Anda di halaman 1dari 39

Dosen pengampu : Mariatul kiptiah, S.T., M.

Eng

HIDROLIKA
ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN
PROGRAM STUDI TEKNIK REKAYASA JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
MATERI ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN:

1. Pengertian aliran berubah lambat laun

2. Persamaan dinamik aliran berubah lambat laun

3. Ciri – ciri, penggolongan dan Analisa profil aliran

4. Kedalaman peralihan

BUKU AJAR HIDRAULIKA HALAMAN 92


TUJUAN MATERI
❑ Menjelaskan konsep aliran berubah beratiran lambat laun

akibat perubahan dasae saluran dan adanya bangunan air

di hulu maupun di hilir

❑ Memberi contoh fenomena aliran berubah lamat laun agar

mahasiswa dapat memperkirakan profil muka air


ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN

Aliran berubah lambat laun (Gradually Varied Flow) pada saluran terbuka berbeda dengan aliran seragam maupun aliran berubah tiba-tiba
(loncat air), dimana kedalaman air pada saluran berubah secara gradual terhadap jarak. Dalam aliran seragam kedalaman air adalah
konstan yang dikenal dengan nama kedalaman normal. Garis kemiringan energi sejajar dengan garis muka air dan garis dasar
saluran. Distribusi kecepatan tetap sepanjang saluran, sehingga perhitungan kedalaman air cukup dilakukan sekali sepanjang
saluran

Pada aliran berubah tiba-tiba, seperti pada loncatan air, kedalaman air berubah secara cepat pada jarak yang pendek. Terjadi
perubahan kecepatan air secara signifikan disertai dengan perubahan penampang basah saluran yang sangat cepat. Dengan laju perlambatan
aliran yang mendadak, maka terjadi kehilangan energi. Perhitungan kedalaman air tidak dapat dilakukan dengan prinsip energi, melainkan
dengan prinsip momentum.

Pada aliran berubah lambat laun perubahan kecepatan terjadi secara gradual terhadap jarak, sehingga pengaruh percepatan pada
aliran antara dua potongan yang berdekatan dapat diabaikan. Perhitungan profil muka air dapat dilakukan berdasarkan prinsip energi.

INGATT. Kehilangan energi pada suatu penampang aliran berubah lambat laun adalah sama dengan kehilangan energi pada suatu
penmapang didala aliran seragam yang mempunyai kecepatan rata-rata dan jari-jari hidrolik sama dengan nilai V dan R
Loncat Air Aliran tdk seragam

Aliran sub kritis


Al. Uniform

Sub kritis
Super kritis
PERSAMAAN ALIRAN BERUBAH BERATURAN
y
Garis Horizontal

𝑉2 dH
𝑎
2𝑔

V2
H = z + d cos θ + a
2g
Dimana :

H = Tinggi tekanan total


y d
z = Jarak vertikal dasar saluran terhadap garis refrensi
d cos θ
θ d = Kedalaman aliran dihitung terhadap garis tegal lurus dasar

Θ = Sudut kemiringan dasar saluran

θ 𝑎 = Koefesien energi = 1
900
V = Kecepatan aliran reeata pada tampang

900

Garis Refrensi
PENDAHULUAN
V2
H = z + d cos θ + a 2g Persamaan 1

karena sudut kemiringan dasar saluran angat kecil maka d cos θ = y dan a = 1, sehingga
V2
H=z+y+ Persamaan 2
2g

Untuk menghitung profil muka air, pertama-tama diperlukan variasi energi total sepanjang saluran. Untuk itu total energi, H, pers (8-1) perlu
kita deferensialkan terhadap jarak, x Persamaan 2 di difrensialkan terhadap sumbu x, maka
𝑑𝐻 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑 V2
𝑑𝑥
= 𝑑𝑥
+ 𝑑𝑥
+ ( )
𝑑𝑥 2g
Persamaan 3

Perlu diketahui :
𝑑𝐻
kemiringan garis energi, 𝐼𝑓 = − 𝑑𝑥

𝑛2 𝑉 2 𝑛2 𝑄2
untuk persamaan manning 𝐼𝑓 = atau 𝐼𝑓 =
𝑅 4/3 𝐴 2 𝑅 4/3

𝑉2 𝑄2𝑃
untuk persamaan Chazy 𝐼𝑓 = atau 𝐼𝑓 =
𝐶2𝑅 𝐶 2𝑅3

𝑑𝑧
kemiringan dasar saluran , 𝐼0 = −
𝑑𝑥
Maka berdasarkan persamaan 3, diadapatkan

𝑑𝑦 𝐼0 −𝐼 𝑓 𝑑 𝑉2 𝑄2𝑇
= 𝑑 𝑉2
( ) =− merupakan perubahan tinggi kecepatan atau perubahan aliran lambat laun
𝑑𝑥 1+ ( ) 𝑑𝑦 2𝑔 𝑔𝐴 3
𝑑𝑦 2𝑔
Klasifikasi Aliran Berubah Lambat Laun

𝑑𝑦 𝐼0 −𝐼 𝑓 𝑑𝑦 𝐼0 −𝐼 𝑓 𝑑𝑦
= 𝑑 𝑉2
atau = 𝑄2 𝑇
dibedakan menjadi tiga kondisi muka air berdasarlan nilai
𝑑𝑥 1+ ( ) 𝑑𝑥 1− 3 𝑑𝑥
𝑑𝑦 2𝑔 𝑔𝐴

𝑑𝑦
> 0, aliran balik (back water) kedalaman air bertambah dengan arah aliran disepanjang saluran
𝑑𝑥
yn

𝑑𝑦
= 0, maka muka air sejajar dengar dasar saluran
𝑑𝑥

𝑑𝑦
< 0, aliran menurun (drawdown)kedalaman air berkurang dengan arah aliran disepanjang saluran
𝑑𝑥
Klasifikasi Aliran Berubah Lambat Laun

Bergantung pada kemiringan dasar saluran, kondisi permukaan, geometri penampang melintang, dan

debit, saluran terbuka dapat diklasifikasikan kedalam lima macam. Pengelompokan ini berdasarkan

kondisi aliran di saluran yang diindikasikan oleh posisi relatif kedalaman normal, yN, dan kedalaman

kritis, yc, yang dihitung untuk tiap-tiap saluran. Kriterianya adalah sbb.:

a. Saluran datar (Horizontal channel ) : Io = 0 dan 𝑦𝑛 ∝

b. Saluran landai (Mild channel) : Io < IC dan yn > yc

c. Saluran kritis (Critical channel) : Io = Ic dan yn = yc

d. Saluran terjal (Steep channel) : Io > Ic dan yn < yc

e. Saluran menanjak (Adverse channel) : Io < 0


a. Saluran Datar (Horizontal Channel ) : IO = 0 dan 𝒚𝒏 ∝
b. Saluran Landai (Mild Channel) : Io < IC dan yn > yc
c. Saluran Kritis (Critical Channel) : Io = Io dan yn = yc
d. Saluran Terjal (Steep Channel) : Io > Io dan yn < yc
e. Saluran Menanjak (Adverse Channel) : Io < 0
PROFIL MUKA AIR
𝐼𝑓
𝑑𝑦 𝐼0 −𝐼 𝑓 𝑑𝑦 𝐼0 (1 − )
𝑑𝑥
= 𝑄2 𝑇
dapat ditulis sebagai berikut 𝑑𝑥
= 𝐼0
𝑄2 𝑇
1− 3 1− 3
𝑔𝐴 𝑔𝐴

𝑛2 𝑉 2 𝑛2 𝑄2
untuk persamaan manning 𝐼𝑓 = atau 𝐼𝑓 =
𝑦 4/3 𝐵 2 𝑦 10/3

untuk aliran seragam dimana 𝐼𝑓 = 𝐼0 dan kedalaman aliran adalah y n maka:

𝑛2𝑉 2 𝑛2𝑄2
𝐼0 = 4/3 = 10/3
𝑦𝑛 𝐵 2 𝑦𝑛

3 𝑄2
untuk saluram segiempat kedalaman kritis , 𝑦𝑐 =
𝑔𝐵 2

𝑦
𝑑𝑦 1 −( 𝑦𝑛 ) 10/3
Maka = 𝐼0 𝑦
𝑑𝑥 ( 𝑦𝑐 ) 3
TIPE PROFIL MUKA AIR
TIPE PROFIL MUKA AIR

Bangunan air seperti bending,


penyemmpitan saluran atau belokan
sungai

Pada terjunan dan perlebaran saluran

Terjadi jika,
𝐼0 < 𝐼𝑐 Bagian hulu dari loncatan air dan
𝑎𝑡𝑎𝑢 sangat pendek dari M1
𝑦𝑛 > 𝑦𝑐

Untuk dasar saluran horizontal


TIPE PROFIL MUKA AIR

Sebelah hulu bendung yang berada


disaluran curam

Perubahan aliran dari saluran landau


masuk kesaluran curam

Sebelah hilir pintu air berada di


saluran curam
1. METODE LANGKAH LANGSUNG
Metode Langkah langsung dilakukan dengan membagi y
Garis Horizontal
saluran menjadi sejumlah pias dengan panjang (Δx)
𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑖𝑓 Δ𝑥
2𝑔

𝑉1 2 𝑉2 2
𝑧1 + 𝑦1 + = 𝑧2 + 𝑦2 + + ℎ𝑓
2g 2g
Mengingat
z2 - z1 = Io Δx
y d
Dan
hf = if Δx
Maka, 2

𝑉1 2 𝑉2 2
𝐼0 ∆𝑥 + 𝑦1 + = 𝑧2 + 𝑦2 + + if Δx
2g 2g

𝑉2 2 𝑉1 2 Δ𝑧 = 𝐼 𝑜 Δ𝑥
𝑦2 + 2g − (𝑦1 + 2g )
𝐸𝑠2 − 𝐸𝑠2
∆𝑥 = ata𝑢 Garis Refrensi
𝐼0 − 𝐼𝑓 𝐼0 − 𝐼𝑓
CONTOH SOAL
LANGKAH LANGSUNG

Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding 1: 1, dengan lebar B 2,0 m dan

kemiringan dasar saluran 0,0004. manning n = 0,012. , mengalirkan air dengan debit Q = 2 m3/detik,

kedalaman air pada 2 titik berdelakatan adalah 1,0 dan 0,9 m. Hitung jarak antara kedua tamoang

tersebut
CONTOH SOAL
LANGKAH LANGSUNG
Lebar dasar saluran, B = 2 m

Kemiringan dinding saluran, m = 1

Kemiringan dasar saluran, I 0 = 0,0004

Kedalaman air = 0,9 m dan 1 m

Debit, q = 2, m 3 /detik

Kekasaran manning, n = 0,012

HITUNG JARAK ANTARA KEDUA TAMPANG?


CONTOH SOAL
LANGKAH LANGSUNG
PENYELESAIAN
𝑉1 2 𝑉2 2
𝑧1 + 𝑦1 + = 𝑧2 + 𝑦2 + + ℎ𝑓
Titik 1 2g 2g
Jari jari hidaraulis rerata, Rrerata = R1 + R2 / 2 = (0,5 + 0,473 )/ 2 = 0,486 m
Luas penampang basah , A = 2 x 1 = 2 m2
Tinggi kecepatan energi rerata, E rerata = (E1 + E2)/2 =( 0,0509 + 0,0629) / 2 =
Keliling penampang, P = 2 x 1 + 2 = 4 m
Luas penampang rerata = A1 + A2 / 2 = 2 + 1,8 / 2= 1, 9 m
Jari jari hidaraulis, R = A/P = 2/4 = 0,5 m
Keliling penampang basah rerata = P1 + P2 / 2 = 4 + 3,8 / 2= 3,9 m

𝑉1 2 𝑄2 22
Tinggi kecepatan energi = = 2g 𝐴 2 = = 0,0509 𝑛2𝑉 2 𝑛2𝑄2 0,012 2 2 2
2g 1 2×9,81 ×22 Kemiringan muka air saluran, If = atau 𝐼𝑓 = = =0,00041
𝑦 4/3 𝐵 2 𝑦 10/3 2 2 0,486 10/3

Titik 2 Jaraka antar 2 penampang

Luas penampang basah , A = 2 x 0,9 = 1,8 m2


𝑉22 𝑉1 2
𝑦2 + 2g −(𝑦1 + 2g )
Keliling penampang, P = 2 x 0,9 + 2 = 3,8 m ∆𝑥 = =
0,9+0,0629 −(1,0+0,0509)
= 0,55 m = 5361 m
𝐼0 − 𝐼𝑓 0,0004−0,00041

Jari jari hidaraulis, R = A/P = 1,8/3,8 = 0,473 m

𝑉1 2
Tinggi kecepatan energi = 2g
𝑄2
= 2g 𝐴 2
1
=
22
2×9,81 ×1,82
= 0,0629
CONTOH SOAL 2
LANGKAH LANGSUNG

Suatu saluran berbentuk trapesium dengan lebar 5 m dan kemiringan tebing 1:1 mempunyai

kekasaran dasar n = 0,022. kemiringan dasar saluran I0 = 0,012 dan debit aliran 40 m3/detik yang

berasal dari suatu waduk. Hitung profil muka iair dengan metode Langkah lansung?
CONTOH SOAL
LANGKAH LANGSUNG
Lebar dasar saluran, B = 5 m

Kemiringan dinding saluran, m = 1

Kemiringan dasar saluran, I 0 = 0,012

Debit, q = 40 m 3 /detik

Kekasaran manning, n = 0,022

HITUNG PROFIL MUKA AIR DENGAN METODE LANGKAH LANGSUNG


CONTOH SOAL
LANGKAH LANGSUNG
PENYELESAIAN

1 2/3 1/2 1 [ 𝐵 + 𝑚𝑦𝑛 𝑦]2/3


𝑄 =𝐴 ×𝑉 = 𝐴 𝑅 𝐼𝑓 = (𝐵 + 𝑚𝑦𝑛 )𝑦𝑛 𝐼𝑓 1/2
𝑛 𝑛 (𝐵 + 2 1 + 𝑚2 𝑦𝑛 )2/3

1 [ 𝐵 + 𝑚𝑦𝑛 𝑦]2/3
𝑄 = (𝐵 + 𝑚𝑦𝑛 )𝑦𝑛 𝐼𝑓 1/2
𝑛 (𝐵 + 2 1 + 𝑚2 𝑦𝑛 )2/3

1 [ 5 + 𝑦𝑛 𝑦]2/3
40 = 0,0121/2
0,22 (5 + 2 1 + 12 𝑦𝑛 )2/3

5
(5 + 𝑦𝑛)3 𝑦𝑛5/3
8,033 = dengan metode iterasi
(5 + 2 2𝑦𝑛 )2/3
2. METODE INTEGARASI NUMERIK

1 2/3 1/2
Kecepatan rerata 𝑉 = 𝑛 𝑅 𝐼𝑓 persamaan 1.1
1 2/3 1/2
Debit 𝑄 = 𝐴 × 𝑉 = 𝐴 𝑛 𝑅 𝐼𝑓 persamaan 1.2

atau
𝑛2𝑉 2
𝐼𝑓 = persamaan 1.3
𝐴 2 𝑅 4/3

maka,

𝑛2 𝑉2
𝑑𝑦 𝐼0 −𝐼 𝑓 𝐼0 − 2 4/3
= 𝑄2 𝑇
= 𝐴 𝑅
𝑄2 𝑇
persamaan 1.4
𝑑𝑥 1− 3 1− 3
𝑔𝐴 𝑔𝐴
2. METODE INTEGARASI NUMERIK

𝑦𝑖

𝑖 𝑦𝑖+1

∆𝑥 = 𝐼0 ∆𝑥

∆𝑥

𝑥𝐼+1
2. METODE INTEGARASI NUMERIK
Penyelesaian secara numerik menggunakan persamaan taylor:
𝑑𝑦 𝑦 𝑖+1 −𝑦 𝑖
= persamaan 1.5
𝑑𝑥 𝑥 𝑖+1 −𝑥 𝑖
𝑑𝑦
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑑𝑥 (𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 ) persamaan 1.6

𝑑𝑦
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑑𝑥 ∆𝑥𝑖 persamaan 1.7

Dimana ∆𝑥𝑖 = 𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖


Indeks i merupakan (y, A, R, T)

𝑑𝑦
Apabila ∆𝑥𝑖 kecil maka dapat dianggap berubah secara linier, maka
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑖+ 𝑖+1 𝑓𝑖 +𝑓𝑖+1
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥𝑖 atau 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 2 ∆𝑥𝑖 persamaan 1.8
2

𝑛2 𝑉2
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝐼0 − 2 4/3
dimana 𝑓 = maka 𝑓 = = 𝐴 𝑅
𝑄2 𝑇
persamaan 1.9
𝑑𝑥 𝑑𝑥 1− 3
𝑔𝐴
2. METODE INTEGARASI NUMERIK
Prosedur perhitungannya dimulai

1. dengan kedalaman yang diketahui f dengan persamaan 1.9

2. Anggap fi+1 = fi

3. Hitung nilai yi+1 dengan persamaan 1.8 dengan menggunakan nilai dari Langkah 2 atau nilai fi+1 dari

Langkah 4

4. Hitung nilai baru yi+1 dengan mennggunakan fi+1 dyang dihitung dari Langkah 3

5. Apabila nilai yi+1 dari Langkah 3 dan 4 masih berbeda, maka Langkah 3 dan 4 di ulang kembali

6. Sesudah nilai yi+1 yang benar diperoleh, dihitung nilai yi+2 dari yang berjarak Δx dari yi+1

7. Prosedir diatas diulang sepanjang saluran (x)


CONTOH SOAL
METODE INTEGARASI NUMERIK

Suatu saluran berbentuk trapesium dengan q = 2,5 m3/d/m mempunyai kemiringan dasar I0 = 0,001

dan n = 0,025. Hitung profil muka air (garis pembendungan_ yang terjadi karena adanya bending

dimana kedlamaan air sedikit dihulu bending adalah 2 m, dengan metode integrasi numerik?
PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK
Lebar dasar saluran, B = 1,0 m

Kemiringan dinding saluran, m = 1

Kemiringan dasar saluran, I 0 = 0,001

Kedalaman air dihulu, y = 2,0 m

Debit, q = 2,5 m 3 /detik

Kekasaran manning, n = 0,025

HITUNG dan GAMBARKAN PROFIL MUKA AIR ?


PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK
mulai dengan menentukan tipe profil muka air, dengan menghitung kedalaman normal, hn, dan kedalaman kritis, hc.

Kedalaman air normal, hn dapat kita peroleh dengan rumus Manning


1 2/3 1/2 1 2/3 1/2
𝑄 =𝐴×𝑉 =𝐴 𝑅 𝐼𝑓 atau 𝑄 =𝐵𝑦 ×𝑉 =𝐴 𝑅 𝐼𝑓
𝑛 𝑛

Dengan memasukkan parameter yang sudah diketahui dimana R = yn, kita dapatkan:

1 2/3 1/2
𝑄 = 1 𝑦𝑛 × 𝑦𝑛 𝐼𝑓
𝑛

1
2,5 = 𝑦𝑛 5/3 (0,001)1/2
0,025

𝑦𝑛 5/3 = 1,9764

𝑦𝑛 = 1,5049 𝑚
PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK
𝑦𝑛 = 1,5049 𝑚

Kedalamana aliran keritis dihitung dengan persamaan

3 𝑞2 3 2,52
𝑦𝑐 = = = 0,86 𝑚
𝑔 𝑔

Karena yn > yc maka tipe aliran sub kritis

Karena aliran sub kritis maka air dihitung dari hilir ke hulu, dengan nomor titik speerto gambar dibawah ini
PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK

yc
x6 yn y=2

x5
x4

x3
x2

x1
PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK
Untuk saluran lebar

𝑛2 𝑞2
𝐼0 − 10 𝑖
𝑑𝑦 𝑦3
𝑓𝑖 = = 𝑞2
𝑑𝑥 1− 𝑖
𝑔𝑦 3

Karena i = 1

0,025 2 2,5 2
0,001− 10
23
𝑓1 = 2,5 2
= 0,000665
1−
9,81 ×2 3
PENYELESAIAN
METODE INTEGARASI NUMERIK
Pertama anggap f2 = f1, sehingga dapat dihitung y2 dengan persamaan 1.8

𝑓𝑖 +𝑓𝑖+1
𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥𝑖
2

𝑓1 + 𝑓2 0,000665 + 0,00065
𝑦2 = 𝑦𝑖 − ∆𝑥𝑖 = 2 − 200 = 1,8669
2 2
0,025 2 2,5 2
0,001 − 10
1,8669 3
𝑓′ 2 = = 0,000568
2,5 2
1−
9,81 × 1,8669 3

0,000665 + 0,000568
𝑦′ 2 = 2 − 1,8767
2
Karena y’2 mendekati nilai y2 maka sudah benar, maka hitungan selanjutnya adalah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai