Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan

Dosen pengampu : Bapak Drs.H.Muslikh,M.SI

Oleh :

1. Ica Adistia Putri ( 2103000114 )


2. Rizkiyyah Nurizza Banah ( 2103000108 )
3. Tri Defi Fitriana ( 2103000115 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

STIKIP NU KABUPATEN TEGAL

2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesikan tugas makalah yang berjudul “PENDIDIKAN
DAN STRATIFIKASI SOSIAL”. Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan Selain itu,Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang stratifikasi sosial.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu sudah sepantasnya kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada Bapak Drs.H.Muslikh,M.SI. Sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan dan berbagai pihak yang telah
memban-tu terselesaikannya makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sosio Antropologi Pendidikan STKIP NU yang telah
memberikan ijin dan membantu penulis untuk mencari data terkait penelitian yang kami
lakukan.

Terakhir penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
sumbangsih kritik dan saran dari pembaca selalu saya nantikan demi perbaikan laporan
penelitian ini. Meskipun banyak kelemahan disana-sini tetapi saya berharap laporan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat, amin.

Tegal, 28 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1

C. Tujuan penulisan ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2

A. Pengertian Pendidikan............................................................................................................... 2

B. Pengertian Stratifikasi Sosial .................................................................................................... 2

C. Peran Pendidikan Dalam Stratifikasi Sosial .............................................................................. 4

D. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial ............................................................................... 5

E. Cara Menentukan Golongan Sosial ........................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang amat menentukan bagi perkembangan dan


perwujudan diri individu, tingkat pendidikan seseorang mempunyai korelasi yang tinggi
dengan kedudukan sosialnya. Sebagaimana pernyataan Nasution dalam bukunya
Sosiologi Pendidikan menyatakan bahwa:
“Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh seseorang digunakan
sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang
tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah
ditempuhnya” 1
Pendidikan dalam hal ini memiliki peranan yang strategis dalam membentuk
stratifikasi sosial. Sehingga banyak sekali orangtua/wali yang ingin menyekolahkan
anak-anaknya sampai kejenjang yang setinggi mungkin, tanpa melihat bagaimana
keaadaan ekonominya saat ini.
Tingkat pendidikan yang seharusnya mampu mengangkat kedudukan sosial
seseorang kini hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. Ijazah SMA kini
tidak ada artinya untuk mencari kedudukan yang tinggi, bahkan perguruan tinggi yang
dianggap suatu syarat mobilitas sosial tidak mampu menjanjikan lulusannya untuk
memperoleh kedudukan sosial yang baik, tetapi justru kini sudah bertambah sulit untuk
memperoleh kedudukan yang empuk dimasyarakat minimal tiga tahun dan maksimal
empat tahun. Kampus tidak mau tahu, apakah kemampuan intelektual mahasiswanya
sudah mumpuni atau belum, sudah siap dilepas ke tengah masyarakat atau belum, sudah
cukup bekal untuk membangun bangsa dan negara atau belum.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah peran pendidikan dalam stratifikasi sosial itu?
2. Apasajakah sebab-sebab terjadinya stratifikasi sosial itu?
3. Bagaimanakah cara menentukan stratifikasi sosial itu?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran pendidikan dalam stratifikasi sosial.
2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya stratifikasi sosial.
3. Untuk mengetahui cara menentukan stratifikasi sosial.

1
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, hlm. 30.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata „didik‟ dan
mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik.2
Konsep pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada Bab I Pasal 1 Ayat 1, pendidikan
didefinisikan sebagai:3
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang harus direncanakan dengan penuh
kesadaran. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Prayitno menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: 4
“Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.”
Beberapa pengertian pendidikan di atas membuat penulis menyimpulkan bahwa
Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

B. Pengertian Stratifikasi Sosial


Ada beberapa definisi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefisinikan
stratifikasi sosial (Social Stratification), yaitu:5
“1), Menurut Mosaca: Stratifikasi sosial adalah Pembedaan anggota masyarakat
berdasarkan status yang dimilikinya; 2), Menurut Max Weber : Stratifikasi sosial
merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu
atas lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat kami simpulkan bahwa stratifikasi
sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya perbedaan dan/atau

