Anda di halaman 1dari 11

DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENYALURAN DANA DESA SUMBERSEWU

KECAMATAN MUNCAR BANYUWANGI

REVENUE CYCLE

Diajukan Oleh :

Tiaz Nurrahmah Hidayati

041911535015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA di BANYUWANGI
2022
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................ 7

1.5 Kontribusi Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 8

2.1 Agency Theory ................................................................................................. 8

2.2 System Development Life Cycle ....................................................................... 8

2.3 Database ........................................................................................................... 9

2.4 Pengembangan Sistem dan Analisis Sistem..................................................... 10

2.5 Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan.......................................................... 11

2.6 Penelitian Terdahulu......................................................................................... 12

2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 18

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 18

3.2 Sumber Data ..................................................................................................... 19

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 23

3.4 Teknik Pengolahan Data................................................................................... 25

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 26


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa,
memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social merupakan kewajiban Negara untuk dapat
memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh rakyatnya.

Terdapat pada Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas menyatakan hak warga Negara dan kewajiban
Negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga Negara
berhak mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar

dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurangkurangnya 20% dari anggaran pendapatanan belanja Negara (APBN) dan anggaran

pendapatan belanja daerah (APBD).

Pada tahun 2001, ketika terbit UU Otonomi Daerah, dilaksanakan desentralisasi yang di

antara wujudnya adalah penyerahan urusan pendidikan (sekolah) kepada pemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat hanya mengurusi SNPK (Standar, Norma, Prosedur,

Kebijakan). Urusan 3M (Man, Money, Material) sumber daya manusia, anggaran dan aset

diserahkan kepada pemerintah daerah. Peran provinsi terkait hal ini, yaitu bertindak sebagai

koordinator. Selama empat tahun pelaksanaan otonomi, banyak sekolah di hampir seluruh

Indonesia tidak terurus dengan baik, proses belajar mengajar (PBM) berjalan seadanya, serta

fasilitas sekolah banyak yang rusak. Hal ini terjadi di antaranya karena sekolah kekurangan

biaya operasional karena pemerintah daerah tidak memberikan anggaran yang cukup, bahkan

ada beberapa pemerintah daerah yang tidak memberi anggaran sama sekali. Padahal, apapun

kondisinya, proses belajar mengajar harus tetap berjalan. Orang tua dan masyarakat yang

menjadi sasaran oleh pihak sekolah dengan menarik dana dari masyarakat sehingga mereka

terbebani. Hal yang lebih memprihatinkan adalah sekolah-sekolah yang berada di lingkungan
masyarakat kurang mampu. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Proses belajar mengajar

berjalan apa adanya. Implikasinya, kualitas pendidikan pun menurun.

Hal tersebut melatar belakangi pemerintah untuk sepakat menganggarkan bantuan

operasional sekolah dengan tujuan agar Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat dijalankan

oleh sekolah tanpa membebani masyarakat. Pada awal Juli 2005 (saat itu Dirjennya Prof.

Suyanto, Ph.D.), BOS mulai diluncurkan. Beberapa daerah yang memiliki komitmen tinggi

terhadap pendidikan ikut serta dalam program ini dengan memberikan BOSDA (Bantuan

Operasional Sekolah Daerah) yang anggarannya diambilkan dari APBD. Dampaknya,

sekolah penerima BOSDA dapat memberikan layanan lebih baik dilihat dari sudut pandang

SPM. Antara anggaran yang besar dengan kualitas tidak selamanya berkorelasi positif. Oleh

karena itu, dalam pengelolaan BOS, diperlukan kualitas belanja (quality spending). Belanja

yang transparan, jelas, dan sesuai prioritas dengan integritas yang tinggi, akan mendukung

pelaksanaan PBM dapat berjalan lebih baik, sehingga terjadi peningkatan kualitas layanan di

sekolah.

Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur

yang diberikan dana BOS oleh pemerintah. Dana BOS merupakan salah satu dari be- berapa

kegiatan / program kerja Dinas Pendidikan. Program dana BOS tersebut di mulai dari

pendidikan dasar hingga sekolah menengah pertama. Hal ini sesuai Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah

Tahun Anggaran 2014. Mekanisme pengelolaan dana BOS mulai berubah tahun 2011 dengan

pertimbangan untuk menyeimbangkan postur anggaran sesuai asas desentralisasi money

follow function. Dana BOS pun dimasukkan dalam pengelolaan daerah, sehingga anggaran

BOS masuk sebagai pengeluaran daerah. Aturan baru ini memang agak rumit, prosedurnya

lebih panjang karena birokrasinya jadi bertingkat. Dengan sistem baru ini, dana BOS dikelola
oleh tiga kementerian, yaitu Kementerian Keuangan bertanggungjawab penyaluran anggaran

ke pemerintah daerah, Kementerian Dalam Negeri bertanggungjawab atas pengelolaan dan

pertanggungjawaban penggunaan anggaran, dan Kementerian Pendidikan bertanggungjawab

terhadap peruntukan/penggunaan anggaran.

Namun terdapat perubahan pada tahun 2020, di mana dana BOS disalurkan langsung dari

Kementerian Keuangan ke sekolah. Tentunya dengan perencanaan penganggaran di sekolah

dengan transaksi belanja sekolah harus dikontrol dengan sistem yang baik dan transparan

sehingga kualitas belanjanya terjaga. SIPLAH (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah)

yang sudah digunakan di Kemdikbud sejak tahun 2019 bisa menjadi salah satu embrio untuk

memperbaiki tata kelola anggaran di sekolah. Sosialisasi kepada sekolah tentang penggunaan

tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel harus digencarkan. Tentu saja akan lebih

berjalan bagus jika mulai rencana anggaran, transaksi, hingga pelaporan keuangan sekolah

dibuat satu sistem yang terintegrasi sehingga semua pengelolaan sumber daya di sekolah

dapat dikontrol dan dianalisis dengan cermat. Pemerintah akan punya Big Data untuk melihat

secara cermat dan menganalisis komponen-komponen apa saja yang paling banyak

memerlukan anggaran di sekolah. Dengan data ini, juga dapat dilakukan analisis pembiayaan

pendidikan, sejauh mana komponen biaya pendidikan berkorelasi dengan kualitas pendidikan

di sekolah. Pada akhirnya, pemerintah akan bisa membuat peta mutu dari Big Data tersebut

dapat membuat rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk mencontoh suatu sekolah atau

pemerintah daerah yang sudah bisa mengelola dana BOS dengan baik. Di samping itu,

pemerintah juga bisa memberikan rekomendasi komponen-komponen mana yang harus

diprioritaskan untuk dibelanjakan dan berpengaruh langsung terhadap kualitas dan layanan

pendidikan. Diharapkan dengan adanya dana BOS semoga betul-betul dapat menghasilkan

kualitas pendidikan yang baik, mencetak SDM yang berkualitas, hingga kemudian
menghasilkan bos-bos (orang-orang besar) yang memimpin Indonesia dengan baik, bijak,

berkarakter.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan efektif bagi pihak Desa
Sumbersewu Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi rancangan
sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan juga efektif guna meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan bagi pihak Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Jawa
Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan serta acuan yang dapat digunakan
oleh pihak Kepala Desa Sumbersewu dalam rangka meningkatkan kualitas dan layanan
pendidikan dan juga kesejahteraan warga desa Sumbersewu dan pihak-pihak yang menerima
bantuan dana desa sekaligus agar proses pengajuan dan penyaluran berjalan dengan sistem yang
efektif dan efisien.

2. Hasil penelitian tertulis dapat digunakan sebagai bahan diskusi atau referensi penelitian
selanjutnya mengenai accounting information systems design.

1.5 Kontribusi Penelitian

1.5.1 Kontribusi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems) terutama dalam Sistem
Informasi Akuntansi yang berfokus pada sistem pengajuan dan penyaluran dana desa
sumbersewu kecamatan muncar.

