BERAT)
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
1. Klasifikasi
( Mochtar, 1998)
1. Patofisiologi
Pada pre – eklampsi terjadi spasme pembuluh darah yang disertai retensi
garam dan air pada biopsi ginjal ditemukan spasme lubal artierole
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilalui oleh suatu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriole dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik
sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi
( Mochtar, 1998)
1. Ginjal
Pada pre – eklampsi aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam
batas – batas normal. Pada pre – eklampsi resistensi pembuluh darah
meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Oedema yang
terjadi pada otak dapat mengakibatkan gangguan usus.
1. Paru – paru
1. Mata
1. Faktor resiko
1. Terjadi pada primigravida ( terutama remaja dan wanita
yang berusia 35 tahun)
2. Wanita gemuk
3. Wanita dengan hypertensi essensial
4. Wanita yang mengalami penyakit ginjal, gemeli,
polihidramnion, DM dan molahidatidosa
5. Riwayat pre – eklampsi keluarga
6. Pasien miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang
atau tidak sama sekali dan nutrisi buruk terutama dengan
diit rendah protein.
2. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
- Manfaat istirahat dan tidur demi ketenangan yang dapat mencegah
PER menjadi PEB
1. Penanganan
- Sesak
- Pada hati terjadi peradangan sehingga menyababkan nyeri ulu hati
- Prematuritas
Rangsang untuk menimbulkan kejang dapat berasal dari luar atau dari
penderita sendiri dan his persalinan merupakan rangsangan yang kuat
maka dari itu pre eklampsi berat lebih mudah menjadi eklampsi pada
saat persalinan
1. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama
1. Kala I
2. Lightening
1. His persalinan
1. Kala IV
1. ibu mengatakan bahagia dengan kelahiran anaknya
2. ibu merasakan lelah
3. Riwayat penyakit ibu
( Pusdiknakes, 1993 )
1. Riwayat meanstruasi
1. Riwayat perkawinan
Yang dikaji yaitu kawin berapa kali, lama kawin dan usia saat kawin
( Hanifa, W, 133 )
( Hanifa W, 133 )
G. . . .P . . . .A . . . . UK . . . . .minggu
1. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu
pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek
samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi ( bila tidak memakai lagi )
serta lamanya menggunakan kontrasepsi
1. ADL
1. Nutrisi
1. Aktivitas
1. Istirahat
1. Personal hygiene
1. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
1. keadaan umum : baik, cukup, lemah
2. Kesadaran : composmentis, samnolen, delirium,
koma
3. TTV : TD : ≥ 140 / 110 mmHg
N : 80 – 90 x/mnt
S : 36 – 37 ºC
Rr : 16 – 20 x/mnt
1. Pemeriksaan khusus
1. Inspeksi
Muka : oedema
1. Palpasi
Abdomen :
Leopold III : untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah ini
sudah atau belum terpegang oleh PAP
1. Pemeriksaan laboraturium
1. Pemeriksaan dalam ( VT )
1. His
Bagi ibu HPP Darah yang keluar lebih dari Mengatasi masalah
500 cc perdarahan tersebut sesuai
Bagi bayi dengan masalah
Suhu < 35ºC
Hypotermi Tempatkan bayi di
Bayi sukar bernafas inkubator, pastikan bayi
Asfiksia tetap hangat
Pasang O2
Langkah ini tidak harus selalu ada. Langkah ini hanya ditulis bila perlu
tindakan yang sesegera mungkin harus dilakukan
1. INTERVENSI
Intervensi Rasional
G . . . . P . . . .
1. IMPLEMENTASI
1. EVALUASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kala I :
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi/regangan, tegangan emosional.
2) Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur
invasif, pemeriksaan vagina berulang.
b. Kala II :
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin
intensif
2) Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
pencetusan persalinan, pola kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian
forcep.
3) Risiko cedera terhadap janin dan jalan lahir berhubungan dengan
malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran disproporsi sefalopelvik
(CPD).
c. Kala III :
1) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia uteri, laserasi jalan lahir,
tertahannya fragmen plasenta.
2) Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah
melahirkan.
3) Resiko perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya
transisi, krisis situasi.
d. Kala IV :
1) Nyeri (akut) berhubungan dengan efek obat-obatan, trauma mekanis/
jaringan, edema jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/peningkatan
perkembangan anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA