Anda di halaman 1dari 8

A.

BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CILIWUNG-CISADANE

GAMBARAN UMUM WILAYAH SUNGAI

1.1 Wilayah Sungai


Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane secara geografis terletak pada posisi 106˚20’ BT sampai 106˚40’ BT dan 6˚0’ LS sampai 6˚20’ LS.
WS Ciliwung Cisadane dilintasi oleh 18 buah sungai orde 1, 33 buah sungai orde 2 dan 4 buah sungai orde 3, nama-nama sungai tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1-1 Nama Sungai yang Melintas di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
N
No ORDE NAMA SUNGAI No ORDE NAMA SUNGAI No ORDE NAMA SUNGAI o ORDE NAMA SUNGAI
1 1 Ciasin 15 1 S. Cakung 29 2 Cicarehan 43 2 Cilongok
2 1 Cikapidilan 16 1 S. Krukut 30 2 Cicayur satu 44 2 Ciodeng
3 1 Cileleus 17 1 S. Pesanggrahan 31 2 Ciesek 45 2 Ciodeng kaler
4 1 Cileungsi 18 1 S. Sunter 32 2 Cigeujug 46 2 Cirarab
5 1 Ciliwung 19 2 Ci leuwibangke 33 2 Cihowe 47 2 Cisabik
6 1 Cimanceuri 20 2 Ci longo 34 2 Ciinang 48 2 Cisauk
7 1 Cimauk 21 2 Cianiwung 35 2 Cijantung 49 2 Ciseuseupan
8 1 Cipirang Melayu 22 2 Ciapus 36 2 Cijantungeun 50 2 Cisuda
9 1 Ciranggon 23 2 Ciapus 37 2 Cijeletreng 51 2 Kali Baru Barat
10 1 Cirarab 24 2 Ciaruteun 38 2 Cikakalen 52 3 Ciherang
11 1 Cisadane 25 2 Ciawi 3 km 39 2 Cikaniki 53 3 Ciherang
12 1 S. Angke 26 2 Cibeuteung 40 2 Cikarang 54 3 Cilemah Abang
13 1 S. Bekasi 27 2 Cibokor 41 2 Cikeruh 55 3 K. Galonggong
14 1 S. Blencong 28 2 Cibudik 42 2 Cikumpa

1
Luas WS Ciliwung Cisadane
5.293,01 Km2 dan dilintasi
oleh 55 buah sungai (18
buah sungai orde satu, 33
buah sungai orde dua dan 4
sungai orde 3), 15 buah DAS.
Sungai utama yang melintasi
WS Ciliwung Cisadane
adalah Sungai Ciliwung dan
Sungai Cisadane yang
berhulu di Jakarta Utara.

(Sumber: KepPres 12 Tahun 2012)

Gambar 1-1 Peta WS Ciliwung Cisadane

2
Hulu

Hilir
Daerah Lepasan Hulu
(discharge area)

Gambar recharge area dan discharge area

Proses hidrogeologis yang terjadi dalam cekungan air tanah meliputi


pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah. Setiap kejadian
hidrogeologis tersebut berlangsung pada daerah yang berbeda.
Daerah Imbuhan
Pengimbuhan terjadi di daerah imbuhan (recharge area) dan pelepasan
(recharge area) air tanah terjadi di daerah lepasan (discharge area). Sedangkan proses
pengaliran terjadi di kedua daerah tersebut namun lebih khusus terjadi
di daerah transisi antara daerah imbuhan dan lepasan. Daerah imbuhan
air tanah atau yang lebih populer disebut sebagai daerah resapan,
adalah daerah resapan air yang mampu menambah air tanah secara
alamiah pada Cekungan Air Tanah. Pengertian tersebut menunjukkan
bahwa tidak semua daerah yang mampu meresapkan air hujan ke
dalam tanah otomatis merupakan daerah imbuhan.

Sumber: Analisis

Gambar 1-4 Peta Daerah Imbuhan dan Lepasan WS Ciliwung-


Cisadane

5
1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah

Gambar 1-9 Rencana Tata Ruang Wilayah WS Ciliwung Cisadane


10
POTENSI SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI

2.1 Potensi Air

2.1.1 Air Hujan

Secara umum, curah hujan tahunan rata- Curah Hujan Rata-rata WS Ciliwung Cisadane
ratanya antara 2.800 mm per tahun. Curah 500
425 Gambar 2-1 Curah Hujan Rata-rata WS Ciliwung-Cisadane

(mm))
hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari 400 407 397
342 328
hingga Bulan Februari, sedangkan yang 300
244 233
terendah terjadi pada Bulan Juni sampai 200 155 142
Bulan Agustus. Curah hujan bulanan rata- 100 67 79 80
rata untuk WS Ciliwung-Cisadane 0
ditunjukkan pada Gambar di samping. Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

2.1.2 Air Permukanan


Berdasarkan hasil analisis RIBASIM, ketersediaan air permukaan di WS Ciliwung-Cisadane adalah 205,13 m3/detik atau 6,5 milyar
m3/tahun.

