Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENUMBUHKAN NILAI NASIONALISME BAGI RAKYAT INDONESIA

Oleh: Suyadi *)

A. LATAR BELAKANG

      Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai kelebihan yang disatukan
dengan semangat Pancasila. Negara yang terbentang dari sabang hingga merauke dari
hingga pulau rote terdiri dari 13.466 pulau dengan luas tidak kurang dari 1.904.569
KM2. Indonesia telah menyatukan lebih dari 300 kelompok etnis dengan
memproklamasikan 17 Agustus 1945. Bahasa indonesia menjadi Bahasa resmi atas
721 bahasa daerah. Bahasa persatuan yang menutupi segala perbedaan.
      Namun di masa kemerdekaan, para leluhur yang telah berjuang lebih dari 350 tahun
untuk bebas dari belenggu penjajahan, terlupakan. Veteran perang yang berdiri di
garda terdepan, dengan hanya bermodal semangat dan senjata konvensional,
tersisihkan. Generasi penerus bangsa ini seakan lupa dengan sejarah kemerdekaan.
Tumpah darah telah hilang tertutupi oleh debu pembangunan masa kemerdekaan.
      Bhinneka tunggal ika (berbeda-beda tapi tetap satu) tidak lagi menjadi semangat inti
dalam kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan sosial, hidup bersama justru
mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dan kesatuan
masyarakat sekedar baju berbangsa dan kependudukan. Inilah mengapa, perlunya
kembali menanamkan nasioanalisme pada diri individu setiap rakyat indonesia.
Perasaan saling memiliki, menjaga, membangun dan memajukan negeri pertiwi yang
tercinta.
      Inilah wajah nasionalisme rakyat hari ini. Kesadaran masyarakat untuk membangun
bangsa atas landasan cinta tanah air dan mengedepankan kepentingan bangsa tidak
lagi tepatri di hati setiap rakyat Indonesia. Dalam menghadapi berbagai tantang isu
nasionalisme tersebut, langkah efektif membangun kembali kemanusiaan dan karakter
bangsa adalah melalui pendidikan yang mengedepankan aspek nilai karakter
kemanusiaan yang kuat. Pendidikan dalam arti luas, tidak terbatas formal di sekolah,
namun sinkron antara kehidupan sekolah, keluarga dan masyarakat.
      Melihat berbagai realitas kehidupan masyarakat nasional perlu kembali ditanamkan
nilai-nilai nasionalisme; cinta tanah air, musyawarah, gotong royong, religiusitas, jujur,
adil, toleran dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu membutuhkan waktu yang tidak
singkat dengan berbagai tantangan keragaman. Usaha terbaik yang bisa dilakukan
adalah dengan memulainya dari dari masa kanak-kanak sebagai tunas masa depan
bangsa. Anak-anak sejak dini harus dikenalkan dengan semangat kesatuan. Hidup
bermasyarakat yang tidak apatis dengan perbedaan. Semangat membantu dan gotong
royong kembali ditanamkan, menjadi roda pembangunan. Hal tersebut perlu diawali dari
lingkup keluarga, sebagai organisasi masyarakat terkecil.  Ketiga trilogi kehidupan itu
juga harus sinergis, terpadu dalam orientasi paradigma yang sama, membangun masa
depan negara kesatuan Indonesia.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
      Melemahnya semangat cinta tanah air dalam berbagai ranah kehidupan hal
tersebut bermulai karena ajaran sosial yang primordial. Selain itu, wawasan
kebangsaan dan kewarganegaraan tidak lagi menjadi bagian dari orientasi pendidikan.
Pemahaman yang lemah terkait kemajemukan dan keragaman menjadi awal
perpecahan baik antar individu, kelompok, golongan dan bangsa. Sehingga perlu
kembali menanmkan nilai-nilai dasar nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
C. RUMUSAN MASALAH
      Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu,
maka rumusan masalah tulisan ini adalah;
1. Bagaimana realitas nasionalisme kehidupan sosial masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana cara-cara meningkatkan nilai-nilai nasionalisme di masyarakat?
D. TUJUAN PENULISAN
      Terkait dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari tulisan ini adalah;
1. Untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat terkiat
dengan isu nasionalisme
2. Menemukan cara dan langkah-langkah strategis untuk kembali menumbuhkan
jiwa nasionalisme dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
E. KERANGKA TEORETIS
      Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-
cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajah maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. (LAN, 2015).
      Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan danmempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satukonsep identitas bersamauntuk
sekelompok manusia Nasionalisme dalam bangsa menunjukkan bahwa suatubangsa
memiliki identitas dan jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.Nasionalisme
melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsauntukmenjadi bangsa yang
benar-benar merdeka. Harapan inilah yangmembentuk kesadaran masyarakat melawan
segala bentuk penjajahan,penindasan, eksploitasi dan dominasi. (Ikfi Mualifa, 2013)
      Nasionalisme juga merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme
sesuai lima sila Pancasila. KeTuhanan dalam kerangka Pancasila melibatkan nilai-nilai
moral universal agama-agama yang ada, kekuasaan dijalankan secara transparan dan
akuntabel, mengembangkan etika sosial di masyarakat, memperkuat pembentukan
karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, serta memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan
Tuhan (LAN, 2015). Menurut Otto Bauer (dalam Maliki, 2015) adalah kesatuan
persatuan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib. Jadi pengertian
nasionalisme dapat disimpulkan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negaranya sehingga menimbulkan semangat persatuan dan kesatuan
karena adannya persamaan nasib.
      Semangat nasionalisme diperlukan dalam perkembangan pendidikan yang berbasis
pada pembentukan karakter dan mentalitas warga negara, sehingga tata nilai yang
menjadi pondasi pembangunan bangsa tetap lestari dan menjadi modal sosial yang
dapat menguatkan sendi-sendi peradaban bangsa ditengah berkecamuknya proses
globalisasi. Sendi-sendi yang menopang perubahan bangsa adalah perubahan karakter
dan mentalitas rakyatnya, hal tersebut menjadi pondasi yang kokoh daritata nilai
bangsa. (Ikfi Mualifa, 2013).
F. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
      Lunturnya nasionalisme dalam diri sebagian masyarakat merupakan masalah serius
yang dihadapi bangsa Indonesia. Selain itu, terkikisnya rasionalisme juga menjadi
ancaman bagi keberlangsungan negara kesatuan Republik Indonesia. Sebagai contoh
Tembok Besar China yang dibangun oleh Kekaisaran Dinasti Ming. Nasionalisme ibarat
sebuah benteng besar China. Ketika ia terkikis, maka robohlah bangunan besar
tersebut. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menanamkan sikap nasionalisme dalam
diri, keluarga, dan masyarakat secara luas.

