Disusun oleh:
Kelompok I
Nurul Fadilla
Siti Fatimah
SEMESTER : IVA
T.A 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sang
manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran
mengujinya dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini
bukanlah kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
menggiatkan manusia untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan
teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau
melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku, artinya ia
tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu
Untuk itulah setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi
segala realitas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Filsafat
4
menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan
kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak sabagaimana yang
1. membiasakan diri
untuk bersikap kritis terhadap kepercayaan dan sikap yang selama ini sangat kita junjung
tinggi,
para filsuf dan meletakkannya sebagai pisau analisis untuk memecahkan masalah
kehidupan yang berkembang dalam kehidupan konkrit, sejauh pemikiran itu memang
dalam ajaran agama, sebab agama merupakan sumber kebijaksanaan hidup manusia. 1
1
http://repositori.uin-alauddin. ac. Kumpulan makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Apakah Filsafat?
Individu yang berfilsafati diumpakan sebagai seseorang yang ingin mengetahui hakikat dirinya
dalam semesta.
Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seseorang yang
mempelajari ilmu tidak hanya mengenal ilmu dari sudut pandang ilmu itu sendiri melainkan
ingin mengetahui hakikat ilmu dengan konstelasi pengetahuan lainnya. Misalnya ingin
mengetahui kaitan ilmu dengan moral atau kaitan ilmu dengan agama.
Karakteristik berpikir filsafati yang kedua adalah sifat mendasar. Seorang yang berpikir filsafati
akan membongkar pemikirannya secara fundamental. Individu tidak percaya begitu saja bahwa
ilmu itu benar. Mengapa ilmu itu dapat dikatakan benar? Bagaimana proses penilaian
berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apa kriteria itu sendiri benar? Lalu benar itu sendiri
apa?
Terkait dengan mencari kebenaran suatu ilmu, maka individu berspekulasi dan hal ini menjadi
ciri berfikir filsafati yang ketiga, yaitu spekulatif. Dengan hal ini maka akan timbul pertanyaan
terhadap filsafat, bukankan spekulasi merupakan suatu dasar yang tidak dapat diadakan? Seorang
filsuf akan menjawab memang benar demikian, tetapi hal ini tidak bisa dihindarkan. Hal yang
terpenting adalah bahwa dalam prosesnya, baik dalam analisis maupun pembuktiannya, individu
6
dapat memisahkan spekulasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak dapat diandalkan.
Dari hal tersebut dapat disadari bahwa semua pengetahuaan saat ini berawal dari spekulasi. Dari
serangkaian spekulasi dapat dipilih pemikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal
dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria apa yang disebut benar maka tidak
mungkin pengetahuan dapat berkembang di atas kebenaran. Tanpa menetapakan apa yang
disebut baik atau buruk maka tidak mungkin berbicara mengenai moral. Demikan pula tanpa
wawasan apa yang disebut indah atau jelek tidak mungkin kita berbicara tentang kesenian.
Apa yang sebenarnya ditelaah filsafat?. Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka filsafat
menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya
Pada tahap permulaan sekali, filsafat mempersoalkan hakikat manusia. Tahap ini dimulai dari
segenap pemikiran ahli-ahli filsafat sejak zaman dahulu hingga saat ini dan tidak kunjung selesai
memahami hakikat manusia. Setiap ilmu, utamanya ilmu-ilmu sosial memiliki asumsi tertentu
mengenai manusia.
Tahap kedua adalah pertanyaan yang berkisar tentang ada: tentang hakikat hidup dan eksistensi
manusia. Tahap ketiga, terkait dengan tugas utama filsafat, menurut Wittegenstein bukanlah
mungkin.
7
Cabang-Cabang Filsafat
- Logika : apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika)
- Etika : mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika)
- Estetika : apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika)
- Metafisika : teori tentang ada (hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta
Kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang
Cabang-Cabang filsafat tersebut antara lain : Epistemologi (filsafat pengetahuan), Etika ( filsafat
moral), Estetika (filsafat seni), Metafisika, Politik (filsafat pemerintahan), Filsafat agama,
2
Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum, Filsafat Sejarah, dan Filsafat Matematika.
B. Definisi Filsafat
Secara etimologi filsafat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa inggris dan yunani.
Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, sedangkan dalam bahaa Yunani filsafat
merupakan gabungan dari dua kata yaitu philein yang berarti cinta dan philos yang berarti
atau filsafat berate mencintai, menikmati kebajikan dan kebenaran. Hal ini sejalan dengan apa
2
https://www.researchgate.net/publication/pamikiran filsafat
8
yang diucapkan ahli filsafat yunani kuno, socretes, bahwa filosof adalah orang yang mencintai
atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi , filosof bukanlah orang yang bijaksana atau
berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang belajar mencari kebenaran atua
kebijaksanaan. Dalam bahasa Indonesia, fisafat berasal dari bahasa Arab filsafah, yang juga
Pengertian filsafat juga dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi statis dan dari
segi yang dinamis. Dikatakan dinamis karena dimana pada akhirnaya orang harus mencari
kebijaksanaan itu dengan beraneka macam cara dan metode yang dimiliki oleh kemampuan yang
ada, dan dikatakan staris karena orang yang dapat mencukupkan diri atau meras cukup untuk
sekedar mencintai kebijaksaan itu dengan beraneka macam cara dan metode yang dimiliki dan
kemampuan yang ada, dikatakan statis karena dapat mencukupkan diri atau merasa cukup
sekedar mencintai kebijaksaan tersebut. Akan tetapi walupun demikian, secara terinci dan secara
khusus filsafat itu dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencari kebenaran sesungguhnya
dari segala sesuatu yang ada dan mungkin mencari hakikat segala sesuaatu secara ringkas dapat
C. Defenis ilmu
Istilah ilmu atau science merupakan suatu perkataan yang cukup bermakna ganda,
yaitumengandung lebih daripada satu arti. Oleh karena itu, dalam memakai istilah tersebut
untuk menyebut segenappengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan. Jadi,
dalam arti yang pertama iniilmu mengacu pada ilmu seumumnya (science-in-general).Ilmu
9
adalah merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasiyang
didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya filsafat dengan
ilmu,karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami
merupakanrangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan yang sangat
kuat. Ilmu danpengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh sebagian orang
ilmu bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengnai ilmu dan bukannya
dadalamnya ilmu. Sementara sifullah memberikan kesimpulan umum bahwa dasaranya filsafat
tidak lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil filsafat dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal
bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, sepekulatif,
empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya,terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan
ilmu menentukan saran untuk hidup. Karenanya, filsafat inilah kemudia disebut sebagai
Meskipun secara historis antar, ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu
kesatuan, namun dalam perkembangannya dialami divergensi, diman adominasi ilmu lebih kuat
mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk memposisikan
keduanyan secara tepat sesuai dengan batasan wilayahnya masing-masing, bukan untuk
10
mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam kontes lebih
memahami khazanah intelektual manusia. Harold H. titus mengakui kesulitan untuk menyatakan
secara tegas dan ringkas mengenai hubungan antar ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan
sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat , di samping di kalangan ilmuwan sendiri terhadap
perbedaan pandangan dalam hal sifat keterbatasan ilmu, demikian juga di kalangan filsuf
terdapat perbedaan panangan dalam hal sifat dan keterbatasab ilmu, demikian juga di kalangan
filsuf terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna tugas filsafat. Adapun persamaan
(lebih tepatnya persesuaian) antar ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan
berfikir selektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan,
terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta
sangat konsen pada kebenaran, di samping perhatikannya pada pengetahuan yang terorganisasi
dan sistematis.
Sementara itu perbadaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana
ilmu mengkaji bidang yang terbats, ilmu lebib bersifat analitis dan deskritig dalam
pendekatannya, ilmu yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam
pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra
setra berupa untu menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sednagkan filsafat
berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan
mencangkup hal-hal umum dalan berbagai pengalaman manusia, filsafat lebih bersufat sintetis
dan kalaupun analitis maka analisanya memasuku dimensi kehidupan secara menyelurub dan
untun, filsafat lebuh tertarik pada pernyataan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan
masalah hubungan antara fakta khususnya skena masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji
hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni. Dengan
11
memperhatikan ungkapan atas Nampak bahwa filsafat menpunyai batsan yang lenih luas dan
menyeluruh ketimbang ilmu, ini berartu bahwa aoaya yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu,
maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau
dijadikan objek kajian filsafat ( filsafat ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai
kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir reflektif dan sistematis, meski
Filsafat dan keseluruhan ilmu itu bertemu pada suatu titik itu adaklah semuanya ada dan
ynag mungkin ada, ynag disebut dengan objek material, akan tetapi ilmu filsafat tetap berbeda,
tidak sama, karena berbeda pada objek formanya. Objek forman ilmu adalah mencari sebab ynag
sedalam-dalamnya, sedangkan objek forma filsafat adalah mencari keterangan yang sedalam-
dalamnya, sedangkan objek forma filsafat adalah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya.
Ilmu pengetahuan, dengan metodenya sendiri mencoba berusaha mencari kebenaran tentang
alam beserata isinya dan termaksud dalamnya adalah manusia filsafat dengan watak sendiri, juga
berusaha mencari kebenaran,baik kebenaran tentang alam maupun tentang manusia (suatu yang
belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, karena diluar atau diatas jangkauannya)
Filsafat mencoba mencari kebenaran dengan berusaha menjelajahi atau menziarahi akal-
ururtan dan adanya saling berhubungan yang teratur) dan integral ( universal atau berfikit
mengenai keseluruhan) serta tdak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan
tangannya sendiri, yaitu logika. Ilmu pengetahuan menacari kebenaran dengan menggunakan
metode atau cara penyelidikan (riset) dan percobaan (eksperimen) atau sangan terkait dengan
tiga aspek,yaitu aspek hipotesis, aspek teori, dan aspek dalil hokum. Selanjutnya kebenaran ada
12
yang bersifat sepekulatif atau kebetulan saja adalah kebenaran ynag bersifat dugaan atau
perkiraan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, secara riset dan secara eksperimental.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran yang bersifat positif, bukan bersifat spekulasi
atau kebetulan saja, yaitu kebenaran yang masih berlaku hinnga saat ini yang dapat diuji, bail
kebenaran filsafat maupun kebenaran ilmu pengetahuan kedua-duanya nibsi atau relative, artinya
sifatnya sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan perkembangan pemikiran
manusia, yang sangat bergantung pada situasi dan kondisi, termaksud perubahan alam.
mempunyai daerah-daerah tertentu, yaitu alam dengan kejadiannya, sedangkan lapangan filsafat
asalah tentangbhakikat yang umum dan luas. Mengenai tujuannya, tujuan ilmu pengetahuan ialah
berusaha menenukan sifat-sifat dari kejadian alam yang didalamnya nuga terdapat manusia,
sedangkan filsafat bertujuan untuk mengetahui asal usul manusia, hubungan manusia dengan
alam semesta dan bagaimana akhirnya (hari kemudian). Mengenai cara pembahsannya, filsafat
kepastian, kerja sama, serta keyakinan.Dengan demikian, ilmu mengkaji hal-hal yang
13
bersifat empiris dan dapat dibuktikan,filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmudan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan
Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat
Menurut Sidi Gazalba, Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (risetdan
atau eksperimen) batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan
penelitian.Pengetahuan filsafat segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia
yang alami(bersifat alam) dan nisbi batasnya ialah batas alam namun demikian ia
juga mencobamemikirkan sesuatu yang di luar alam, yang disebut oleh agama “Tuhan”.
Sementara itu OemarAmin Housin, mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita
pengetahuan, dan filsafatmemberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat
antara ilmu dan filsafat adalah bahwakeduanya menggunakan berpikir reflektif dalam upaya
baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis,berpikiran terbuka serta sangat konsen
sistematis. Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebihberkaitan dengan titik tekan,
dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifatanalitis dan deskriptif
pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut,
inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia,filsafat lebih
14
secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa
skemamasalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu
denganklaim agama, moral serta seni. Dengan kata lain, filsafat mempunyai batasan yang lebih
luas danmenyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab
oleh ilmu,maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa
dipertanyakan ataudijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat
3
https://www.researchgate.net/publication/hubungan_antara_filsafat-dengan ilmu
15
BAB III
PENUTUP
Sebagai penutup dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu
carayang digunakan untuk mengetahui kebenaran atau kebijakan tentag alam semesta dan
isinyamelalui pemikiran yang mendalam dan tidak terbatas terhadap suatu kajian atau
objek yangditeliti. Sedangkan ilmu adalah serangkaian pengetahuan yang sistematis, dapat diuji,
dan danhanya sampai pada tahap tahu yang diperoleh melalui beberapa proses untuk
mendapatkannya. Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam suatu pembelajaran.
Filsafat dan ilmumerupakan suatu pengetahuan yang hampir sama. Keduanya memiliki
tujuan yang sama yaituuntuk mencari kebenaran, tetapi memilki metode-metode yang berbeda
agar bisa dipahami dengansangat baik. Maka dari itu filsafat dan ilmu sangat berhubungan
yang semakin maju dan perubahankondisi alam. Filsafat mencoba menjawab petanyaan-
pertanyaan yang tidak bisa dijawab olehilmu, maka dari itu bisang kajian filsafat lebih luas
daripada ilmu. Dalam mempelajari filsafat kita mendapatkan banyak manfaat yang salah satu
adalah bisamengembangkan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa
keingintahuanyang dalam terhadap sesuatu yang dianggap baru. Filsafat juga bisa
membuat pemikiran-pemikran menjadi tidak terbatas pada satu objek kajian saja, tetapi pada
4
http://repositori.uin-alauddin. ac. Kumpulan makalah
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/pamikiran filsafat
https://www.researchgate.net/publication/hubungan_antara_filsafat-dengan ilmu
17