Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. I DENGAN DIAGNOSA


MEDIS G2, P1, A0, GRAVIA ATERM INPARTU KALA I
DI RUANG INC RSUD LABUANG BAJI
PROV.SULSEL

OLEH :

NAMA : MARGARITA YAFTORAN

NIM : 7119301710

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS STIK FAMIKA MAKASSAR

2022

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA I

A. PERSALINAN NORMAL
1. DEFINISI
 Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah &
Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2006).

2. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim

2
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
           
3. PATOFISIOLOGI

4. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN

3
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-
sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).

Tanda-Tanda In Partu :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian  servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar.

5. FAKTOR PERSALINAN
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal. Passage terdiri dari:
1). Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a). Os. Coxae
- Os illium
- Os. Ischium
- Os. Pubis
b). Os. Sacrum = promotorium
c). Os. Coccygis

4
2). Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
       Pintu Panggul
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet.
c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet.
d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
       Bidang-bidang:
a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
b) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
b. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja
dengan baik dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah
segmen bawah rahim dan serviks.

5
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat:
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling).
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
1) Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
2) Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi)
dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1) Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau 
persepuluh menit.
2) Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa

6
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4) Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5) Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit.
6) Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup
bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien
sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.

Kelainan kontraksi Otot Rahim


a) Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang    terbagi menjadi: Inertia uteri primer: apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah.
2) Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada
pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban
telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu
maupun janin sehingga memerlukan  konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
b) Tetania uteri

7
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin
fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
- Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam
persalinan.
- Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan 
inversion  uteri.
- Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian
janin  dalam Rahim.
c) Inkoordinasi otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau
pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi
otot rahim adalah:
1) Faktor usia penderita elative tua
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas

c. Passanger
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah  kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun

8
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.

d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang
belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran

e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan
janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.

6. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:

9
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
1) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
2) Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap
2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke
pelvis.
b. FISIOLOGIS
1) Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :
a) Perubahan Tekanan Darah
b) Tekanan darah meningkat selama kontraksi.
c) Tekanan sistolik rata – rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg.
d) Tekanan darah turun diantara kontraksi.
e) Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu sirkulasi darah, dan
janin dapat asfiksia.

2) Perubahan Metabolisme
a) Metabolisme aerob dan anaerob karbohidrat akan naik. 

10
b) Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka
tubuh.
c) Kenaikan metabolisme ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi,
pernafasan kardiak Output dan kehilangan cairan.
3) Perubahan Suhu Badan
a) Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera
setelah persalinan.
b) Kenaikan suhu tidak boleh melebihi 0,1 – 1oC.
c) Kenaikan suhu yang berlangsung lama diindikasi dehidrasi.
4) Denyut Jantung
a) Denyut jantung naik saat kontraksi.
b) Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau
terlentang.
c) Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi.
d) Perlu pengontrolan secara periode untuk mengetahui infeksi.
5) Perubahan Pernafasan
a) Pernafasan sedikit naik saat persalinan.
b) Disebabkan karena adanya rasa nyeri dan kekhawatiran.
c) Penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar.
6) Perubahan Renal.
a) Poli Usia sering terjadi karena meningkatnya cardiac output dan filtrasi
glomerulus.
b) Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat
penurunan janin.
c) Serta untuk menghindari Retensio Urine setelah melahirkan.

7) Perubahan Gastro Intenstinal


a) Penyerapan makanan padat berkurang.

11
b) Menyebabkan pencernaan hampir terhenti dan sehingga menyebabkan
konstipasi.
8) Perubahan Hematologis
a) Hubungan akan meningkat 1,2 gram / 100 ml.
b) Jumlah sel – sel darah putih akan meningkat 5000 – 15.000 WBC sampai
akhir pembukaan lengkap.
c) Gula darah akan turun selama persalinan.
d) Dan akan turun drastis pada persalinan dengan penyulit.
9) Kontraksi Uterus
a) Terjadi karena adanya rangsangan otot polos
b) Penurunan hormon Estrogen menyebabkan keluarnya H. Oksitoksin.
c) Kontraksi dimulai dari fundus menjalar ke bawah.
d) Fundus Uteri bekerja kuat dan akan mendorong janin ke bawah.
e) Serviks menjadi lembek dan membuka.
10) Pembukaan SAR dan SBR
a) SAR terbentuk pada uterus bagian atas.
b) Otot lebih tebal dan kontraktif.
c) Terdapat banyak otot soron g dan memanjang.
d) SBR terbentuk di uterus bagian bawah antara Istmus dan Serviks.
e) Sifat otot tipis dan elastis.
11) Perubahan Serviks
a) Otot yang mengelilingi Osteum Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR.
b) Menyebabkan Serviks pendek menjadi  lunak dan SBR
c) Bentuk Serviks menghilang, karena kanalis Servikalis membesar dan
membentuk OUE.
12) Perubahan OUI dan OUE
a) Pembukaan Serviks disebabkan karena membesarnya OUE, Karena
otot disekitar Ostium meregang untuk dapat dilewati kepala I.
b) Pembukaan Uteri disebabkan karena tekanan isi Uterus (kepala dan
kantong Amnion).

12
c) Pada primigravida OUI terbuka dahulu, dilanjutkan pembukaan OUE.
d) Pada multigravida OUI dan OUE membuka bersama – sama.
13) Show
a) Keluar lendir dan darah dari Vagina.
b) Lendir berasal dari kanalis Servikalis yang tersumbat lendir selama
persalinan.
c) Darah berasal dari desidua yang terlepas.
14) Tonjolan Kantong Ketuban
a) Disebabkan oleh regangan SBR sehingga Selaput Khorion Lepas.
b) Adanya tekanan menyebabkan kantong yang berisi cairan menonjol.
c) Bila selaput ketuban pecah maka cairan akan keluar.
d) Sehingga placenta tertekan dan fungsi placenta tergantung sehingga
fetus akan kekurangan O2.
15) Pemecahan Kantong Ketuban.
a) Pada akhir kala I pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada
tahanan serta desakan janin menyebabkan kantong ketuban pecah diikuti
proses kelahiran bayi.

c. FASE – FASE DALAM KALA I PERSALINAN


1) Fase Laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b) Berlangsung hingga serviks membuka < dari 4 cm. (1 –3 cm).
c) Pada Umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal 38)

2) Fase Aktif

13
a) Frekuensi dan lama kontraksi Uterus akan meningkat secara bertahap
(Kontraksi dianggap adekuat / memadai jika 3x atau lebih dalam waktu:
10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) akan
terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm perjam (Primigravida). Atau
lebih dari 1 cm untuk multipara.
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(Buku Acuan APN, Revisi 2007, Hal: 38)
Fase Aktif dibagi atas 3 fase meliputi :
a) Fase Akselerasi                  :  Pembukaan 4 –8 cm.
b) Fase Dilaktasi maksimal    :  Pembukaan 8 – 9 cm.
c) Fase Deselerasi                  :  Pembukaan 9 – 10 cm.

d. MANAJEMEN KALA I
1) Mengindentifiksai Masalah.
2) Mengkaji Riwayat Kesehatan, meliputi: Riwayat kesehatan sekarang, HIS,
ketuban, pendarahan pervaginam bila ada, Riwayat kesehatan saat
kehamilan, Riwayat kesehatan yang lalu bila ada.
3) Pemeriksaan Fisik.
4) Pemeriksaan Janin.
5) Menilai data dan membuat diagnosa.
6) Menilai kemajuan persalinan.
7) Membuat Rencana Asuhan Kebidanan Kala I.

e. TANDA BAHAYA PERSALINAN PADA KALA I


a) Tekanan darah > 140 / 90 mmHg.
Rujuk ibu dengan posisi miringkan ke kiri sambil diinfus DS %.
b) Temperatur > 38oC : beri banyak minuman, beri Antibiotik, Rujuk .

c) DJJ < 100 atau > 160 x / menit.

14
Posisi ibu miring ke kiri, beri O2, rehidrasi, bila membaik diteruskan
dengan pantauan, jika tidak membaik dirujuk.
d) Kontraksi < 2x dalam 10 menit berlangsung < 40 detik maka segera diatur
Ambulasi, mengubah posisi tidur, kosongkan kandungan kencing, stimulasi
Puting susu, memberi nutrisi, jika partograf melebihi garis waspada maka
dirujuk.
e) Pembukaan Serviks, melewati garis waspada, beri hidrasi, rujuk.
f) Cairan Amnion bercampuran mekonium / darah / berbau, beri hidrasi,
antibiotik posisi tidur miring ke kiri, Rujuk.
g) Urine, Volume sedikit dan kental, beri minum banyak.

f. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KALA I


Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu
yang pertama kali melahirkan, perubahan-perubahan yang dimaksud adalah:
1) Perasaan tidak enak
2) Takut dan ragu-ragu dengan persalinan yang akan dihadapi
3) Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah
persalinan akan berjalan normal
4) Menganggap persalinan sebagai cobaan
5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
6) Apakah bayinya normal atau tidak
7) Apakah ia sanggup merawat bayinya
8) Ibu merasa cemas (Sumarah, 2009)

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb

c. PENATALAKSANAAN

15
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature.
PERSIAPAN PERSALINAN
a. Ibu
1) Gurita, 3 buah
2) Baju tidur, 3 buah
3) Underware secukupnya
4) Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
5) Pembalut khusus, 1 bungkus
6) Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
b. Bayi
1) Popok dan gurita bayi, 1-2 buah.
2) Baju bayi, 1-2 buah
3) Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
4) Selimut,topi dan kaos kaki bayi
5) Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
c. Penolong
1) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek.
2) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan

16
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan
akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau
penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain
penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus
hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan yang
bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4) Alat
       Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
a) 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b) Gunting tali pusat
c) Benang tali pusat
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomy
f) Alat pemecah selaput ketuban
g) 2 psang sarung tangan dtt
h) Kasa atau kain kecil
i) Gulungan kapas basah
j) Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k) Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l) 4 kain bersih
m) 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
5) Bahan
a) Partograf
b) Termometer
c) Pita pengukur
d) Feteskop/ dopler
e) Jam tangan detik

17
f) Stetoskop
g) Tensi meter
h) Sarung tangan bersih
6) Obat-Obatan
        Ibu
a) 8 Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml.
b) 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin.
c) 3 botol RL
d) 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C         
Bayi   
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg

d. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kala I (Fase Laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas.
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan.
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.

2) Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.

18
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang
dan kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
3) Intervensi
DIAGNOSA
N
KEPERAWATA NOC NIC
O
N
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan a. Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama 3 x 24 lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi. jam diharapkan ansietas prosedur.
pasien berkurang dengan b. Berikan informasi
kriteria hasil: tentang perubahan
a. TTV normal psikologis dan fisiologis
b. Pasien dapat pada persalinan.
mengungkapkan c. Kaji tingkat dan
perasaan cemasnya. penyebab ansietas.
c. Lingkungan sekitar d. Pantau tekanan darah
pasien tenang dan dan nadi sesuai indikasi.
kondusif e. Anjurkan klien
mengungkapkan
perasaannya.
f. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien.
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan a. Kaji persiapan,tingkat
pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan dan
tentang kemajuan jam pengetahuan pasien harapan klien.
persalinan b/d tentang persalinan b. Beri informasi dan
kurang mengingat meningkat dengan criteria kemajuan persalinan

19
informasi yang hasil: normal.
diberikan, Pasien dapat men- c. Demonstrasikan teknik
kesalahan demonstrasikan teknik pernapasan atau
interpretasi pernafasan  dan posisi yang relaksasi dengan tepat
informasi. tepat untuk fase persalinan. untuk setiap fase
persalinan.
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Kaji latar belakang
terhadap infeksi keperawatan selama 3 x 24 budaya klien.
maternal b/d jam diharapkan infeksi b. Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan maternal dapat terkontrol pantau   tanda-tanda
vagina berulang dengan criteria hasil: vital.
dan kontaminasi a. TTV dbn c. Tekankan pentingnya
fekal. b. Tidak terdapat tanda- mencuci tangan yang
tanda infeksi. baik.
d. Gunakan teknik aseptic
saat pemeriksaan
vagina.
e. Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Pantau masukan dan
terhadap keperawatan selama 3 x 24 haluaran.
kekurangan cairan jam, diharapkan cairan b. Pantau suhu setiap 4
b/d masukan dan seimbang dengan kriterian jam atau lebih sering
peningkatan hasil: bila suhu tinggi, pantau
kehilangan cairan a. TTV dbn tanda-tanda vital. DJJ
melalui pernafasan b. Input dan output cairan sesuai indikasi.
mulut. seimbang. c. Kaji produksi mucus
c. Turgor kulit baik. dan turgor kulit.
d. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral.
e. Pantau kadar

20
hematokrit.
5. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan pemahaman
terhadap koping keperawatan selama 3 x 24 dan harapan terhadap
individu tidak jam diharapkan koping proses persalinan.
efektif b/d pasien efektif dengan b. Anjurkan
ketidakadekuatan criteria hasil: mengungkapkan
system pendukung. a. Pasien dapat perasaan.
mengungkapkan c. Beri anjuran kuat thd
perasaannya mekanisme koping
positif.
d. Bantu relaksasi
  
b. Kala I (Fase Aktif)
1) Pengkajian
a) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
c) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
e) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara).

2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi.
b) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.

21
c) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
d) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan
mobilitas gastrik.
e) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen
dan aliran darah.
3) Intervensi
DIAGNOSA
N
KEPERAWAT NOC NIC
O
AN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan a. Kaji derajat
berhubungan keperawatan selama 3 x ketidaknyamanan
dengan tekanan 24 jam, diharapkan nyeri secara verbal dan
mekanik dari terkontrol dengan criteria nonverbal.
bagian hasil: b. Pantau dilatasi servik
presentasi. a. TTV dbn c. Pantau tanda vital dan
b. Pasien dapat DJJ.
mendemonstrasikan d. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan dan
relaksasi.
e. Bantu tindakan
kenyamanan seperti:
f. Gosok punggung, kaki
g. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam.
h. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
i. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak.
j. Berikan  lingkungan
yang tenang

22
2. Perubahan Setelah dilakukan asuhan a. Palpasi di atas simpisis
eliminasi urin b/d keperawatan selama 3 x pubis.
perubahan 24 jam, diharapkan b. Monitor  masukan dan
masukan dan eliminasi urine pasien haluaran.
kompresi normal dengan kriteria c. Anjurkan upaya
mekanik kandung hasil: berkemih sedikitnya 1-
kemih. a. Cairan seimbang. 2 jam.
b. Berkemih teratur d. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat
di atas perineum.
e. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan.
f. Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa.
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Tentukan pemahaman
terhadap koping keperawatan selama 3 x dan harapan terhadap
individu tidak 24 jam, diharapkan proses persalinan.
efektif b/d krisis koping pasien efektif b. Anjurkan
situasi. dengan criteria hasil: mengungkapkan
a. Pasien dapat perasaan.
mengungkapkan c. Beri anjuran kuat
perannya. terhadap mekanisme
koping positif dan
bantu relaksasi 

4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Pantau aktivitas uterus


terhadap cedera keperawatan selama 3 x secara manual.
maternal b/d efek 24 jam,diharapkan cidera b. Lakukan tirah baring
obat-obatan terkontrol dengan kriteria saat persalinan menjadi
pertambahan hasil: intensif.
mobilitas    a. TTV dbn c. Hindari meninggikan

23
gastrik. b. Aktivitas uterus baik. klien tanpa perhatian.
c. Posisi pasien nyaman d.  Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke
kiri.
e. Berikan perawatan
perineal selama 4 jam.
f. Pantau suhu dan nadi.
g. Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV).
5. Risiko tinggi Setelah asuhan a. Kaji adanya kondisi
terhadap keperawatan selama 3 x yang menurunkan
kerusakan gas 24 jam, diharapkan janin situasi uteri plasenta.
janin b/d dalam kondisi baik b. Pantau DJJ dengan
perubahan suplay dengan criteria hasil: segera bila pecah
oksigen dan a. DJJ dbn ketuban.
aliran darah b. Presentasi kepala c. Instuksikan untuk tirah
(+) baring bila presentasi
c. Kontraksi uterus tidak masuk pelvis.
teratur d. Pantau turunnya janin
pada jalan lahir.
e. Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi.
  

24
DAFTAR PUSTAKA
Depkes (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP.
Prawirohardjo, S. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBP-SP.
Sastrawinata, S.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elemen.
Setiono, Wiwing. (2014). Laporan pendahuluan persalinan normal. Dimuat dalam
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-
persalinan-normal.html#.U_h8ZMWSw0o (Diakses tanggal 24 Agustus
2014).
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.

25

Anda mungkin juga menyukai