Disusun oleh :
2. Eva Maharani
4. Ulfa Mashufah
PEMBIMBING KLINIK
BAB 1
KONSEP DASAR MEDIK
A. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi
Penyebab tersering pada bronkopneumonia yaitu pneumokokus, sedang
penyebab lainnya antara lain : streptococcuspneumoniae, stapilokokkus aureus,
haemophillus influenza, jamur (seperti candida albicans) dan virus. Pada bayi dan
anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab yang berat, serius
dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi (Riyadi,2012).
E. Komplikasi
Akibat penyakit ini tidak mendapat penanganan yang tepat maka akan timbul
komplikasi yang bisa membahayakan tubuh anak tersebut,misalnya gangguan
pertukaran gas, obstruksi jalan napas, gagal napas, efusi pleura yang luas, syok
dan apnea rekuren. (Marni, 2014).
F. Patofisiologi
Bakteri atau virus masuk kedalam tubuh, akan menyebabakan gangguan/
peradangan pada terminal jalan nafas dan alveoli. Proses tersebut akan
menyebabkan infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus, terjadi
destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas. Pada kondisi akut
maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis, aspirasi benda asing dan konginetal
yang dapat meningkatkan resiko pneumonia (Marni,2014) Secara hematogen
maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang terdapat didalam
paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan lumen bronkus
menyebabkan sel radang akut, terisi eksudat (nanah) dengan sel epitel rusak.
Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada
saat awal peradangan dan bersifat fagositosis) dan sedikit eksudat fibrinosa.
Bronkus rusak akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah
sehingga dapat timbul
bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang
lambat. Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak
kuman penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah
menjadi purulen dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan
tersebut dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita
mengalami sesak napas.Terdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan
mengakibatkan peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada
lumen bronkus sehingga timbul peningkatan flek-flek batuk. Perjalanan
patofisiologis diatas bisa berlangsung sebaliknya yaitu di dahului dulu dengan
infeksi pada bronkus kemudian berkembang menjadi infeksi pada paru
(Riyadi,2012)
G. Pathway
Jamur, Virus,
Bakteri, Protozoa
Ketidakefektifan
Pergeseran Anoreksia bersihan jalan napas
dinding paru
Ketidakefektifan
Suplay O2 menurun Pola Napas
Hipoksia Hiperventilasi
I. Penatalaksanaan
Yang dapat diberikan pada pasien bronkhopnemonia yaitu menjaga
kelancaran pernafasan seperti posisi semifowler, pemberian oksigenasi yang
terpenuhi, kebutuhan istirahat klien, kebutuhan nutrisi dan cairan.
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pola persepsi sehat-penatalaksanaan sehat
Data yang muncul sering orang tua berpersepsi meskipun anaknya batuk
masih menganggap belum terjadi gangguan serius, biasanya orang tua
menganggap anaknya benar-benar sakit apabila anak sudah mengalami sesak
nafas.
2. Pola metabolik nutrisi
Anak dengan bronkopneumonia sering muncul anoreksia (akibat respon
sistemik melalui kontrol saraf pusat) dan mual dan muntah (karena
peningkatan rangsangan gaster sebagai dampak peningkatan toksik
mikroorganisme).
3. Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan
cairan melalui evaporasi karena demam.
4. Pola istirahat-tidur
Data yang sering muncul adalah anak mengalami kesulitan tidur karena sesak
nafas. Penampilan anak terlihat lebih lemah, sering menguap, mata merah,
anak juga sering menangis pada malam hari karena ketidaknyamanan
tersebut.
5. Pola aktivitas-latihan
Anak tampak menurun aktifitas dan latihannya sebagai dampak kelemahan
fisik. Anak tampak lebih banyak meminta digendong orangtua atau bedrest.
6. Pola kognitif-persepsi
Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang yang pernah disampaikan
biasanya sesaat akibat penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada otak. Pada
saat di rawat anak tampak bingung kalau ditanya tentang hal-hal baru
disampaikan.
7. Pola perpsepsi diri-konsep diri
Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kurang bersahabat, tidak
suka bermain, ketakutan terhadap orang lain meningkat.
B. Diangnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
pada anak dengan bronkopneumonia menurut adalah :
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan terkumpulnya sekret dan
meningkatnya produksi mukosa
2. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan inflamasi paru/ parenkim
paru
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan inflamasi
C. Rencana Keperawatan
Perencanaan tindakan yang dapat diterapkan pada gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi menurut :
1. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan terkumpulnya sekret dan
meningkatnya produksi mukosa.
Hasil yang diharapkan : pertukaran gas pada anak akan meningkat yang
ditandai oleh kemudahan bernapas, warna kulit normal, dan berkurangnya
kegelisahan.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan anak untuk mengetahui adanya dispnea, takipnea,
mengi, krakles,ronkhi, dan sianosis.
b. Atur posisi anak supaya nyaman.
c. Berikan oksigen dengan sungkup wajah/ sungkup kepala
d. Ajarkan dan anjurkan batuk efektif dan napas dalam setiap 2 jam
e. Lakukan penghisapan lendir bila perlu
f. Lakukan fisoterapi dada setiap empat jam, sebelum makan dan istirahat,
atau sesuai petunjuk
g. Anjurkan pemberian asupan cairan peroral jika tidak ada kontradiksi
h. Ubah posisi setiap dua jam
i. Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi anak (buku,majalah, video
game, dan lain-lain)