Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BERBAGAI PENDEKATAN STUDI KURIKULUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI

Dosen pengampu : Dr. Mukhtar Hadi, M.Si

Disusun oleh
KELOMPOK 2 :

NINDI PUSPITARINI (2001011079)


RANI ANGGRAINI (2001010042)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Berbagai pendekatan studi kurikulum” ini dengan tepat waktu. Makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Mukhtar Hadi, M. Si selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
bersedia memberikan sebagian referensi pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, kami hanya
sebagai manusia biasa yang menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Metro, 22 Februari 2022


Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Studi Kurikulum......................................2

2.2 Macam-macam serta kelebihan dan kekurangan pendekatan studi


kurikulum..........................................................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan
dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam
kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa
dalam mengembangkan potensinya berupa fisik, intelektual, emosional, dan
sosial keagamaan dan lain sebagainya. Dengan memahami kurikulum, para
pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode,
tekhnik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan
tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem
pendidikan ditentukan oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik,
intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh
karena itu, sudah sewajarnya para pendidik memahami kurikulum serta
berusaha mengembangkannya. Berdasarkan uraian diatas maka pada makalah
ini kami akan membahas beberapa pendekatan yang digunakan dalam rangka
mengembangkan kurikulum pendidikan.

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, rumusan


masalah yang di dapat yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian pendekatan studi kurikulum?
2. Apa saja macam-macam pendekatan studi kurikulum?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan studi kurikulum?

3.1 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini agar dapat menambah wawasan pembaca
mengenai pengertian pendekatan studi kurikulum, macam-macam pendekatan
studi kurikulum, serta kelebihan dan kekurangan pendekatan studi kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Studi Kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang ditujukan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan
yang diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri
siswa. Jadi dalam hal ini, pengembangan kurikulum adalah suatu proses
siklus yang tidak pernah ada titik awal dan akhirnya. Sebab, pengembangan
kurikulum merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsur-unsur dalam
kurikulum, yang di dalamnya meliputi tujuan metode dan material, penilaian
dan balikan (feedback).1
Para ahli pendidikan telah menemukan beberapa pendekatan untuk
pengembangan kurikulum. Yang dimaksud pendekatan pengembangan
kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan lebih menekankan pada
usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan
suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan
langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh hasil kerja yang lebih
baik. Tujuan menggambarkan semua pengetahuan dan pertimbangan tujuan-
tujuan pembelajaran, baik berhubungan dengan mata pelajaran maupun
kurikulum secara keseluruhan. Metode dan material menggambarkan metode-
metode dan material sekolah untuk mencapai sebuah tujuan. Penilaian,
berhubungan dengan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang telah
dikembangkan tujuan baru. Kemudian balikan (feedback), merupakan semua
pengalaman yang telah diperoleh dan pada gilirannya menjadi titik tolak bagi
langkah pengembangan. Kurikulum telah banyak berganti dari kurikulum
1994, suplemen 1999, KBK, KTSP, dan kurikulum yang sekarang kita pakai
adalah kurikulum 2013 atau sering disebut dengan K13. Kurikulum 2013
adalah kurikulum pergantian dari KTSP menjadi K13. Kurikulum 2013

1
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), hal. 43-44.

2
memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan,
dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam
materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa
Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika.2

2.2 Macam-macam serta kelebihan dan kekurangan pendekatan studi


kurikulum
1. Pendekatan Subyek Akademis
Pendekatan subjek akademis adalah bentuk model tertua diantara
model lainnya, dan biasanya suatu lembaga pendidikan atau sekolah
sampai sekarang tidak bisa lepas dari pendekatan ini. Pendekatan subjek
akademis bersumber pada aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada
masa lalu. Semua disiplin ilmu pengetahuan telah ditemukan oleh para
pemikir pada masa lalu. Fungsi pendidikan adalah memelihara dan
mewariskan hasil-hasil budaya dan ilmu pengetahuan masa lalu itu
(transfer of knowledge).
Belajar adalah menguasai ilmu pengetahuan dan produk budaya
sebanyak-banyaknya. Orang yang dipandang berhasil adalah orang yang
menguasai seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang telah
disiapkan dan disusun oleh para guru. Dalam pendekatan ini, guru sebagai
penyampai bahan pelajaran memegang peranan yang sangat penting. Guru
harus menguasai seluruh bahan atau materi pelajaran yang ada dalam
kurikulum. Mereka harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi tertentu
yang diajarkan dan diampunya. Lebih dari itu guru adalah model bagi para
siswanya, segala yang disampaikan dan segala tindakannya harus menjadi
bagian dari kepribadian guru yang akan diikuti dan menjadi penutan siswa.
Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan
caramenetapkan lebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari
peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin
2
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori d& Praktik, (Jogjakarta: Ar Ruzz,
2010), hal. 199.

3
ilmu. Misalnya Pendidikan Agama Islam di sekolah itu memiliki beberapa
aspek, yang kalau di madrasah menjadi bidang studi tersendiri, seperti Al-
Qur’an Hadits, Fiqh, Akidah Akhlak dan Sejarah Islam. Bahasa Arab itu
juga mempunyai beberapa aspek, yang apabila di jurusan Pendidikan
Bahasa Arab, maka akan muncul sebagai mata kuliah tersendiri antara lain
nahwu, sharaf, muthala’ah, muhadatsah, balaghah, khithabah dan lain-
lain.3
 Kelebihan dari pendekatan subjek akademis:
a. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan
yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”.
b. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan atau segi
kehidupan tertentu.
c. Pengajaran menekankan pada membaca, menulis, dan memecahkan
masalah-masalah matematis.
 Kekurangan dari pendekatan subjek akademis:
a. Tidak memperhatikan ranah sikap dan keterampilan pada siswa.
b. Evaluasi hasil belajar bersifat subjektif, dimana penilaian hanya
pada UAS dan UTS.
c. Pembelajaran menekankan pada teacher center.
2. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistis dalam pengembangan kurikulum ini
dikembangakan oleh para ahli pendidikan humanistik. Pendekatan
humanistik lebih memberikan tempat yang utama kepada siswa. Hal ini
bertolak dari asumsi bahwa anak didik adalah individu yang pertama dan
utama dalam pendidikan. Anak didik itu memiliki potensi, kemampuan
dan kekuatan untuk berkembang. Pendidik humanis juga berpegang pada
teori Gestalt yang memandang bahwa anak merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Pendidikan diarahkan untuk membentuk menusia yang utuh,
bukan saja segi fisik, intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (sikap,
emosi, perasaan dan nilai).
3
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal.121.

4
Aliran ini berkembang sebagai reaksi atas praktek pendidikan yang
lebih menekankan segi intelektual saja,dengan peran utama dipegang oleh
guru. Menurut pandangan humanistik pendidikan merupakan upaya yang
berusaha untuk menciptakan situasi yang baik, rileks dan akrab. Dengan
situasi yang demikian konddusif, siswa dapat mengembangkan segala
potensi dirinya. Tugas pendidikan adalah memperluas kesadaran diri dan
mengurangi kesenjangan serta keterasingan dari lingkungan. Ada tiga
aliran pendidikan yang termasuk dalam humanistik ini yaitu pendidikan
konfluen, kritikisme radikal dan mistikisme modern.
Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi dan individu
yang harus merespon secara utuh baik pikiran maupun perasaan terhadap
kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kritikisme radikal bersumber
dari aliran romantisme rousseau, yang melihat bahwa pendidikan adalah
upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri
segala potesi yang ada pada dirinya. Dalam pendidikan tidak ada
pemaksaan yang ada adalah dorongan dan rangsangan untuk berkembang.
Mistikesme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui
sensitivity training, yoga, meditasi, kontemplasi, dzikir, dll.4
 Kelebihan dari pendekatan humanistik:
a. Pembelajaran menekankan pada segi fisik, intelektual, sosial dan
efektif.
b. Evaluasi yang lebih mengutamakan proses pembelajaran.
c. Pembelajaran menekankan pada child center.
 Kekurangan dari pendekatan humanistis:
a. Evaluasi pada hasil akhir seperti UTS dan UAS kurang ditekankan.
b. Menurunnya kemampuan guru dalam mengajar.
c. Kurang menguasai disiplin ilmu.

3. Pendekatan Teknologis

4
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Yogyakarta:Teras, 2009), hal. 119 .

5
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini sangatlah cepat,
seperti munculnya tab, laptop, gudget, dan lain-lain. Hal ini juga
berpengaruh terhadap pendidikan tidak terkecuali pada pengembangan
kurikulum. Dan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju dan
canggih ini menjadi salah satu dari beberapa pendekatan pengembangan
kurikulum yang berlaku di Indonesia. Sebenarnya pada zaman dahulu,
pendidikan di Indonesia itu sudah memanfaatkan adanya perkembangan
teknologi seperti penggunaan black board dan kapur, meta dan tinta.
Seiring dengan berjalannya waktu itu pengetahuan dan pendidikan
semakin maju pesat.
Pendekatan teknologis ini memiliki persamaan dengan pendekatan
subyek akademis, yaitu menekankan pada isi atau materi kurikulum.
Tetapi juga memiliki perbedaan, yaitu diarahkan pada penguasaan
kompetensi berbeda dengan pendekatan subyek akademis yang
mengarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.5
Penerapan teknologi dalam bidang kurikulum diwujudkan melalui
dua bentuk,6 yaitu bentuk peangkat lunak (software) dan bentuk perangkat
keras (hardware).
a. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak disebut juga dengan teknologi sistem (system
technology). Pada bentuk ini pengajaran tidak membutuhkan alat dan
media yang canggih, tetapi bahan ajar dan proses pembelajaran disusun
secara sistem, alat dan media disesuaikan tetapi tidak terlalu
dipentingkan.

b. Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat keras biasa disebut juga dengan teknologi alat (tools
technology). Pada bentuk ini pengajaran disusun secara sistem dan
ditunjang dengan penggunaan alat dan media pembelajaran.
Penggunaan alat dan media ini tidak bersifat paten atau bersifat on-off,

5
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal.123.
6
Muhammad Zaini, Pengembangan,,,.hal.124.

6
artinya apabila alat dan media itu digunakan maka akan lebih baik
tetapi apabila tidak maka tidak menganggu ajalnnya aktifitas
pengajaran.
Kelebihan dan kekurangan pendekatan teknologi ini adalah dapat
meningkatkan penguasaan teknologi, lebih lagi apabila menggunakan
program yang lebih terstruktur dengan sistem umpan balik dan
bimbingan yang eratur maka akan mempercepat dan meningkatkan
penguasaan siswa. Adapun kekurangan dari pendekatan teknologi ini
adalah karena kemampuan pendidik yang untuk mengajar dengan
pendekatan ini masi terbatas dan dibutuhkan penguasaan yang tinggi
(analisis,sitesis,evalusi) terhadap bahan ajar yang efektif.

4. Pendekatan Rekonstruksi Sosial


Pendekatan rekonstruksi sosial sering disebut juga dengan
pendekatan rekonstruksionalisme karena memfokuskan kurikulum pada
masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperi polusi, ledakan
penduduk, malapetaka akibat tujuan teknologi, dan lain-lain.7
Pendekatan rekonstruksional sosial berbeda dengan pendekatan
kurikulum lainnya. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada problema-
problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Pendekatan ini bersumber
pada aliran pendidikan interaksional. Pandangannya bahwa pendidikan
bukan upaya sendirian, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerja sama.
Kerja sama atau rekasi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru,
tetapi juga antara siswa dnegan siswa, siswa dengan orang-orang di
lingkungannya dan dengan memecahkan problema-problema yang
dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang
lebih baik.8
Adanya pandangan itu diharapkan, siswa dapat lebih berinteraksi
dengan masyarakat sehingga mengurangi adanya kesenjangan dengan
masyarakat sekitarnya. Sehingga mendorong siswa untuk memecahkan
7
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, (Jogjakarta: Ar Ruzz, 2010), hal.
202 .
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosadakarya,2013), hal.91.

7
masalah tidak dengan individual tetapi dengan bermasyarakat, bergotong
royong dan bekerjasama. Baik antar sesama siswa maupun siswa dengan
pengajarnya.
Kurikulum ini pada dasarnya menghendaki adanya proses belajar
yang menghasilkan perubahan secara relatif tetap dalam perilaku, yaitu
dalam berpikir, merasa dan melakukan. Bila pendidikan dapat mengubah
tingkah laku individu, pendidikan itu dapat juga mengubah masyarakat,
sehingga sekolah dipandang sebagai “agentd of change”. Sifat pendidikan
selalu mengacu pada masa depan sekalipun menggunakan masa lampau
dan masa kini sebagai pijakannya. Oleh karena itu, pendidikan dapat
mengatur dan mengendalikan pengembangan sosial dengan menggunakan
teknik “social engineering” untuk menuju masyarakat yang dicita-
citakan.9
Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial
antara lain melibatkan :10
a. Survei kritis terhadap suatu masyarakat
b. Studi yang melibatkan hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi
nasional dan internasional.
c. Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal
d. Uji coba kaitan prkatik politik dengan perekonomian
e. Berbagai pertimbangan perubahan politik, dan
f. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya.
Pandangan rekonstruksi sosial berkembang karena keyakinan pada
kemampuan manusia untuk membangun dunia lebih baik. Selain itu juga
menekankan pada peranan ilmu dalam memecahkan masalah-masalah
sosial. Beberapa kritikus pendidikan menilai pandangan ini sukar
diterapkan langsung dalam kurikulum (pendidikan). Penyebabnya adalah
pandangan para ahli tentang perkembangan dan masalah-masalah sosial

9
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hal.147.
10
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), hal.146.

8
berbeda. Kemampuan warga untuk ikut serta dalam pemecahan masalah
juga bervariasi.

5. Pendekatan berdasarkan Bahan Ajar (Materi)


Perencanaan dan pengembangan kurikulum berdasarkan materi
atau bahan pelajaran inilah yang mula-mula dilaksanakan. Pemilihan
bahan pelajaran atau materi merupakan inti dari proses belajar mengajar.
Hal ini karena pengembangan kurikulum yang akan diterapkan di kelas itu
mengacu pada bahan pelajaran. Pembahasan mengenai pembaharuan
kurikulum terutamanya membahas bagaimana sumber bahan dapat
berkembang. Pertanyaan pertama yang muncul dalam kaitannya dengan
pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran adalah "bahan apa
yang akan diajarkan/diberikan kepada peserta didik?". Pendekatan ini di
Indonesia diterapkan dalam kurikulum sebelum kurikulum 1975.
Dalam hal ini Rogers mengungkapkan perencanaan dan
pengembangan kurikulum yang berdasarkan materi yang mana akhirnya
menuju pada tujuan pendidikan itu langkah-langkahnya sebagai berikut:11
a. Bahan apa yang akan diajarkan?
Untuk dapat mengetahui berhasil tidaknya proses belajar, dapat diukur
dengan seberapa jauh siswa dapat menguasai bahan.
b. Bagaimana cara mengetahui hasil belajar?
Hal ini dapat diketahui dengan cara melaksanakan evaluasi dengan
berbagai macam evaluasi supaya hasil belajar siswa dapat menjadi
lebih baik.
c. Cara mengajar yang baik
d. Cara pengorganisasian bahan pelajaran
e. Buku sumber yang relevan
f. Media
g. Akhirnya untuk semua kegiatan tersebut harus mengarah ke tujuan
pendidikan.
Bagaimana mengenai kelebihan dan kekurangan pendekatan yang

11
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal..90.

9
berorientasi pada bahan pelajaran? dalam hal ini akan dijelaskan mengenai
hal itu. Kelebihan pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran atau
materi adalah bahwa bahan pengajaran lebih fleksibel dan bebas dalam
menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam menentukan
bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Sedangkan kelemahan dari
pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran adalah karena tujuan
pengajaran kurang jelas, maka sukar ditentukan pedoman dalam
menentukan metode yang sesuai untuk pengajaran. Demikian pula untuk
kebeutuhan penilaian.

6. Pendekatan berdasarkan Tujuan


Penyusunan kurikulum dengan pendekatan yang berorientasi pada
tujuan, artinya bahwa tujuan pendidikan dicantumkan terlebih dahulu.
Tujuan pendidikan di Indonesia tertera pada GBHN. Dari tujuan inilah
dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih terinci, yang akhirnya ke
tujuan yang bersifat operasional. Dari tujuan yang bersifat operasional
yang biasanya berupa TIK inilah dicari topik-topik pembahasan yang
lengkap, yang nantinya akan menjadi GBPP. Akhirnya tersusunlah
kurikulum dengan silabus (GBPP) yang terurai. Langkah berikutnya dari
TIU ke TIK kemudian dijabarkan pada SAP.12
Pada pendekatan yang berorientasi pada tujuan biasanya muncul
pertanyaan yang pertama kali yaitu "tujuan apa yang ingin dicapai, atau
pengetahuan, ketrampilan, sikap apakah yang diharapkan dimiliki oleh
peserta didik setelah menyelesaikan kurikulum?". Dari munculnya
pertanyaan tersebut, maka dalam menjawabnya perlu dirumuskan tujuan
dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan, secara jelas
dan operasional. Berdasarkan tujuan ini kemudian ditetapkan materi
pengajaran, kegiatan belajar-mengajar, ataupun materi pengajarannya.13

12
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 92.
13
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), hal. 56.

10
Adapun kelebihan dan kekurangan dari pendekatan yang
berorientasi pada tujuan ini menempatkan rumusan atau penetapan tujuan
yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi
arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Bagaimana mengenai
kelebihan dan kelemahan dalam pendekatan yang berorientasi pada
tujuan? dalam hal ini akan ditemukan beberapa kelebihan dan
kekurangannya.
Kelebihan dari pendekatan pengembangan kurikulum yang
berorientasi pada tujuan sebagai berikut.
a. Tujuan yang ingin dicapai jelas bagi penyusun kurikulum
b. Tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula di dalam
menetapkan materi pelajaran, metode, jenis kegiatan dan alat yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
c. Tujuan-tujuan yang jelas itu juga akan memberikan arah dalam
mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.
d. Hasil penilaian yang terarah tersebut akan membantu penyusunan
kurikulum di dalam mengadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Meskipun pendekatan ini mempunyai banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan pendekatan yang berorientasi pada bahan, tetapi
pendekatan ini juga memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam
merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru). Apalagi jika tujuan tersebut
harus dirumuskan lebih khusus, jelas, operasional, dan dapat diukur. Unk
merealisasikan maksud tersebut, pihak guru dituntut memiliki keahlian,
pengalaman, dan keterampilan dalam perumusan tujuan khusus
pengajaran. Jika tidak demikian maka akan terwujud rumusan tujuan
khusus yang bersifat dangkal dan mekanistik.

7. Pendekatan berdasarkan Kemampuan


Sebenarnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan sama
dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya kalau
kurikulum berdasarkan kemampuan itu tujuannya lebih setelah kuliah

11
mahasiswa akan mempunyai kemampuan apa? Atau dengan kata lain
apakah semua kegiatan proses belajar mengarah menuju kemampuan
yang diharapkan oleh lulusan lembaga tersebut. Oleh karena itu dapat
diibaratkan bahwa kemampuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan
institusional, sedang tujuan kurikulum yaitu berupa berbagai
subkemampuan yang masing-masing berorientasi pada profesi.14
Peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran
terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dalam kesempatan belajar yang
ada dan diberikan oleh lingkungan. Peserta didik memiliki potensi
bawaan sendiri-sendiri, meskipun aspek-aspek perkembangannya sama
tetapi tingkatannya berbeda-beda. Pendekatan berdasarkan kemampuan
ada keterkaitannya dengan pendekatan kompetensi dan pendekatan
kemampuan standar. Keduanya sama-sama menekankan pada
kemampuan, hanya beebeda jenis kemampuannya. Dalam pendekatan
kompetensi, kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan yang
mengarah pada pekerjaan, sedangkan dalam pendekatan kemampuan
standar pada kemampuan umum. Pendekatan kemampuan standar dapat
dipandang sebagai bagian dari pendekatan kompetensi, atau sebaliknya
pendekatan kemampuan standar mencakup kompetensi umum dan
kompetensi kerja.
 Kelebihan dari pendekatan berdasarkan kemampuan ini adalah :
a. Memfokuskan pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh
peserta didik sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk
perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai sesuatu kriteria
keberhasilan.
b. Pendekatan ini menuntut guru yang berkualitan dan profesional
untuk melakukan kerja sama dalam rangkaian meningkatkan
kualitas pendidikan.

14
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.
100.

12
 Kekurangan dari pendekatan berdasarkan kemampuan ini
adalah :
a. Potensi atau kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan
sangat tergantung pada kesempatan dan kondisi lingkungannya.
b. Kurangnya dampak perubahan kurikulum karena hasil
kegiatannya seolah-olah dilaksanakan dari atas tanpa
memperhatikan people change.
c. Mengabaikan segi teknis dan profesional tentang kurikulum.

8. Pendekatan berdasarkan Culture (budaya)


Pendekatan berdasarkan Culture atau budaya ini dibagi menjadi
dua bagian, yaitu :
a. Pendekatan Kultural dan Pandangan Child-Centered
Pendekatan kultural adalah suatu pendekatan yang bersumber dan
berorientasi pada kebudayaan. Jika pendekatan ini dikaji lebih lanjut
terdapat sejumlah karakteristik, sebagai berikut :
1) Mengakui bahwa manusia itu adalah suatu yang utuh, suatu
keseluruhan yang memiliki potensi yang luas dan lengkap.
2) Mengakui kualitas manusia baik secara material maupun secara
spiritual, yang mampu bekerja dan menghadapi tuntutan-tuntutan
sosial sekitarnya.
3) Sanggup mengadakan perubahan-perubahan, sehingga tercapai
keadaan yang lebih baik.
4) Manusia yang seimbang, baik secara pribadi, hubungan dengan
masyarakat dan alam. Dan bangsa-bangsa lain serta dengan Tuhan.
5) Menjunjung tinggi martabat manusia sebagai makhluk Tuhan.
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kultural sejalan dengan pendekatan pengembangan
kurikulum yang berpusat pada anak.
 Kelebihan dari pendekatan ini adalah :
a) Pembelajaran berpusat pada anak.

13
b) Pembelajaran menekankan pada pengembangan individu yang
kreatif
c) Membentuk individu yang demokratis
Kekurangan dari pendekatan ini adalah kurangnya penguasaan
pada teknologi pendidikan.
b. Pendekatan Kultural dan Activity Curriculum
Segi kesamaannya. Pendekatan kultural mengakui martabat
manusia sebagai suatu yang utuh dan mengakui kualitas manusia.
Demikian halnya prinsip activy curriculum mengakui kebutuhan
personal, masalah personal, yang sedikit banyak mengakui pula
hakikat kemanusiaan anak. Segi Perbedaannya. Terletak pada konsep-
konsep sebagai berikut:
1. Pendekatan kultural berpijak pada pandangan, bahwa pedidikan
adalah bagian dari kebudayaan. Sedangkan activity curriculum
lebih nenitikberatkan pada situasi dan kondisi masa sekarang,
realita yang ada dan yang aktual.
2. Pendekatan cuktural cenderung menyetujui kosep belajar seumur
hidup, sedangkan activity curriculum, belajar adalah transaksi aktif
melalui pengalaman langsung.
3. Ruang lingkup dan urutan kurikulum ditentukan oleh minat dan
kebutuhan siswa sendiri sebagai selector, sejalan dengan pemikiran
kultural karena pelajaran terutama ditentukan oleh sistem nilai
masyarakat dan kebudayaa, sejalan dengan perubahan-perubahan
masyarakat.
4. Activity curriculum mengutamakan penggunaan metode problem
solving dan mempersiapkan tuga-tugas sendiri, sedangkan
pendekatan kultural juga menggunakan metode lainnya
sehubungan dengan pewarisan dan transformasi kultural.15
Kelebihan dari pendekatan ini adalah pembelajaran yang
menekankan pada nilai budaya. Sedangkan kekurangan dari

15
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2010), hal.120-122.