      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme
kepada generasi bangsa, yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan hak
dan kewajiban sebagai warga negara dengan penuh tanggung jawab.
2. Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka
menumbuhkan sikap mental kesetiakawanan sosial, tenggang rasa, dan rasa
tanggung jawab.
3. Memelihara semangat, tekad, disiplin dan meningkatkan partisipasi aktif dalam
pelaksanaan pembangunan.
      Cara lain yang bisa dilakukan dalam menerapkan prinsip nasionalisme adalah
dengan cara keteladanan dan pewarisan.
1. Cara keteladanan
Keteladanan dapat diberikan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, seperti
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keteladanan di lingkungan keluarga biasanya diberikan oleh ayah, ibu atau anak yang
lebih tua. Contoh:
a. Orang tua yang selalu bersikap adil kepada anak-anaknya
b. Orang tua yang memegang pada prinsip kebenaran
c. Seorang kakak yang memberi teladan dalam hal kegiatan keagamaan
d. Seorang anak yang menjaga nama baik keluarga dalam sikap dan perbuatan
Keteladanan di lingkungan sekolah biasanya diberikan oleh guru, kepala sekolah,
pengurus OSIS dan pengurus kelas. Contoh:
a. Mengikuti setiap upacara bendera yang diadakan oleh sekolah
b. Ikut membantu meringankan beban teman dengan uang saku kita
c. Ikut aktif dalam gerakan pramuka
d. Ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah
2. Pewarisan
      Cara pewarisan dilakukan dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang dapat
menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme pada generasi muda. Melalui kegiatan
tersebut nilai-nilai nasionalisme diwariskan. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti
mengunjungi tempat-tempat bersejarah, mengenal perjuangan tokoh-tokoh pahlawan,
dan tapak tilas perjuangan bangsa.
      Negara sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki semangat dan tekad yang
tinggi, pikiran yang ernih serta sikap berani menegakkan kebenaran dalam masyarakat.
      Sikap nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini. Sejak masa kanak-kanak pin
semangat nasionalisme perlu diperkenalkan. Sikap nasionalisme ini dapat diwujudkan
di berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.
G. KESIMPULAN
      Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme
sesuai lima sila Pancasila diantaranya yaitu religius, rasa kemanusiaan, keadilan,
persatuan, musyawarah, kesetiakawanan, dsb.
      Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan jiwa nasionalisme
kepada generasi bangsa, yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pendidikan politik dalam rangka meningkatkan kesadaran akan hak
dan kewajiban sebagai warga negara dengan penuh tanggung jawab.
2. Meningkatkan disiplin nasional dan tanggung jawab sosial dalam rangka
menumbuhkan sikap mental kesetiakawanan sosial, tenggang rasa, dan rasa
tanggung jawab.
3. Memelihara semangat, tekad, disiplin dan meningkatkan partisipasi aktif dalam
pelaksanaan pembangunan.
      Selain itu, cara lain untuk menanamkan rasa nasionalisme dengan cara
keteladanan dan pewarisan. Nasionalisme bukanlah ilmu pengetahuan yang hanya
dihafalkan, tetapi lebih dari itu ia merupakan nilai dan karakter yang membutuhkan
implementasi, adaptasi, keteladanan, dan pewarisan. Keluarga, sekolah dan
masyarakat untuk berperan dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
LAN RI. 2015. Nasionalisme Modul Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: LAN RI
Ikfi Muallifa, Izzati (2013) INTERNALISASI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI I CANGKRINGAN. S1 thesis, UNY.
Adisusilo, Sutarjo. 2008. Makalah Nasionalisme – Demokrasi – Civil Society
Latief, Yudhi, dkk., Nasionalisme: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III (Jakarta: LAN, 2015).
Sugiyono, “statistika dalam penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2003.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur penelitian:suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta,
Bandung, 2004.

Anda mungkin juga menyukai