Anda di halaman 1dari 5

BAHASA INDONESIA

GURU PENGAMPU : LU’LU’ ISTIQOMAH. S. Pd.

KELAS : XII SEMUA JURUSAN

SEKOLAH : SMK MUHAMMADIYAH 1 GENTENG

KATEGORI : BAHAN

Assalamualaikum w.w.
Sebelum kita mulai pembelajaran hari ini marilah bersama-sama membaca basmalah.
Bismillahirahmanirahim :)
Hari ini kalian akan mempelajari KD menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah
dengan terlebih dahulu mengenal struktur dari teks cerita/novel sejarah. Silakan kalian cermati
bahan materi di bawah ini yang mana sudah tersaji dengan lengkap di LKS hal 20-23. Minggu
depan kita akan menyentuh LKS dengan mengerjakan latihan-latihan soal yang ada, ibu harap
kalian sudah menyiapkannya dengan sudah membelinya di kopsis sekolah yang buka setiap hari
Senin-Jumat.
Jangan lupa mengerjakan tugas hari ini yang sudah tersedia dengan cara mendownload
bahan dan tugas di sister agar kalian tidak terancam alfa secara otomatis oleh sistem.
Semoga hari kalian menyenangkan ^_^
Wassalamualaikum w.w.

Teks Cerita/Novel Sejarah

Teks cerita/novel sejarah adalah teks yang menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu
yang mempunyai nilai sejarah. Teks cerita/novel sejarah juga dapat didefinisikan sebagai teks
cerita berdasarkan catatan-catatan peristiwa masa lampau yang dikembangkan berdasarkan bukti
yang valid. Teks cerita/novel sejarah dibedakan menjadi dua, yaitu teks ceritanovel sejarah fiksi
dan nonfiksi. Teks cerita/novel sejarah memiliki tiga struktur yaitu sebagai berikut.

1. Orientasi, bagian ini disebut pengenalan atau gambaran umum tentang peristiwa atau
kejadian yang diceritakan dalam teks cerita/novel sejarah.
2. Urutan peristiwa, bagian ini berisi kronologi perostiwa sejarah yang disusun sesuai urutan
waktu.
3. Reorientasi, bagian ini merupakan penegasan ulang dalam teks cerita sejarah. Bagian ini
bersifat opsional karena tidak semua teks cerita sejarah terdapat bagian orientasi.
Perhatikan contoh identifikasi struktur teks cerita/novel sejarah berikut.

R.A Kartini

Orientasi
Raden Ajeng Kartini atau yang kita kenal dengan Ibu Kartini. Dia adalah salah satu keturunan keluarga
terpandang yang lahir pada tanggal 21 April 1879. Keluarganya yang mewariskan suatu hal yaitu pendidikan. Beliau
pernah duduk dibangku sekolah dasar sampai tamat sekolah sekolah dasar. Beliau tidak pernah puas akan ilmu
pengetahuan dan membuat beliau ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi Namun ayahnya tidak sependapat
dengan beliau untuk melanjutkan pendidikanya. Tahu sikap ayahnya sperti itu beliau sedih namun tidak bisa
mengubah keputusan ayahnya.
Peristiwa dan Masalah
Adat dikeluarganya yaitu seorang gadis atau wanita yang belum menikah belum dibolehkan keluar rumah
atau juga disebut dipingit. Untuk mengisi waktu luangnya beliau membaca buku ilmu pengetahuan yang ia miliki.
Beliau memang gemar membaca atau kutu buku dan menjadi keseharianya saat banyak waktu luang. Bahkan dia
tidak takut untuk bertanya kepada ayahnya bila dia tidak mengerti atau kurang paham. Kartini mempunyai teman
yang banyak di Belanda dan sering bekomunikasi dengan mereka. Bahkan pernah meminta kepada Mr.J.H.
Abendanon untuk memberikan dirinya beasiswa untuk bersekolah di Belanda. Belum sempat menyampaikan
keinginanya beliau dinikahkan dengan Adipati Rembang yang bernama Raden Adipati Oyodiningrat. Walaupun
begitu beliau tidak berhenti untuk bercita cita dan karena suaminya pula mendukung cita citanya. Dengan ketekunan
dan kegigihan dari beliau dan suaminya mendirikan sekolahan wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Madiun,
Cirebon, dan Malang. Sekolahan tersebut diberi nama dengan dengan sekolahan kartini.
Pada tanggal 17 September 1904 Kartini meninggal dunia pada usia 25 saat melahirkan anak pertama dan
satu-satunya kemudian kisah beliau menjadi pelopor emansipasi wanita ditanah Jawa. Kisah R.A Kartini di bukukan
oleh Abendanon dengan judul “Door Duistemis Tot Licht” atau yang kita kenal dengan “Habis Gelap Terbitlah
Terang” Buku ini telah menginspirasi wanita di Indonesia tidak hanya pada waktu itu tapi sampai sekarang.
Reorientasi
Kita tidak boleh melupakan jasa R.A Kartini  tetapi, kita harus mengenang jasa dan meniru sifatnya yang
pantang menyerah terhadap masalah apapun. Karena setia masalah pasti ada jalan keluarnya.
Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita/Novel Sejarah

1. Menggunakan pronomina
Kata ganti atau pronominal adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada kata benda
lain. Pronominal yang sering digunakan dalam teks cerita sejarah adalah pronominal
persona. Pronomina persona dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kata ganti persona tunggal
- Pertama : saya
- Kedua : kamu
- Ketiga : dia, ia, beliau
b. Kata ganti persona jamak
- Pertama : kami, kita
- Kedua : kalian
- Ketiga : mereka

Contoh:

Raden Ajeng Kartini atau yang kita kenal dengan Ibu Kartini. Dia adalah salah satu
keturunan keluarga terpandang yang lahir pada tanggal 21 April 1879.

2. Menggunakan frasa adverbial


Frasa adverbial merupakan frasa yang distribusinya sama dengan keterangan. Contoh:
Dia adalah salah satu keturunan keluarga terpandang yang lahir pada tanggal 21 April
1879.
3. Menggunakan verba material
Verba material adalah kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik yang bisa
dilihat dengan nyata oleh partisipan karena merupakan Tindakan yang melakukan
sesuatu.
Contoh:
Prof. Poorwo Soedarmo menulis surat wasiat untuk penerusnya di Lembaga Makanan
Rakyat (LMR).
4. Menggunakan Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal adalah kata hubung yang berkenaan dengan waktu, baik dalam
kalimat atau antarkalimat Konjungsi temporal terbagi menjadi 2 jenis, yakni konjungsi
temporal sederajat dan konjungsi temporal tidak sederajat. konjungsi temporal sederajat,
konjungsi bersifat setara. Artinya, konjungsi ini ditempatkan pada tengah kalimat.
Dengan kata lain, konjungsi menjadi penghubung di kalimat majemuk setara contohnya
kemudian, lalu, sebelumnya, sesudahnya, selanjutnya, setelahnya.  Perlu diketahui bahwa
konjungsi temporal sederajat ini tidak bisa diletakkan di awal atau akhir kalimat. Berbeda
dengan konjungsi temporal sederajat, konjungsi temporal tidak sederajat menghubungkan
beberapa kalimat (majemuk bertingkat dan/atau majemuk setara). Jenis konjungsi ini pun
bisa diletakkan di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat contohnya, ketika, sehingga,
saat, sejak, dsb.
Contoh:
Pada tanggal 17 September 1904 Kartini meninggal dunia saat melahirkan anak pertama
dan satu-satunya kemudian kisah beliau menjadi pelopor emansipasi wanita ditanah Jawa.
5. Menggunakan Kalimat Bermakna Lampau
Teks ceritanovel sejarah menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa
lampau.
Contoh:
Upaya perbaikan gizi masyarakat telah dimulai sejak tahun 1950, yaitu saat Menteri
Kesehatan dr. J Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga
Makanan Rakyat (LMR).

Anda mungkin juga menyukai