Anda di halaman 1dari 5

BAB X

PEDIDIKAN SEBAGAI INDUSTRI DAN KEBUTUHAN AKAN SDM

10.1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tujuan dari pada pembangunan, karena


pembangunan merupakan suatu usaha menjadikan keadaan menjadi lebih baik
dari pada keadaan sebelumnya. Kondisi yang lebih baik ini  tidak hanya ditandai
oleh adanya pembangunan fisik saja tetapi pembangunan di bidang spiritual
merupakan factor utama dalam memaknai arti pembangunan, untuk itulah
peranan pendidikan merupakan factor utama yang harus kita perhatikan.

Pembangunan ekonomi ditandai dengan tingkat kesejahteraan yang makin baik,


tingkat pendapatan masyarakat dan secara akumulatif meningkatnya pendapatan
nasional. Salah satu bidang yang memberi pengaruh besar terhadap
meningkatnya pendapatan nasional adalah bidang industri. Dalam hal ini peran
pendidikan juga turut serta dalam memajukan bidang industri. Pendidikan
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan,
ketarampilan, pengetahuan, dan  kemampuan individual sehingga  dapat bekerja
lebih produktif. Bidang industri membutuhkan pendidikan untuk kebutuhan sumber
daya manusia yang akan menjadi penggerak industri. Sumber daya manusia yang
dicetak melalui pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dunia
industri, mempunyai kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan mampu
lebih meningkatkan daya saing industri dalam era globalisasi.

10.2.    Pengertian Pendidikan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Bab I Pasal I, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai  proses


pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ki Hajar
Dewantara (dalam Syarif, t.t:3), pendidikan adalah segala daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.

Dalam pengertian yang agak luas, Tardif (dalam Syah, 2010:10) mengartikan
pendidikan sebagai seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan
dan perilaku-perilaku manusia, juga proses penggunaan hampir seluruh

124
pengalaman kehidupan. Sehingga pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
sadar dan terencana dalam mengembangkan kemampuan, mengubah sikap dan
tingkah laku dalam rangka memberdayakan dan mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran. Dengan demikian pendidikan perlu diarahkan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar mampu mandiri.
Setiap anak didik perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan
berbagai hal, seperti konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan
keterampilan. Inilah makna pendidikan yang harus senantiasa dipegangi oleh para
pendidik, yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

10.3.  Pengertian Investasi

Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris, yaitu investement.


Kata investsebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Menurut
James C van Horn (1981), investasi adalah kegiatan yang dilangsungkan dengan
memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan untuk menghasilkan
barang di masa yang akan datang. Sedangkan Fitz Gerald (1978) mengartikan
investasi sebagai aktifitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-
sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pada saat sekarang ini.
(http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077045-pengertian-
investasi-menurut-para-ahli/). Kedua definisi di atas mengarah pada investasi
sebagai kegiatan untuk menanamkan modal pada masa sekarang ini agar pada
masa yang akan datang dapat menghasilkan barang.

Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan investasi diartikan sebagai
penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan. Sedangkan Mulyana (2009:2) mengartikan investasi
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Sehingga investasi adalah kegiatan menanamkan modal pada masa sekarang
guna memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Modal disini dapat
berupa uang, barang atau modal manusiawi yang dapat berupa keterampilan dan
kecakapan.

Mengacu pada pengertian investasi yang dikemukakan di atas, jelas bahwa


investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk
menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga mencakup SDM yang
berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Pengertian investasi
ini sangat relevan dengan pendidikan, di mana dengan adanya pendidikan,
keterampilan dan kecakapan seseorang akan semakin baik dan bertambah.

Setiap individu yang ingin berinventasi harus tahan mengorbankan dan


mengesampingkan kesenangannya atau keinginannya untuk beberapa saat
sesuai dengan kondisi yang ditempuhnya. Misalnya seseorang yang melanjutkan
kuliah ke Perguruan Tinggi berarti dia telah mengorbankan uang untuk biaya
kuliah, waktu dan tenaga selama kuliah. Hasil investasi tersebut akan diperoleh

125
ketika ia lulus kuliah dan menerimah ijazah yang dapat dipakai untuk melamar
pekerjaan. Pekerjaan yang didapatkan dengan penghasilan yang sesuai ini
merupakan salah satu bentuk keuntungan yang didapatkan dari investasi yang
dilakukan pada masa lalu.

10.4. Bidang Industri Dalam Era Globalisasi

Globalisasi membuat keterikatan dan ketergantungan antar bangsa dan antar


manusia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer dan bentuk
interaksi lain. Globalisasi dalam perekonomian merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial
negara. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar
produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, dan sebaliknya
juga membuka peluang masuknya produk – produk global ke dalam pasar
domestik.

Globalisasi di bidang ekonomi ini juga akan mempengaruhi bidang industri.


Globalisasi ini akan menghambat pertumbuhan sektor industri. Misalnya dalam
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan
ini akan menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan
tarif yang tinggi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru
berkembang. Akibatnya sektor industri domestik akan sulit berkembang.
Ketergantungan kepada industri yang dimiliki perusahaan multinasional pun
semakin meningkat. Ketika SDM dalam negeri tidak dibekali dengan kemampuan
dan keterampilan yang baik untuk mendobrak industri dan bersaing dengan
kompetitor lain, maka industri dalam negeri akan berakhir dengan banyaknya
industri yang dikuasai oleh asing.

Globalisasi juga mempengaruhi tenaga kerja. Perusahaan akan mampu


memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai dengan kelasnya seperti
penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki
pengalaman internasional. Maka bisa dilihat bagaimana kesempatan kerja akan
semakin berkurang. Tenaga kerja dalam negeri juga harus bersaing dengan
tenaga kerja dari luar negeri untuk mendapatkan pekerjaan. Dampaknya ketika
SDM bangsa tidak mampu bersaing, maka pengangguran akan semakin
memburuk, pendapatan nasional berkurang dan akan memberikan efek buruk
pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara. Maka cara yang dapat
ditempuh untuk mengatasi hal-hal di atas adalah mempersiapkan SDM yang
handal, mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk bersaing dalam sektor
industri dalam era globalisasi ini baik SDM sebagai pembangun/ pemilik industri
atau sebagai tenaga kerja yang ahli dan profesional.

126
10.5. Pendidikan Sebagai Investasi di Bidang Industri

Pendidikan memberikan kontribusi dalam bidang produksi sehingga berpengaruh


pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu

1. Pendekatan mikro
Pada tingkat mikro, berbagai penelitian menunjukkan bahwa adanya kenaikan
kesejahteraan yang terkait dengan tambahan tahun pendidikan, dengan tingkat
pengembalian yang berbeda-beda dengan tingkat pendidikan. Dari sudut
pandang ekonomi mikro, investasi sumber daya manusia dianggap sebagai
salah satu penentu utama keberhasilan dalam dunia kerja dan investasi.
Pendidikan menjadi sangat penting sebagai peluang terbesar untuk mengakses
pasar tenaga kerja, serta kemajuan karier dan perbaikan status profesional,
termasuk dalam hal pendapatan. Pendidikan juga merupakan kontributor
penting bagi kemampuan teknologi dan perubahan teknis dalam industri.

2. Pendekatan makro
Pada tingkat makro, diyakini bahwa daya saing suatu negara dan produksinya
tidak hanya tergantung pada tingkat akumulasi dan persediaan investasi dalam
modal fisik, tapi juga investasi yang tertanam pada sumber daya manusia. Kita
juga tidak dapat mengabaikan fakta penting lain: bentuk-bentuk investasi dalam
pendidikan dan pelatihan, tidak hanya menentukan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja, tetapi berdampak positif pada kesehatan, penurunan kejahatan
dan kohesi sosial. Oleh karena itu, pendidikan sebagai investasi sumber daya
manusia berdampak sosial lebih besar selain  produktivitas di bidang  ekonomi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan angkatan kerja semakin tinggi produktivitas
secara keseluruhan karena pekerja lebih terdidik cenderung untuk berinovasi,
dan dengan demikian mempengaruhi hampir semua produktivitas.
(http://djadja.wordpress.com).