14
pendekatan ini adalah kurang fleksibel dan kurangnya penguasaan
pada teknologi pendidikan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang ditujukan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan
yang diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri
siswa. Macam-macam pendekatan studi kurikulum ada delapan bagian
diantaranya yaitu : Pendekatan Subyek Akademis, kelebihan pendekatan
subjek akademis yaitu pengajaran menekankan pada membaca, menulis, dan
memecahkan masalah-masalah matematis. Sedangkan kekurangannya yaitu
evaluasi hasil belajar bersifat subjektif, dimana penilaian hanya pada UAS
dan UTS. Pendekatan Humanistik, kelebihan pendekatan humanistik yaitu
pembelajaran menekankan pada segi fisik, intelektual, sosial dan efektif.
Sedangkan kekurangannya yaitu evaluasi pada hasil akhir seperti UTS dan
UAS kurang ditekankan. Pendekatan Teknologis, kelebihan pendekatan
teknologi ini yaitu dapat meningkatkan penguasaan teknologi, lebih lagi
apabila menggunakan program yang lebih terstruktur dengan sistem umpan
balik dan bimbingan yang eratur maka akan mempercepat dan meningkatkan
penguasaan siswa. Sedangkan kekurangannya yaitu karena kemampuan
pendidik yang untuk mengajar dengan pendekatan ini masi terbatas dan
dibutuhkan penguasaan yang tinggi (analisis,sitesis,evalusi) terhadap bahan
ajar yang efektif. Pendekatan Rekonstruksi Sosial, adanya pandangan itu
diharapkan, siswa dapat lebih berinteraksi dengan masyarakat sehingga
mengurangi adanya kesenjangan dengan masyarakat sekitarnya. Sehingga
mendorong siswa untuk memecahkan masalah tidak dengan individual tetapi
dengan bermasyarakat, bergotong royong dan bekerjasama. Baik antar
sesama siswa maupun siswa dengan pengajarnya. Pendekatan berdasarkan
Bahan Ajar atau Materi, kelebihan pendekatan yang berorientasi pada
bahan pelajaran atau materi adalah bahwa bahan pengajaran lebih fleksibel
dan bebas dalam menyusunnya, sebab tidak ada ketentuan yang pasti dalam
menentukan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Sedangkan

16
kelemahan dari pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran adalah
karena tujuan pengajaran kurang jelas, maka sukar ditentukan pedoman
dalam menentukan metode yang sesuai untuk pengajaran. Pendekatan
berdasarkan Tujuan, adapun kelebihan dan kekurangan dari pendekatan
yang berorientasi pada tujuan ini menempatkan rumusan atau penetapan
tujuan yang hendak dicapai dalam posisi sentral, sebab tujuan adalah pemberi
arah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pendekatan berdasarkan
Kemampuan, kelebihan pendekatan berdasarkan kemampuan yaitu
memfokuskan pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta
didik sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau
keterampilan peserta didik sebagai sesuatu kriteria keberhasilan. Sedangkan
kekurangannya Kurangnya dampak perubahan kurikulum karena hasil
kegiatannya seolah-olah dilaksanakan dari atas tanpa memperhatikan people
change. Pendekatan berdasarkan Culture (budaya), kelebihan dari
pendekatan ini yaitu pembelajaran yang menekankan pada nilai budaya.
Sedangkan kekurangan dari pendekatan ini yaitu kurang fleksibel dan
kurangnya penguasaan pada teknologi pendidikan.

3.2 Saran
Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan
tetapi, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dari
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan
makalah di masa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.


Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar
Ruzz.
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Subandijah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosadakarya.
Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi
Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: Teras.

18

Anda mungkin juga menyukai