Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

(K3) APENDISITIS

DISUSUN OLEH :
SYAHRUL RAMADHAN
433131490120043

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316
2021
Kasus

Tugas Mahasiswa:
1. Baca kasus dibawah ini
Pasien Nn. Tania, usia 25 tahun, dengan nyeri abdomen, dirawat di ruang
Cempaka, mengeluh nyeri pada area abdomen kanan bawah. Dilakukan
pemeriksaan Appendikogram dengan hasil Appendisitis. Pasien mengatakan
satu bulan SMRS nyeri dirasakan hilang timbul dan saat ini dirasakan
menetap, wajah tampak meringis saat aktifitas, tangan memegang perut
kanan bawah, skala nyeri 7. Pasien direncanakan operasi
(APPENDIKTOMI). Infus terpasang NaCl, observasi TD 130/80 mmHg,
frekeunsi Nadi 90x/menit, frekuensi Nafas 20x/menit, Suhu 38C. Diberikan
obat extra Paracetamol tablet dan diberi kompres hangat. Pasien merasa
cemas menghadapi operasi yang akan dilakukan.

Persiapan tindakan operasi pada pasien Nn. Tania, dilakukan persiapan fisik,
administrasi dan mental pasien. Pada pasca operasi hari kedua, pasien
mengalami kembung, belum bisa flatus dan hasil elektrolit Kalium 2,4
mEq/L (nilai normal 3,5 – 5 mEq/L), pasien mendapatkan terapi KCL 10cc

2. Buat laporan penerapan sasaran keselamatan pasien tentang HIGH ALERT


MEDICATION.

Pasien mendapatkan KCL


a. Apakah obat KCl termasuk jenis obat dengan kewaspadaan tinggi (high
alert medication)?
b. Apakah bisa diberi langsung bolus melalui Intra Vena? Jelaskan!
c. Apakah obat KCl bisa disimpan sebagai obat persediaan di ruang
perawatan umum? Jelaskan!
Jawaban

Pasien mendapatkan KCL


a. Apakah obat KCl termasuk jenis obat dengan kewaspadaan tinggi (high
alert medication)?
Obat KCL termasuk kedalam jenis obat high alert medication.
Menurut Permenkes (2011) obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA). Obat-
obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium
klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih
pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat = 50% atau lebih pekat).

b. Apakah bisa diberi langsung bolus melalui Intra Vena? Jelaskan!


Menurut The Australian Council for Safety and Quality (2003), pemberian
obat KCL adalah sebagai berikut :
- Injeksi IM : tidak direkomendasikan
- Injeksi subkutan : tidak direkomendasikan
- Injeksi IV : kontraindikasi (harus dilarutkan jika akan diberikan)
- Infus IV : ampul harus dilarutkan dengan larutan yang kompatibel
melalui IV. Pencampuran harus berhati-hati dan harus dilakukan
pengenceran terlebih dahulu.
- Pada pasien yang memiliki serum dibawah 2,5 mmol/L maka kecepatan
infus tidak boleh melebihi 10 mmol/jam.
- Pada pasien hipokalemia berat kecepatan infus tidak boleh melebihi 20
mmol/jam.
- Untuk bayi dan anak-anak : melalui vena perifer dan vena sentral
konsentrasi yang digunakan 60 mmol/L.
c. Apakah obat KCl bisa disimpan sebagai obat persediaan di ruang perawatan
umum? Jelaskan!
Obat KCL tidak bisa disimpan sebagai obat persediaan di ruang perawatan
umum. Karena penempatan obat high alert oleh petugas pada lemari
penyimpanan obat yang bertanda khusus (list merah dan stiker high alert)
dengan kriteria (khusus kalium klorida pekat) :
- Elektrolit pekat injeksi KCL dan NaCL 3% hanya disimpan di instalasi
farmasi (depo dan gudang) dalam troly emergency (IBS, ICU, ICCU,
NICU, PICU, resusitasi IGD).
- Penempatan obat high alert oleh petugas pada lemari penyimpanan
dengan metode FIFO dan FEFO dengan cara : Obat high alert yang
dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin antara 2-80C maka disimpan
dalam lemari pharmaceutical refrigerator; Obat high alert yang
dipersyaratkan disimpan pada suhu ruangan yaitu 250C maka disimpan
dalam lemari yang diberikan penanda khusus.
Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)

Maksud dan Tujuan SKP 3


Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan
bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pasien, terutama obat-
obat yang perlu diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang
mengandung risiko yang meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat
menimbulkan kerugian besar pada pasien.

Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas:


1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik;
2. Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinis tampak/kelihatan
sama (look alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan
Zantac atau hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga Nama Obat Rupa
Ucapan Mirip (NORUM);
3. Elektrolit konsentrat: potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih
besar dari 3 mmol/ml dan natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%
dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 50% atau lebih
4. Elektrolit dengan konsentrasi tertentu: potasium klorida dengan konsentrasi
1 mEq/ml atau lebih dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40%, atau
lebih.

Untuk meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai, rumah sakit perlu
menetapkan risiko spesifik dari setiap obat dengan tetap memperhatikan aspek
peresepan, menyimpan, menyiapkan, mencatat, menggunakan, serta
monitoringnya. Obat high alert harus disimpan di instalasi farmasi. Bila rumah
sakit ingin menyimpan di luar lokasi tersebut, disarankan disimpan di unit/depo
farmasi yang berada di bawah tanggung jawab apoteker.
LASA (Look Alike, Sound Alike) NORUM ( Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)
- Hidralazine - Hidroxyzine
- Cerebyx - Celebrex
- Vinblastine - Vincristine
- Chlorpropamide - Chlorpromazine
- Glipizide - Glyburide
- Daunorubicine - Doxorubicine

Look-Alike High Alert Drugs

HIGH ALERT

Anda mungkin juga menyukai