Anda di halaman 1dari 4

Nama : Frans Welly Y Sinaga

Nim : 2152003
Fakultas Keperawatan D3

Menentukan Diet Pada Pasien Dan Contoh Menunya


1.Kwarshior
Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan
asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
salah satunya adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru.
Tanda-tanda klinis:
1) Oedem, umumnya diseluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum pedis)
2) Wajah membulat dan sembab
3) Otot-otot mengecil
4) Cengeng, rewel terkadang apatis
5) Pembesaran hati
6) Biasanya disertai dengan infeksi, anemia dan diare
7) Rambut kusam dan mudah dicabut
8) Gangguan pada kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam
Terkelupas
Gangguan nutrisi dan masalah makan pada anak bisa dipengaruhi oleh beberapa hal.Berikut
penyebab kwashiorkor atau busung lapar yang perlu diperhatikan:
1. Kurang protein
2. Kesulitan mendapatkan bahan makanan
3. Kondisi bawaan lahir
Faktor genetik bisa memengaruhi anak mengalami kwashiorkor, misalnya penyakit
jantung kongenital yang bisa membuat asupan makanan anak tidak seimbang.Kondisi
tersebut bisa menyulitkan proses penyerapan nutrisi pada anak yang berujung dengan
malnutrisi.
Cara mencegah penyakit kwashiorkor
Cara mencegah penyakit kwashiorkor bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan
yang kaya protein dan kalori, seperti:
• Makanan laut
• Telur
• Daging tanpa lemak
• Kacang polong
• Kacang-kacangan
• Biji-bijian

2. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh balita.
Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir,
prematuritas, serta faktor lingkungan.

• Kekurangan berat badan


• Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
• Pertumbuhan terhambat
• Kulit kering dan rambut rapuh
• Terlihat lebih tua dari usianya
• Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
• Diare kronis
Selain itu, beberapa faktor risiko marasmus pada anak-anak meliputi:
• Bayi lahir prematur
• Hingga usia di atas 6 bulan, bayi hanya minum asi tanpa mengonsumsi makanan
padat sama sekali, terlebih jika ibu juga mengalami malnutrisi
• ASI ibu kurang
• Menderita infeksi virus, bakteri, dan parasit
• Tinggal di negara berkembang dengan tingkat kemiskinan tinggi
• Tinggal di daerah dengan fasilitas medis yang kurang memadai
Sedangkan faktor risiko marasmus pada orang dewasa, meliputi:
• Anorexia
• Celiac
• Insufisiensi pankreas
Diagnosis marasmus dilakukan dengan cara melakukan beberapa tes di bawah ini:
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengukur tinggi dan berat badan, jika dari hasil
pengukuran tersebut, tinggi dan berat badan anak di bawah standar sehat pada usia tertentu,
kemungkinan anak menderita marasmus.Tubuh anak yang lemas dan tidak berenergi juga
bisa merupakan salah satu indikasi anak mengalami marasmus.
• Tes darah
Tes darah berguna untuk mendeteksi hemoglobin glukosa darah, albumin serum, dan
elektrolit. Meskipun begitu cara ini biasanya jarang dilakukan untuk mendiagnosis marasmus.
Hal ini karena anak-anak yang menderita marasmus juga biasanya mengalami infeksi yang
bisa memengaruhi darah.
Beberapa cara mengobati marasmus yang bisa dilakukan, yaitu:
• Minum susu hangat
• Mengonsumsi minyak nabati seperti wijen, kasein, dan gula. Hal ini bermanfaat untuk
meningkatkan energi
• Mengonsumsi antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi
• Menyuntikkan cairan berisi makanan ke darah dan lambung, agar makanan bisa lebih
cepat diserap tubuh
• Perawatan kesehatan mental jika marasmus disebabkan oleh gangguan makan
Pasien disarankan untuk meningkatkan asupan kalori dengan cara mengonsumsi makanan
sehat yang kaya akan karbohidrat dan kalori.
Cara mencegah marasmus yang bisa dilakukan meliputi:
• Mengonsumsi makanan yang kaya kalori dan protein, seperti mengonsumsi buah,
sayur, susu, telur, ikan, dan kacang.
• Mengonsumsi vitamin
• Menjaga kebersihan dengan cara selalu menggunakan air yang bersih untuk makan,
minum, dan mandi.
• Minum ASI ekslusif 6 bulan pertama
3. Kwarshiokor-Marasmik
Sesuai dengan namanya, marasmik-kwashiorkor adalah bentuk lain dari gizi buruk pada anak
balita yang menggabungan kondisi dan gejala antara marasmus dan kwashiorkor.

Kondisi gizi buruk ini ditentukan dengan indikator berat badan balita berdasarkan usia
(BB/U) kurang dari 60 persen baku median WHO.
Anak yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki beberapa ciri utama, seperti:
• Bertubuh sangat kurus
• Menunjukkan tanda-tanda tubuh kurus (wasting) di beberapa bagian tubuh, misalnya
hilangnya jaringan dan massa otot, serta tulang yang langsung kentara pada kulit
seolah tidak terlapisi oleh daging.
• Mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.
Namun, tidak seperti kwashiorkor yang mengalami pembengkakan pada perut, adanya edema
pada anak dengan marasmus dan kwashiorkor sekaligus, biasanya tidak terlalu
mencolok.Bukan hanya itu saja, berat badan anak yang mengamai marasmus dan
kwashiorkor sekaligus biasanya berada di bawah 60 persen dari berat normal di usia tersebut.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur,
buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan jagung serta
makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.

Anda mungkin juga menyukai