Anda di halaman 1dari 4

DRAFT USULAN PROPOSAL PENELITIAN

NAMA : FERY ARDIANSAH


NIM : 1910015009

1. Judul Penelitian

Potensi Pemanfaatan Virtual Reality Dalam Medical Technology Sebagai Terapi Alternatif
Mandiri Pasien Lansia Dimensia Alzheimer Pada Proses Perbaikan Memori Di Era Modern.

2. Latar Belakang Penelitian


Penyakit alzheimer merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang berakaitan
dengan usia, progresif, dengan ditandai gangguan kognitif dan memori, serta merupakan
penyebab demensia paling umum pada orang dewasa yang lebih tua.
Dimensia mengambarkan mengenai gejala yang terjadi pada otak yang dikarenakan oleh
suatu penyakit tertentu, penyebab paling umum terjadinya dimensia adalah penyakit
alzheimer.
Dimensia sudah menjadi penyebab utama dari kecacatan dan ketergantungan dalam
kalangan lansia yang ada di dunia ini. Hal ini membuat keluarga dan pengasuh pasien
dimensia menjadi kewalahan, bahkan pada penderitanya sendiri.
Stigmasi yang buruk menjadi salah satu hambatan yang terjadi pada masalah kesehatan
ini. Bahkan menimbulkan dampak pada pasien, pengasuh sampai keluarga pasien berupa
dampak fisik, sosial serta ekonomi. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan
kesadaran mengenai dimensia.
Penyakit ini menjadi masalah sosial dikarenakan masalah keuangan, beban keluarga,
beban masyarakat yang secara bertahap akan meningkat seiring bertambahnya penundaan
pengobatan.
Dimensia alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif dengan onset yang berbahaya
dan menimbulkan kerusakan progresif fungsi perilaku serta kognitif termasuk memori,
pemahaman, bahasa, perhatian, penalaran dan penilaian. Tidak ada obat untuk penyakit
Alzheimer, meskipun ada hanya perawatan yang tersedia hanya dapat memperbaiki
gejalanya saja.
Upaya untuk memperbaiki dan mencegah penurunan fungsi kognitif Sebagian besar
difokuskan pada pembelajaran kognitif seperti Bahasa, aktivitas berhitung, serta aktifitas
fisik.
Mekanisme latihan fisik yang dapat membantu dalam pengobatan pasien demensia adalah
dengan mempromosikan neuroplastisitas (kemampuan otak untuk membuat koneksi ke
sirkuit saraf baru) untuk meningkatkan mekanisme pemulihan kerusakan pada tingkat
molekuler dan melindungi sel-sel otak.
Menurut World Alzheimer Report 2015, pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 46,78
juta orang menderita demensia di dunia dan diperikan akan meningkat menjadi 131,45
juta penderita pada tahun 2050. Dari semua penderita demensia di dunia, 60-70%
diantaranya menderita penyakit alzheimer.
Sedangkan di Indonesia menurut kemenkes estimasi jumlah penderita alzheimer pada
tahun 2013 mencapai satu juta orang, jumlah tersebut diperkirakan akan naik drastis dua
kali lipat pada tahun 2030 dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050.
Hal ini bisa menjadi suatu masalah kesehatan yang serius apabila tidak segera ditangani
dan bisa mejadi suatu beban baru yang harus ditanggung oleh pemerintah, apalagi dalam
keadaan pandemi Covid 19 yang masih belum terselesaikan ini.
Selain itu juga negara Indonesia sedang mengalami aging population , dimana terjadi
suatu peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan angka
pertumbuhan lansia. Dimana ini membuat negara Indonesia menjadi rentan dan bahkan
beresiko terjadi peningkatan angka pada pasien pengidap penyakit dimensia alzheimer,
dikarenkaan usia menjadi salah satu faktor resiko terjadinya penyakit dimensia alzheimer.

3. Pertanyaan Penelitian
- Apakah penyakit demensia alzheimer ini dapat disembuhkan dengan menggunakan
sebuah teknologi yang akan muncul dimasa depan nanti?
- Apakah kombinasi pengunaan Virtual Reality dengan obat terapi farmakologi demensia
Alzheimer dapat efisien dalam meringankan atau menghambat proses penurunan
kognitif?
- Apakah dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini dapat menciptakan
sebuah potensi mengenai tehnik rehabilitasi yang unik pada dunia medis?
- Apakah dengan menggunakan tehnik pemanfaatan teknologi berupa Virtual Reality dapat
membantu mengurangi angka penurunan kejadian dimensia alzhimer di Indonesia
khusunya pada daerah Tangerang selatan?
- Apakah bisa virtual reality menjadi sebuah standart perawatan untuk mencegah terjadinya
degenerasi saraf penderita penyakit dimensia alzheimer?
- Apakah virtual reality dapat menjadi hal yang sangat penting dalam mempertahankan
suatu efek terapeutik?
- Apakah virtual reality dapat membantu meningkatkan kemampuan memori seseorang?

4. Manfaat Penelitian / Urgensi Penelitian


Untuk mengurangi efek samping buruk dari intervensi terapi farmakologi dalam
jangka panjang serta untuk memberikan nuansa baru dan menarik dalam terapi non-
farmakologi kepada pasien / penderita suatu penyakit agar dapat menikmati proses
rehabilitasi dengan santai khususnya penderita penyakit demensia alzheimer, serta
diharapkan dengan adanya penelitian ini penderita penyakit dimensia alzheimer menjadi
lebih rajin dan semangat dalam proses rehabilitasi dalam perbaikan memori pasien.

5. Metode Penelitian (Desain Penelitian, Lokasi Penelitian, Subjek


Penelitian)
a. Desain Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental design, desain penelitian yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Dimana kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Awalnya pasien dikelompokkan
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (n=25) dan kelompok eksperimen (n=25).
Pada kelompok kontrol subjek hanya diberikan intervensi terapi farmakologi penyakit
dimensia alzheimer (terapi kognitif rutin), sedangkan pada kelompok eksperimen pasien
diberikan intervensi terapi farmakologi penyakit dimensia alzheimer (terapi kognitif
rutin) ditambah terapi Virtual Reality dengan intervensi selama 40 menit perminggu,
selama 12 minggu. Sebelumnya subjek diberikan tes neuropsikologi berupa tes MMSE
(Mini Mental State Examination) & CARDS (Cognitive Assessment Reference
Diagnostic System), tes tersebut berguna dalam menentukan tingkat penurunan kognitif
subjek pada awal sebelum diberikan intervensi apa-apa. Selanjutnya pada selesai
pemberian intervensi subjek dilakukan tes ulang dengan tes yang sama untuk melihat
perkembangan dari hasil intervensi yang telah diberikan.

b. Lokasi Penelitian :
Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan.

c. Subjek Penelitian :
Pasien penderita demensia alzheimer lansia yang berusia 60 - 70 tahun yang berjumlah
50 orang di daerah Tangerang selatan.

Anda mungkin juga menyukai