REVENUE CYCLE
Diajukan Oleh :
041911535015
Halaman Judul........................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 4
PENDAHULUAN
Dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social merupakan kewajiban Negara untuk dapat
memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh rakyatnya.
Terdapat pada Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas menyatakan hak warga Negara dan kewajiban
Negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar
sekurangkurangnya 20% dari anggaran pendapatanan belanja Negara (APBN) dan anggaran
Pada tahun 2001, ketika terbit UU Otonomi Daerah, dilaksanakan desentralisasi yang di
Kebijakan). Urusan 3M (Man, Money, Material) sumber daya manusia, anggaran dan aset
diserahkan kepada pemerintah daerah. Peran provinsi terkait hal ini, yaitu bertindak sebagai
koordinator. Selama empat tahun pelaksanaan otonomi, banyak sekolah di hampir seluruh
Indonesia tidak terurus dengan baik, proses belajar mengajar (PBM) berjalan seadanya, serta
fasilitas sekolah banyak yang rusak. Hal ini terjadi di antaranya karena sekolah kekurangan
biaya operasional karena pemerintah daerah tidak memberikan anggaran yang cukup, bahkan
ada beberapa pemerintah daerah yang tidak memberi anggaran sama sekali. Padahal, apapun
kondisinya, proses belajar mengajar harus tetap berjalan. Orang tua dan masyarakat yang
menjadi sasaran oleh pihak sekolah dengan menarik dana dari masyarakat sehingga mereka
terbebani. Hal yang lebih memprihatinkan adalah sekolah-sekolah yang berada di lingkungan
masyarakat kurang mampu. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Proses belajar mengajar
operasional sekolah dengan tujuan agar Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dijalankan
oleh sekolah tanpa membebani masyarakat. Pada awal Juli 2005 (saat itu Dirjennya Prof.
Suyanto, Ph.D.), BOS mulai diluncurkan. Beberapa daerah yang memiliki komitmen tinggi
terhadap pendidikan ikut serta dalam program ini dengan memberikan BOSDA (Bantuan
sekolah penerima BOSDA dapat memberikan layanan lebih baik dilihat dari sudut pandang
SPM. Antara anggaran yang besar dengan kualitas tidak selamanya berkorelasi positif. Oleh
karena itu, dalam pengelolaan BOS, diperlukan kualitas belanja (quality spending). Belanja
yang transparan, jelas, dan sesuai prioritas dengan integritas yang tinggi, akan mendukung
pelaksanaan PBM dapat berjalan lebih baik, sehingga terjadi peningkatan kualitas layanan di
sekolah.
Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur
yang diberikan dana BOS oleh pemerintah. Dana BOS merupakan salah satu dari be- berapa
kegiatan / program kerja Dinas Pendidikan. Program dana BOS tersebut di mulai dari
pendidikan dasar hingga sekolah menengah pertama. Hal ini sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Tahun Anggaran 2014. Mekanisme pengelolaan dana BOS mulai berubah tahun 2011 dengan
follow function. Dana BOS pun dimasukkan dalam pengelolaan daerah, sehingga anggaran
BOS masuk sebagai pengeluaran daerah. Aturan baru ini memang agak rumit, prosedurnya
lebih panjang karena birokrasinya jadi bertingkat. Dengan sistem baru ini, dana BOS dikelola
oleh tiga kementerian, yaitu Kementerian Keuangan bertanggungjawab penyaluran anggaran
Namun terdapat perubahan pada tahun 2020, di mana dana BOS disalurkan langsung dari
dengan transaksi belanja sekolah harus dikontrol dengan sistem yang baik dan transparan
yang sudah digunakan di Kemdikbud sejak tahun 2019 bisa menjadi salah satu embrio untuk
memperbaiki tata kelola anggaran di sekolah. Sosialisasi kepada sekolah tentang penggunaan
tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel harus digencarkan. Tentu saja akan lebih
berjalan bagus jika mulai rencana anggaran, transaksi, hingga pelaporan keuangan sekolah
dibuat satu sistem yang terintegrasi sehingga semua pengelolaan sumber daya di sekolah
dapat dikontrol dan dianalisis dengan cermat. Pemerintah akan punya Big Data untuk melihat
secara cermat dan menganalisis komponen-komponen apa saja yang paling banyak
memerlukan anggaran di sekolah. Dengan data ini, juga dapat dilakukan analisis pembiayaan
pendidikan, sejauh mana komponen biaya pendidikan berkorelasi dengan kualitas pendidikan
di sekolah. Pada akhirnya, pemerintah akan bisa membuat peta mutu dari Big Data tersebut
dapat membuat rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk mencontoh suatu sekolah atau
pemerintah daerah yang sudah bisa mengelola dana BOS dengan baik. Di samping itu,
diprioritaskan untuk dibelanjakan dan berpengaruh langsung terhadap kualitas dan layanan
pendidikan. Diharapkan dengan adanya dana BOS semoga betul-betul dapat menghasilkan
kualitas pendidikan yang baik, mencetak SDM yang berkualitas, hingga kemudian
menghasilkan bos-bos (orang-orang besar) yang memimpin Indonesia dengan baik, bijak,
berkarakter.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan efektif bagi pihak Desa
Sumbersewu Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi rancangan
sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan juga efektif guna meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan bagi pihak Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Jawa
Timur.
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan serta acuan yang dapat digunakan
oleh pihak Kepala Desa Sumbersewu dalam rangka meningkatkan kualitas dan layanan
pendidikan dan juga kesejahteraan warga desa Sumbersewu dan pihak-pihak yang menerima
bantuan dana desa sekaligus agar proses pengajuan dan penyaluran berjalan dengan sistem yang
efektif dan efisien.
2. Hasil penelitian tertulis dapat digunakan sebagai bahan diskusi atau referensi penelitian
selanjutnya mengenai accounting information systems design.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems) terutama dalam Sistem
Informasi Akuntansi yang berfokus pada sistem pengajuan dan penyaluran dana desa
sumbersewu kecamatan muncar.
Desain sistem usulan dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat diterima dan diterapkan oleh
pihak Kepala Desa yang ada di desa sumbersewu kecamatan muncar kabupaten banyuwangi
sehingga dapat membantu meningkatkan sistem pengajuan dan penyaluran dana desa di
kecamatan muncar kabupaten banyuwangi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan agensi merupakan kontrak antara satu atau lebih orang (prinsipal)
dengan agen untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka serta melibatkan
Meckling, 1976: 308). Hubungan agensi antara prinsipal dan agen sering kali
menghadapi konflik, karena agen terkadang tidak selalu bertindak untuk kepentingan
para prinsipal. Menurut Panda dan Leepsa (2017: 76) Agency theory (teori keagenan)
membahas mengenai masalah yang muncul di suatu entitas yang disebabkan oleh
pemisahan antara prinsipal dan agen, serta menenkankan pada upaya untuk mengatasi
masalah keagenan dengan biaya keagenan (agency cost). Teori ini membantu dalam
agen di perusahaan.
antara agen dan prinsipal dalam birokrasi program kerja. Kemendikbud dan Cabang
program kerja menjadi tepat waktu dengan hasil kinerja yang memuaskan. Agen dalam
penelitian ini adalah bendahara kegiatan Sekolah yang menginginkan agar birokrasi lebih
mudah diakses dan proses pengajuan dan pencairan dana lebih mudah dan cepat agar
Dalam hal ini, penggunaan sistem semakin diminati banyak pengguna, maka pengembangan
sebuah sistem perlu dirancang sesuai perkembangan dan perubahan dalam aktivitas kehidupan
manusia, sehingga dapat tercapai tujuannya. Usulan system yang akan dibuat nantinya dibangun
berdasar pada sistem informasi yang dapat didefinisikan sebagai kumpulan hubungan komponen
yang dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi yang
menunjang dan mendukung proses pengawasan dan pengambilan keputusan manajemen di
organisasi. Terdapat lima langkah yang dilakukan untuk mendesain dan mengimplementasikan
sebuah sistem (Laudon dan Laudon, 2016: 523) :
Perancang sistem merinci spesifikasi sistem yang akan dikirimkan fungsi yang diidentifikasi
selama analisis sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua komponen manajerial, organisasi,
dan teknologi solusi sistem (Laudon dan Laudon, 2016: 524).
Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang telah disiapkan selama tahap desain
diterjemahkan ke dalam kode program perangkat lunak. Pengujian (testing) yang menyeluruh
harus dilakukan untuk memastikan apakah sistem menghasilkan hasil yang benar (Laudon dan
Laudon, 2016 : 525).
2.2.4. Conversion
Semua elemen dan aktivias sistem dikumpulkan dalam tahap implementasi dan konversi.
Rencana implementasi dan konversi dikembangkan dan diikuti, instalasi hardware dan software
baru juga diuji, pekerja direkrut dan dilatih, menguji dan mengubah prosedur, menciptakan
standar dan kontrol, menyelesaikan dokumentasi, berpindah pada sistem yang baru, dan
mendeteksi serta memperbaiki kelemahan desain sistem informasi (Laudon dan Laudon, 2016 :
527).
Sistem secara periodik direview dan dimodifikasi sesuai kebutuhan serta peningkatan aktivitas
yang dilakukan (Romney dan Steinbart, 2015: 591)
2.3 Database
Database adalah kumpulan data terstruktur untuk memberikan manfaat bagi mereka yang
menggunakannya, data yang terdapat di dalam database digunakan dan diambil menggunakan
software database (Bodnar dan Hopwood, 2016: 441). Dalam hal ini data sangat diperlukan bagi
hampir semua organisasi untuk mengoperasikan bisnis atau untuk mencapai tujuannya, misalnya
data pemasukan dan pengeluaran, data pelanggan, data penjualan, dan lain-lain. Data tersebut
akan diolah organisasi untuk pengambilan keputusan, misalnya membuat evaluasi untuk
menyusun strategi di masa depan.
Proses desain database memiliki dua tahapan, yang pertama dengan membentuk logical database,
dan yang kedua physical database. Kedua proses tersebut juga dibutuhkan dalam proses
perancangan sistem. (Valacich dan George, 2017: 313)
Desain dalam tahap ini dilakukan pengembangan model data logis untuk setiap interface,
menyatukan kebutuhan data menjadi model basis data logikal terkonsolidasi (view integration).
Pembuatan logical database ini terdapat berbagai tahapan yang digambarkan dengan Data Flow
Diagram (DFD), flowchart, dan Entity Relationship Diagram (ERD). Seluruh tahapan tersebut
adalah alat untuk merancang sistem dengan data satu sistem, dari proses ini akan dipetakan
kebutuhan sebuah sistem serta alur data mulai dari awal hingga diterima oleh end user (pengguna
akhir).
Dalam tahap ini akan ditentukan format dari penyimpanan pada setiap atribut model database
logika, mengelompokkan dalam struktur penyimpanan, media
penyimpanan yang digunakan, dan proteksi data yang akan tersimpan dalam struktur.
disaring dan diprioritaskan. Jika keputusan dibuat untuk maju, sifat dan ruang
lingkup proyek yang diusulkan diidentifikasi, sistem saat ini disurvei untuk
11
digunakan untuk mengembangkan dan mendokumentasikan persyaratan sistem
Judul :
“Bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan efektif bagi pihak Desa
Sumbersewu Kecamatan Banyuwangi?”
Tujuan Penelitian :
Untuk memberikan rekomendasi rancangan sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan
juga efektif guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan bagi pihak Desa Sumbersewu
Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Rancangan Penelitian :
Pada penelitian ini, yaitu merumuskan permasalahan terkait rancangan desain sistem informasi
akuntansi penjualan penyaluran dana desa yang baik dan juga efektif berdasarkan latar belakang
yang ada, kemudian barulah landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Setelah
menyusun dan menentukan landasan teori yang digunakan kemudian menentukan metode
penelitian yang akan digunakan, dalam penelitian ini nantinya menggunakan metode penelitian
kualitatif eksploratoris dengan pendekatan studi kasus dan action research.