Disusun Oleh :
041911535015
Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasi
berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan harga pasar (misalnya, harga
saham, nilai tukar atau suku bunga) dikategorikan sebagai risiko pasar. Risiko karena mitra
transaksi gagal bayar (default) disebut risiko kredit (default). Sementara itu, risiko karena
kesalahan atau kegagalan orang atau sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko
operasional (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009).
Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, Foreign Exchange, forex
atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara
lain pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an.
Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex
( singkatan dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang
berbeda pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar
kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata
uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai
mata uang negara lainnya. Perusahaan yang beroperasi melintasi batas-batas negara yang
terkena risiko perubahan nilai tukar mata uang. Kami meneliti efek dari perubahan kurs
terhadap penjualan dilaporkan, pendapatan, arus kas, aset, kewajiban, dan kekayaan bersih.
Efek ini juga mendistorsi rasio keuangan berdasarkan data tersebut. Perusahaan dengan risiko
mata uang asing harus, karena itu, pertama-tama memutuskan apakah untuk lindung nilai
risiko akuntansi atau risiko ekonomi operasi asing.
Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat
dipergunakan adalah dengan cara mengatasiexposure yang disebabkan oleh mata uang asing,
maka dapat dilakukan“Hedging”. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka
mengantisipasi pergerakan mata uang asing.
Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas,
serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu
kepastian melalui hedging. Teknik-teknikhedging yang pada umumnya digunakan untuk
mengatasi transaction exposure antara lain adalah:
Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap
pegerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang
normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan
keuntungan dan peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya
pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang
sensitif terhadap perubahan suku bunga .
Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) karena
perubahan suku bunga. Risiko Suku Bunga pada Banking Book merupakan bentuk risiko
pasar paling dominan di perbankan Indonesia yang meliputi repricing risk, yield curve risk,
basis risk, options risk. Selain banking book, Bank wajib pula mengelola risiko harga yang
disebabkan oleh eksposur trading book (tanpa memandang jenis risiko) karena unrealized
Mark to Market (MTM) gain/loss berpengaruh secara langsung pada pendapatan dan atau
regulatory capital.
Ketika bisnis meminjam dana, tingkat bunga dapat berupa tetap atau variabel. Ketika
tingkat bunga variabel, biaya interest masa depan dan bunga yang dibayarkan tidak yakin
karena mereka tergantung pada tingkat masa depan suku bunga acuan. Dari pemberi
pinjaman (kreditur) sudut pandang, pinjaman variable rate investasi membuat pendapatan
bunga masa depan dan bunga yang diterima pasti. Ketika tingkat bunga tetap, bagaimanapun,
beban bunga masa depan (pendapatan) dan bunga yang dibayarkan (diterima) diketahui.
Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan
secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan
dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh
investor melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang
diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.
Karakteristik dari Komoditas yaitu harga adalah ditentukan oleh penawaran dan
permintaan pasar bukannya ditentukan oleh penyalur ataupun penjual dan harga tersebut
adalah berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku Komoditas contohnya adalah
(namun tidak terbatas pada) : mineral dan produk pertanian seperti bijih besi, minyak,
ethanol, gula, kopi, aluminium, beras, gandum, emas, berlian atau perak, tetapi juga ada yang
disebut produk "commoditized" (tidak lagi dibedakan berdasarkan merek) seperti komputer.
Risiko komoditas adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat
perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu,
dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam
suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar. Risiko kerugian pada
posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditas. Risiko
translasi nilai tukar atas seluruh posisi valas (aset dan kewajiban) pada neraca, baik trading
maupun banking book.
Risiko dalam perdagangan Komoditas, selain dari gagal janji, disebabkan oleh
fluktuasi harga. Harga sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar Komoditas.
Permintaan ditentukan oleh pertambahan penduduk, pertambahan penggunaan, penggunaan
baru dan karena substitusi. Penawaran berubah karena pertambahan kapasitas produksi (luas
lahan yang ditanam atau pabrik baru yang dibangun), musim, cuaca baik atau buruk, larangan
atau insentip pemerintah, bencana alam maupun perang atau perdamaian. Jadi banyak sekali
faktor yang tidak bisa diramalkan. Hal inilah yang mendorong timbulnya kebutuhan akan
lindung nilai. Kebutuhan akan lindung nilai dipenuhi dengan pembuatan kontrak di LUAR
mau di DALAM Bursa. Mula-mula kebutuhan akan lindung nilai ini hanya dirasakan dalam
perdagangan Komoditas pertanian , tetapi makin lama kebutuhan itu dirasakan untuk semua
macam Komoditas, termasuk Komoditas keuangan, cuaca, ekonomi, perbankan dlsbnya.
Untuk semua itu dibuatkan kontrak. Beberapa dari kontrak itu diperdagangkan di bursa yang
terlanjur dinamakan Bursa Komoditas, meski sebenarnya dinamakan Bursa Kontrak.
Komoditas lainnya memiliki efek yang sama pada perusahaan yang memproduksi atau
menggunakan mereka, termasuk:
Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang
dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding dengan penurunan
nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya, Secara umum, jika
bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan. Tingkat penurunan
nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya.
EVENT RISK
Penjualan dan pendapatan suatu perusahaan dipengaruhi oleh peristiwa tak terhitung di luar
kendali. Perusahaan dapat melindungi diri mereka sendiri, namun, terhadap beberapa efek
samping. Sebagai contoh, perusahaan buy insurance terhadap risiko kerugian akibat
kebakaran atau badai. Hedging adalah bentuk lain dari asuransi. Misalnya, cuaca derivatives
reduce risiko ke perusahaan dari kondisi cuaca normal. Risiko kredit. Risiko bahwa
perusahaan tidak akan menerima pembayaran, adalah bentuk lain dari risiko peristiwa.
DASAR DERIVATIF DAN LINDUNG NILAI (HEDGE)
DERIVATIF
Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga
karakteristik berikut ini:
1. Memiliki:
Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (under- lying) ,dan
Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran
atau keduanya.
2. Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment),
atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan
menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
3. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net
settlement), atau instrumen derivative dapat segera diselesaikan dengan sarana
terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan
penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda
dengan net settlement.
Menurut Siahaan (2008), derivatif adalah semacam kendaraan keuangan yang diturunkan
atau diperanakkan dari induknya apakah induknya ini asset keuangan saham atau obligasi,
komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, Hanseng, dan jenis-jenis lainnya.
Sedangkan Wikipedia mendefinisikan derevatif sebagai sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang
menjadi acuan pokok.
Definisi diatas memberikan pandangan bahwa derivatif merupakan kontrak perjanjian dan
kesepakatan antara dua belah pihak pembeli dan penjual yang didalam kontraknya telah
disepakati sekarang, namun realisasinya dimasa yang akan datang.
Misalnya:
JENIS DEREVATIF
Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006) yaitu;
Derevatif komuditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang komoditi,
seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft commodities) dan hasil
pertambangan, emas dll. (hard commodities).
Derevatif keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen keuangan,
seperti mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka pendek, surat
pembendaharaan negara dan obligasi.
a. Spot Contract
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat
dalam jangka waktu dua hari.
b. Future Contract
Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual)
untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah,
harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan
istilah transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli
sesuatu aset di masa depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di
bursa dengan sifat terstandar.
Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara
pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan
untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada
1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30
Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat
dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para
pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging
(melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama
kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu
ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi
futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada
pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak
dimaksudkan untuk memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin
trading.
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi:
a. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset
tertentu) dari penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu
pada waktu yang telah ditentukan dalam kontrak
b. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada
pembeli futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas
waktu yang ditentukan dalam kontrak .
Beberapa terminology :
c. Forward Contract
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam
valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian
akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang.
Di dalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan
valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs
tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah
dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing
di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
d. Swap Contract
Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference
currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta
tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah
tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.
Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam
mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal
dengan istilah SWAP.
e. Option Contract
Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu
dengan harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan
membayar/menerima sejumlah premi.
Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang
memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang
kontrak) untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise
price/strike exercise) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa
dianalisa resikonya dan dilindungi nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan
faktor yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan.
Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi
(pilihan) kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak
diikuti dengan pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang
ditentukan dalam kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut.
Misalnya,
HEDGING
Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam
perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari
perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk
mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga.
Menurut Epstein & Jermakowicz (2008), cash flow hedges adalah perlindungan,
dengan menggunakan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya, dari
risiko variabilitas arus kas terkait dengan diakuinya asset/kewajiban (misalnya,
pembayaran bunga atas pinjaman dengan suku bunga variabel) atau ramalan akan
terjadinya suatu transaksi (misalnya, penjualan atau pembelian yang akan dilakukan)
di masa mendatang, di mana variabilitas arus kas itu diperkirakan akan mempengaruhi
laba atau rugi yang dilaporkan.
Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures, dan swap, dengan
bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga, obligasi, nilai tukar, komoditas,
dan indeks. (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009)
a. Opsi (Option)
Adalah suatu kontrak derivatif dengan disertai pilihan (hak) untuk menjual atau membeli
sesuatu sesuai dengan yang tertera di kontrak tersebut.
Petrochemical Parfum, Inc., khawatir tentang potensi kenaikan harga minyak mentah yang
merupakan salah satu bahan baku utama mereka. Untuk melindungi dirinya terhadap
kenaikan harga, perusahaan membeli opsi beli 6-bulan untuk membeli 1.000 barel minyak
mentah dengan harga pelaksanaan sebesar $40. Opsi ini berharga $1 per barel.
Jika harga minyak mentah di atas harga pelaksanaan $40, ketika opsi itu jatuh tempo,
perusahaan akan menggunakan opsi tersebut dan menerima selisih antara harga minyak dan
harga pelaksanaan. Jika harga minyak turun di bawah harga pelaksanaan, opsi tersebut akan
habis dan
tidak bernilai. Apabila harga minyak turun dari harga pelaksanaan, misalnya $30, maka
pemegang opsi beli tidak harus menggunakan opsi belinya, karena berada di atas harga pasar,
apabila pemegang opsi mengeksekusi opsi tersebut, perusahaan akan rugi karena membeli di
atas harga pasar.
Inti dari opsi adalah bahwa seseorang yang sudah melakukan kontrak opsi, dapat
menggunakan hak atau tidak menggunakan hak opsi tersebut untuk mengeksekusi suatu
perjanjian.
b. Kontrak Future
Adalah pertukaran janji dagang untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada
harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Misalkan ada seorang petani gandum, ada
kekhawatiran bahwa harga gandum mungkin jatuh sampai titik terbawah, maka petani
tersebut melakukan kontrak future terhadap gandumnya. Dengan kontrak tersebut petani
setuju untuk megirimkan sejumlah gandum, pada bulan tertentu dengan harga yang sudah
ditentukan saat ini. Pada saat jatuh tempo petani tersebut harus memberikan sejumlah
gandum dengan harga yang sudah ditentukan sebelumnya kepada pembeli kontrak tersebut
(Marcus, 2006).
Petani gandum akan untung apabila, harga pasar pada jatuh tempo di bawah harga kontrak
future tersebut, karena pembeli kontrak harus membayar lebih di atas harga pasar, namun
petani gandum akan rugi apabila harga pasar pada jatuh tempo di atas harga kontrak future
tersebut.
Perbedaan antara future dan opsi adalah jika pemegang kontrak opsi mempunyai pilihan
apakah ia akan melakukan pengiriman atau tidak, sedangkan kontrak future adalah janji pasti
untuk mengirimkan gandum pada harga jual tetap.
c. Kontrak Forward
Adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang
disepakati. Kontrak forward adalah kontrak future yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Contoh penerapan kontrak forward pada perusahaan. Computer Parts Inc., telah memesan
chip memori dari pemasoknya di Jepang. Tagihan sebesar ¥53 juta harus dibayar pada
tanggal 27 Juli. Perusahaan dapat mengatur dengan banknya saat ini untuk membeli forward
jumlah yen ini untuk pengiriman 27 Juli pada harga forward ¥110 per dolar. Karena itu, pada
27 Juli, Computer Parts membayar pihak bank ¥52 juta/(¥110/$) = $ 481.818 dan menerima
¥53 juta, yang dapat digunakan untuk membayar pemasok Jepangnya. Dengan melakukan
forward untuk menukar $ 481.818 dengan ¥53 juta, biaya dolarnya terkunci. Perhatikan
bahwa jika perusahaan belum menggunakan kontrak forward untuk melindungi diri dan dolar
terdepresiasi selama periode ini, perusahaan harus membayar jumlah niai dolar yang lebih
besar. Misalnya, jika dolar terdepresiasi menjadi ¥100/dolar, perusahaan harus menukarkan
$530.000 dengan ¥53 juta yang diperlukan untuk membayar tagihannya (Marcus, 2006).
d. Swap
Adalah pengaturan oleh kedua belah pihak untuk menukar suatu aliran arus kas untuk aliran
lainnya. Swap tingkat bunga, perusahaan akan membayar atau menukar swap pembayaran
tetap untuk pembayaran lain yang terikat pada tingkat bunga.
Swap adalah perjanjian antara dua pihak untuk saling menukar aliran (arus) kas (cash flow)
secara periodik selama periode tertentu pada masa mendatang menurut aturan yang
disepakati. Misalkan, swap antara A dan B. Fixed-for-floating swap mengharuskan A
membayar aliran kas secara periodik berdasarkan suku bunga tetap sebesar 5,5 persen dari
100 (USD) kepada B, sedangkan B membayar berdasarkan suku bunga mengambang tertentu
kepada A. Selanjutnya, A menerima suku bunga mengambang dan membayar suku bunga
tetap. Sebaliknya, B menerima suku bunga tetap dan membayar suku bunga mengambang.
Angka acuan 100 (USD) disebut notional swap. Pada swap suku bunga nilai notional bagi A
dan B adalah sama, yaitu 100, oleh karena itu, notional tidak perlu dipertukarkan pada akhir
periode swap. (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009).
Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan,
prosessor, eksportir, maupun konsumen (BAPPEBTI, 1997) sebagai berikut:
Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa kerugian yang harus
dihadapi hedger (BAPPEBTI, 1997), yaitu:
a. Risiko basis
b. Biaya
Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain, biaya
angkut, biaya bunga bank, biaya gedgung, biaya asuransi, pembayaran margin dan
biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertibangkan biaya-biaya tersebut
sebelum melakukan hedging.
c. Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik dan futures
Hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama
dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu
hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara
melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya.
DAFTAR PUSTAKA