KELOMPOK 12
Tentang :
“Repetisi Dalam Al-Qur’an”
Dosen Pengampu :
Dr. H. Khoirul Anam,Lc, M.HI
Disusun Oleh :
Yashinta (210202110017)
Ariel Alvi Zahry (210202110034)
FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, serta shalawat dan salam mudah-
mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. Diantara
sekian banyak nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua dan manfaat dari
Rasulullah SAW yang salah satunya telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang yakni agama Islam yang suci dan mulia, oleh karenanya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ulumul Qur’an kami,
Bapak Dr. H. Khoirul Anam,Lc, M.HI. Dalam proses penyusunan makalah ini kami
menjumpai banyak hambatan dan permasalahan namun berkat dukungan dari Bapak Dosen,
teman-teman dan berbagai pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan tepat waktu. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada Bapak Dr. H. Khoirul Anam,Lc, M.HI. selaku Dosen Mata Kuliah
Ulumul Qur’an serta pembimbing dalam penyusunan makalah ini, kepada berbagai pihak
yang telah ikut membantu kami dan kepada semua teman-teman yang selalu memberikan
dukungan untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari Allah SWT. Tentu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari Bapak Dosen, teman – teman dan
semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan makalah saya ini. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian Repetisi …………………………………...…………………………..3
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
M.Quraish Shihab, Mukjizat Alquran, (Bandung: Mizan, 2007), 243
2
Ihsanuddin, Penerapan Kaidah Tikrar dan Hikmahnya dalam Surah Al-Shu’ara Prespektif
Ahmad Musthafa Al Maraghi dan Muhammad Ali Ash Shabuni
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang diangkat dan pemaparan latar belakang, penulis telah menyusun
beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini. Rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Repetisi ?
2. Jelaskan teori bentuk Repetisi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Repetisi Fonologis, Gramatikal dan Tematik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Al-Fairuzabadi, al-Qamus al-Muhut, (Bairut : Dar al-Fikr,1995), Jld. VI, hlm.178
4
Al-Zarkasyi, al-Burhan Fi Ulum Al-Qur’an, (Kairo, Maktabah Isa al-Halabi,tth) Jld, III, hlm.08
5
Lihat : Imam Akhdlari, Ilmu Balaghoh : Terjemahan Jauhar al-Makmum, terj. Moch. Anwar
(Bandung : PT. al-Ma’arif,1993), hlm.114
6
Abd al-Muni’im al-Sayyid Hasan, Zahirat al-Takrar Fi Al-Qur’an al-Karim, (Kairo : Dar al-
3
Pembahasan takrar tidak sebatas pada pengulangan lafal, akan tetapi juga mencakup pada
penghulangan makna, seperti yang terkandung dalam Al-Qur’an. Menurut Raja’ I’d bentuk
taukid lafzi itu tidak mencerminkan seni ungkapan, kecuali apabila penegasan (taukid) ini
dilandasi oleh perasaan hati dan emosional dalam persesuaian konteks penggunaan bahasa. 7
Posisi taukid lafzi dalam konteks kalimat berbeda takrar. Di syaratkan dalam taukid lafzi
posisi antar kata yang diulang harus berdampingan, seperti dalam contoh : Akhaka akhaka.
Sedang dalam takrar tidak di syaratkan berdampingan (mirip dengan taukid lafzi) terkadang
tidak berdampingan.8
4
Dalam pandangan linguistik, definisi repetisi atau pengulangan menunjukkan letaknya dalam
kajiannya. Linguistik memiliki beberapa definisi menurut para ahli, seperti Kridalaksana (1993:
165) mendefinisikan repetisi atau pengulangan adalah penggunaan unsur bahasa beberapa kali
berturut-turut sebagai alat stilistis atau memiliki tujuan yang ekspresif. Sedangkan menurut
Halliday dan Hasan (1976: 278 adalah penyebutan kembali satu unit leksikal yang sama dan telah
disebutkan sebelumnya.
