Anda di halaman 1dari 10

Nasionalisme

dalam
Pendidikan
Kelompok II :

Nama : Fatimatuz zahroh


Shafiatus shofa
 Nasionalisme

Secara etimologis Nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam bahasa inggris, yang
dalam studi semantic kata nation tersebut berasal dari kata lain nation yang berakar dari kata nascor yang
bermakna ‘saya lahir’, atau dari kata natus sum, yang berarti ‘saya dilahirkan’.
Nasionalisme sejatinya juga dapat menjadi senjata ampuh dalam konteks kehidupan modern terutama di
tengah arus globalisasi, terutama untuk mempertahankan identitas bangsa dari gempuran budaya asing.
Nasionalisme dapat berfungsi untuk memberikan garis yang jelas antara budaya bangsa yang sesuai
dengan perikehidupan masyarakat Indonesia dan budaya asing yang mengurangi rasa kebangsaan secara
nasional.
Nasionalisme dengan demikian diharapkan menjadi filter aktif yang membentengi bangsa dari gaya
hidup ala bangsa lain yang tidak sesuai bahkan tidak konstruktif bagi pembangunan karakter bangsa. Namun
demikian, di balik besarnya peranan nasionalisme dalam menjaga kehidupan bangsa ini, sejumlah tantangan
tetap terus hadir dan menjadi masalah tersendiri yang perlu menjadi perhatian.
Permanto (2012:86) mengatakan pengertian nasionalisme adalah suatu paham berisi kesadaran bahwa tiap-tiap
warga Negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia yang memiliki kewajiban mencintai dan membela
negaranya. Sikap nasionalisme di Indonesia tercermin dari ideology bangsa Indonesia yaitu pancasila. Ideologi pancasila
memiliki 5 prinsip nilai yang bersifat dasar dan dijadikan pedoman seluruh warga Negara, baik individu maupun kelompok.
Tujuan nasionalisme diantaranya;
1. untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, Negara, serta tanah air.
2. untuk membangun sebuah hubungan yang harmonis dan rukun antara masyarakat dan individu Lainnya,
3. untuk membangun dan mempererat sebuah tali persaudaraan antara sesame warga masyarakat di sebuah negara,
4. upaya untuk menghilangkan dan menghapuskan ekstrimisme atau tuntutan yang erlebih dari warga negara atau
masyarakat kepada pemerintah,
5. usaha untuk menumbuhkan sebuah semangat untuk bisa rela berkorban demi bangsa, negara, serta tanah air, dan
6. untuk menjaga sebuah Negara, bangsa serta tanah air dari serangan para musuh yang mengancam Negara, baik itu
dari luar negeri maupun dalam negeri.
Perbedaan terkadang dapat dengan mudah disulut menjadi pemicu konflik berlatar belakang agama, politik,
etnis, maupun latar belakang lainnya. Akibatnya semangat nasionalisme berubah menjadi semangat chauvinisme
sempit berdasarkan suku, agama, dan haluan politik. Rezim yang berkuasa pada saat yang sama seringkali lebih
mengedepankan pendekatan militer dan politik sehingga konflik yang terjadi menjadi isu disintegrasi.
Masyarakat Indonesia sendiri pada dasarnya telah memiliki bekal karakter yang kuat dalam mengelola
konflik. Masyarakat negeri Seith misalnya memiliki kesadaran adanya kemajemukan dengan berbagai dimensinya
sekaligus potensi konflik dan disintegrasi didalamnya, namun tetap diiringi dengan optimisme dalam mengelola
kemajemukan berdasarkan filosofi Uliala-Leisiwa (Titaley, 2008).
Masyarakat Dayak Kanayatn Kalimantan Barat misalnya juga memiliki hukum adat berbentuk adat badarah
calah, adat badarah putih, dan adat na' manjaha sebagai media resolusi konflik. Selain itu, pranata adat pamabakng
dan pati nyawa yang bersifat sakrai-magis, juga berfungsi menyelesaikan konflik kekerasan (Bahari, 2007).
Adanya sejumlah pranata adat yang mengarah pada upaya penyelesaian konflik di
Indonesia ini menandakan bahwa secara alamiah bangsa ini memiliki semangat besar untuk
hidup damai bersandingan dengan bangsa lain. Kesadaran alamiah untuk hidup damai penuh
kerukunan ini pada dasarnya merupakan modal utama dalam menguatkan karakter bangsa di
tengah berbagai tantangan saat ini. Karakter bangsa yang harus dibangun terutama dalam
kaitannya dengan globalisasi memang tidak terlepas dari semangat hidup damai tersebut.
Realitas globalisasi yang menjadikan dunia menjadi global village mau tidak mau akan
berimplikasi pada persaingan antar bangsa yang makin sengit, Dalam persaingan semacam ini,
muncul pemahaman akan pentingnya membangun ketahanan nasional yang berbasis nasionalisme
sebagai identitas yang inheren (Masrur, et.al., 2009).
Pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai nasionalisme masih hanya memahami nilai-nilai
nasionalisme dan peduli terhadap persoalan bangsa serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari
yang beragam. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa terhadap nilai-nilai nasionalisme pada dua factor
yaitu faktor internal dan eksternal. Solusi untuk mengatasi permasalahan pemahaman nilai-nilai
nasionalisme pada mahasiswa diantaranya yiatu melalui system pendidikan yang memasukkan
pendidikan kewargnegaraan ke dalam kurikulum, membangun budaya akademik lewat program ataupun
kegiatan di kampus dan sistem pendidikan yang berorientasi pada implementasi nilai-nilai nasionalisme.
Semangat nasionalisme yang dimaknakan sebagai suasana batin yang melekat dalam diri individu
sebagai pribadi maupun sebagian bagian dari bangsa dan Negara dalam bentuk kesadaran dan perilaku
yang cinta tanah air, memelihara persatuan kesaruan serta rela berkorban dalam membela bangsa dan
Negara.
Dilihat dari perkembangan zaman nampaknya semangat nasionalisme sedikit mulai memudar seperti
karena adanya arus globalisasi dan juga karena generasi muda saat ini masih banyak yang kurang
memaknai kemerdekaan bangsa dengan baik. Padahal jika dilihat dari peran mahasiswa sebagai
generasi muda yang disebut-sebut sebgai agnt of change yang diharapkan mampu membawa bangsa ini
kea rah yang lebih baik lagi. Semangat nasionalisme yang saling menghargai perbedaan dan
keanekaragaman termasuk cita tanah air harus ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa termasuk
kepada seluruh individu warga Negara Indonesia baik generasi saat ini maupun kepada generasi
penerus bangsa. Kita mahasiswa sebagai generasi muda bangsa Indonesia harus membangkitkan
semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang sedang meredup ditengah masalah bangsa ini,
semangat akan nilai-nilai nasionalisme harus tetap dijalankan.
Karakter dan perilaku kepemimpinan yang baik, dapat diciptakan dan mulai ditumbuhkan sejak usia muda.
Generasi muda yang berusia anak-anak hingga remaja harus di arahkan untuk mengetahui nilai yang baik dalam
menjalankan sebuah proses kehidupan di kesehariannya. Perilaku yang diajarkan sejak dini, berpotensi tertanam dan
diresapi bagi individu muda sebagai sebuah kebiasaan di aktivitas sehari-hari. Negara yang maju, memiliki pola yang
memprioritaskan tata cara Negara dan masyarakat dalam mengembangkan karakter dan perilaku yang baik bagi
generasi mudanya. Dalam pembangunan karakter dan perilaku yang baik bagi generasi muda dalam mendukung
pemenuhan pencapaian kemajuan bangsa Indonesia, pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk
mempersiapkan generasi mudanya agar dapat memahami perbaikan karakter yang sesuai dengan dasar Negara
Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan suatu dasar yang menjadi acuan dan pedoman bangsa Indonesia yang
menjadi arah dalam menjalankan tujuan Negara.
Untuk mengembangkan karakter generasi muda, Pancasila merupakan wujud karakter utama yang
harus dimiliki oleh seluruh warga Negara Indonesia dari segala tingkatan usia dan sosial. Karakter yang
dimaksud adalah dengan cara memberikan pemahaman terhadap nilai yang terkandung dalam Pancasila
dan jiwa nasionalisme setiap warga negaranya. Perubahan karakter dan perilaku warga Negara ke arah
yang lebih baik, merupakan suatu hal yang berat dan sulit dilaksanakan. Usaha ini memiliki beberapa
tantangan dan proses yang panjang. Warga Negara yang menjadi objek dari pembangunan karakter
bangsa harus dimulai dari jenjang yang lebih dasar, yaitu bagi anak di usia dini. Ini dilakukan karena pada
usia muda, generasi calon pemimpin bangsa tersebut lebih mudah untuk dibentuk dan diarahkan.
Adapun ciri-ciri sikap nasionalisme menurut Dahlan (2007: 51) meliputi:
• rela berkorban,
• cinta tanah air,
• menjunjung tinggi nama bangsa Indonesia,
• bangga sebagai warga Negara Indonesia,
• persatuan dan kesatuan, disiplin, berani dan jujur serta bekerja keras.
Beberapa ciri-ciri khusus nasionalisme diantaranya:
• adanya sebuah kesatuan dan persatuan sebuah bangsa,
• adanya sebuah organisasi yang memiliki bentuk modern dan memiliki sifat
nasional,
• adanya sebuah perjuangan yang dilakukan dan memiliki sifat nasional,
bertujuan mendirikan dan memerdekakan sebuah Negara yang merdeka dan
manjadikan ekuasaan berada di tangan para rakyat, dan nasionalisme lebih
mementingkan pikiran sehingga pendidikan sangatlah berperan penting dalam
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai