Anda di halaman 1dari 3

Ekspatriat yang akan bekerja di Indonesia wajib dapat berbahasa Indonesia

Ekspatriat yang akan bekerja di Indonesia wajib dapat berbahasa Indonesia. Hal itu
sangat penting bagi negara Indonesia karena dengan peraturan tersebut pekerja asing yang
ingin bekerja di Indonesia bisa tersaring, sehingga pekerja pribumi tidak tersingkirkan oleh
pekerja asing dan menyebabkan angka pengangguran turun. Sebab kita tau bahwa kualitas atau
kemampuan pekerja asing lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja bumi.
Penggunaan bahasa Indonesia kepada tenaga kerja asing bukan saja sebagai penghalang
untuk melindungi pekerja lokal, tetapi lebih dari itu. Bahasa Indonesia adalah kehormatan
bangsa. Jika pekerja asing tidak menggunakan bahasa Indonesia akan terjadi salah pengertian
dan akan menimbulkan konflik. Bayangkan saja seorang atasan memberi perintah kepada
bawahannya, tetapi karena bawahan tidak mengerti bahasa Indonesia, bawahan tidak
menjalankan perintah tersebut sebagaimana mestinya sehingga terjadi konflik.
Akan tetapi pemerintah justru dinilai mebuat kebijakan yang keliru dengan mengizinkan
tenaga kerja asing dapat bekerja di Indonesia tanpa harus menguasai bahasa Indonesia.
Seharusnya sebelum mengeluarkan kebijakan tersebut pemerintah mendengar pendapat para
ahli.
Pemerintah tidak seharusnya menghapus syarat berbahasa Indonesia untuk sekedar
meningkatkan investasi. Sebab banyak hal-hal lain yang menarik bagi para investor. Kebijakan
ini tentu akan menimbulkan dampak yang sangat besar seperti terpinggirkannya pekerja
pribumi sehingga menyebabkan angka pengangguran melonjak. Lebih dari itu, seluruh sektor
dan jenis pekerjaan di dalam negeri akan dikuasai asing, dari tingkat direktur sampai pekerja
lapangan.
Mahasiswa wajib menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Bahasa Indonesia merupakan bahasa NKRI, bahasa yang menyatukan seluruh bahasa-
bahasa daerah di nusantara. Bahasa Indonesialah yang menyatukan bangsa Indonesia. Jadi,
bahasa Indonesia sangat penting bagi kita. Namun, bukan berarti kita meninggalkan bahasa
daerah sendiri, sebagai ciri khas suatu daerah.
Sebagai Mahasiswa, mata kuliah bahasa Indonesia di kampus mengajarkan kepada saya
betapa pentingnya bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai alat komunikasi,
tetapi juga menunjukkan jati diri bangsa Indonesia.
Sebagai orang Indonesia kita harus menyadari betapa pentingnya menggunakan bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sekarang ini memang sudah biasa digunakan, tetapi
jarang yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) biasanya sangat penting ketika
kita akan membuat skripsi dan proposal. Kita tidak mungkin menggunakan bahasa gaul untuk
membuat sesuatu yang formal.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidaklah terlalu sulit, hanya butuh
ketelitian dalam penggunaanya. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi penerus dan
sebagai calon-calon pemimpin di masa depan wajib hukumnya berbahasa Indonesia yang baik
dan benar karena itu merupakan salah satu sikap cinta tanah air kita terhadap bangsa ini.
Harga yang tepat untuk bensin per liter
Penetapan harga bahan bakar minyak di Indonesia untuk jenis premium dan solar
menuai polemik di kalangan masyarakat. Premium kini sudah tidak disubsidi dan mengikuti
harga pasar, sedangkan untuk solar pemerintah masih memberi subsidi dan seharusnya juga
mengikuti harga pasar.
Masyarakat di Indonesia heran mengapa di saat harga minyak mentah dunia turun,
tetapi harga BBM dalam negeri tidak ikut turun dan seolah-olah keheranan masyarakat tidak
pernah dijawab secara tegas dan jelas oleh pemerintah. Saat ini harga minyak dunia sebesar $
48.00, bandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar $ 110.00. Sekarang harga premium
adalah Rp 7.400,00 per liter, sedangkan untuk solar seharga Rp 6.900,00 per liter, bandingkan
dengan zaman pemerintahan sebelumnya premium seharga Rp 6.500,00.
Secara logika bila harga minyak dunia turun, seharusnya harga bahan bakar minyak di
Indonesia juga ikut turun, tetapi faktanya sebaliknya. Sampai dengan saat ini, baik pemerintah
maupun Pertamina, sesuai dengan kewenangannya, tidak melakukan perubahan harga solar
atau biosolar bersubsidi maupun premium. Demikian juga harga bahan bakar khusus tidak
mengalami perubahan. Hal itu dilakukan untuk menutup kerugian PT Pertamina yang selama ini
menjual harga BBM di bawah harga keekonomian sehingga menyebabkan pertamina merugi
hingga Rp 12 triliun.
Hal ini sungguh tidak etis, sama saja pemerintah membebankan kerugian tersebut
kepada rakyat. Pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah strategis dalam
mengantisipasi dampak kerugian pengelolaan PT Pertamina. Jangan sampai setiap kerugian
yang diakibatkan dari kesalahan manajemen dalam mengelola perusahaan lalu masyarakat
banyak yang harus menanggung bebannya.

Anda mungkin juga menyukai