11
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 32
12
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 33
5
2.2 Bentuk-bentuk Repetisi
A. Repetisi Fonologis
Perkataan merupakan aliran udara yang secara berkala dalam sekumpulan nafas. Suara atau
sebuah kata merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain, tetapi harus terbentuk dari
satuan-satuan dasar yang menyusunnya. Satuan-satuan dasar tersebut dapat diurutkan dari yang
terkecil hingga yang terbesar, seperti: fonem, silabel atau suku kata, stress group, tone group,
breath group, dan phonological sentences. Mayoritas para linguis hanya membagi satuan fonologi
yang menyusun perkataan menjadi dua bagian, yaitu satuan bunyi yang disebut fonem dan silabel/
suku kata (Umar, 1997 : 163). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat ditemukan tipe repetisi
fonologis sebagai berikut:13
2. Rima
Rima terjadi akibat adanya pengulangan fonem atau sukukata yang sama di jarak tertentu
yang mana hal ini terjadi akibat akhir ayat dalam surat yang biasa disebut dengan istilah
Fashilah (single). Fashilah atau Fawashil (Plural) yaitu kata yang menjadi penutup dalam
13
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 33
14
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 33
15
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 33
6
setiap ayat sebagai satuan tertentu dalam Al-Qur’an. Sebagaimana Qafiyah syi’ir atau saj’ (As-
Suyuthi, 1962: 2/260). 16
3. Aliterasi
Yaitu pengulangan bunyi atau huruf yang sama di awal kata-kata secara berurutan untuk
menimbulkan suara musical (Al-Khuli, 1982: 10). Bentuk aliterasi sendiri banyak ditemukan
di dalam Al-Qur’an. Contohnya penggunan Konsonan Mim yang dalam ayat-ayatnya. Begitu
juga konsonan lam dan juga konsonan nun.
4. Assonasi
Kridalaksana (1993: 20) menyebutkan Assonasi yaitu pengulangan vokal. Dengan
demikian, pengulangan bunyi selain vokal bukan disebut sebagai assonasi, sebagaimana tidak
ditegaskan letak pengulangan vokal tersebut dalam satuan kebahasaan, baik di awal atau pun
di akhir kata, diawal, tengah atau akhir sukukata. Dalam Bahasa Arab klasik, vokal dikenal
dengan istilah “Harakat”. Harakat terdiri dari 3 vokal pendek dan 3 vokal Panjang yaitu a, i, u,
dan a, u, i. (Holes, 1985: 57 dan Ryding, 2005: 25-30).
B. Repetisi Gramatikal
Yaitu tata Bahasa, sistem atau struktur gramatikal yang terbagi atas morfologi dan sintaksis. Morfologi
sendiri mencakup kata, bagian-bagiannya serta kejadiannya. Sedangkan sintaksis mencakup satuan-satuan
yang lebih besar dari kata, contohnya seperti frasa, klausa kalimat dan hubungan antara satuan-satuan
tersebut. (Kushartanti ed, 2005: 7 dan Alwasilah, 2011: 115).
Hierarki kebahasaan menyebutkan bahwa satuan atau unsur Bahasa diatas yaitu fonem adalah morfem.
Morfem berasal dari kata morph dan form yang berarti bentuk terkecil. Morfem di definiskan sebagai
bentuk terkecil yang memiliki arti (Alwasilah, 2011: 116). Yang memiliki 7 proses morfemis yaitu, afikasi,
reduplikasi, komposisi, konversi, modifikasi internal, suplesi, dan pemendekan (Chear, 2003: 177). Dari
ketujuh proses morfemis yang merupakan pengulangan morfem adalah reduplikasi.
16
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 33
7
1. Reduplikasi
Merupakan proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau Sebagian bentuk dasar tersebut.
Reduplikasi terbagi menjadi dua, yaitu reduplikasi penuh dan reduplikasi parsial (Verhaar, 1996: 152).
Dan reduplikasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu paradigmatis dan derivasional.17
2. Repetisi Kata
Repetisi kata yaitu repetisi satuan Bahasa yang berada satu tingkat lebih besar diatas fonem dan
morfem. Sebagai satuan gramatik, kata dapat terdiri dari satu atau beberapa morfem, satu morfem, dua,
atau tiga bahkan empat morfem. Yang dimaksud kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau
dengan Bahasa lain, setiap satuan-satuan bebas merupakan kata (Ramlan 2012: 33-34). Pengulangan
yang terjadi adalah pengulangan sempurna (repetied form). Justru pengulangan bentuk kata lain adalah
pengulangan dengan penambahan.
3. Repetisi Frasa
Frasa adalah Sebagian satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonproduktif,
atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat. (Chaer,
2003: 222). Ramlan (2005: 139) menyebutkan dua sifat bagi frasa. Pertamam yaitu frasa merupakan
satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua, frasa merupakan satuan yang tidak
melebihi batas fungsi unsur klausa. Frasa harus terdiri dari dua kata atau lebih dan susunannya itu
bukanlah susunan yang bersifat predikatif. 18
17
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 34
18
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 35
8
berpotensi menjadi kalam (kalimat). (Ma’ruf, 2002: 65).
Klausa yang mengalami pengulangan meliputi klausa berpusat dan klausa tak berpusat. Bentuk
klausa yang diulang juga mencakup bentuk klausa terikat dan klausa bebas. Repetisi kalimat meliputi
bentuk kalimat tunggal dan kalimat majmuk dengan 3 ragamnya yaitu koordinatif, subordinative dan
komplek. 19
5. Paralelisme
Repetisi paralelisme yaitu penggunaan kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi sama
dalam bentuk gramatikal yang sama (Keraf, 1984: 126) paralelisme sering dikaitkan dengan penonjolan
atau penekanan retorik (Leech, 1996: 67). Paralelisme sendiri membantu memberi kejelasan dalam
unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam kontruksi yang sama
(Keraf, 1971: 53).
Ragam paralelisme sangat variative karena di dalam Bahasa Arab struktur sintaksis sangat banyak
macamnya, sehingga ragam paralelisme yang ditemukan di Al-Qur’an juga beragam mulai dari struktur
yang mengalami pembahasan gaya Bahasa sehingga struktur memiliki perubahan gaya Bahasa.
C. Repetisi Tematik
Tipe repetisi tematik yaitu paraphrase, yaitu bentuk repetisi yang memanfaatkan teori tentang
pengungkapan ide atau topik pesan lebih dari satu kali. Parafrase adalah pengungkapan Kembali suatu
konsep dengan cara lain dalam Bahasa yang sama namun tanpa mengubah maknanya. Parafrase
memberikan kemungkinan kepada penulis untuk memberi penekanan yang agak lain (Kridalaksana, 2008
dan Al-Khuli 1982: 201).
Berkaitan dengan makna atau pesan Al-Qur’an terdapat 4 ajaran keyakinan yaitu (tauhid, kerasulan,
pahala, hukuman dan eskatologi) yang merupakan ajaran pembahasannya diulang-ulang didalam teks Al-
Qur’an. Baik pada level makro dalam surat atau teks Al-Qur’an, dan level mikro dalam sebuah kalimat
(Rouf, 2004: 204). 20
19
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 36
20
Nur Faizi, dkk. “Bentuk Repetisi Linguistik Dalam Al-Qur’an”, ejournal.uin-malang.ac.id, Vol
9, No 1 (2014). Hal. 37
9
2.3 Contoh Repetisi Leksikal pada Al-Qur’an (Surat Al-Kafirun)
A. Kata
Pengulangan yang terjadi adalah pengulangan yang sempurna (repetited form), yaitu
pengulangan bentuk kata dengan menambahkan kata lain. Dengan maksud, sebuah kata diulang
dengan menambahkan kata lain sehingga menjadi sebuah frasa. Misalnya terdapat pada contoh:
ع َبدْت ُّ ْم َ َو َ َۤل اَنَا
َ عا ِبدٌ َّما
Artinya: “Dan aku tidak menyembah apa yang kamu sembah”. Pada kata ٌعابِد
َ “Penyembah”
yang diulang menjadi satuan frasa عبَدْت ُّ ْم
َ “Kamu Sembah”.
B. Frasa
Menurut kesepakatan para peneliti, bentuk frasa nomina yang hanya diulang hanya pada bagian
depannya saja. Seperti dalam contoh Surat Al-Kafirun ayat 6:
َ لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َول
ِي ِدي ِْن
Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”. Pada bagian ini, terdapat frasa ِد ْينُ ُك ْم
yang hanya diulang sebagian dan penambahan kata lain pada frasa ِي ِدي ِْن َ ول.
َ Akan tetapi,
pengulangan tersebut tidak menunjukkan referen yang sama. Seperti pada kata din yang pertama
merujuk pada agama lain yang dianut oleh orang Quraisy, sedangkan din yang kedua dimaksudkan
untuk agama Allah yaitu Islam.
10
Allah SWT, karena mereka tidak akan pernah menjadi penyembah Tuhan (Allah) yang Nabi
Muhammad SAW sembah.21
21
Al-Jârim, Ali, Mushthafa Amin. 1983. An-Nahwu Al-Wâdhih. Dar Al-Kutub At- Turâtsiyyah:
Beirut.
11
BAB III
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13