mantap, demokratis, otonom, partisipatif, dan berwatak
sosial. Pembinaan Koperasi pada dasamya dimaksudkan untuk mendorong agar Koperasi
menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat.
2.
a. Tanggung Jawab Ekonomi
Perusahaan korporasi dibentuk untuk menghasilkan laba secara optimal. Dalam hal ini para
pengelola perusahaan korporasi memiliki tanggung jawab ekonomi (economic responsibility)
diantaranya kepada para pemegang saham (stockholders/shareholders) dimana laba tersebut
sebagian diantaranya akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden dan
sebagian lainnya merupakan laba ditahan (retained earning) yang akan meningkatkan nilai dari
suatu perusahaan.
Selain memiliki tanggung jawab ekonomi kepada para pemegang saham, perusahaan korporasi
juga memiliki tanggung jawab ekonomi kepada para kreditor yang telah menyediakan pinjaman
bagi perusahaan. Dalam hal ii perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membayar cicilan
pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang jatuh tempo.kegagalan perusahaan untuk memenuhi
tanggung jawab kepada para kreditor akan sangat memengaruhi riwayat kredit perusahaan dan
akan mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan (Solihin, 2006).
Tanggung Jawab Hukum
Dalam melaksanakan kegiatan operasinya perusahaan korporasi juga harus mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai bentuk tanggung jawab hukum (legal
responsibility).
Hukum dan peraturan dibuat agar perusahaan berjalan sesuai harapan dan cita-cita masyarakat.
Selain itu, hukum dan peraturan juga membantu menciptakan bisnis yang relatif adil bagi semua
pemain bisnis dalam suatu industri yang saling bersaing satu dengan lainnya. Tujuan yang ingin
dicapai melalui penegakan hukum dan peraturan adalah agar perusahaan yang satu tidak
dirugikan oleh tindakan perusahaan pesaing lainnya.
Tanggung Jawab Sosial
Kotler dan Lee (2005) memberikan rumusan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) sebagai berikut:
”corporate social responsibility is a commitment to improve community well being through
discretionary business practices and contribution of corporate resources”
Dalam definisi tersebut, Kotler dan Lee memberikann penekanan pada kata discretionary dalam
arti bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan semata-mata merupakan komitmen
perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan
merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan seperti
keajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang
ketenagakerjaan.

Daftar Pustaka

Solihin, Ismail. 2014. Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai