Oleh:
Laurensius Arliman S
laurensiusarliman@gmail.com
Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Padang (STIH Padang) dan Mahasiswa Doktor Ilmu Hukum
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Abstrak
Pemerintahan sistem presidensil adalah suatu pemerintahan dimana kedudukan eksekutif tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada
diluar pengawasan (langsung) parlemen. Presidensialisme dan sistem multipartai bukan hanya
merupakan “kombinasi yang sulit”, melainkan juga membuka peluang terjadinya deadlock dalam
relasi eksekutif dan legislatif yang kemudian berdampak pada instabilitas demokrasi presidensial.
Sistem pemerintahan dalam lintasan konstitusi yang berlaku adalah sebanyak 5 kali, hal ini terbagi
dari: tiga kali memakai sisten presidensil, satu kali Parlementer Semu (Quasi Parlementer), dan satu
kali memakai sistem presidensil. Dalam koalisi pemerintahan, parpol tidak bertanggung jawab
menaikkan presiden dalam pemilu sehingga parpol cenderung meninggalkan presiden yang tidak lagi
popular. Pemilu presiden selalu ada di depan mata sehingga partai politik berusaha sebisa mungkin
menjaga jarak dengan berbagai kebijakan presiden, yang mungkin baik, tetapi tidak populis. Alasan
ketidakcocokan, kemungkinan akan menjatuhkan pemerintah secara inkonstitusional. Besarnya
peluang pergantian pemerintah secara inkonstitusional amat relatif karena dalam sistem
presidensialisme amat sulit menurunkan presiden terpilih. Akibat multi partai di Indonesia dapat kita
rasakan bersama, yaitu sulitnya Presiden untuk membuat keputusan berkaitan dengan masalah
kehidupan berbangsa dan negara yang strategis. Sebenarnya posisi Presiden sangat kuat karena
presiden dipilih langsung oleh rakyat bukan dipilih oleh DPR. Tetapi dalam hal penerbitan dan
pengesahan perundang-undangan presiden perlu dukungan DPR.
Kata Kunci: Presidensil. Konstitusi, Indonesia.
Abstract
A presidential system government is a government in which the executive position is not accountable
to the representative body of the people, in other words the executive power is outside (direct)
parliamentary oversight. Not only is presidentialism and a multiparty system a "difficult
combination", it also opens up opportunities for deadlocks in executive and legislative relations which
then impact on the instability of presidential democracy. The government system in the constitutional
trajectory that applies is as much as 5 times, it is divided into: three times using a presidential system,
one time Quasi Parliamentary (Quasi Parliamentary), and one time using a presidential system. In a
coalition government, political parties are not responsible for raising the president in the election so
political parties tend to leave the president who is no longer popular. Presidential elections are always
there before the eyes so that political parties try as much as possible to keep distance from various
presidential policies, which may be good, but not populist. The reason for the incompatibility, is likely
to bring down the government unconstitutionally. The magnitude of the opportunity for
unconstitutional change of government is very relative because in a presidential system it is very
difficult to reduce an elected president. We can feel the multi-party effects in Indonesia, namely the
difficulty of the President to make decisions relating to the problems of national life and strategic
state. Actually the position of the President is very strong because the president is directly elected by
the people not elected by the DPR. But in the case of the issuance and ratification of the presidential
legislation the DPR needs support.
Keywords: Presidential. The Constitution, Indonesia.
[77]
P-ISSN : 2528-651X
Muhakkamah Vol. 4 No. 2 November 2019 E-ISSN : 2598-8042
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang kelompok sistem, yaitu: Sistem parlementer
Berpatokan kepada konstitusi suatu (parliamentary executive) dan sistem
negara, umumnya digunakan untuk presidensil dengan fixed executive atau non
mengatur dan sekaligus untuk membatasi parliamentary executive.
kekuasaan negara. Melalui konstitusi, dapat Pemerintahan sistem presidensil adalah
dilihat sistem pemerintahan, bentuk negara, suatu pemerintahan dimana kedudukan
sistem kontrol antara kekuasaan negara, eksekutif tidak bertanggung jawab kepada
jaminan hak-hak warga negara dan tidak badan perwakilan rakyat, dengan kata lain
kalah penting mengenai pembagian kekuasaan eksekutif berada diluar
kekuasaan antar unsur pemegang kekusaan pengawasan (langsung) parlemen. Presiden
negara seperti kekuasaan pemerintahan dalam sistem ini memiliki kekuasaan yang
(eksekutif), kekuasaan legislatif, dan kuat, karena selain sebagai kepala negara
kekuasaan yudisial. 1 juga sebagai kepala pemerintahan yang
Perkembangan demokrasi modern mengetuai/mengepalai kabinet (dewan
5
menurut Kranenburg, demokrasi modern menteri). Oleh karena itu, agar tidak
dapat dibagai dalam tiga kelas, tergantung menjurus kepada diktatorisme, maka
pada hubungan antara organ-organ diperlukan checks and balances, antara
pemerintahan yang mewakili tiga fungsi lembaga tinggi negara inilah yang disebut
yang berbeda. 2 Klasifikasi tersebut yaitu: (1) checking power with power.6
pemerintahan rakyat melalui perwakilan Menurut Rod Hague, di dalam
dengan sistem parlementer. (2) pemerintahan pemerintahan presidensil, setidaknya terdiri
rakyat melalui perwakilan dengan sistem dari tiga unsur yaitu: 7
pemisahan kekuasaan. (3) pemerintahan a) Presiden yang dipilih rakyat memimpin
rakyat melalui perwakilan dengan disertai pemerintahan dan mengangkat pejabat-
pengawasan langsung oleh rakyat.3 pejabat pemerintahan yang terkait;
Sedangkan Miriam Budiardjo 4 b) Presiden dengan dewan perwakilan
membedakan hal di atas, kedalam dua memiliki masa jabatan yang tetap, tidak
bisa saling menjatuhkan; dan
1
Laurensius Arliman S, Polemik Sistem
c) Tidak ada status yang tumpang tindih
Presidensil dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di antara badan eksekutif dan badan
Indonesia, Makalah yang disampaikan dalam seminar legislatif.
nasional yang diadakan oleh Fakultas Hukum
Universitas Ekasakti bekerjasama dengan Presiden dalam sistem presidensil,
Perhimpunan Hukum Progresif Universitas Ekasakti memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
pada tanggal 19 November 2019 di Auditorium
dapat dijatuhkan karena rendahnya
Universitas Ekasakti, Padang, Sumatera Barat, hlm. 1.
2
M Taufiqurahman, Peran Perancang dukungan politik. Namun masih ada
Peraturan Perundang-Undangan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pengawasan
Produk Hukum Daerah Melalui Executive Preview,
5
Soumatera Law Review, Volume 2, Nomor 2, 2019, Inu Kencana Syafiie, Sistem Pemerintahan
10.22216/soumlaw.v2i2.4341. Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 53.
3 6
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Inu Kencana Syafiie dan Azhari, Sistem
Pemerintahan Negara, Bina Aksara, Yogyakarta, Politik Indonesia, Refika Aditama, Bandung,
1982, hlm. 69. 2005, hlm. 14.
4 7
Miriam Budardjo, Dasar-Dasar Ilmu Rod Hague-et al, Comparative Government
Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, hlm. and Politics, MacMillan Press, London, 1998, hlm.
301-303 26.
[78]
Laurensius Arliman S : Penyelenggaraan Sistem Presidensil………………………………………….........….…77-89
[79]
P-ISSN : 2528-651X
Muhakkamah Vol. 4 No. 2 November 2019 E-ISSN : 2598-8042
[80]
Laurensius Arliman S : Penyelenggaraan Sistem Presidensil………………………………………….........….…77-89
dewasa ini, ternyata gagal memberikan (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
sumbangan kepada negara karena tidak belum dapat dibentuk. Pasal IV Aturan
mengkondisikan pembentukan kekuatan Peralihan UUD 1945 menyebutkan bahwa
oposisi yang diperlukan untuk menopang sebelum lembaga-lembaga seperti MPR,
rezim dan pemerintahan yang kuat, stabil, DPR, atau DPA dibentuk, kekuasaannya
dan efektif secara demokratik.15 Bersamaan dipegang oleh Presiden yang dibantu oleh
dengan itu, sistem multipartai tidak pula komite nasional (KNIP). Inilah yang
berfungsi untuk melandasi praktik politik menyebabkan kekuasaan Presiden pada saat
check and balances, baik diantara lembaga itu sangat besar.
negara maupun fraksi pemerintah dengan Oleh karena itu, demi menghindari
fraksi lainnya di lembaga perwakilan rakyat. absolutisme/kemutlakan kekuasaan presiden
B. RUMUSAN MASALAH maka dilahirkan kebijakan-kebijakan yang
Berdasarkan latar belakang yang telah memungkinkan pelaksanaan pemerintahan
diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa negara tetap berjalan demokratis. Kebijakan-
permasalahan yang akan dibahas dalam kebijakan tersebut antara lain adalah sebagai
penelitian yaitu: berikut: a) Maklumat Pemerintah No. X
1. Bagaimana sistem pemerintahan dalam Tanggal 16 Oktober 1945 tentang Perubahan
lintasan konstitusi yang berlaku? Fungsi KNIP menjadi Fungsi Parlemen;16 b)
2. Bagaimana polemik sistem Presidensil Maklumat Pemerintah Tanggal 3 November
dalam penyelenggaraan pemerintahan di 1945 mengenai Pembentukan Partai
Indonesia? Politik;17 dan c) Maklumat Pemerintah
C. PEMBAHASAN Tanggal 14 November 1945 mengenai
1. Sistem Pemerintahan dalam Lintasan Perubahan dari Kabinet Presidensial ke
Konstitusi yang Berlaku di Indonesia
Sistem Pemerintahan Periode 1945 –
1949 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 16
Maklumat Pemerintah tersebut memuat
1949) diktum yang intinya, sebagai berikut: a) Komite
Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR
Sistem pemerintahan yang dikehendaki (hasil pemilihan umum) diserahi kekuasaan legislatif
oleh UUD 1945 orisinil ini adalah dan menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara;
dan b) Menyetujui bahwa pekerjaan Komite Nasional
presidensial. Akan tetapi dua bulan setelah
Pusat sehari-hari berhubung dengan gentingnya
penetapan UUD 1945 sebagai hukum dasar keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang
negara Indonesia, sistem pemerintahannya dipilih diantara mereka dan yang bertanggung jawab
kepada Komite Nasional Pusat. Dengan lahirnya
mengalami pergeseran menjadi parlementer. maklumat tersebut menegaskan bahwa kekuasaan
Hal ini diakibatkan karena pada periode ini legislatif dipegang oleh KNIP. Hal tersebut tentunya
kekuasaan pemerintahan cenderung tidak lagi sejalan dengan amanah Pasal IV Aturan
Peralihan UUD 1945 yang menugasi KNIP sebagai
tersentralisasi. Hal yang demikian itu pembantu presiden. Dengan adanya maklumat ini
dikarenakan lembaga-lembaga legislatif berarti pula kekuasaan presiden dalam bidang
legislatif berkurang.
seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat 17
Maklumat Pemerintah Tanggal 3
(MPR) ataupun Dewan Perwakilan Rakyat November 1945 tentang Pembentukan Partai Politik
merupakan upaya pemerintah saat itu dalam
memberikan kesempatan rakyat berpartisipasi dalam
15
Laurensius Arliman S, Keterbukaan pemerintahan. Dengan lahirnya maklumat ini, ide
Keuangan Partai Politik Terhadap Praktik Pencucian untuk mendirikan partai-partai politik sebagai bentuk
Uang Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi, Jurnal Cita pemberian kesempatan partisipatif rakyat seluas-
Hukum, Vol. 4, No. 2, 2016, doi: 10.15408/jch.v4i2.3 luasnya melalui sistem multi partai mendapatkan
433. tempat.
[81]
P-ISSN : 2528-651X
Muhakkamah Vol. 4 No. 2 November 2019 E-ISSN : 2598-8042
[83]
P-ISSN : 2528-651X
Muhakkamah Vol. 4 No. 2 November 2019 E-ISSN : 2598-8042
[84]
Laurensius Arliman S : Penyelenggaraan Sistem Presidensil………………………………………….........….…77-89
sebelumnya diatur dalam UUD 1945 pra- murni. Tetapi, kebenaran konsep di atas
amandemen, di mana kekuasaan legislasi hendaknya perlu diuji dalam tataran politik
pada dasarnya berada di tangan Presiden; praktis, sebab demokrasi pada hakekatnya
e) Pengangkatan dan pemberhentian menteri adalah merupakan konteks budaya politik
merupakan hak prerogatif Presiden tanpa bukan hanya konteks penafsiran dan
perlu mekanisme per- setujuan dari DPR, pelaksanaan terhadap konsitusi. 24
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat Sebagaimana dikatakan oleh Richard
(2). Oleh karena itu, tanggung jawab Holder Williams bahwa, a constitution is a
pemerintahan sepenuhnya berada di legal document which contains “the rules of
tangan Presiden; the political game”. Selain itu, politik praktis
f) Penggunaan “fixed tenure of office” untuk Indonesia yang berubah secara signifikan
Presiden dan Wakil Presiden yaitu 5 salah satunya disebabkan oleh kemajuan dari
(lima) tahun. Hal ini dapat dilihat dalam pemahaman dan praktik konsitutisionalisme
Pasal 7; pasca amandemen UUD 1945. Hal ini
g) Lama jabatan tersebut ditegaskan pula sebagimana diutarakan oleh Rosen, the form
dalam Pasal 3 ayat (3), yang menyatakan in which the consitutition making process is
bahwa, MPR hanya dapat adopted may reveal the character of the
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil future political configuration, particularly if
Presiden dalam masa jabatannya menurut the process takes place during a transition
UUD. Yang tidak lain adalah mekanisme from an authoritarian rule.25
impeachment, sebagaimana diatur pula Penerapan sistem presidensil di
dalam Pasal 7A. Indonesia, setidaknya ada dua hal yang
h) Presiden tidak bertanggung jawab kepada menyebabkan tidak bertajinya penerapan
lembaga politik tertentu tetapi langsung sistem teressbut, yaitu penegasan terhadap
kepada rakyat pemilihnya. Sebagai sistem presidensil yang turut diiringi dengan
konsekuensi legal dan politis dari penguatan peran dan wewenang parlemen
dianutnya sistem pemilihan secara dalam hubungannya dengan eksekutif, serta
langsung bagi Presiden dan Wakil sistem politik yang menggunakan sistem
Presiden. Meskipun secara praktek, multi partai.
Presiden pada setiap akhir tahun tetap Pelaksanaan sistem presidensil
membacakan laporan kinerja di hadapan Indonesia adalah dengan digunakannya
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). format multi partai dalam sistem politik
Namun hal tersebut bukan merupakan Indonesia. Dipandang dari sisi demokrasi,
suatu mekanisme pertanggungjawaban penggunaan sistem multi partai memang
sebagaimana pemerintahan (eksekutif) memberikan kesempatan yang luas kepada
bertanggung jawab kepada parlemen setiap orang untuk ambil bagian dalam
dalam sistem parlementer. pelaksa- naan hak-hak politiknya. Namun
2. Polemik Sistem Presidensil dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan di 24
Danel Aditia Situngkir, Asas Legalitas
Indonesia Dalam Hukum Pidana Nasional Dan Hukum Pidana
Internasional, Soumatera Law Review, Volume 1,
Dari beberapa kondisi di atas maka Nomor 1, 2018, 10.22216/soumlaw.v1i1.3398.
25
dapatlah dikatakan bahwa sistem Denny Indrayana, Indonesian
pemerintahan yang dianut oleh UUD 1945 Contitutional Reform 1999-2002 an Evaluation of
Constitution Making in Transition, Kompas, Jakarta,
pasca amandemen adalah sistem presidensil 2008, hlm. 29.
[86]
Laurensius Arliman S : Penyelenggaraan Sistem Presidensil………………………………………….........….…77-89
[87]
P-ISSN : 2528-651X
Muhakkamah Vol. 4 No. 2 November 2019 E-ISSN : 2598-8042
acapkali ditolak oleh parpol yang notabene tetapi tidak populis. Alasan ketidak
punya wakil di kabinet. cocokan, kemungkinan akan menjatuhkan
D. PENUTUP pemerintah secara inkonstitusional.
Kesimpulan Besarnya peluang pergantian pemerintah
Sesuai dengan pokok permasalahan secara inkonstitusional amat relatif karena
yang dibahas pada bab sebelumnya, maka dalam sistem presidensialisme amat sulit
penulis menarik beberapa kesimpulan menurunkan presiden terpilih. Akibat
sebagai berikut: multi partai di Indonesia dapat kita
a) Sistem pemerintahan dalam lintasan rasakan bersama, yaitu sulitnya Presiden
konstitusi yang berlaku adalah sebanyak 5 untuk membuat keputusan berkaitan
kali, hal ini terbagi dari: 1) Periode tahun dengan masalah kehidupan berbangsa dan
1945-1949 dengan memakai sistem negara yang strategis. Sebenarnya posisi
presidensil dengan berlandasakan pada Presiden sangat kuat karena presiden
Undang-Undang Dasar Tahun 1945; 2) dipilih langsung oleh rakyat bukan dipilh
Periode tahun 1949-1959 dengan oleh DPR. Tetapi dalam hal penerbitan
memakai system Parlementer Semu dan pengesahan perundang-undangan
(Quasi Parlementer) berlandaskan pada presiden perlu dukungan DPR.
Konstitusi RIS; 3) Periode tahun 1950-
1959 dengan memakai sistem Parlementer Daftar Pustaka
berlandaskan pada Undang-Undang Dasar
Sementara 1950; 4) Periode tahun 1959- Arend Lijphart, Parliamentary versus
1998 dengan memakai sistem presidensil Presidential Government, Oxford
dengan berlandasakan pada Undang- University Press, New York, 2002.
Undang Dasar Tahun 1945 yang terbagi Arni Sabit, Perwakilan Politik Indonesia,
pada orde lama dan orde baru; dan 5) CV. Rajawali, Jakarta, 1985.
Periode tahun 1998-sekarang dengan Benny Bambang Irawan, Perkembangan
memakai sistem presidensil dengan Demokrasi di Negara Indonesia,
berlandasakan pada Undang-Undang Jurnal Hukum dan Dinamika
Dasar Tahun Negara Republik Indonesia Masyarakat, Vol. 5 No.1, 2007.
tahun 1945 yang telah diamandemen C. F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik
sebanyak empat kali. Modern, Nuansa Nusa Media,
b) Polemik sistem Presidensil dalam Bandung, 2004.
penyelenggaraan pemerintahan di Danel Aditia Situngkir, Asas Legalitas
Republik Indonesia dilihat dari koalisi Dalam Hukum Pidana Nasional Dan
pemerintahan dan elektoral sering Hukum Pidana Internasional,
berbeda. Dalam koalisi pemerintahan, Soumatera Law Review, Volume 1,
parpol tidak bertanggung jawab Nomor 1, 2018, 10.22216/soumlaw.v
menaikkan presiden dalam pemilu 1i1.3398.
sehingga parpol cenderung meninggalkan Denny Indrayana, Indonesian Contitutional
presiden yang tidak lagi popular. Pemilu Reform 1999-2002 an Evaluation of
presiden selalu ada di depan mata Constitution Making in Transition,
sehingga partai politik berusaha sebisa Kompas, Jakarta, 2008.
mungkin menjaga jarak dengan berbagai Dinoroy Marganda Aritonang, Penerapan
kebijakan presiden, yang mungkin baik, Sistem Presidensil Di Indonesia
[88]
Laurensius Arliman S : Penyelenggaraan Sistem Presidensil………………………………………….........….…77-89