Kelompok 3
Dosen Pengampu :
Kelas 2E
FAKULTAS PSIKOLOGI
2022
I. PENGERTIAN KEJUANGAN
Dari segi semantik nilai-nilai kejuangan terdiri dari dua istilah yaitu “Nilai” dan
“Kejuangan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002, “Nilai”
memiliki arti: (1) harga (dalam arti taksiran harga), (2) angka kepandaian; biji; ponten.
Sedang “Kejuangan” berarti, (1) perihal berjuang; (2) berhubungan dengan urusan
berjuang. Wawasan kebangsaan
Dengan demikian nilai kejuangan adalah konsep yang berkenaan dengan sifat, mutu,
keadaan yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan yang menyangkut perihal perang,
kelahi, lawan, dan laga. Kata nilai kejuangan dikenakan terhadap konsepsi abstrak, anutan,
faham dan pendorong yang menyebabkan orang dapatberperang, berkelahi, berlawan dan
berlaga, sehingga bermanfaat bagi dirinya untuk menang (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, nilai kejuangan dimaksudkan untuk
menggambarkan daya pendorong, pelawan, dan pendobrak yang mampu membawa
bangsa ini untuk membebaskan dirinya dan penjajahan dan bebas merdeka. Nilai
kejuangan diletakkan pada upaya selama bergenerasi-generasi untuk mencapai
kemerdekaan. Nilai kejuangan seperti ini dimiliki oleh generas ipra 45 dan generasi 45.
Nilai kejuangan ini mewaris terus menerus dari satu generasi kegenerasi berikutnya
(Suhady dan Sinaga, 2006).
II. MANFAAT KEJUANGAN
Nilai-nilai kejuangan bermanfaat untuk menumbuhkan semangat membangun dan
semangat menghadapi masalah bangsa yang lebih kompleks. Agar para generasi muda
dapat memahami jalan perjuangan bangsa menuju kemerdekaan, sehingga dapat
menghargai bangsa dan jasa pahlawan, serta terhindar dari hal-hal negatif.
V. NILAI-NILAI KEJUANGAN
Setidaknya, ada empat (4) nilai-nilai kejuangan masa revolusi yang harus ditanamkan
dalam diri kita sebagai penerus, yaitu rasa persatuan dan kesatuan, rela berkorban dan
tanpa pamrih, cinta tanah air, serta saling menghargai.
a. Persatuan dan Kesatuan
Kunci kesuksesan utama dari segenap perjuangan bangsa Indonesia ialah karena
persatuan dan kesatuan. Sejak dari zaman datangnya bangsa asing ke Nusantara,
proses terusirnya para penjajah hanya dapat dilakukan ketika rakyat dan pemimpin
berhasil bersatu dalam satu tekad untuk mencapai kemerdekaan.
Walaupun, banyak perbedaan yang tidak dapat terhindarkan, persatuan tersebut tetap
tegak karena sejatinya untuk inilah Indonesia merdeka, yaitu untuk bersatu dalam
perbedaan.
b. Rela Berkorban dan Tanpa Pamrih
Sifat rela berkorban sejatinya hanyalah sifat yang dimiliki oleh orang-orang besar.
Semua pejuang kemerdekaan di Republik ini memiliki perasaan rela berkorban yang
sangat besar. Bayangkan saja, apabila pejuang tersebut memiliki sifat yang pamrih,
mau dibawa kemana negara ini? Dengan begitu, sifat rela berkorban menjadi sangat
penting karena inilah landasan dari persatuan yang ada di Indonesia.
c. Cinta Tanah Air
Perasaan cinta tanah air sejatinya memiliki makna yang sangat mendalam bagi para
pejuang saat itu, perasaan cinta tanah air yang mereka wujudkan telah sampai pada
titik yang tertinggi yaitu keberanian untuk rela berkorban. Tidak hanya berkorban
harta, waktu, dan materi saja bahkan nyawa pun rela asal negara ini dapat merdeka.
d. Saling Menghargai
Sifat ini merupakan cerminan perilaku yang tidak boleh diremehkan. Bayangkan saja,
apabila para pendiri bangsa memiliki sikap yang keras kepala, pasti akan sulit untuk
mencapai persatuan. Sehingga, sikap saling menghagai menjadi sangat penting karena
itulah landasan agar keberagaman di Indonesia tetap dapat berjalan dengan aman dan
nyaman.
Jenderal Ahmad Yani berperan besar dalam memperjuangkan integrasi pada masa
revolusi kemerdekaan dengan aktif memimpin langsung operasi penumpasan gerakan
separatisme antara lain Pemberontakan Di/TII di Jawa Tengah dan Pemberontakan PRRI
di Sumatera Barat.