Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAKEKAT MANUSIA DAN

KARAKTERISTIK KEHIDUPAN MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Kebudayaan dan Peradaban 4

Dosen pengampu : Binsar Samosir,S.I.Kom.

Disusun oleh :
Delis (2020122002) AK
Jeslyn (202012001)AK
Vinie (2020122005)AK
Nicklin (2020121005) MN
Meisy Wijaya (2020151011) PBM

JURUSAN AKUNTASI, MANAJEMEN,

B. MANDARIN UNIVERSITAS UNIVERSAL

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
kuasanya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakekat
Manusia dan Karakteristik Kehidupan Manusia" dengan tepat waktu.

Makalah " Hakekat Manusia dan Karakteristik Kehidupan Manusia " disusun
guna memenuhi Binsar Samosir,S.I.Kom. pada bidang studi Kebudayaan
dan Peradaban 4 di Universitas Universal. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Hakekat
Manusia dan Karakteristik Kehidupan Manusia

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Binsar


Samosir,S.I.Kom. selaku dosen studi Kebudayaan dan Peradaban 4. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
Latar Belakang......................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................
Tujuan ..................................................................................................
BAB 2..............................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................
Hakekat manusia dan upaya budaya perang dapat dihentikan..............
Karakteristik kehidupan manusia yang mulia, sunya dan bahagia.......
BAB 3.............................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Hakikat manusia adalah gagasan atau konsep yang mendasari manusia dan

eksistensinya di dunia. Eksistensinya berhubungan dengan masa lalunya untuk

menjangkau masa depan untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Manusia

berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri namun,

manusia disini belum tuntas mewujudkan dirinya sebagai manusia. Pendidikan

pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusianya. Hanya saja

sebagian manusia sulit untuk dimanusiakan dan mereka menyebabkan

peperangan terus terjadi karena perbedaan etnis, suku, ras, golongan, Negara

atau bangsa. Juga karena perbedaan budaya, ajaran, dan kepercayaan.

Terjadinya peperangan kebanyakan disebabkan demi kepentingan kehidupan

jasmani, maka kehidupan jasmani itu sangat subjektif, egois, dan individualis.

Karena itu persaingan dalam kehidupan jasmani sungguh ketat, kejam, sadis,

dan biadab.

4
Rumusan Masalah

1. Apa itu hakekat manusia?

2. bagaimana cara menghentikan budaya perang yang terjadi dalam kehidupan

manusia?

3. Apa itu karakteristik kehidupan manusia yang mulia, sunya dan bahagia

menurut Master Wang?

4. Apa contoh dari karakteristik kehidupan manusia yang mulia, sunya dan

bahagia menurut Master Wang?

Tujuan

Mengetahui apa itu hakekat manusia, bagaimana budaya perang dapat

dihentikan dan memahami penjelasan dan contoh dari karakteristik kehidupan

manusia yang mulia, sunya dan bahagia menurut Master Wang

5
BAB 2
PEMBAHASAN

Hakekat manusia dan upaya budaya perang dapat dihentikan

Hakekat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia. Dari awal


penciptaannya, dalam kondisi keberadaannya diatas  bumi, sama dengan
perjalanannya kembali ke sang maha pencipta.  Manusia memperoleh kehormatan
dan kesempatan untuk mengaktualisasikan hakekat dirinya dalam keseluruhan
proses kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dengan berbekal hakekat yang selalu
melekat pada dirinya, manusia dapat mengembangkan hidupnya di bumi.  Dengan
teraktualisasikan hakekat dirinya, manusia akan dapat menemukan kehidupan di
dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu kehidupan
yang mulia, bermartabat dan membahagiakan. Kehidupan demikian itu diatur
dengan memenuhi hak-hak asasi masing-masing individu dalam keseluruhan
kemanusiaan.

1.      Dimensi kemanusiaan
Dalam kerangka harkat dan martabat manusia secara menyeluruh, aktualisasi
kehidupan manusia berdasarkan hakikatnya itu, tidaklah berlangsung dengan
sendirinya dan pula tidak sekedar tampak seperti apa adanya.
Seorang individu yang sejak kelahirannya (dan dari penciptaannya) dibekali
dengan hakikat manusia itu, untuk pengembangan diri dan kehidupan selanjutnya,
ia dilengkapi dengan dimensi-dimensi kemanusiaan yang tidak lain adalah juga
cakupan wilayah hak asasi manusia yang melekat pada diri individu itu. Dimensi-
dimensi itu adalah:
a.       Dimensi kefitrahan
Kata kunci yang menjadi isi dimensi kefitrahan adalah kebenaran dan
keluhuran. Kandungan dimensi kefitrahan ini dapat dibandingkan dengan makna
teori tabularasa (jhon locker). Menyatakan bahwa individu ketika dilahrkan ibarat
kertas putih, bersih dan belum tertulis apapun. Dengan kefitrahannya itu, individu
memang pada dasarnya, sejak dilahirkan dalam keadaan bersih. Namun, kondisi
belum tertuliskan apapun  sebagaimana dinyatakan dalam teori tabularasa  tidaklah
menjadi ciri dimensi kefitrahan yang dimaksudkan itu. Didalam kefitrahan telah
tertuliskan kaidah-kaidah kebenaran dan keluruhan yang justru menjadi cirri
kandungan utama dimensi ini. Jadi dengan demikian dimensi kefitrahan tidak sama
dengan tabularasa menurut jhon locke.

6
b.      Dimensi keindividualan
Kata kunci yang terkandung dalam dimensi keindividualan adalah potensi dan
perbedaan. Disini dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki
potens, baik potensi fisik maupun mental psikologis, seperti kemampuan
intelegensi, bakat dan kemampuan pribadi lainnya. Kenyataan keilmuan yang
menampilkan isi dimensi keindividualan ini adalah apa yang sering digolongkan
kedalam kaidah-kaidah perbedaan individu (individual difference) dan penampilan
statistic berupa kurva (baik kurva normal ataupun kurva tidak normal).
c.       Dimensi kesosialan
Kata kunci dari dimensi kesosialan adalah komunikasi dan kebersamaan.
Dengan bahasa (baik bahsa verbal maupun non-verbal, lisan maupun tulisan)
individu menjalani komunikasi atau hubungan dengan individu lain. Disamping itu
individu juga menggalang kebersamaan dengan individual lain dalam berbagai
bentuk.
d.      Dimensi kesusilaan
Kata kunci kandungan dimensi kessilaan adalah nilai dan moral. Sesuatu dapat
dinilai sangat tinggi (misalnya dengan diberi label baik), seang (dengan label
cukup), atau rendah (dengan label rendah). Rentang penilaian itu dapat dipersempit
dapat pula diperlebar. Sedangkan ketentuan moral biasanya diikuti oleh sanksi atau
bahkan hukuman bagi pelanggarnya. Sumber moral adalah agama, adat, hokum
ilmu dan kebiasaan.
e.       Dimensi keberagaman
Kata kunci kandungan dimensi keberagamaan adalah iman dan taqwa. Dalam
dimensi ini terkandung pemahaman bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki
kecendrungan dan kemampuan untuk mempercai adanya sang maha pencipta dan
maha kuasa serta mematuhi segenap aturan dan perintahnya.

2.      Pancadaya.
Untuk memungkinkan perkembangan individu kearah yang dimaksud itu manusia
dikaruniai oleh sang maha pencipta lima jenis bibit pengembangan yang dalam ini
disebut pancadaya yaitu:
a.       Daya takwa.
Merupakan basis dan kekuatan pengembangan yang secara hakiki ada pada diri
manusia (masing-masing individu) untuk mengimani dan mengikuti perintah dan
larangan tuhan yang maha esa.
b.      Daya cipta.
Bersangkut paut dengan kemampuan akal, pikiran, fungsi kecerdasan dan
fungsi otak
c.       Daya rasa.
Mengacu kepada kekuatan yang mendorong individu atau emosi yang sering
7
disebut sebagai unsur afektif. Hal-jal yang terkait dengan suasana hati dan
penyikapan termasuk kedalam daya rasa.
d.      Daya karsa.
Merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk melakukan sesuatu,
secara dinamis bergerak dari satu posisi ke posisi lain, baik dalam arti psikis
maupun keseluruhan dirinya. Daya karsa ini mengarahkan individu untuk
mengaktifkan dirinya, untuk berkembang, untuk berubah dan keluar dari kondisi
status-quo.
e.       Daya karya
Mengarah pada yang dihasilkannya nyata yang secara langsung dapat
digunakan atau dimanfaatkan baik oleh diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
Pancaday yang merupakan potensi dasar kemanusiaan itulah yang menjadi isi
hakiki kekuatan pengembangan keseluruhan dimensi kemanusiaan.

Agar budaya perang yang terus terjadi dalam kehidupan manusia ini bisa
dihentikan yaitu kita harus menanamkan budaya kedamaian dalam hidup kita
sehari-hari. “Damai itu indah” slogan ini seringkali kita dengar bahkan dijadikan
motto untuk mendorong terciptanya keharmonisan antar sesama. Damai memiliki
banyak arti, damai dapat berarti sebuah keadaan tenang, dan juga dapat diartikan
sebuah harmoni dalam kehidupan alami antar manusia di mana tidak ada
perseturuan ataupun konflik,dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari
definisi-definisi di atas.

Konsep damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan


lingkungan masing-masing. Orang dengan budaya berbeda terkadang tidak setuju
dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu budaya tertentu. Namun,
secara sederhana, damai dalam kehidupan sosial dapat diartikan tidak adanya
kekerasan atau perang dan sistem keadilan yang berlaku baik untuk pribadi
maupun dalam sistem keadilan sosial politik secara menyeluruh.

Memelihara perdamaian tidaklah mudah. Butuh beberapa aspek,baik dari


dalam maupun dari luar. Dari dalam meliputi dorongan diri sendiri untuk
berperilaku damai, sedangkan dari luar adalah hal-hal yang mempengaruhi.
Dikarenakan ada faktor-faktor yang berpotensi dapat mempengaruhi seseorang
bersikap anarkis dan radikal. Seperti pemberitaan-pemberitaan yang tidak
independen dan akurat, kecanggihan teknologi untuk memprovokasi dan lain
sebagainya.

8
Akhir-akhir ini, banyak sekali kekerasan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat kita. Hal itu ditandai dengan semakin terlihatnya beragam bentuk
kekerasan, mulai dari konflik sosial,tawuran antar kampung atau antarsuku,
perkelahian pelajar hingga kekerasan dalam rumah tangga. Kenyataan ini
menandakan semakin memudarnya semangat perdamaian dalam diri masyarakat.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab, Namun salah satu hal mendasar
yang harus dilakukan adalah bagaimana cara untuk menghentikan, atau paling
tidak mengurangi, agar kekerasan tidak semakin berkembang. Tanpa adanya usaha
pencegahan, kekerasan akan semakin meluas dan menjadi bagian tidak terpisahkan
dari kehidupan sosial kemasyarakatan.

Membangun Budaya Damai Sejak Dini harus diciptakan, jika selalu berupaya
menciptakan kedamaian dan menjaganya maka kedamaian akan menjadi suatu
budaya. Memang untuk memulainya akan sangat sulit, tetapi jikalau sudah terbiasa
maka kedamaian itu akan menjadi sebuah budaya yang tertanam dalam diri kita.

Anda mungkin juga menyukai