1.5.2 Kontribusi Praktis

Desain sistem usulan dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat diterima dan diterapkan oleh
pihak Kepala Desa yang ada di desa sumbersewu kecamatan muncar kabupaten banyuwangi
sehingga dapat membantu meningkatkan sistem pengajuan dan penyaluran dana desa di
kecamatan muncar kabupaten banyuwangi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agency Theory

Hubungan agensi merupakan kontrak antara satu atau lebih orang (prinsipal)

dengan agen untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka serta melibatkan

pendelegasian beberapa otoritas pengambilan keputusan kepada agen (Jensen &

Meckling, 1976: 308). Hubungan agensi antara prinsipal dan agen sering kali

menghadapi konflik, karena agen terkadang tidak selalu bertindak untuk kepentingan

para prinsipal. Menurut Panda dan Leepsa (2017: 76) Agency theory (teori keagenan)

membahas mengenai masalah yang muncul di suatu entitas yang disebabkan oleh

pemisahan antara prinsipal dan agen, serta menenkankan pada upaya untuk mengatasi

masalah keagenan dengan biaya keagenan (agency cost). Teori ini membantu dalam

mengimplementasikan berbagai mekanisme pemerintahan untuk mengontrol tindakan

agen di perusahaan.

Teori keagenan yang digunakan dalam penelitian berkaitan dengan hubungan

antara agen dan prinsipal dalam birokrasi program kerja. Kemendikbud dan Cabang

Dinas Pendidikan Banyuwangi sebagai prinsipal yang menginginkan agar pelaporan

program kerja menjadi tepat waktu dengan hasil kinerja yang memuaskan. Agen dalam

penelitian ini adalah bendahara kegiatan Sekolah yang menginginkan agar birokrasi lebih

mudah diakses dan proses pengajuan dan pencairan dana lebih mudah dan cepat agar

tidak meghambat pelaksanaan program kerja.

2.2 System Development Life Cycle

Dalam hal ini, penggunaan sistem semakin diminati banyak pengguna, maka pengembangan
sebuah sistem perlu dirancang sesuai perkembangan dan perubahan dalam aktivitas kehidupan
manusia, sehingga dapat tercapai tujuannya. Usulan system yang akan dibuat nantinya dibangun
berdasar pada sistem informasi yang dapat didefinisikan sebagai kumpulan hubungan komponen
yang dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi yang
menunjang dan mendukung proses pengawasan dan pengambilan keputusan manajemen di
organisasi. Terdapat lima langkah yang dilakukan untuk mendesain dan mengimplementasikan
sebuah sistem (Laudon dan Laudon, 2016: 523) :

2.2.1. System Analysis

Analisis sistem terdiri dari proses identifikasi masalah, mengidentifikasi penyebabnya,


menentukan solusi, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sistem
(Laudon dan Laudon, 2016: 523).

2.2.2. System Design

Perancang sistem merinci spesifikasi sistem yang akan dikirimkan fungsi yang diidentifikasi
selama analisis sistem. Spesifikasi ini harus menangani semua komponen manajerial, organisasi,
dan teknologi solusi sistem (Laudon dan Laudon, 2016: 524).

2.2.3. Programming and Testing

Selama tahap pemrograman, spesifikasi sistem yang telah disiapkan selama tahap desain
diterjemahkan ke dalam kode program perangkat lunak. Pengujian (testing) yang menyeluruh
harus dilakukan untuk memastikan apakah sistem menghasilkan hasil yang benar (Laudon dan
Laudon, 2016 : 525).

2.2.4. Conversion

Semua elemen dan aktivias sistem dikumpulkan dalam tahap implementasi dan konversi.
Rencana implementasi dan konversi dikembangkan dan diikuti, instalasi hardware dan software
baru juga diuji, pekerja direkrut dan dilatih, menguji dan mengubah prosedur, menciptakan
standar dan kontrol, menyelesaikan dokumentasi, berpindah pada sistem yang baru, dan
mendeteksi serta memperbaiki kelemahan desain sistem informasi (Laudon dan Laudon, 2016 :
527).

2.2.5. Operations and Maintenance

Sistem secara periodik direview dan dimodifikasi sesuai kebutuhan serta peningkatan aktivitas
yang dilakukan (Romney dan Steinbart, 2015: 591)

2.3 Database

Database adalah kumpulan data terstruktur untuk memberikan manfaat bagi mereka yang
menggunakannya, data yang terdapat di dalam database digunakan dan diambil menggunakan
software database (Bodnar dan Hopwood, 2016: 441). Dalam hal ini data sangat diperlukan bagi
hampir semua organisasi untuk mengoperasikan bisnis atau untuk mencapai tujuannya, misalnya
data pemasukan dan pengeluaran, data pelanggan, data penjualan, dan lain-lain. Data tersebut
akan diolah organisasi untuk pengambilan keputusan, misalnya membuat evaluasi untuk
menyusun strategi di masa depan.

2.3.1. Proses Desain Database

Proses desain database memiliki dua tahapan, yang pertama dengan membentuk logical database,
dan yang kedua physical database. Kedua proses tersebut juga dibutuhkan dalam proses
perancangan sistem. (Valacich dan George, 2017: 313)

2.3.1.1 Logical database

Desain dalam tahap ini dilakukan pengembangan model data logis untuk setiap interface,
menyatukan kebutuhan data menjadi model basis data logikal terkonsolidasi (view integration).
Pembuatan logical database ini terdapat berbagai tahapan yang digambarkan dengan Data Flow
Diagram (DFD), flowchart, dan Entity Relationship Diagram (ERD). Seluruh tahapan tersebut
adalah alat untuk merancang sistem dengan data satu sistem, dari proses ini akan dipetakan
kebutuhan sebuah sistem serta alur data mulai dari awal hingga diterima oleh end user (pengguna
akhir).

2.3.1.2. Physical database

Dalam tahap ini akan ditentukan format dari penyimpanan pada setiap atribut model database
logika, mengelompokkan dalam struktur penyimpanan, media

penyimpanan yang digunakan, dan proteksi data yang akan tersimpan dalam struktur.

2.4 Pengembangan Sistem dan Analisis Sistem

Langkah pertama dalam pengembangan sistem adalah dengan analisis

sistem, dimana informasi yang diperlukan untuk membeli, mengembangkan, atau

memodifikasi sistem dikumpulkan (Romney dan Steinbart, 2015:587). Untuk

menggunakan sumber daya terbatas dengan lebih baik, permintaan pengembangan

disaring dan diprioritaskan. Jika keputusan dibuat untuk maju, sifat dan ruang

lingkup proyek yang diusulkan diidentifikasi, sistem saat ini disurvei untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, dan kelayakan proyek yang

diusulkan ditentukan. Jika proyek yang diusulkan layak, kebutuhan informasi

pengguna sistem dan manajer diidentifikasi dan didokumentasikan. Kebutuhan ini

11
digunakan untuk mengembangkan dan mendokumentasikan persyaratan sistem

yang digunakan untuk memilih atau mengembangkan sistem baru. Laporan

analisis sistem disiapkan dan diserahkan ke komite pengarah sistem informasi.

Judul :

DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PENYALURAN DANA DESA SUMBERSEWU
KECAMATAN MUNCAR BANYUWANGI
REVENUE CYCLE
Rumusan Masalah :

“Bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan efektif bagi pihak Desa
Sumbersewu Kecamatan Banyuwangi?”

Tujuan Penelitian :

Untuk memberikan rekomendasi rancangan sistem informasi akuntansi penjualan yang baik dan
juga efektif guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan bagi pihak Desa Sumbersewu
Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.

Rancangan Penelitian :

Pada penelitian ini, yaitu merumuskan permasalahan terkait rancangan desain sistem informasi
akuntansi penjualan penyaluran dana desa yang baik dan juga efektif berdasarkan latar belakang
yang ada, kemudian barulah landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Setelah
menyusun dan menentukan landasan teori yang digunakan kemudian menentukan metode
penelitian yang akan digunakan, dalam penelitian ini nantinya menggunakan metode penelitian
kualitatif eksploratoris dengan pendekatan studi kasus dan action research.

Data Yang Digunakan :


Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan yaitu data dalam bentuk data
primer dan data sekunder. Sedangkan teknis pengumpulan data yang dilakukan ketika penelitian
lapangan di Perangkat Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar Banyuwangi yaitu menggunakan
observasi dimana peneliti berada langsung pada objek penelitian, melakukan wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Setelah data yang diperoleh selama penelitian dilapangan
selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Analisis data
yang dilakukan menggunakan metode triangulasi untuk mengecek atau memeriksa kevalidasian
data. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai