Anda di halaman 1dari 26

Industri Batu Bara

Nama Anggota Kelompok :


1. Nila Nailil Muna (12212193001)
2. Auliyah Ermei Damayanti (12212193038)
3. Sofi Annisa Himawati (12212193046)
 Batu bara merupakan salah satu sumber daya energi yang banyak terdapat
di dunia dan digunakan untuk kegiatan produksi pada industri dan
pembangkit listrik
 Batu bara akan makin berperan penting dalam waktu-waktu mendatang,
karena sampai saat ini batubara telah berperan sebesar 40% dari
penyediaan kebutuhan listrik di seluruh dunia sebagai sumber energi
Diagram Alir Proses Produksi
Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku
Sifat Fisika Batu Bara Sifat Kimia Batu Bara
01 • Berat jenis batubara berkisar 02 • Karbon Jumlah karbon yang terdapat
dari 1,25-1,70 g/cm3 dalam batubara bertambah sesuai
• Warna batubara bervariasi dengan peningkatan derajat
mulai dari berwarna coklat pada batubaranya. Kenaikan derajatnya dari
lignit sampai warna hitam legam 60% sampai 100%. Persentase akan
pada antrasit. Warna variasi lebih kecil daripada lignit dan menjadi
litotipe (batubara yang kaya besar pada antrasit dan hamper 100%
akan vitrain) umumnya dalam grafit. Unsur karbon dalam
berwarna cerah. batubara sangat penting peranannya
• Goresan: warnanya berkisar sebagai penyebab panas. Karbon dalam
antara terang sampai coklat tua batubara tidak berada dalam unsurnya
• Pecahan dari batubara tetapi dalam bentuk senyawa. Hal ini
memperlihatkan bentuk, sifat ditunjukkan dengan jumlah karbon yang
dan mutu dari batubara besar yang dipisahkan dalam bentuk zat
terbang
• Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis akibat evolusi metan.
Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6% dan 4.5% dalam batubara berbitumin
serta sekitar 3% smpai 3,5% dalam antrasit

• Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang tidak reaktif. Sebagaimana
dengan hidrogen kandungan oksigen akan berkurang selam evolusi atau pembentukan air dan
karbondioksida. Kandungan oksigen dalam lignit sekitar 20% atau lebih, dalam batubara
berbitumin sekitar 4% sampai 10% dan sekitar 1,5% sampai 2% dalam batubara antrasit

• Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang terbentuk sepenuhnya dari
protein bahan tanaman asalnya jumlahnya sekitar 0,55% sampai 3%. Batubara berbitumin
biasanya mengandung lebih banyak nitrogen daripada lignit dan antrasit.

• Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan kemungkinan berasal dari
pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam batubara biasanya kurang dari 4%,
tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa mempunyai konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat
dalam tiga bentuk, yaitu :Sulfur Piritik (Piritic Sulfur),Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20%
hingga 80% dari total sulfur yang terdapat dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan
mikrodeposit (partikel halus yang menyebar).Sulfur Organik,Sulfur Organik biasanya berjumlah
sekitar 20% hingga 80% dari total sulfur, biasanya berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama
pertumbuhan endapan.Sulfat Sulfur, Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif
kecil dari seluruh jumlah sulfurnya.
Sifat Fisika dan Kimia Bahan Produk
Sifat Fisika Gas Alam
01
Sifat Fisika dan Kimia Bahan Produk
Sifat Kimia Gas Alam
02
Manfaat dan Kegunaan Produk
• Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit
Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan
bakar kendaraan bermotor , sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga
hotel, restoran dan sebagainya.
• Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia,
metanol, bahan baku plastik (LDPE = low density polyethylene, LLDPE = linear
low density polyethylene, HDPE = high density polyethylen, PE= poly ethylene,
PVC=poly vinyl chloride, C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry
ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan
pemadam api ringan.
• Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural Gas
(LNG).
Peralatan yang dibutuhkan
Penggunaan alat berat dimulai dari awal sejak pembersihan lahan, lalu saat proses
penggalian hingga saat mentransportasikan batubara yang berhasil diekstaksi.
• Proses persiapan lahan umumnya dilakukan dengan menggunakan buldoser dan
scraper. Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu untuk melakukan penggalian,
penarikan dan pendorongan material yang ada di lahan

a. Buldozer b. Scrapper
• Proses pengeboran (drilling) dan peledakan (blasting) dengan menggunakan alat berat Blasthole
Drill Rig dengan bahan peledak ANFO (Ammonium Nitrate-Fuel Oil Mistures)

Alat berat Blasthole


• Proses pengangkutan dengan menggunakan alat seperti shovel, wheel excavator, dragline dan
truk. Alat-alat tersebut digunakan juga untuk mengekstaksi batubara yang berada di bawah
lapisan stockpile atau tempat penyimpanan batubara dengan menggunakan truk atau
menggunakan sistem conveyor belt.

Alat berat shovel Alat berat wheel excavator


Dragline Excavator Truk Pengangkut
Penggunaan Energi & Sumber Energi
Untuk menghasilkan energi listrik, batu bara akan dikonversikan menjadi bentuk uap
panas lalu terbentuk sumber tenaga yang bisa menghasilkan tenaga listrik dengan
menggerakkan turbin generator listrik. Sejumlah energi pembangkit listrik yang umum
digunakan yakni pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga uap, pembangkit
listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga batubara. Proses terbentuknya batubara
menjadi tenaga listrik bisa dilakukan sebanyak dua kali sehingga hemat jika digunakan.
Tenaga listrik yang dihasilkan pun bisa mencapai tegangan 400 ribu volt.
Proses Kimia
A. Jenis
1. Lignite
Lignite merupakan jenis batu bara yang memiliki kualitas terendah. Itu dikarenakan
lignite adalah batu bara yang baru terbentuk atau disebut batu bara muda.
Karakteristik Lignite :
• Berwarna coklat
• Memiliki kandungan energi yang sedikit
• Kandungan unsur logam 60-70%
• Mengandung 9-19% debu
Proses Kimia
2. Sub-bituminous
Batu bara jenis ini memiliki satu tingkat diatas jenis batu bara lignite. Sub-
bituminous memiliki usia sedikit tua dibanding lignite.
Karakteristik :
• Berwarna coklat kehitaman
• Mengandung karbon 40-60%
• Kandungan energi 19-26Mj/kg
Proses Kimia
3. Bituminous Coal
Batubara jenis ini paling banyak digunakan dalam dunia industri.
Karakteristik :
• Keras dan berwarna hitam pekat
• Karbon mencapai 80%
• Debu 6-12%
• Kandungan energi 35 Mj/Kg
Proses Kimia
4. Antrasit
Batubara antrasit berwarna hitam pekat dan mengkilat yang memiliki tekstur lebih
padat dibanding bituminous coal. Antrasit merupakan jenis batu bara kasta tertinggi.
Karakteristik :
• Berwarna hitam pekat
• Kandungan karbon >80%
• Kandungan energi >35% Mj/Kg
• Asap pembakaran bersih
Proses Kimia
B. Reaksi Pembentukan Batubara
Adapun reaksi pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :
5(C6H10O5) → C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO
Selulosa Lignit Gas metana
Keterangan :
1. Cellulosa (senyawa organik), merupakan senyawa pembentuk batubara
2. Unsur C pada lignit jumlahnya relative lebih sedikit dibandingkan jumlah unsur C pada
bitumina, semakin banyak unsur C pada lignit, semakin baik kualitasnya
3. Unsur H pada lignit jumlahnya relative banyak dibandingkan jumlah unsur H pada
bitumina semakin banyak unsur H pada lignit, semakin rendah kualitasnya
4. Senyawa gas metan (CH4) pada lignit jumlahnya relative lebih sedikit dibandingkan
dengan pada bitumina, semakin banyak CH4 lignit semakin baik kualitasnya
Proses Fisika
Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap
dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi
tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerobik) di

01
daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk
dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 - 10
meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan
unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2,
H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya
oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi
gambut
Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan
gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi
karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang

02
menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap
komponen organik dari gambut. Pada tahap ini
prosentase karbon akan meningkat, sedangkan
prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang.
Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai
tingkat kematangan material organiknya mulai dari
lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit,
hingga meta antrasit.
Langkah Keamanan
• Mengolah limbah
Perusahaan tambang tidak bisa semena-mena dalam memperlakukan hasil kegiatan
produksinya, sebab pasti menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu,
terdapat prosedur khusus yang harus dilakukan oleh perusahaan tambang, terkait dengan
pembuangan limbah tersebut. Salah satu upaya lingkungan yang dilakukanyaitu mengolah Fly
Ash dan Bottom Ash (FABA). Femanfaatan FABA yang sebelumnya termasuk dalam daftar
jenis limbah B3 ternyata dapat dimanfaatkan dan memberikan nilai tambah ekonomi. Beberapa
produk yang bisa dihasilkan dari FABA di antaranya semen, corn block, ataupun pupuk.
• Pendekatan teknologi
Pengembangan sarana jalan atau jalur khusus untuk pengangkutan batubara sehingga akan
mengurangi keruwetan masalah transportasi
• Menghindari zona lindung dan konservasi
Pembangunan perusahaan tambang pasti membutuhkan pembebasan
lahan. Karena itu perusahaan bertanggung jawab untuk memperhatikan
lokasi pertambangan. Hal ini untuk terhindar dari merusak kondisi
lingkungan, yang bisa berimbas pada eksistensi flora dan fauna.

• Pelaksanaan reklamasi
Pelaksanaan reklamasi merupakan sebuah usaha untuk
menanggulangi bekas lahan galian yang telah ditinggalkan. Hal ini agar
bisa dimanfaatkan dalam bentuk lainnya, yang tidak membahayakan
kondisi lingkungan.
Tantangan Industri
Batu bara masih menjadi sumber utama
energi nasional. Meskipun produksinya
besar, namun sektor ini dihadapkan oleh
isu lingkungan yang menjadi kampanye
global. Batu bara dianggap sebagai energi
yang kotor karena berdampak pada
penciptaan polusi. Hal tersebut karena di
Indonesia batu bara yang digunakan
berkalori rendah.
Solusi Industri
 Penggunaan teknologi berbasis energi bersih
untuk mengoptimalkan pemanfaatan batu bara.
Hal itu dilakukan agar pemanfaatan batu bara
bisa sejalan dengan langkah menekan
penurunan emisi.
 Penggunaan energi baru terbarukan (EBT)
yang lebih ramah lingkungan.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai