Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayahnya
sehingga senatiasa kita dapat menyelesaikan makalah program nasional Kesehatan lansia.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik II.
i
Penyusunan makalah Program Nasional Kesehatan Lansia ini didasari oleh
adanya peningkatan jumlah populasi lansia dengan menitik beratkan pada penanganan
dibidang kesehatan dan keperawatan yang di dasari oleh PMK RI NO.25 TAHUN 2016
tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia tahun 2016-2019. Untuk
meningkatkan derajat Kesehatan lansia pemerintah membuat beberapa kebijakan-
kebijakan pelayanan Kesehatan lansia. Tujuan kebijakan pelayanan Kesehatan lansia
adalah meningkatkan derajar Kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri,
aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat
Kami menyadari kelehaman serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati kami menuturkan ucapan terimakasih. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
pembaca.
(Tim Penyusun)
DAFTAR ISI
ii
COVER.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1-2
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. KESIMPULAN...................................................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Proses atau proses penuaan. Usia
lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal
yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut
merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia.(WHO,2020)
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu Kesehatan perlu di
pelihara dan ditingkatkan kualitasnya. untuk itu kita berusaha mewujudkan masa depan
yang akan datang dengan penduduk dan masyarakat hidup dalam lingkungan yang sehat
dan berperilaku sehat, serta mampu menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu,
adil, merata serta memiliki derajat Kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan
sebagai bagian integral dari sistem pelayanan Kesehatan nasional turut serta mengambil
bagian dalam mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan menitik
beratkan pada penanganan dibidang kesehatan dan keperawatan.
Untuk meningkatkan derajat Kesehatan lansia pemerintah membuat beberapa
kebijakan-kebijakan pelayanan Kesehatan lansia. Tujuan kebijakan pelayanan Kesehatan
lansia adalah meningkatkan derajar Kesehatan lansia untuk mencapai lansia
sehat,mandiri,aktif,produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat. Serta
menigkatkan cakupan dan kualitas pelayanan Kesehatan santun lansia, meningkatkan
koordinasi dengan lintas program,lintas sector,organisasi profesi dan pihak terkait
lainnya, meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang Kesehatan lansia,
meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam
upaya serta peningkatan Kesehatan lansia, meningkatnya peran serta lansia dalam upaya
peningkatan Kesehatan keluarga dan masyarakat. ( KEMENKES,2016)
1
Dalam hal ini perlu sekiranya diketahui informasi mengenai tingkat kesehatan dan
tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu contoh sistem pelayanan
Kesehatan di masyarakat adalah kegiatan posyandu lansia. Posyandu adalah fasilitas
pelayanan Kesehatan masyarakat yang didirikan di desa kecil yang tidak terjangkau oleh
rumah sakit atau klinik. Tujuan posyandu lansia adalah memperdayakan kelompok lansia
sehingga mampu untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya
serta data menyumbangkan tenaga dan kemampuannya untuk kepentingan keluarga dan
masyarakat di sekitarnya. Kegiatan-kegiatan dalam posyandu, lansia akan di kembangkan
lebih bersifat mempertahankan derajat Kesehatan, meningkatkan daya ingat,
meningkatlan rasa percaya diri dan kebugaran jasmani serta rohani pada lansia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang dimaksud dengan Program Nasional Kesehatan Lansia ?
2. Apa saja Kebijakan Lansia?
3. Apa saja Kegiatan-Kegiatan Pembinaan Lansia?
4. Apa saja Program Nasional Lansia ?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang Program Nasional Kesehatan Lansia
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang Kebijakan Lansia
3. Untuk mengetahui dan memahami Kegiatan-Kegiatan Pembinaan Lansia
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja Program Nasional Lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Ayat 1 : usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara social maupun ekonomis sesuai dengan
martabat manusia
b. Ayat 2 : pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup
mandiri dan produktif secara social dan ekonomis
2. Peraturan presiden RI No.72 tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional
3. Keputusan menteri kesehatan nomor 374 tahun 2012 tentang berlakunya sistem
kesehatan nasional
4. Keputusan menteri koordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990 tentang
pembentukan tim kerja geatrik
3. Kebijakan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019
Prinsip-prinsip dalam mewujudkan lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan produktif
meliputi:
1. Menjadi lanjut usia sehat adalah hak asasi setiap manusia.
2. Pelayanan kesehatan primer adalah ujung tombak untuk tercapainya lanjut usia
sehat yang didukung oleh pelayanan rujukan yang berkualitas.
3. Partisipasi lanjut usia perlu diupayakan dalam kegiatan baik di keluarga maupun
masyarakat berupa kegiatan sosial ekonomi sesuai dengan kemampuan, minat
dan kondisi kesehatannya.
4. Pelayanan bagi lanjut usia diupayakan secara lintas program dan lintas sektor.
5. Pelayanan bagi lanjut usia perlu dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
keadilan dan kesetaraan gender.