2
Poerwadaminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1995, hlm. 323.
3
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2003: Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I,
Pasal 1, Ayat 1.
4
Prayitno, Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan, Bandung, Grasindo, 1999, hlm. 110.
5
Fritz Hotman S. Damanik, Sosiologi, Klaten, Intan Pariwara, 2009, hlm. 6

2
pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya dalam
komunitas tersebut terdapat strata tinggi, strata sedang, dan strata rendah.
Masyarakat menggolongkan masing-masing orang dalam berbagai kategori, dari
lapisan yang paling atas sampai yang paling bawah, saat itulah stratifikasi sosial
terjadi. Namun ada masyarakat yang melakukan penggolongan sosial dengan cukup ketat,
sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasution bahwa:6
“Ada masyarakat yang mempunyai pola stratifikasi yang sangat ketat seperti,
seseorang yang lahir dalam golongan bawah tidak mungkin meningkat kegolongan yang
lebih tinggi. Keanggotaannya dalam suatu kategori tersebutlah yang menentukan tinggi
pendidikan yang dapat ditempuhnya, jabatan yang dapat didudukinya, orang yang dapat
dinikahinya, dan sebagainya. Golongan yang seperti ini biasa disebut istilah kasta.”
Beberapa masyarakat juga melakukan penggolongan sosial dengan cara yang tidak
seketat seperti yang disebutkan di atas, tetapi bersifat fleksibel dengan batas-batas yang
agak kabur dan senantiasa dapat mengalami perubahan. Dalam masyarakat yang demikian
anak seorang presiden sekalipun dapat menikahi putri dari keturunan golongan sosial
rendah.
Penggolongan sosial di atas terjadi karena adanya sifat sistem pelapisan di
masyarakat. Menurut Sarjono Soekanto, pelapisan di masyarakat dapat bersifat tertutup
(closed social certification) dan terbuka (open social Stratification), hal ini dapat
dijelaskan bahwa : 7
“1, sistem tertutup, dimana membatasi kemungkinan berpindah seorang dari suatu
lapisan kelapisan lain, baik berupa gerak keatas maupun gerak kebawah. Didalam system
yang demikian, satu-satunya jalan menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah
kelahiran. Contoh: masyarakat dengan system stratifikasi social tertutup ini adalah
masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar
stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial. 2, system terbuka yang mana masyarakat
didalamnya memiliki kesempatan untuk berusaha degan kecakapan sendiri untuk naik
lapisan. Atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan atas kelapisan
bawah, kemungkinan terjadinya mobilitas social sangat besar.”
Suatu masyarakat dinamakan tertutup mana kala setiap anggota masyarakat tetap
pada status yang sama dengan orang tuanya. Sedangkan dinamakan terbuka, karena setiap
anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, dimana bias lebih
tinggi atau lebih rendah. Mobilita sosial yang disebut tadi, berarti berpindah status dalam
stratiifikasi social. Berbagai faktor yang menyebabkan perpindahan status, antara lain
pendidikan dan pekerjaan.

6
S. Nasution, Op.Cit, hlm. 26.
7
Bayu Yuliana, Stratifikasi Social Dalam Masyarakat, (Online),
Tersedia, http://bayuekayulian.blogspot.com/2007/06/stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-27.html. diakses
pada tanggal 17 Maret 2022 Pukul 22.30 WIB.

