Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 3

Chely Fiyani 2086206013

Popy Virginia Putri 2086206045


Vioni Tarisa 2086206068

Dosen pengampu:
Windo Dicky Irawan, S.Pd., M.Pd.
KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN BHINEKA TUNGGAL IKA

SUB TEMA:
1. Keunggulan Bangsa Indonesia Dengan Keanekaragaman nya
2. Tantangan Terhadap Keanekaragaman Yang Di miliki Bangsa Indonesia
3. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme Di
indonesia
4. Reintegrasi Sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Keanekaragaman
Indonesia
A. Keunggulan Bangsa Indonesia dengan Keanekaragamannya

Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat


dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat
Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah
Secara ringkas,Macam-macam keunggulan-keunggulan dari
keaneragaman bangsa Indonesia, antara lain:
1. Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek
pariwisata.
2. Keaanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan
pengembangan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila, sesuai Tap
MPR No. II tahun 1998, yang berbunyi : Kebudayaan nasional yang
berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam
segenap bidang kehidupan bangsa.
3. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku
yang berbeda.
LANJUTAN

4. Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak


didunia (ada lebih dari 746 bahasa daerah)
5. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman
suku, agama dan budaya yang terdapat dalam
kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut
dapat kita satukan dalam satu kesatuan Bhineka
Tunggal Ika.
B Tantangan terhadap Keanekaragaman yang Dimiliki Bangsa Indonesia
Keanekaragaman suku, budaya, ras dan agama yang yang ada pada diri bangsa
Indonesia merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul akibat
keanekaraman bangsa Indonesia tersebut antara lain:

1. Konflik
Konflik adalah proses sosial disosiatif yang dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat
karena ketidakselarasan dan ketidakseimbangan dalam suatu hubungan masyarakat. Berdasarkan
tingkatannya konflik dapat dibagi menjadi konflik horisontal dan vertikal.

Konflik Horisontal
Konflik horisontal adalah konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok sosial yang sifatnya sederajat
Konflik antar suku

Konflik antar suku pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi etnosentrisme.
Konflik antar ras pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang berkembang menjadi stereotipe.
Konflik agama
Konflik masalah agama pada umumnya disebabkan oleh primordialisme yang
berkembang menjadi fanatisme

Konflik antar golongan


Konflik antar golongan pada umumnya disebabkan oleh semangat in group yang kuat
sehingga dengan kelompok out group akan menimbulkan antipati

b. Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara lapisan-lapisan di dalam
masyarakat.
C. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme di Indonesia
Pancasila merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan. Namun
sebelumnya perlu diperhatikan bahwa di sini hendaknya diperhatikan untuk tidak
mencampuradukkan Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai ideologi atau
pandangan dunia (Weltanschauung). Maka dari itu, sifat asasi itu harus dicari
dalam kehidupan bernegara pula. Hidup kenegaraan adalah salah satu aspek dari
seluruh hidup kita yang sangat rumit dan simultan. Aspek kenegaraan tidak boleh
dipisahkan dari aspek lain (moral, agama, kebudayaan, dan sebagainya).
Ide-ide yang berasal dari Pancasila adalah ide-ide asasi hidup kenegaraan. Menegara
berarti mengadakan tata-tertib umum, menciptakan kemakmuran bersama. Negara
adalah sebuah aktivitas yang ditentukan oleh subjek yang melakukan; subjek yang
menentukan ditentukan oleh demokrasi.

Keadilan sosial adalah tujuan karya raksasa bersama dalam menegara. Demokrasi
adalah caranya membentuk subjek yang melakukan karya itu. Subjek yang
melakukan adalah bangsa Indonesia yang tidak homogen, dari Sabang sampai
Merauke.
Reaktualisasi pendidikan pancasila ini akan berhasil dengan melalui tiga
jalur pendekatan pengembangan yaitu pendekatan pengembangan
pendidikan pembelajaran (psyco-paedagogic development),
pengembangan sosial budaya (socio-cultural development) dan
pengembangan yang dipengaruhi oleh kekuasaan (socio-political
intervention).

D. Reintegrasi sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Keanekaragaman


Indonesia

Reintegrasi adalah suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-


norma baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang telah mengalami perubahan. Reintegrasi bertujuan untuk
membangun kembali integrasi dengan nilai dan norma baru yang
lebih relevan dengan masyarakat sehingga akan tercipta keharmonisan
dan keserasian diantara para kelompok masyarakat yang bersifat
multikultural.
Lanjutan
Reintegrasi adalah suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-norma baru agar
serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Reintegrasi bertujuan
untuk membangun kembali integrasi dengan nilai dan norma baru yang lebih relevan dengan masyarakat
sehingga akan tercipta keharmonisan dan keserasian diantara para kelompok masyarakat yang bersifat
multikultural.
proses reintegrasi maka diperlukan cara-cara mengatasi konflik yang pernah terjadi dan upaya untuk
mencegah kembali terjadinya konflik, yaitu :
1. Secara Preventif
- Memberikan pendidikan multikultural.
- Menetapkan kurikulum pendidikan.
- Menjaga keharmonisan yang dapat digali dari kearifan budaya yang dimiliki tiap budaya.
- Mengembangkan kesadaran sosial dan peranan individu.
- Menyikapi perbedaan secara lebih terbuka.
- Menanamkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan bangsa yang multikultural.
- Bersedia untuk hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat atau kelompok lain.
2. Secara Represif
- Membuat undang-undang kesamaan derajat.
- Meninggalkan sikap primordialisme.
- Saling menghargai dan toleransi.
- Meneguhkan penggunaan alat-alat pemersatu bangsa.
- Mengembangkan nasionalisme.
- Menyelesaikan konflik secara akomodatif.
- Menegakkan supremasi hukum.
- Menetapkan otonomi daerah.
- Memperkuat semangat in group namun juga tidak antipati terhadap out group.
- Menerima perubahan kondisi social secara tenang dan kritis.
- Mengakui identitas budaya lain.
Thank
you!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS FOR
ME?

Anda mungkin juga menyukai