4
kemasyarakatan, kelompok khusus, dan swasta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan lanjut usia secara berkesinambungan
3. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistik
dengan memperhatikan nilai sosial dan budaya yang ada.
4. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran, koordinasi dan integrasi dengan lintas program dan lintas
sektor.
5. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dari pembinaan
kesehatan keluarga.
6. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai lanjut usia
sehat, mandiri, aktif dan produktif. -27-
7. Upaya kesehatan lanjut usia dilaksanakan melalui fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan rujukan yang berkualitas, secara komprehensif meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
5
2. Upaya Preventif Adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit- penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya.
Kegiatannya dapat berupa kegiatan sebagai berikut ini:
a. Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan di panti oleh petugas kesehatan yang
datang ke panti secara periodik atau di puskesmas dengan menggunakan KMS
lansia.
b. Penjaringan penyakit pada lansia baik oleh petugas kesehatan di puskesmas
maupun petugas panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
c. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang
menggunakan buku catatan pribadi.
d. Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi
masing-masing.
e. Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi
kesehatannya masing-masing.
f. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.
h. Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan
sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap waktu, tempat dan orang – orang secara optimal.
3. Upaya Kuratif Upaya kuratif adalah upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas
kesehatan atau petugas panti terlatih sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa
sebagai berikut :
a. Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti
yang telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan petugas
kesehatanpuskesmas.
b. Pengobatan jalan di puskesmas.
c. Perawatan dietik.
d. Perawatan kesehatan jiwa.
e. Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
f. Perawatan kesehatan mata.
g. Perawatan kesehatan melalui kegiatan puskesmas.
6
h. Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis atau ahli kesehatan yang diperlukan.
4. Upaya Rehabilitatif Adalah upaya untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal
mungkin. Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi mental, vokasional dan kegiatan fisik.
Kegiatan ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas panti yang telah dilatih dan
berada dalam pengawasan dokter atau ahlinya.
7
1. Dukungan keluarga
Terapi (fisik, psikososial, dan terapi mental spiritual)
2. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan
3. Bantuan sosial dan asistensi social
4. Dukungan aksesibilitas.
Atensi Lanjut Usia yang dilaksanakan oleh Balai dan Loka merupakan layanan
langsung yang mencakup :
1. Dukungan Pemenuhan Hidup Layak
2. Perawatan Sosial / Pengasuhan Anak
3. Dukungan Keluarga
4. Terapi (fisik, psikososial, mental spiritual)
5. Pelatihan Vokasional & Pembinaan Kewirausahaan
6. Bantuan dan Asistensi Sosial
7. Dukungan Aksesibilitas.
8
Sedangkan layanan tidak langsung yang dilaksanakan oleh Direktorat Rehabilitasi
Sosial Lanjut Usia berupa kegiatan :
2. Posyandu Lansia
Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia (lansia) mengalami
kemunduran fisik dan mental. Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting yang
perlu diperhatikan pada kehidupan para lansia. Salah satu permasalahan yang sangat
mendasar pada lansia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan upaya menyeluruh
untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat khususnya kelompok pra lansia dan
lansia serta upaya pembinaan dan pelayanan yang terus menerus.
Posyandu lansia adalah wadah pelayanan untuk warga lanjut usia. Pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan inisiatif masyarakat. Hal ini membuat program
dan layanan yang tersedia bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di
daerah tersebut. Di Posyandu lansia ada susunan kepengurusan yang akan menjalankan
program-programyang yang telah dirancang. Program-program tersebut umumnya
dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan pencegahan. Posyandu lansia bisa
menyediakan layanan kesehatan dasar, terutama yang bersifat preventif dan promotif
untuk warga berusia lanjut. Dengan adanya Posyandu, kualitas hidup lansia di daerah
tersebut diharapkan bisa meningkat dan risiko terjadinya keparahan penyakit akan
berkurang. Lansia pun bisa hidup lebih tenang dan bahagia
9
Untuk Tema kegiatan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional ke-25 tahun 2021 adalah
“Lanjut Usia Bahagia Bersama Keluarga” Tema kegiatan peringatan Hari Lanjut Usia
Nasional ke-25 tahun 2021 adalah “Lanjut Usia Bahagia Bersama Keluarga”. Arti tema
tersebut adalah bahwa keluarga merupakan lembaga terkecil yang menjadi tempat
persemaian cinta kasih bagi setiap orang. Dari kondisi tersebut, maka orang tua yang
menjadi penjuru bagi generasi muda sekaligus panutan. Sebagaimana disampaikan
Kemensos, tema tersebut akan mendasari sub tema:
1. Kampanye Kesehatan Lansia melalui media elektronik, media sosial dan media
luar ruang (Mei-Desember 2021)
2. Lomba Video Peduli Lansia dan Inovasi Pelayanan Kesehatan Lansia (Mei dan
Juni 2021)
3. Serial Webinar HLUN 2021 (April s.d Desember 2021)
4. Gebyar Vaksinasi Lansia. Dilaksanakan secara serentak pada tanggal 17-29 Mei
2021 . Direncanakan kunjungan Bapak Menkes, Bapak Wamen dan Bapak Sekjen
di 3 provinsi dan waktu berbeda (Kab. Bandung, Kota Serang dan Kab.Grobogan)
5. Puncak Peringatan HLUN Tahun 2021 a. Seminar Nasional : dilaksanakan secara
hybrid. Kegiatan :
- Sosialisasi, edukasi dan advokasi kesehatan Lansia disampaikan oleh
Narasumber yang berasal dari Lintas Sektor Kementerian Kesehatan,
Organisasi Profesi, LSM dan Perwakilan Lansia. Peserta : Perwakilan dinas
kesehatan 34 provinsi, Perwakilan Dinkes Kab/Kota dan Puskesmas,
organisasi masyarakat kelanjutusiaan, organisasi profesi, perwakilan lansia
dari Posyandu Lansia/kelompok Lansia, dll.
- Kunjungan Lapangan : menampilkan pembelajaran mengenai SILANI dan
implementasi PJP bagi Lansia
10
jiwa). Kemensos akan melibatkan pemerintah daerah untuk memastikan kebijakan
tersebut berjalan efektif dan sinergis. Salah satu perhatian besar Menteri Sosial Tri
Rismaharini adalah keinginan kuatnya untuk mengisiasi pendirian Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) Lansia. Posyandu lansia sendiri menyediakan berbagai layanan
yang meningkatkan kualitas lansia. Seperti pengecekan tensi dan berat badan, senam
tera, senam 10 gerakan menuju sehat, senam otak, pengobatan, rekreasi, penyuluhan
kesehatan dan kerohanian. Posyandu lansia memberikan peran dalam menyokong
pemenuhan kebutuhan dasar seperti fisiologis, rasa aman, sosial, ingin dihargai dan
aktualisasi diri. Selain itu lansia dapat mengatasi masalahnya, serta masih dapat
Demensia juga dapat terjadi akibat faktor genetik dimana sebagian pasien
memiliki genetik demensia melalui garis keturunan. Selain itu, menurut (Situmorang,
2020), demensia juga dapat terjadi pada lansia yang memiliki status gizi kurang
akibat dari lupa sudah makan atau belum sehingga mengakibatkan penurunan berat
badan.
11
Faktor aktivitas fisik lansia juga mempengaruhi terjadinya demensia, sebagian
besar lansia yang kurang beraktivitas berisiko tinggi mengalami demensia akibat dari
fungsi kognitif yang tidak terasah baik dengan kegiatan-kegiatan yang menstimulasi
otak untuk meningkatkan protein yang bernama Brain Derived Neurotrophic Factor
yang berperan dalam menjaga sel saraf agar tetap sehat (Situmorang, 2020). Faktor
risiko independen demensia juga didefinisikan sebagai obesitas. Orang dengan
obesitas memiliki 74% peningkatan risiko demensia. Menghindari obesitas dapat
berkontribusi pada pencegahan demensia, bahkan dapat terjadi pada kelompok yang
lebih tua (Priastana et al., 2020).
a. konsumsi buah dan sayur yang kaya akan antioksidan dan vitamin B12, C,
serta E, konsumsi makanan yang tinggi serat, rendah lemak, gula dan
garam
b. melakukan aktivitas fisik seperti olahraga ringan secara teratur seperti
berjalan minimal 30 menit dalam sehari
c. hindari rokok dan konsumsi alkohol, lakukan pemeriksaan kesehatan ke
dokter saraf secara rutin,
d. lakukan stimulasi otak dengan cara bermain game, membaca, bernyanyi
atau bermain musik, bersosialisasi, berfikir positif, bersyukur dan
mendekatkan diri pada Tuhan
12
untuk berdiskusi, memberikan kebebasan pada lansia dalam mengambil keputusan,
dan sebagainya (Sembiring & Setyarini, 2019).berinteraksi dengan keluarga, teman
sebaya, masyarakat.
13
guna mengatasi masalah terkait pelaksanaan aktivitas harian. Penurunan fungsi
kognitif dapat menyebabkan penurunan kemampuan fungsional (Friedman et al.,
2002; Harvey, 2005), bahkan dimensia yang bersifat kronis dan progresif (Maslim,
2013). Hal ini karena fungsi kognitif mempengaruhi proses berpikir, memori,
orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar bahasa dan penilaian. WHO
mencatat bahwa di setiap tahun, 9,9 juta kasus baru dengan gangguan kognitif dengan
dimensia. Diseluruh dunia diperkirakan 47 juta orang mengalami gangguan kognitif
dan diprediksi tahun 2030 menghampiri angka 75 juta kasus serta 2050 menjadi 132
juta kasus.
