Anda di halaman 1dari 24

KIMIA INDUSTRI 6A

INDUSTRI TEKSTIL
Oktavia Indah Tiani
Laila Akti Arifina
Maf Rikhatu M
Diagram Alir Proses Industri Tekstil
01
SIFAT FISIKA & KIMIA
Serat Kapas
Sifat Fisika
Kekuatan Moisture Regain
Kekuatan serat kapas per bundle rata-rata Moisture regain serat kapas bervariasi
adalah 96.700 pounds per inci2 dengan dengan perubahan kelembaban relatif
minimum 70.000 dan maksimum 116.000 atmosfer sekelilingnya. Moisture
pounds per inci2 . regain serat kapas pada kondisi
standar berkisar antara 7-8.5%.

Mulur Berat Jenis


Mulur serat kapas berkisar Berat jenis serat kapas
antara 4-13% bergantung pada
1.50 sampai 1,56.
jenisnya dengan mulur rata-rata
7%.
Sifat Kimia
1. Terhidrolisa dalam asam kuat sehingga kekuatannya turun
2. Oksidator (misalnya bleaching agent) berlebih menghasilkan oksiselulosa kerusakan serat
3. Menggembung dalam larutan alkali proses merserisasi untuk meningkatkan kilau dan daya serap
serat terhadap zat warna
4. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu yang
hangat.
02
SIFAT FISIKA & KIMIA
Serat Rayon
Sifat Fisika
Kekuatan Moisture Regain
Kekuatan serat rayon viskosa kira-kira 2,6
gram per denier dalam keadaan kering dan Moisture regain serat rayon
kekuatan basahnya kira-kira 1,4 gram per viskosa dalam kondisi standar
denier ialah 12-13%.

Mulur Berat Jenis


Mulurnya kira-kira 15% dalam Berat jenis rayon
keadaan kering dan kira-kira viskosa adalah 1,52
25% dalam keadaan basah.
Sifat Kimia
1. Rayon viskosa lebih cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas
2. Pengerjaan dengan asam encer dingin dalam waktu singkat biasanya tidak berpengaruh tetapi pada suhu
tinggi akan merusak serat rayon viskosa
3. Rayon viskosa tahan terhadap pelarut-pelarut untuk pencucian kering (dry cleaning).
Kegunaan Produk Tekstil
No. Kelompok Kegunaan Akhir
1. Tekstil bangunan Membran konstruksi dan arsitektural. Contoh: absorbs suara, penguat beton,
kontruksi asap
2. Tekstil agro Sebagai pelindung pada holtikultura taman, agrikultur, pemeliharaan satwa,
penghijauan hutan
3. Tekstil sport Pakaian untuk olahraga. Contoh: dayung, mendaki, sepak bola
4. Tekstil clothing Komponen sepatu, label, benang jahit, interlining
5. Tekstil rumah tangga Mebel, interior perabot rumah tangga, tirai
6. Geotekstil Kontruksi tanah dan jalan, reklamasi pantasi, irigasi, system drainage, struktur
hidrolik
7. Okotek Erosi, pembersih polusi air, udara, penyaring air, proteksi lingkungan,
pengolahan limbah
8. Tekstil medis Produk kesehatan, produk surgical, produk hygiene

9. Tekstil proteksi Pakaian pelindung seperti tahan api, panas, radiasi, lelehan logam, peluru,
kimia
10. Tekstil kemasan Kantong teh/makanan, container systems, protective cover systems
Peralatan Produksi
Mesin yang akan digunakan adalah mesin rajut bundar single
merk king knit. Dibandingkan mesin-mesin yang lain, mesin ini
termausk dalam 28 kategori mesin baru. Perawatan pada
mesin ini pun harus lebih ditingkatkan agar dapat
mengantisipasi kerusakan pada mesin dan juga agar proses
produksi dapat berjalan dengan baik. Untuk perawatannya
yang harus yang di lakukan adalah membersihkan jarum-
jarum dan sinker, dan memeriksa apakah terdapat kerusakan
jarum dan sinker serta membersihkan sisa-sisa benang yang
menempel pada mesin. Ini adalah perawatan kecil yang
dilakukan dua hari sekali. Untuk perawatan bes ar yang
dilakukan dalam seminggu sekali adalah dengan cara
membongkar seluruh mesin.
Penggunaan Energi dan Sumber
Energi yang Digunakan.
Jenis energi yang digunakan umumnya adalah energi listrik sebesar 70%
san sisanya 20% gas, 5% batubara dan 5% minyak bumi.
Sekitar 34% energi dikonsumsi dalam pemintalan, 23% dalam tenun, 38%
dalam pemrosesan kimia dan 5% lainnya untuk keperluan lain-lain.
Daya mendominasi pola konsumsi dalam pemintalan/tenun,
sedangkan energi panas adalah yang utama untuk pemrosesan kimia.
Sumber Energi

Panas Listrik
Pemrosesan tekstil basah mengkonsumsi proporsi Pemrosesan basah tekstil hanya mengkonsumsi
energi panas yang sangat tinggi terutama untuk sebagian kecil energi listrik, katakanlah sekitar 15%
penguapan uap air dari tekstil. Pada berbagai tahap dari total energi listrik, terutama untuk menjalankan
pemrosesan basah dan juga untuk pemanasan berbagai mesin pemrosesan. Pada umumnya,
bahan kimia proses. sebagian besar pabrik tekstil mengambil kebutuhan
listrik dari PLN. Namun, pasokan tersebut terkadang
terkena pemadaman listrik yang berdampak parah
bagi industri.
Industri Tekstil dan Produk Tekstil
1. Sektor industri hilir (downstream) : industri manufaktur pakaian jadi termasuk proses sewing, cutting,
washing, dan finishing yang menghasilkan ready-made garment
2. Sektor industri menengah (midstream) : meliputi proses pengayaman benang menjadi kain mentah lembaran
melalui proses pertemuan dan rajut yang kemudian diolah lebih lanjut melalui proses pengolahan
penelupan, penyempurnaan dan pencapan (printing) menjadi kain jadi.
3. Sektor industri hulu (upstream), adalah industri yang memproduksi serat/fiber dan proses pemintalan
menjadi produk benang.
Bahan Tekstil
1. Serat
a. Serat buatan
b. Serat alam

2. Benang
a. Berdasarkan urutan prosesnya : carded yarn, combed yarn, blended yarn, Open End Yarn (OE)
b. Berdasarkan konstruksinya : single yarn, double yarn, multifold yarn

3. Kain
Proses Produksi
1. Pemintalan
Pemintalan merupakan proses untuk mengubah serat menjadi benang.

2. Penenunan atau Perajutan


Pada proses ini benang diubah menjadi kain, namun sebelum ditenun atau dirajut benang buatan atau
kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku.

3. Desizing
Desizing merupakan proses untuk menghilangkan kanji yang ada pada benang lusi.

4. Scouring
Scouring (pemasakan) merupakan proses untuk menghilangkan minyak/lemak alam yang terdapat pada
serat.
5. Pemucatan
Pemucatan (penggelantangan) merupakan proses untuk menghilangkan pigmen-pigmen alam.
Penggelantangan dilakukan dengan natrium hipoklorit peroksida atau asam perasetat dan asam borat
dapat memutihkan kain yang siap untuk proses pewarnaan.
6. Merserasi
Proses ini bertujuan untuk menambah kekuatan dan daya serap kain terhadap zat warna serta dapat
menambah kekilauan pada kain hal tersebut dikarenakan oleh reorientasi rantai-rantai molekul selulosa
sehingga deretan kritalin menjadi lebih sejajar dan teratur.

7. Pewarnaan atau Percetakan


Proses pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain. Proses ini dapat dilakukan dalam tong atau
dengan memakai proses kontinu.

8. Proses Akhir
Proses akhir merupakan proses penyempurnaan kain dilakukan calendering untuk meratakan kain lalu
pemeriksaan (inspecting) untuk mengecek kualitas kain yang sudah jadi dan packing untuk pengepakan
kain jadi.
Pengolahan Limbah Tekstil
Pemilihan teknologi membran yang baik untuk pengolahan limbah bergantung pada bahan dari membran yang
digunakan. Bahan membran ini memiliki sifat-sifat khusus baik dari sifat fisik, kimia, ketahanan terhadap panas,
mekanik, dan juga kerentanan membran untuk fouling. Pemilihan membran ini juga bergantung pada aliran umpan
limbah dan bahan kimia lainnya yang berkontak langsung dengan membran.

1. Mikrofiltrasi
Membran mikrofiltrasi biasanya memiliki ukuran pori disekitaran 0,1-10 µm (Dutta, 2007). Pemisahan dengan
mikrofiltrasi dilakukan pada beda tekan rendah sekitar 2 bar. Mikrofiltrasi terutama digunakan untuk penghapusan
partikel suspensi dan pewarna koloid.Namun, membran mikrofiltrasi mengizinkan bahan kimia tambahan yang tidak
dikonsumsi, terlarut polutan organik dan kontaminan terlarut lainnya untuk lolos dari permeat (Juang dkk, 2013).
2. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi merupakan proses membran yang umumnya digunakan untuk pemisahan makromolekul dan
juga koloid dari larutannya. Proses membran ini banyak berhasil digunakan untuk mengolah kontaminan
yang berasal dari limbah industri kimia, makanan, dan biofarmasi (Wenten,2015) .

3. Nanofiltrasi
Secara karakteristik, proses membran secara nanofiltrasi terkletak ditempatkan di antara ultrafiltrasi dan
reverse osmosis . Nanofiltrasi semakin populer untuk digunakan dalam pengolahan limbah industri tekstil
karena manfaatnya yang sangat baik dalam hal pengurangan pencemaran lingkungan, pengurangan,
pemulihan, dan penggunaan kembali pewarna tekstil, pengurangan bahan kimia berbahya, pemulihan dan
penggunaan kembali air garam Selain itu, kualitas permeat yang dihasilkan dimungkinkan untuk
penggunaan kembali air limbah yang digunakan undtuk bahan dalam dalam proses utama seperti
pewarnaan dan finishing.
4. Reverse Osmosis
RO adalah proses yang efektif dalam menghilangkan makromolekul serta ion dari limbah tekstil; limbah
yang telah melalui proses pengolahan secara RO biasanya dihasilkan tanpa warna dan memiliki jumlah
salinitas rendah.

5. Elektrodialisis
Elektrodialisis juga cukup banyak digunakan dalam industri tekstil untuk pengurangan kontaminan dari
limbah air tekstil. Elektrodialisis mempunyai ciri khas spesial dalam kemampuannya untuk mengolah
limbah air tekstil. Proses ini sangat baik daya gunanya untuk menghilangkan kandungan klorida dari
limbah tekstil. Karena dalam industri tekstil banyak digunakan natrium klorida yang dominan, sehingga
proses ini bagus untuk diterapkan.

6. Proses Integrasi
Para peneliti mengklaim proses membran campuran akan sangat menguntungkan untuk pengolahan
limbah kompleks seperti limbah tekstil, yang merupakan limbah sangat merugikan karena limbah
tersebut sangat beranekaragam, dan adanya konstituen yang kompleks dan sulit diolah, seperti
pewarna, garam dan bahan kimia tambahan.
Tantangan Industri Tekstil Saat Ini
Industri tekstil mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 sejak kuartal II-2020 seiring
anjloknya utilisasi pabrik di sektor tersebut hingga 30% akibat kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penurunan daya beli masyarakat.
Kemudian, utilisasi di industri tekstil mulai meningkat menjadi 50% pada kuartal III-2020
dan 70% pada kuartal III-2020.
Memasuki kuartal I-2021, utilisasi industri tekstil semakin membaik lantaran mencapai level
80%. Namun, tantangan berbeda hadir melalui membanjirnya kain-kain impor ilegal
melalui kapal tongkang dan maraknya perederan pakaian jadi impor yang dijual lewat
toko online atau e-commerce.
Di periode yang ini juga, harga minyak mentah dunia mulai naik sehingga harga baku tekstil
seperti paraxylene (PX), purified terephtalic acid (PTA), methyl ethylene glycol (MEG),
pulp rayon, hingga kapas juga ikut mahal. Kondisi ini tentu mengakibatkan harga
benang, kain, dan pakain jadi yang dijual di pasar
Solusi yang Diberikan
Untik menanggulangi kelangkaan bahan baku tekstil, dapat dilakukan dengan
mendorong pengembangan bahan baku tekstil yang berbasis serat sintetis.
Penyediaan fasilitas test-bed oleh pemerintah sehingga memungkinkan industri
melakukan pengembangan produk secara ekonomis, karena hanya membutuhkan
sedikit bahan baku, mulai dari 0,5kg hingga 2 kg untuk bereksperimen yang akan
menghasilkan formula berbagai varian benang filamen, baik untuk kebutuhan
sandang atau functional apparel maupun technical textile.
Pemerintah mampu mewujudkan perjanjian perdagangan bebas (free trade
agreement/FTA) dengan Eropa dan Amerika bisa segera diselesaikan. Apabila FTA
bisa diselesaikan secepatnya, kemungkinan ekspor bahan tekstil dapat naik
hingga beberapa kali lipat.
THANK YOU
INDUSTRI TEKSTIL

Anda mungkin juga menyukai