2.1.3 Air Tanah


Ketersediaan air tanah di WS Ciliwung-Cisadane sebesar 1.899 juta m3/tahun. Data aktual mengenai pengambilan air tanah untuk WS
Ciliwung-Cisadane, baik pengambilan air tanah dangkal maupun air tanah dalam masih terbatas. Pengambilan yang sebenarnya
diperkirakan paling tidak 3 (tiga) kali lebih besar dibandingkan dengan pengambilan yang terdaftar. Angka pengambilan air tanah dangkal

11
yang sebenarnya hanya dapat diperoleh melalui surve i sosial-ekonomi mengenai konsumsi dan kebutuhan air. Dari Tabel A-10 terlihat
bahwa dari curah hujan yang ada di WS Ciliwung Cisadane sebagian besar menjadi run off atau air permukaan.

Curah Hujan, Run-off (= Direct Run Off + Interflow + Baseflow)


450 425 407
400
397
342 328
350
300
244 233
250
(mm))

200
155 142
150
101 98 90 79 97 88
100 77 75 67 80
53 55 65 63
50 55
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Rata-rata CH air tanah Air permukaan

Gambar 2-2 Curah Hujan, Run-off (= Direct Run Off + Interflow + Baseflow) WS Ciliwung-Cisadane
Ciliwung-Cisadane

12
12
Kebutuhan - Ketersediaan di WS Ciliwung Cisadane Tahun 2010
450,0
420 Total Ketersediaan Rata-Rata (water availability)
400,0 Total Kebutuhan Air 2010 (water demand)
350,0 DMI, 2010
Irigasi, 2010
debit (m3/det)
300,0
Tambak, 2010
250,0
200,0
150,0
100,0
50,0
0,0
JAN - I FEB-I MAR-I APR-I MEI-I JUN-I JUL-I AUG-I SEP-I OKT-I NOV-I DES-I

mber: Pola PSDA WS Ciliwung Cisadane, 2012

Gambar 2-3 Neraca Air untuk WS


Ketersediaan air di WS Ciliwung-Cisadane bervariasi menurut waktunya. Debit aliran sungai pada suatu bulan sangat
dipengaruhi oleh tingginya curah hujan yang terjadi di DAS. Dari bulan Oktober hingga bulan Mei, debit sungai sangat tinggi jika
dibandingkan dengan debit pada bulan-bulan lainnya. Hal tersebut terkait dengan kondisi musim yang berlangsung di wilayah ini.

Untuk WS Ciliwung-Cisadane, kondisi ketersedian airnya bersifat tidak mandiri. Artinya, jumlah air tersedia di wilayah ini
tidak hanya berasal dari wilayah sungainya sendiri tetapi sebagian berasal dari DAS lain. Sistem ketersediaan air di sini bersifat
interkoneksi dengan sistem dari DAS tetangga, utamanya dari DAS Citarum dengan Waduk Jatiluhur melalui West Tarum Canal
(WTC). Dengan interkoneksi tersebut menjadikan pola tersedianya air sepanjang tahun akan lebih datar. Pada musim kemarau
ketersediaan air relatif masih tinggi. Di WS Ciliwung-Cisadane kebutuhan air didominasi oleh kebutuhan untuk RKI. Pada
pertengahan tahun kekurangan air terjadi, bersamaan pula dengan menurunnya ketersediaan air untuk irigasi di WS Citarum,
akan tetapi suplai air dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan air. Secara umum kualitasnya yang secara umum sudah

13
13
tercemar, lokasi untuk menampung sumber air belum ada meskip un ada beberapa potensi waduk.
Berdasarkan neraca air/analisis keseimbangan di WS Ciliwung-Cisadane, ditinjau dari total ketersediaan air
(dari curah hujan) dan total kebutuhan air seperti yang ditunjukkan pada Gambar diatas, terjadi defisit. Jika
ditinjau secara ruang dan waktu (dalam hal ini skala distrik air dan waktu perhitungan timestep dua mingguan
selama kurun waktu perhitungan) menunjukkan adanya kekurangan air pada tempat-tempat tertentu.

2.2 Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air

2.2.1 Aspek Konservasi Sumber Daya Air


A. Konservasi Lahan Kritis

Secara umum potensi SDA yang dapat dikembangkan dalam konservasi sumber daya air di WS Ciliwung-
Cisadane dengan memperhatikan perlindungan dan pelestarian sumber daya air secara komprehensif dan
sinergis, mencakup:

1. Reboisasi dan penghijauan pada lahan kritis (hutan dan non-hutan);


2. Pengembangan wanatani (agro forestry) di luar kawasan hutan;
3. Pembangunan waduk dan dam pengendali;
4. Pengelolaan teknik konservasi tanah dan air terpadu berwawasan lingkungan dengan pemberdayaan
masyarakat serta pendampingan pada DAS Hulu dan lahan miring/pegunungan; dan
5. Pengendalian erosi dengan bangunan teknik sipil berbasis lahan dan alur sungai.
B. Program dan Rencana Strategis (Renstra) Provinsi tentang Kualitas Air

Sejak Tahun 2008 Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan
program penataan sungai Ciliwung, yang salah satu programnya adalah Program pengendalian/rehabilitasi
pencemaran air. Adapun tujuan dari penataan sungai Ciliwung adalah untuk mengembalikan fungsi sungai
Ciliwung, baik secara ekologis, sosial maupun ekonomi, serta mendorong peningkatan kapasitas lembaga,
peningkatan peran masyarakat serta makin tumbuhnya tatakelola lingkungan sungai yang baik atau
14

Anda mungkin juga menyukai