Sementara penderita gangguan kognitif dengan Alzheimer di Indonesia tahun
2013 mencapai satu juta orang dan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2030, serta
menjadi empat kali lipat di tahun 2050 (Kementerian kesehatan RI, 2016). Tujuan
rehabilitasi sosial lansia, baik berbasis keluarga, komunitas maupun berbasis institusi,
adalah untuk memulihkan dan mengembangkan keberfungsian sosial
mereka.Berbagai pendekatan dilakukan untuk program rehabilitasi sosial agar lansia
tersebut dapat menjalankan peran-peran sosialnya dan dapat berkontribusi dalam
masyarakat (Kementerian Sosial, 2015).
rehabilitasi buat lansia lebih difokuskan kepada peningkatan kualitas hidup dan
bukan selalu berarti untuk mengembalikan kemampuan seperti semula karena adanya
faktor degeneratif yang terjadi secara alamiah. Meskipun lansia telah mengalami
kemunduran dari berbagai aspek, bukan berarti mereka kehilangan kesempatan dan
kemampuan untuk menjalankan peran dan fungsi sosialnya. Sebagai warga senior
mereka memiliki pengalaman hidup, ilmu dan keterampilan serta nilai-nilai kebajikan
yang dapat disumbangkan kepada masyarakat terutama generasi penerus. Karena itu
diperlukan pemahaman profesional mengenai hak dan kebutuhan lansia secara
komprehensif serta menerapkan prinsip, metode dan nilai nilai pekerjaan sosial
profesional agar lansia mendapatkan kesempatan luas untuk berkembang dan
berkontribusi terhadap masyarakat.
14
drastis. Pelatihan kembali dapat membantu lansia mempertahankan atau
memperlambat proses kehilangan kemampuan tersebut. Program ini dapat dijalankan
oleh tenaga profesional atau pendamping/care giver yang terlatih.Kognitif
RetrainingKognitif retraining dimaksudkan untuk membantu lansia yang mengalami
penurunan kognitif. Tehnik ini dapat meningkatkan keterampilan kognitif klien,
meningkatkan fungsi memori, meningkatkan orientasi visuospasial, dan
meningkatkan fungsi eksekutif
15
secara mandiri. Lansia juga dapat diberikan kartu peta dan petunjuk arah lengkap
dengan nomor kontak yang dapat dihubungi. Dalam hal kesulitan mencari alamat,
lansia dapat menunjukkan kartu itu kepada seorang polisi atau penjaga toko dan
meminta bantuan.
c. Meningkatkan Fungsi Eksekutif
Fungsi atau kemampuan eksekutif dapat diterjemahkan sebagai
keterampilan dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengambilan
keputusan. Fungsi eksekutif ini dapat disesuaikan untuk terapi pada lansia.
Berbagai permainan seperti ludo, catur, draft, catur cina, teka-teki, permainan
kartu, dan lain-lain adalah permainan yang memembutuhkan keterampilan
eksekutif. Sehingga, memainkan permainanpermainan ini dapat membantu lansia
dalam meningkatkan fungsi eksekutifnya.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Program Nasional Kesehatan Lansia adalah program kementrian kesehatan di
Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-upaya
dalam meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi upaya promotif, upaya preventif,
upaya kuratif , upaya rehabilitatif dan upaya penyuluhan kesehatan .
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun
masyarakat. Upaya preventife yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya
kuratif yaitu upaya upaya pengobatan pada usia lanjut. Upaya rehabilitative yaitu upaya
mengembalikan fungsi oragn tubuh yang telah menurun . upaya penyuluhan kesehtaan
masyarakat merupakan bagian integral dari setiap program kesehatan . program nasional
kesehatan lansia meliputi posyandu lansia , puskesmas lansia dan terapi lansia .
B. SARAN
Setiap lansia pasti mengeluhkan berbagai penyakit, untuk itu lansia diharapkan
mengikuti program–program pemerintah untuk mengetahui perubahan dan
perkembangan kesehatanya dan keluarga juga harus mendukung program ini . diharapkan
lansia dapat melakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan melakukan kativitas fisik secara teratur.
17
DAFTAR PUSTAKA
Iin cintami pangabean,d (2013) kebijakan dan program kesehatan lansia ,retrieved april 11,
2019, from scribd: Https://www.scribd.com
Permenkes, RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. http://www.kebijakanaidsindonesia.net/jdownloads/Peraturan
%20Regulation/Peraturan%20Pusat/
permenkesrinomor75tahun2014tentangpusatkesehatanmasyarakatpuskesmas.pdf
Utami, D.Y (2013) program nasional lansia , retervied april 24, 2019, from scribd
https://www.scribd.com
18