Investasi dalam pendidikan untuk bidang industri akan meningkatkan


ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan serta sikap tenaga kerja terdidik
sebagai faktor penentu  untuk menjadi lebih produktif. Semakin tinggi tingkat
pendidikan pekerja semakin tinggi produktivitasnya. Produktivitas pekerja
tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari
pendidikan. Produktivitas tenaga kerja merupakan  upaya meningkatkan
kemampuan setiap waktu sehingga dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi
lagi. Produktivitas setiap individu tenaga kerja diukur dari hasil kerja fisik
masing-masing pekerja secara perorangan dibandingkan dengan masukannya
(waktu, biaya, dan tenaga) yang dipergunakan untuk menghasilkan output kerja
tersebut.

Di lain pihak, produktivitas industri  itu sendiri sudah pasti memberikan


keuntungan, baik terhadap modal maupun tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat
produktivitas  industri semakin tinggi pula rata-rata gaji atau penghasilan
pegawai, serta semakin tinggi pula kemungkinan perluasan usaha bagi industri

127
yang  bersangkutan. Dengan temuan tersebut disebutkan pula bahwa  semakin
tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin  besar produktivitasnya yang
tercermin dalam penghasilannya. Artinya, tamatan jenjang pendidikan yang
lebih tinggi menunjukkan tingkat produktivitas kerja riil yang lebih tinggi pula.
(Sumiyati, t.t:1).

Jadi pendidikan sebagai investasi di bidang industri dipandang sebagai


investasi yang produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang
konsumtif tanpa manfaat balikan yang jelas. Pendidikan dalam hal ini akan
menentukan kualitas SDM yang akan menjadi input tenaga kerja bagi sektor
industri.

RANGKUMAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mengembangkan


kemampuan, mengubah sikap dan tingkah laku dalam rangka memberdayakan
dan mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran.

Investasi adalah kegiatan menanamkan modal pada masa sekarang guna


memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Setiap individu yang ingin
berinventasi harus tahan mengorbankan dan mengesampingkan kesenangannya
atau keinginannya untuk beberapa saat sesuai dengan kondisi yang ditempuhnya.

Globalisasi di bidang ekonomi ini juga akan mempengaruhi bidang industri.


Globalisasi ini akan menghambat pertumbuhan sektor industri dalam negeri.
Ketika SDM dalam negeri tidak dibekali dengan kemampuan dan keterampilan
yang baik untuk mendobrak industri dan bersaing dengan kompetitor lain, maka
industri dalam negeri akan berakhir dengan banyaknya industri yang dikuasai oleh
asing. Selain itu tenaga kerja dalam negeri juga harus bersaing dengan tenaga
kerja dari luar negeri untuk mendapatkan pekerjaan.

Pendidikan sebagai investasi di bidang industri dipandang sebagai investasi yang


produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa
manfaat balikan yang jelas. Pendidikan dalam hal ini akan menentukan kualitas
SDM yang akan menjadi input tenaga kerja bagi sektor industri. Semakin tinggi
tingkat pendidikan angkatan kerja semakin tinggi produktivitas secara keseluruhan
karena pekerja lebih terdidik cenderung untuk berinovasi, dan dengan demikian
mempengaruhi hampir semua produktivitas. Dengan pendidikan tenaga kerja juga
akan mempunyai kemampuan mengakses pasar tenaga kerja, serta kemajuan
karier dan perbaikan status profesional, termasuk dalam hal pendapatan.

128

Anda mungkin juga menyukai