Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang ini,banyak definisi tentang siapa yang disebut dengan pahlawan. Tergantung
siapa yang mengartikannya dan berjasa apa orang tersebut. Pada prinsipnya pahlawan bukanlah
sebutan formal, karena siapapun bisa menjadi pahlawan. Namun dalam konteks kelembagaan
seperti negara kata pahlawan merupakan penghargaan formal yang disepakati oleh komponen
bangsa, yang selanjutnya disahkan oleh pejabat politik yaitu presiden.
Sesuai dengan era pembangunan dinegeri ini yang sedang berjalan dewasa ini , kiranya pula satu
keteladanan lebih berharga dari kepahlawanan itu sendiri, dengan kata lain bahwa “teladan” lebih
sesuai dari pada pahlawan, karena pada saat sekarang negara lebih memerlukan mereka yang mau
bekerja keras untuk membangun negaranya dan keteladanan yang demikian patut untuk mendapat
penghargaan.Memang kita sering melihat dan mendengar dan membaca di Media massa berbagai
bentuk pemberian penghargaan yang tentunya juga bersifat keteladanan itu sendiri yang sering
dilaksanakan di istana Presiden, tapi gaung dari keteladan itu sendiri tidak begitu ditanggap oleh
generasi muda untuk diteladani, Kiranya ada sesuatu yang kurang pas dihati para generasi muda
yang masih cenderung konsumtif dan hura-hura.
Kepahlawanan tidak hanya didefinisikan dalam konteks tindakan tetapi pahlawan juga dapat
diartikan dalam ucapan, merubah seseorang dari perilaku yang negatif merupakan bagian dari
definisi tersebut. Termasuk mengatakan yang Haq itu Haq dan yang Bathil itu Bathil meskipun perih
adany. Itulah pahlawan sesungguhnya.
Pada keadaan masyarakat kita sekarang sifat dari kepahlawanan itu sendiri terasa sangat sukar
Untuk ditemukan bahwa hal yang demikian dapat dikatakan langka dan nilai-nilai kepahlawanan itu
sendiri kian kabur serta sulit untuk dilihat realita yang jelas .Ia hanya dapat dirasakan sebagai suatu
bentuk impian yang kian sirna dari kehidupan dalam masyarakat kita dan terdesak oleh sifat keras
kehidupan yang ada.
Pencermian yang suram dari nilai kepahlawan itu sendiri tidak lepas dari moral etika yang mencuat
dari generasi suatu bangsa, nilai kepahlawanan yang bersifat heroism, patriotism dan nasionalisme
sebagai pencerminan watak generasi sebelumnya. Bagaimanapun mungkin generasi muda akan
mewarisi nilai-nilai dari kepahlawanan itu sendiri jika semua itu hanya lewat anjuran-anjuran yang
bersifat verbal dari mereka yang menginginkannya, sedangkan tindakan dari sang penganjur sendiri
sangat bertentangan dari apa yang mereka katakana. Sebagaimana lain kata lain perbuatan dan ini
tidak sejalan pula dengan tindakannya. Kiranya pahlawan dalam arti keteladanan adalah sangat
diperlukan pada masa sekarang ini, bukan hanya dengan omongan saja. Mereka-mereka yang lebih
berhikmat dibidangnya masing-masing untuk memerangi kemiskinan, menjunjung tinggi hak azasi
manusia yang kesemuanya itu lebih berarti daripada apa yang hanya berupa anjuran-anjuran belaka.
Banyak hal yang bisa yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi seorang pahlawan.
contohnya,seorang guru yang secara ikhlas memberikan pengajaran dan pembelajaran kepada
murid dengan tulus bisa disebut sebagai pahlawan. Seorang siswa yang giat belajar saja sudah dapat
disebut sebagai pahlawan karena dia telah berkorban waktu keluar dari zona kenyamanan dia untuk
bersantai-santai dan bermain ke zona ketidaknyamanan mengerutkan kening mempelajari setiap
pelajaran.Seorang pelajar yang giat belajar tersebut juga berusaha mengubah keadaan menjadi lebih
baik karena dengan belajar karena dengan ilmunya kelak dia dapat mengubah takdir dirinya,
keluarganya, bahkan bangsanya menjadi lebih baik, dan lain-lain.
Melalui makalah ini kami tim penyusun mencoba untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada
para pembaca,terutama para mahasiswa. Agar lebih bisa memahami nilai-nilai kepahlawanan serta
dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan kita terdahulu dan bisa treus memperjuangkan
kemerdekaan sampai akhir hayat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa defenisi dari kepahlawanan?
b. Apa yang dimaksud dengan jiwa kepahlawanan?
c. Bagaiman karakteristik seorang pahalwan?
d. Bagaimana upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan?
e. Bagaiman nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia?
f. Apa saja usaha menanamkan nilai-nilai perjuangan kepahlawanan dalam rangka peningkatan
persatuan dan kesatuan bangsa?

1.3 Tujuan Dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan kajian pustaka ini yaitu agar :
a. Untuk mengetahui defenisi dari kepahlawanan.
b. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan jiwa kepahlawanan.
c. Untuk mengetahui karakteristik seorang pahalwan.
d. Untuk mengetahui upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan.
e. Untuk mengetahui nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia.
f. Untuk mengetahui saja usaha menanamkan nilai-nilai perjuangan kepahlawanan dalam rangka
peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa.

1.3.2 Manfaat
a. Siswa memahami defenisi dari kepahlawanan.
b. Siswa memahami yang dimaksud dengan jiwa kepahlawanan.
c. Siswa memahami karakteristik seorang pahalwan.
d. Siswa memahami upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan.
e. Siswa memahami nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia.
f.. Siswa memahami saja usaha menanamkan nilai-nilai perjuangan kepahlawanan dalam rangka
peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pahlawan
Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela
kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sansekerta phala-
wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa,
negara, dan agama. Namun dalam konteks kelembagaan seperti negara kata pahlawan merupakan
penghargaan formal yang disepakati oleh komponen bangsa, yang selanjutnya disahkan oleh pejabat
politik yaitu presiden.
Dalam aturan resmi Indonesia. pahlawan nasional Indonesia (id.wikipedia.org) adalah:
1.Warga Indonesia yang telah meninggal dunia.
2.Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, atau perjuangan
dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
3.Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan
negara.
4.Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas
atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia
5. Pengabdian dan perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya, tidak
sesaat, dan melebihi tugas yang diembannya.
6. Perjuangannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
7. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
8. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
9. Pantang menyerah pada lawan ataupun musuh dalam perjuangannnya.
10. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merusak nilai perjuangannya.
Dari definisi tersebut terdapat kata kunci mengenai arti pahlawan yaitu berani dan pengorbanan
yang menimbulkan tafsir yang luas sehingga setiap orang bisa disebut pahlawan. Kata kunci pertama
berani mencakup beberapa hal. Keberanian seorang pahlawan tidak selalu identik dengan
keberanian dimedan laga/perang. Namun definisi ini dibatasi oleh kata “membela kebenaran”. Kalau
kemudian konteksnya demikian maka sebenarnya relawan bencana Merapi, Tsunami, dan gempa
Wasior adalah Pahlawan.
Sedangkan kata kunci kedua adalah pengorbanan. Banyak hal yang bisa yang dilakukan oleh
seseorang untuk melakukan pengorbanan. Semisal, seorang guru yang secara ikhlas memberikan
pengajaran dan pembelajaran kepada murid dengan tulus bisa disebut sebagai pahlawan. Seorang
siswa yang giat belajar saja sudah dapat disebut sebagai pahlawan karena dia telah berkorban waktu
keluar dari zona kenyamanan dia untuk bersantai-santai dan bermain ke zona ketidaknyamanan
mengerutkan kening mempelajari setiap pelajaran. Seorang pelajar yang giat belajar tersebut juga
berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik karena dengan belajar karena dengan ilmunya
kelak dia dapat mengubah takdir dirinya, keluarganya, bahkan bangsanya menjadi lebih baik, dan
lain-lain.

B. Jiwa Kepahlawanan
Kepahlawanan adalah tindakan seorang pahlawan,yaitu suatu sikap yang dimiliki seseorang dan
menunjjukan jiwa atau sifat keberanian,keperkasaan,kegagahan,dan kerelaan untuk berkorban
dalam membela kebenaran dan keadilan.
Orang yang memiliki jiwa kepahlawanan ciri-cirinya yaitu memiliki keberanian,selalu bertanggung
jawab, dan rela berkorban, kepahlawanan merupakan sikap kesatria, berani, terpuji dalam membela
kebenaran. Sikap kepahlawanan telah di tunjukkan oleh para pendahulu kita ketika mengusir
penjajah untuk mencapai kemerdekaan.
Adapun sifat-sifat yang perlu di teladani dari para pahlawan yaitu:
1. Rela berkorban,
2. Pengabdian,dan
3. Semangat juang.
Untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita dpat turut berperan aktif dalam pembangunan di
segala bidang sesuai kemampun Masing-masing. Dengan demikian, setiap warga negara pun dapat
menjadi seorang pahlawan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat bangsa dan negara

C. Karakteristik seorang pahlawan


Karaktersitik seorang pahlawan sejati adalah keberanian, kebangsawanan hati dan jiwa serta
kejujuran hati nuraninya didalam menilai setiap keadaan, Ia berani bertindak karena benar. Ia selalu
bersedia berkorban untuk kepentingan orang banyak/umum . Ia tidak mudah goyah ditengah-tengah
godaaan untuk menghimpun kekayaan dan kekuasaan bagi idiri sendiri. Orientasi yang konstan dari
seorang pahlawan sejati adalah kepentingan bersama diatas segala-galanya dan ini mutlak untuk
diharuskan. “Nilai kepahlawan itu sendiri sebenarnya tidak terbatas pada suatu masa atau suatu
bidang kehidupan tertentu saja. Potensi dan intuisi kepahlawan itu sendiri akan selalu ada dan hidup
di dalam diri orang yang memiliki bakat untuk itu, dan ini akan selalu ada disegala zaman dan
disegala bidang kehidupan. Karena sesungguhnya pahlawan sejati adalah seseorang yang secara
pribadi berjuang untuk kebaikan dan kejujuran yang dilandasi oleh semangat dan keihlasan untuk
melakukan setiap tindakan nyata, karena menjadi seorang pahlawan tidak selalu harus secara legal
formal.
Kepahlawanan tidak hanya didefinisikan dalam konteks tindakan tetapi pahlawan juga dapat
diartikan dalam ucapan, merubah seseorang dari perilaku yang negatif merupakan bagian dari
definisi tersebut. Termasuk mengatakan yang Haq itu Haq dan yang Bathil itu Bathil meskipun perih
adanya. Itulah pahlawan sesungguhnya.
Pada keadaan masyarakat kita sekarang sifat dari kepahlawanan itu sendiri terasa sangat sukar
Untuk ditemukan bahwa hal yang demikian dapat dikatakan langka dan nilai-nilai kepahlawanan itu
sendiri kian kabur serta sulit untuk dilihat realita yang jelas .Ia hanya dapat dirasakan sebagai suatu
bentuk impian yang kian sirna dari kehidupan dalam masyarakat kita dan terdesak oleh sifat keras
kehidupan yang ada. Pencermian yang suram dari nilai kepahlawan itu sendiri tidak lepas dari moral
etika yang mencuat dari generasi suatu bangsa, nilai kepahlawanan yang bersifat heroism, patriotism
dan nasionalisme sebagai pencerminan watak generasi sebelumnya.
Bagaimanapun mungkin generasi muda akan mewarisi nilai-nilai dari kepahlawanan itu sendiri jika
semua itu hanya lewat anjuran-anjuran yang bersifat verbal dari mereka yang menginginkannya,
sedangkan tindakan dari sang penganjur sendiri sangat bertentangan dari apa yang mereka
katakana. Sebagaimana lain kata lain perbuatan dan ini tidak sejalan pula dengan tindakannya.
Kiranya pahlawan dalam arti keteladanan adalah sangat diperlukan pada masa sekarang ini, bukan
hanya dengan omongan saja. Mereka-mereka yang lebih berhikmat dibidangnya masing-masing
untuk memerangi kemiskinan, menjunjung tinggi hak azasi manusia yang kesemuanya itu lebih
berarti daripada apa yang hanya berupa anjuran-anjuran belaka.
Sesuai dengan era pembangunan dinegeri kita yang sedang berjalan dewasa ini , kiranya pula satu
keteladanan lebih berharga dari kepahlawanan itu sendiri, dengan kata lain bahwa “teladan” lebih
sesuai dari pada pahlawan, karena pada saat sekarang negara lebih memerlukan mereka yang mau
bekerja keras untuk membangun negaranya dan keteladanan yang demikian patut untuk mendapat
penghargaan.Memang kita sering melihat dan mendengar dan membaca di Media massa berbagai
bentuk pemberian penghargaan yang tentunya juga bersifat keteladanan itu sendiri yang sering
dilaksanakan di istana Presiden, tapi gaung dari keteladan itu sendiri tidak begitu ditanggap oleh
generasi muda untuk diteladani, Kiranya ada sesuatu yang kurang pas dihati para generasi muda kita
yang masih cenderung konsumtif dan hura-hura.
Kiranya makna hakiki dari arti nilai suatu kepahlawanan sekarang ini dapat dikatakan telaah
mengalami erosi, pendek kata nilai kepahlawanan sewaktu masa revolusi dulu, kini telah mengalami
perkembangan arti ia tidak lagi sebagaimana bentuk asli sewaktu nilai-nilai kepahlawanan yang
bersifat heroik tersebut diperlukan pada zamannya. Ia telah bergeser pada arah keteladanan, yang
memungkinkan hal-hal yang demikian dapat ditampilkan sebagaimana mestinya, dan guna buat kita
sadari bersama penerimaan dari masyarakat nanti, dan semua ini kita serahkan kepada waktu dan
keadaan serta sejarahlah yang akan mencatatnya.

D. Upaya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan


Nilai adalah suatu tujuan akhir yang di inginkan, mempengaruhi tingkah laku, yang digunakan
sebagai prinsip atau panduan dalam hidup seseorang atau masyarakat. Bisa dikatakan bahwa Nilai-
nilai pada hakikatnya merupakan sejumlah prinsip yang dianggap berharga dan bernilai sehingga
layak diperjuangkan dengan penuh pengorbanan. Jika seseorang hanya memperjuangkan nilai-nilai
pribadi sering disebut indivudualis, namun jika seseorang memperjuangkan nilai-nilai sosial sering
disebut pejuang atau pahlawan (orang yang banyak pahalanya).

Nilai-nilai merupakan representasi dari kognitif dari persyaratan hidup manusia dan dapat bergeser
karenanya. Tiga tipe persyaratan itu yaitu :
1. Kebutuhan individu sebagai organisme
2. Persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal
3. Tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup
kelompok. (Schwartz 1992,1994)

E. Nilai-nilai Perjuangan Bangsa Indonesia


Dengan melihat definisi nilai tersebut, maka dalam konteks ke Indonesiaan, kita bisa menyebutkan
bahwa nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan yang dapat mempersatukan bangsa ini terbagi
menjadi dua yaitu :
1. Sebelum kemerdekaan nilai-nilai itu terangkum dalam istilah MERDEKA.
Merdeka ini dianggap amat bernilai tinggi dan menjadikan wilayah jajahan Hindia Belanda bersatu
padu. Menghilangkan sisi-sisi perbedaan dan mengedepankan toleransi. Kata-kata merdeka begitu di
rindukan oleh semua pihak, mulai dari gerakan Budi Utomo, Serikan Islam, Sumpah Pemuda dan
perjuangan-perjuangan lokal yang lain.
2. Setelah merdeka di carilah semua kepentingan suku-bangsa ini melalui wakil-wakilnya dan semua
sepakat untuk menjunjung tinggi kesamaan nilai-nilai yang terangkum dalam istilah PANCASILA (lima
sila/point).
Suatu nilai dasar yang telah digali ini, diambil dari semua golongan yang ada dan kemudian
ditetapkan sebagai dasar kesepahaman untuk bergabung dan menyatukan diri dalam suatu negara
yaitu negara Indonesia.
Lima Sila perjuangan yaitu :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dari nilai-nilai kejuangan yang didasari rasa cinta ini muncul semangat juang dan semangat
kepahlawanan: yaitu
1. Nilai rela berkorban,
2. Nilai persatuan dan kesatuan,
3. Nilai kerja sama,
4. Nilai harga- menghargai dan memiliki rasa bangga terhadap negaraNya.

F. Usaha Menanamkan Nilai-Nilai Perjuangan Kepahlawanan dalam rangka Peningkatan Persatuan


dan Kesatuan Bangsa.
1. Penyadaran, pengenalan dan penafsiran kembali Ideologi terbuka Pancasila sebagai nilai-nilai yang
harus diperjuangkan dan Landasan Konstitusional UUD.45 sebagai garis perjuangan, pada seluruh
lapisan masyarakat. Terutama pasal 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bisa tajamkan
kembali dan dijadikan fokus dalam perjuangan pasca reformasi. Apakah dengan cara pemberian
jaminan hidup layak bagi semua rakyat meliputi hak-hak dasar papan, sandang, pangan dan
keamanan ditambah jaminan pendidikan dan kesehatan. Inilah tujuan civic nationalism ataupun
welfare society.
2. Desentralisasi / Otonomi daerah yang harus dikendalikan oleh nilai-nilai kebangsaan. Otonomi
daerah harus di dasari oleh pemikiran bersama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Di dalamnya terkandung terjaminnya kesejahteraan bersama. Dalam konsep
otonomi ini tidak mustakhil daerah yang makmur membantu daerah yang tergolong miskin atas
dasar nilai-nilai keadilan sosial. Ada payung hukum yang mewajibkan daerah yang sudah makmur
untuk membantu saudaranya di daerah yang masih miskin
3. Desentralisasi pendidikan yang dilandasi dengan kesadaran mencapai tujuan nasional. Pendidikan
dikelola dan di isi dengan dasar pemberian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada
pembedaan antara sekolah bagi masyarakat mampu dan sekolah bagi masyarakat miskin, yang boleh
membedakan hanyalah minat dan kemampuan siswa.
4. Konstitusi yang mengabdi pada kepentingan bangsa.
Harus ditanamkan kesadaran bagi pembuat konstitusi agar mendasarkan diri pada keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Konstitusi jangan dijadikan sebagai tameng untuk memperkaya
pribadi atau golongan. Jangan pula sebagai tameng melanggengkan kekuasaan.
5. Politik yang dilandasi kepatuhan terhadap konstitusi.
Para pelaku politik harus diberi kesadaran keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga
dalam menjalankan politik tidak berlindung dibalik konstitusi dan tidak memutar balikkan konstitusi
apalagi dengan sengaja melanggar konstitusi.
Dengan demikian dapat disebut bahwa para pejuang saat ini adalah mereka yang bersungguh-
sungguh, rela berkorban, teguh pendirian ulet dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan mereka bisa perprofesi sebagai pengusaha, pelajar,pejabat, guru,
dosen dan apapun profesinya. Mereka yang dapat mengharumkan nama bangsa, mengangkat harkat
dan martabat bangsa dimata dunia, dan yang membela kesejahteraan rakyat dengan di jiwai
semangat kejuangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kepahlawanan merupakan sifat seorang
pahlawan. pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam
membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.Sedangkan Kepahlawanan merupakan
tindakan seorang pahlawan,yaitu suatu sikap yang dimiliki seseorang dan menunjukan jiwa atau sifat
keberanian,keperkasaan,kegagahan,dan kerelaan untuk berkorban dalam membela kebenaran dan
keadilan.
Dalam nilai-nilai kepahlawanan ada juga yang disebut sebagai pahlawan sejati. Dimana pahlawan
sejati itu merupakan seseorang yang secara pribadi berjuang untuk kebaikan dan kejujuran yang
dilandasi oleh semangat dan keihlasan untuk melakukan setiap tindakan nyata karena menjadi
seorang pahlawan tidak selalu harus secara legal formal. Jadi intinya Orang yang memiliki jiwa
kepahlawanan ciri-cirinya yaitu memiliki keberanian,selalu bertanggung jawab, dan rela berkorban,
kepahlawanan merupakan sikap kesatria, berani, terpuji dalam membela kebenaran. Sikap
kepahlawanan telah di tunjukkan oleh para pendahulu kita ketika mengusir penjajah untuk
mencapai kemerdekaan.

3.2 Saran

Mengingat bahwa pentingnya pengetahuan tentang kepahlawanan terutama bagi seorang


mahasiswa maka pembaca perlu mengetahui tentang pengetahuan-pengetahuan yang membahas
tentang kepahlawanan terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai kepahlawanan. Apalagi
dikalangan mahasiswa pada zaman sekarang ini sepertinya tidak peduli lagi akan pentingnya nilai-
nilai kepahlawanan dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Jadi kami tim penyusum menyarankan kepada para pembaca terutama para mahasiswa untuk lebih
mengenal tentang nilai-nilai kepahlawanan dan bisa memahami bagaimana cara menghargai para
pahlawan yang telah meninggalkan nilai-nilai kepahlawanan itu sendiri untuk diteruskan oleh
generasi muda seperti para mahasiswa,yang nantinya akan memberikan manfaat yang baik bagi
siapa saja yang melaksanakannya, seperti dikatakan dalam materi yang telah dibahas sebelumnya.
Oleh karenanya kami kembali menyarankan agar para pembaca mau meluangkan waktu untuk
mencari hal-hal yang belum diketahui terutama yang berhubungan dengan kepahlawanan untuk
menjadi mahasiswa yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan terdahulu dan meneruskan
perjuangan untuk menjadi negara yang maju.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Ruhyana,Dkk., 1994, Mari Belajar PPKn Jilid IV, Jakarta Selatan, Penerbit Ganeca Exact.
Yudi Suparyanto Dan Amin Suprihatini, 2006, PR Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Penerbit
Permendiknas RI.
Budianto. Drs., 2005, Kewarganegaraan SMA Jilid 3 Kurikulum 2004 Berbasis kompetensi, Jakarta,
Penerbit Erlangga.
Miyono. Drs., dan Bambang Irawan. Drs.,1995, Sejarah Nasional Dan Umum Program Inti, Solo, PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
www.wikipedia.com, makna dan hakiki kepahlawanan, jakarta: Sofa Muthohar, M.A
MAKALAH PAHLAWAN

Anda mungkin juga menyukai