3
C. Peran Pendidikan Dalam Stratifikasi Sosial
Pendidikan telah menjadi sektor yang strategis dalam program pembangunan suatu
bangsa. Sebagaimana pernyataan Yuliana bahwa:8
“Banyak Negara telah menjadikan sektor pendidikan sebagai leading sector yaitu
sektor utama atau unggulan dalam program pembangunan. Ternyata Negara yang
menjadikan pendidikan sebagai leading sector, telah menjadi Negara maju dan telah
menguasai pasar dunia. Jepang menjadi Negara maju karena pendidikan menjadi perhatian
utama dalam kebijakan pembangunan di Negara tersebut.”
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik
didalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat kegolongan
yang lebih tinggi. Dapat dikatakan bahwa penndidikan merupakan suatu jalan untuk
menuju mobilitas sosial.
Mobilitas sosial adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju
perubahan yang lebih baik. Horton dan Chester dalam Idi mengatakan bahwa: “Mobilitas
sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.” 9
Jadi yang dikatakan mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Proses keberhasilan ataupun kegagalan
setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang dikatakan mobilitas sosial.
1. Pendidikan sebagai Mobilitas Sosial
Asumsi dalam mobilitas sosial tentang bertambah tingginya taraf pendidikan
maka semakin besar kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan
menengah. Pendidikan tinggi saat ini masih sangat selektif, dengan menggunakan
komputer untuk menilai tes seleksi menjadi obyektif artinya tidak lagi dipengaruhi
kedudukan orang tua atau orang yang memberikan rekomendasi. Cara itu membuka
kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah untuk
memasuki perguruan tinggi atas dasar prestasinya dalam tes masuk itu. Meskipun tidak
semua orang tua mampu membiayai studi anaknya di perguruan tinggi karena
biaya yang cukup mahal, menjadi suatu hambatan bagi golongan rendah untuk
menyekolahkan anaknya pada tingkat universitas.
Cukup banyak contoh-contoh yang dapat kita lihat disekitar kita tentang orang
yang meningkat dalam status sosialnya berkat pendidikan yang diperolehnya. Hal
senada juga dibenarkan oleh Nasution bahwa:10
“Pada zaman dahulu orang yang menyelesaikan pendidikannya pada HIS, yaitu
SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat
kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi kalau ia lulus MULO, AMS atau Perguruan
Tinggi maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan
dengan demikian masuk golongan sosial menengah atas”
Menurut beliau juga, pada sekarang ini asumsi tersebut tidak selalu benar, beliau
menyatakan bahwa: “pendidikan tidak akan menjadi alat mobilitas sosial bagi golongan

8
Abd. Muhyi Batubara, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Ciputat Press, 2004, hlm 5.
9
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2013, hlm 195.
10
S. Nasution, Op.Cit., hlm. 39.

4
rendah dan menengah apabila tingkat pendidikannya hanya sampai taraf menengah.
Jadi walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai SLTA masih menjadi pertanyaan
apakah mobilitas sosial dengan sendirinya akan meningkat.” 11
Pendidikan SMA-pun saat ini apalagi SD hampir tidak ada pengaruhnya dalam
mobilitas sosial, ijazah SMA tidak ada artinya lagi dalam mencari kedudukan yang
tinggi ataupun menaikkan seseorang kegolongan sosial yang lebih tinggi. Bahkan
pendidikan tinggi yang dianggap sebagai suatu syarat bagi Mobilitas Sosial. Bagi
lulusan perguruan tinggi pun sekarang sudah semakin sulit untuk memperoleh
kedudukan yang baik.
2. Golongan Sosial Mempengaruhi Jenis Pendidikan
Pembedaan-pembedaan berdasarkan golongan di negara demokrasi adalah
“haram” apabila terjadi. Namun dalam kenyataannya menurut Nasution bahwasanya:
“Adanya pembedaan sosial itu tidak dapat disangkal. Ini dapat dilihat dari sikap
rakyat terhadap pembesar atau dari simbol-simbol status seperti mobil mewah dan
sebagainya.”12
Jenis pendidikan merupakan sebuah prioritas, orangtua yang mengetahui batas
kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya.
Sebaliknya anak-anak orang kaya tidak tertarik dengan sekolah kejuruan. Oleh karena
itu dapat diduga bahwa sekolah kejuruan akan lebih banyak memiliki murid dari
golongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas. Walaupun sekolah kejuruan
memberi jaminan yang lebih baik untuk langsung bekerja daripada yang lulus sekolah
menengah umum, tapi tetap saja murid-murid cenderung memilih sekolah menengah
umum.
Demikian juga dengan perguruan tinggi, mata kuliah atau bidang studi yang
berkaitan mempunyai status yang lebih tinggi. Misalnya matematika dan fisika
dipandang lebih tinggi daripada BK atau Tata Buku. Sikap tersebut muncul bukan
hanya pada siswa tapi juga di kalangan guru dan orangtua yang dengan sengaja atau tak
sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya.
Seperti yang telah diketahui bahwasannya pendidikan tidak terlepas dari
masyarakat maka dari itu sekolah sendiri tidak mampu meniadakan batas-batas
tingkatan sosial itu. Akhirnya banyak sekolah yang memberikan pendidikan sesuai
golongan-golongannya bahkan membedakan kurikulumnya.

D. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial


Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian,
kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama
manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti
akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan,
kecakapan seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau
lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak
memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

11
Ibid, hal. 40-41.
12
Ibid, hlm. 41.

5
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti
menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak
mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya
seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor,
penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam
pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang
tidak mempunyai ketrampilan apapun. Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai
berikut : 13
“1, Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak
lahir. Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan
seseorang dalam masyarakat. 2, Terjadinya dengan sengaja, untuk tujuan bersama
dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-
organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan,
Angkatan Bersenjata.”
Stratifikasi sosial biasanya dilatarbelakangi oleh Perbedaan ras dan budaya,
pembagian tugas/kerja yang terspesialisasi, kelangkaan sumber daya maupun kekuasaan.
Sedangkan ukuran atau kriteria yang dominan sebagai dasar pembentukan
stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:14
1. Ukuran kekayaan, Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian
pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam
lapisan yang rendah.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial
dalam masyarakat yang bersangkutan.Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari
ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan, Kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas
dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sering dipakai oleh masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan
akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial dimasyarakatnya.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik,
profesi yang disandang oleh seseorang misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar

13
Ibid, hlm. 41.
14
Fritz Hotman S. Damanik, Op.Cit, hlm 8.

6
yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga
banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh
gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan
seterusnya.”
Kriteria atau ukuran di atas umumnya digunakan untuk mengelompokkan para
anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu. Misalnya, dalam dunia akademik
orang akan cenderung menggunakan tingkat pendidikan untuk menentukan statusnya.

E. Cara Menentukan Golongan Sosial


Konsep tentang penggolongan sosial bergantung pada cara seorang menentukan
golongan sosial itu. Adanya golongan sosial timbul karena adanya perbedaan status
dikalangan anggota masyarakat.
Adapun Macam-Macam Status Sosial adalah sebagai berikut:15
1. Ascribed, Ascribed status adalah tipe status yang diperoleh seseorang secara
alamiah seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain
sebagainya.
2. Achieved, Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras
dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing
yang bisa menjadi sukses karena keuletan dan kegigihannya sehingga bisa mengangkat
derajat kehidupannya, harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned, Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam
lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha
dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku,
ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.”

Status sosial yang di atas, berarti berpindah status dalam stratiifikasi sosial yang
disebabkan oleh berbagai faktor disetiap jenis status sosialnya. Sedangkan untuk
menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti tiga metode berikut ini, yaitu :
1. Metode obyektif yaitu stratifikasi yang ditentukan berdasarkan kriteria obyektif
antara lain : jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan. Menurut
suatu penelitian di amerika Serikat pada tahun 1954, bahwa dokter menempati
kedudukan yang sangat tinggi sama dengan gubernur Negara bagian. Juga professor
tinggi kedudukannya sama dengan ilmuwan, anggota kongres, Dewan Perwakilan
Rakyat. Guru sekolah menduduki tempat yang lebih rendah dari kapten tentara, pemain
orkes atau kontraktor, akan tetapi lebih tinggi dari penyiar radio, masinis, polisi. Yang
paling rendah kedudukannya adalah tukang semir sepatu.
2. Metode Subyektif yaitu dimana dengan menggunakan metode ini kelompok/golongan
social dirumuskan berdasarkan pandangan menurut anggota masyarakat menilai dirinya
dalam hirarki kedudukan dalama masyarakat itu. Kepada mereka diajukan pertanyaan :
“menurut pendapat saudara termasuk golongan manakah saudara dinegara ini, golongan
atas, golongan menengah, atau golongan rendah?

15
Admin, Jenis-Jenis/Macam-Macam Status Sosial & Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat, (Online), Tersedia,
https://odyrogents.wordpress.com/jenis-jenismacam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat/
diakses pada 18 Maret 2022 Pukul 20.05 WIB.

7
3. Metode Reputasi, metode ini dikembagkan oleh Lloyd Warner cs. Dalam metode ini
golongan social dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan
masing-masing stratifikasi masyarakat itu. Kesulitan penggolongan objektif dan
subyektif ialah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang
dalam lingkungan sehari-hari yang nyata tentang golongan social masing-masing. Oleh
sebab itu Warner mengikuti suatu cara yang realistis yakni memberikan kesempatan
kepada orang dalam masyarakat itu sendiri menentukan golongan-golongan mana yang
terdapat pada masyarakat itu lalu mengidentifikasi anggota masing-masing golongan
itu.” 16
Stratifikasi sosial dapat ditentukan dari tiga metode diatas, namun yang paling
mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya
penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda.
Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui
pemilikan sarana hidup.

16
S. Nasution, Op.Cit, hlm 27-28.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa, pertama kita dapat melihat
bahwa pendidikan merupakan hal penting dalam masyarakat. Seperti yang kita tahu bahwa
pendidikan dapat menjadi alat untuk meningkatkan status sosial masyarakat. Namun
pendidikan sendiri dapat menyebabkan stratifikasi sosial dan membuat kesenjangan
didalam dunia pendidikan semakin jelas terlihat. Seperti kasus timbulnya label sekolah
favorit dan tidak favorit. disini jelas terlihat bahwa sekolah yang berlabel sekolah favorit
cenderung dimasuki oleh orang-orang yang berstatus sosial tinggi dan ini menunjukan
bahwa peddikan yang bermutu hanya dapat dijangkau oleh orang-orang berkelas tinggi.
Sedangkan sebaliknya, orang yang berada didalam kelas bawah mereka harus menikmati
pendidikan seadanya.
Disatu sisi kita dapat melihat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting
untuk masyarakat, namun kondisi dari pendidikan itu sendirilah justru yang
memperlihatkan bagaimana stratifikasi sosial yang ada dimasyarakat dimana dalam hal ini
hanya orang-orang yang berstatus sosial tinggilah yang dapat menikmati pendidikan.
1. Peran Pendidikan Dalam Stratifikasi Sosial
a. Pendidikan sebagai mobilitas sosial
b. Jenis pendidikan mempengaruhi golongan sosial
2. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
a. Perbedaan ras dan budaya
b. Pembagian tugas/kerja yang terspesialisasi
c. Kelangkaan sumber daya maupun kekuasaan

9
DAFTAR PUSTAKA

Idi , Abdullah, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.


Damanik. S. Fritz Hotman, Sosiologi, Klaten: Intan Pariwara, 2009.
Nasution, S. Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011.
Yuliana, Bayu, stratifikasi social dalam masyarakat, (online),
tersedia, http://bayuekayulian.blogspot.com/2007/06/stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-
27.html. diakses pada tanggal 17 maret 2022.
Akbar, M.Mahasiswa Bukan Bonsai, (online),Tersedia, http://republika.co.id/berita/jurnalism
e-warga/wacana/16/03/14/o408c7336-mahasiswa-bukan-bonsai, diakses pada, 17 maret 2022.
Admin, Jenis-Jenis/Macam-Macam Status Sosial & Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat,
Tersedia, https://odyrogents.wordpress.com/jenis-jenismacam-macam-status-sosial-
stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat/ diakses pada 18 Maret 2022.

10

Anda mungkin juga menyukai